Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
STANDAR
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Disusun oleh :
Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No.277.K/DIR/2012
Diterbitkan oleh :
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Nara Sumber :
1.
2.
3.
4.
5.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Daftar Isi
Daftar Tabel
Tabel 1. Faktor Pengali Kuat Tekan Beton ........................................................................ 4
Tabel 2. Tiang dengan panjang dasar ............................................................................... 6
Tabel 3. Toleransi Dimensi ................................................................................................ 7
Tabel 4. Jumlah Sampel Pengujian Contoh ..................................................................... 15
Tabel 5. Mata Uji ............................................................................................................. 16
Daftar Gambar
Gambar 1. Konstruksi Konduktor Pembumian dan Konduktor Pembumian di Bagian
Bawah Tiang ................................................................................................................... 10
Gambar 2. Terminal Pembumian..................................................................................... 11
Gambar 3. Contoh Penandaan Tiang Beton .................................................................... 13
Gambar 4. Pengujian Kelurusan...................................................................................... 17
Gambar 5. Rancang Bangun Pondasi Umpak Bertulang Baja ......................................... 23
Gambar 6. Rancang Bangun Pondasi Umpak Bertulang Baja (lanjutan) ......................... 24
Gambar 7. Pondasi Bertulang (minipile) .......................................................................... 25
Daftar Lampiran
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Prakata
Standar Spesifikasi Tiang Listrik dan Lengkapannya, Bagian 2: Tiang Beton Pratekan ini
adalah revisi dari SPLN 93: 1991, Tiang Beton Pratekan untuk Jaringan Distribusi.
Salah satu materi revisi adalah menindaklanjuti penugasan Direktur Perencanaan dan
Pembinaan Afiliasi sesuai surat No. : 0050/11/Dir/2013, tanggal 15 April 2013 agar
membuat spesifikasi tiang beton tersegmentasi untuk penggunaan pada daerah dengan
daya dukung tanah tidak baik (gambut/rawa/pemukiman di atas air).
Tiang tersegmentasi juga dapat merupakan pilihan untuk mengatasi faktor kesulitan
transportasi tiang ke lokasi pemasangan dan terhadap kebutuhan tiang yang lebih tinggi
dalam mengantisipasi perkembangan beban gardu induk.
Selain hal tersebut, materi revisi juga mencakup:
-
Dengan ditetapkannya standar ini, maka SPLN 93 : 1991 dinyatakan tidak berlaku lagi.
iii
iv
Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan spesifikasi tiang beton pratekan berpenampang bulat untuk
penggunaan pada saluran udara distribusi tegangan menengah dan tegangan rendah di
lingkungan PLN.
Standar ini juga mencakup tiang segmental untuk penggunaan khusus pada daerah
dengan daya dukung tanah rendah (gambut/rawa) dan untuk kemudahan transportasi.
Tujuan
Sebagai pedoman untuk pengadaan tiang beton pratekan serta petunjuk teknis
pemakaian bagi unit-unit PLN, ketentuan desain, pembuatan dan pengujian untuk
pabrikan, lembaga penguji dan lembaga sertifikasi produk.
Dalam penggunaan yang bersifat khusus, PLN dapat menetapkan spesifikasi lebih lanjut
sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman, namun tetap memperhatikan ketentuan
desain yang ditetapkan oleh standar ini.
Acuan Normatif
a
b
c
d
4.1
PLN
4.2
Tiang Listrik
Komponen dari saluran udara tegangan rendah atau saluran udara tegangan menengah
yang mempunyai fungsi utama menyangga konduktor listrik.
1
4.3
Tiang Beton
4.4
Tiang Segmental
Tiang beton yang terdiri dari beberapa segmen yang disambungkan menjadi satu
kesatuan tiang.
Penyambungan dimaksudkan untuk mengatasi
pemasangan dan kebutuhan tiang yang lebih tinggi.
4.5
kendala
transportasi,
kendala
Tiang Awal
Tiang yang dipasang pada permulaan penarikan konduktor, dimana gaya yang bekerja
adalah gaya tarik dari satu arah dan gaya dari berat konduktor.
4.6
Tiang Akhir
Tiang yang dipasang pada akhir penarikan konduktor, dimana gaya yang bekerja adalah
gaya tarik dari satu arah dan gaya dari berat konduktor.
4.7
Tiang Penyangga
Tiang yang dipasang pada jaringan lurus yang berfungsi menyangga konduktor, dimana
gaya yang bekerja hanya berasal dari berat konduktor.
4.8
Tiang Sudut
Tiang dimana arah saluran konduktor membelok sehingga gaya tarik bekerja dari dua
arah yang membentuk sudut kurang dari 180. Gaya yang bekerja adalah dari tarikan
konduktor dan gaya berat konduktor.
4.9
Tiang Penegang
Tiang yang dipasang pada jaringan lurus yang dimaksudkan untuk memberikan
penegangan pada saluran konduktor. Gaya yang bekerja berasal dari dua arah
berlawanan.
4.11 Beton
Bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen
portland dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan.
Persyaratan Bahan
5.1
Mutu Beton
Beton dalam pembuatan tiang harus mempunyai kekuatan tekan setelah berumur 28 hari
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Benda uji bentuk silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm : minimum 415 daN/cm 2;
- Benda uji bentuk kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm : minimum 500 daN/cm 2.
- Untuk umur beton kurang dari 28 hari harus memenuhi faktor pengali seperti
yang tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Faktor Pengali Kuat Tekan Beton
Umur beton [hari]
Faktor pengali
14
21
0,4
0,65
0,88
0,95
Pabrikan harus melakukan pengujian terhadap agregat halus dan agregat kasar yang
digunakan untuk beton tersebut, meliputi:
4
Dimensi agregat;
Kadar lumpur;
Dan informasi lain sesuai ketentuan PBI.
5.2
Air
Air untuk adukan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan lain yang melebihi batas yang dapat merusak
beton dan atau baja tulangan.
Air untuk adukan dan perawatan beton adalah air bersih yang dapat diminum dan
dibuktikan dengan sertifikat hasil uji dari laboratorium yang terakreditasi.
Air pencampur yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan.
5.3
Semen
Semen portland jenis 1 (tipe semen yang digunakan untuk konstruksi umum), yang harus
memenuhi syarat mutu sesuai dengan SNI 15-2049-1994.
5.4
Baja Tulangan
Baja tulangan harus terbuat dari baja lunak (mild steel) BJTP 24 sesuai SNI 07-20522002 dengan kuat tarik 39 kg/mm2, pemuluran minimum 20%.
5.5
Baja beton pratekan adalah baja berkekuatan tarik tinggi (high tensile steel) BJTPD
130/145 sesuai SNI 07-1050-1989 dengan kuat tarik minimum 145 kg/mm2 dan
pemuluran minimum 5%.
5.6
Penyimpanan Bahan-Bahan
Dalam pengangkutan semen ke gudang penyimpanan harus dijaga agar semen tidak
menjadi lembab. Semen harus disimpan di dalam gudang, sedemikian sehingga terjamin
tidak rusak dan atau tercampur dengan bahan-bahan lain.
Pada pemakaian semen bungkusan, penyimpanan semen yang baru didatangkan tidak
boleh ditempatkan di atas timbunan semen yang sudah ada dan pemakaian semen harus
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Apabila semen telah disimpan lama dan atau mutunya diragukan maka sebelum dipakai
harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat sesuai
butir 5.3.
5
Agregat harus disimpan sedemikian sehingga pengotoran oleh bahan-bahan lain dan
pencampuran satu sama lain dapat dicegah. Penyimpanan harus menggunakan bak
berlantai untuk mencegah terbawanya tanah bawah pada saat pengambilan agregat.
Pada proses produksi, agregat harus selalu di bawah pengawasan seorang petugas
laboratorium lapangan sejak dari tempat pengambilan dan tempat penimbunan sampai
dengan pemakaiannya dengan membuat laporan harian.
Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah. Batang-batang tulangan
harus diberi tanda yang jelas dan terpisah jenis satu dengan lainnya agar tidak saling
tertukar. Penempatan batang-batang tulangan di udara terbuka tidak diperbolehkan.
Persyaratan Mutu
6.1
Sifat tampak
Permukaan tiang beton harus terlihat baik, lurus dan tidak retak serta dilengkapi dengan
penandaan sesuai persyaratan pada butir 8.
Bagian-bagian tiang yang terbuat dari logam harus tertutup atau dilapisi bahan anti karat
sedemikian sehingga terhindar dari korosi.
Tiang harus dilengkapi konduktor pembumian yang terpasang kokoh dan terbuat dari
logam.
6.2
Dimensi Tiang
Dimensi tiang harus memenuhi ketentuan Tabel 2 dengan toleransi sesuai Tabel 3.
Tabel 2. Tiang dengan panjang dasar
1
Tipe
Fungsi
Panjang
[m]
Beban kerja
[daN]
9
9
9
11
11
11
12
12
12
12
12
13
13
13
13
13
14
14
14
14
14
100
200
350
200
350
500
200
350
500
800
1200
200
350
500
800
1200
200
350
500
800
1200
9/100 (157)
9/200 (157)
9/350 (190)
11/200 (190)
11/350 (190)
11/500 (190)
12/200 (190)
12/350 (190)
12/500 (190)
12/800 (220)
12/1200 (220)
13/200 (190)
13/350 (190)
13/500 (190)
13/800 (220)
13/1200 (220)
14/200 (190)
14/350 (190)
14/500 (190)
14/800 (220)
14/1200 (220)
Tiang
SUTR
Tiang
SUTM
Bagian bawah
277
277
310
337
337
337
350
350
350
380
380
363
363
363
393
393
377
377
377
407
407
CATATAN 2: Tiang SUTR pada Tabel di atas adalah untuk penggunaan saluran udara murni (tidak
bercampur antara SUTR dan SUTM)
CATATAN 3: Tiang 11 meter merupakan tipe khusus, dipakai untuk memenuhi jarak bebas (ground
clearance) 6 meter pada titik terendah andongan SUTR.
CATATAN 4: Tiang SUTM dengan panjang lebih tinggi dari 12 meter merupakan tipe khusus, dipakai untuk
memenuhi jarak bebas 7 meter pada titik terendah andongan SUTM
Toleransi [mm]
Diameter luar/
penampang luar
+ 4
- 2
+ 30
- 20
Panjang
6.3
Persyaratan Mekanikal
Uji kelurusan: deviasi kelurusan tiang maksimum 0,2% dari panjang tiang (lihat
butir 7.3)
Uji lentur: tidak retak pada pembebanan 100% beban kerja
Uji defleksi permanen: maksimum 0,2% dari panjang tiang setelah pembebanan
150% beban kerja selama 2 menit
Tiang patah minimum pada 200% beban kerja pada uji patah.
Titik beban kerja adalah 250 mm dari ujung atas tiang.
CATATAN: Panjang tiang tidak termasuk ketebalan penutup tiang dan khusus untuk tiang dengan panjang
ekstensi tidak termasuk bagian dibawah batas tanam.
Persyaratan Konstruksi
7.1
Panjang tiang utuh harus sesuai dengan Tabel 2 kolom 3. Panjang pada Tabel ini
ditetapkan sebagai panjang dasar tiang pada standar ini.
Panjang yang lebih tinggi dari ketentuan Tabel 2 dapat diusulkan sepanjang tiang dapat
memenuhi persyaratan mutu pada butir 6 dan mendapat persetujuan dari pihak-pihak
PLN yang berkepentingan.
Keruncingan (taper) nominal tiang adalah 1/75.
7.2
c) Metode pengelasan, jumlah dan tebal lapisan las, jenis elektroda, dan informasi lain
yang terkait dengan mutu penyambungan (untuk penyambungan sistem pengelasan).
Notasi panjang dinyatakan dengan tinggi tiang dari tanah bila tiang telah terpasang:
Tipe
13 XT
14 XT
15 XT
Cara-cara pemasangan tiang pada tanah dengan daya dukung rendah dapat dilihat pada
Lampiran 4.
7.3
Kelurusan
Garis sumbu tiang harus dalam satu garis lurus. Deviasi kelurusan tiang maksimum 0,2 %
panjang tiang
7.4
Fasilitas Pembumian
Tiang beton untuk SUTM harus dilengkapi dengan fasilitas pembumian berupa konduktor
pembumian dan terminal pembumian.
10
7.5
Baja beton pratekan dan baja tulangan harus diatur pemasangannya sehingga
letaknya simetris dan terbagi rata pada penampang tiang beton.
Baja beton pratekan tidak boleh disambung dengan cara apapun.
Bila ada penambahan baja tulangan sebagai penahan gaya pada tiang beton
pratekan, maka batang batang baja tulangan itu harus dipasang secara teratur dan
konsentris.
Jarak antara baja beton pratekan yang berdekatan maupun antara baja beton
pratekan dan baja tulangan harus lebih besar dari diameter maksim um agregat kasar.
7.6
Baja Spiral
Baja spiral harus dipasang di sekeliling luar baja pratekan dan baja tulangan. Diameter
baja spiral tidak boleh kurang dari 2,7 mm dan jaraknya (pitch) tidak melebihi 150 mm.
Baja spiral boleh disambung dengan cara pengelasan.
11
7.7
Tebal lapisan beton antara permukaan luar tiang dan baja beton pratekan (selimut luar
beton) minimum 15 mm.
7.8
Tutup atas tiang dianjurkan dipasang sebelum proses putar atau getar. Ujung batang
baja beton pratekan yang terlihat harus dilindungi dengan lapisan anti karat.
Tutup atas tiang yang dipasang sesudah proses putar tebalnya tidak boleh melebihi 30
mm.
7.9
Lubang Tembus
Jumlah dan posisi lubang tembus harus ditentukan oleh sebelum pemesanan dan agar
diperhitungkan sedemikian sehingga tidak mengurangi kekuatan tiang.
Penandaan
8.1
Penandaan Tiang
Nama/logo pabrikan
Tipe tiang
Panjang tiang dan jumlah segmen, beban kerja, tahun produksi dan nomor seri
produksi dengan ketentuan seperti berikut:
AA
EEE-xxxx
Keterangan:
AA
BBB
CCC
EEE
xxxxx
=
=
=
=
Tipe tiang
Untuk tiang segmental dengan panjang dasar, panjang dinyatakan dalam
x+x
Untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, panjang
beban kerja dalam daN
diameter atas dalam mm
tanggal produksi (dd-mm-yy)
nomor seri produksi
Contoh :
12/200 (190)
29-05-2013/001
6+6/200 (190)
29-05-2013/13-001
12
Khusus untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, tipe tiang ditambahkan notasi
EXT setelah notasi beban kerja
Penandaan harus ditempatkan pada ketinggian 4 meter dari batas tanam.
13
8.2
Penandaan batas tanam tiang berupa garis lurus tebal warna hitam melingkari setengah
lingkaran.
Untuk tiang dengan panjang dasar, batas tanam adalah 1/6 panjang tiang dari bagian
pangkal tiang.
Khusus untuk tiang segmental dengan panjang ekstensi, batas tanam ditetapkan
berdasarkan hasil evaluasi.
8.3
Penandaan titik angkat berupa garis lurus tebal melingkari setengah lingkaran.
8.4
Penandaan Pembumian
Pengujian
9.1
Pengujian Jenis
Pengujian jenis dilakukan oleh Laboratorium PT. PLN (Persero) atas permintaan pabrikan
dan dilakukan di lokasi pabrikan.
Pabrikan harus memiliki fasilitas uji untuk semua pengujian yang tercantum pada Tabel 5.
Jumlah sampel pada pengujian jenis adalah 3 (tiga) batang.
Suatu tipe tiang dinyatakan lulus pengujian jenis, jika ketiga sampel tersebut di atas dapat
memenuhi semua persyaratan pengujian yang tercantum pada Tabel 5 kolom 5.
Untuk keperluan pengujian jenis,
Laboratorium, dokumen mengenai:
pabrikan
tiang
harus
menyerahkan
kepada
Sertifikat pengujian jenis hanya berlaku untuk tipe tiang yang diuji dan tidak berlaku untuk
tipe lainnya.
14
9.2
Pengujian Rutin
9.3
Pengujian Contoh
Pengujian contoh dilakukan dan atau disaksikan oleh petugas PT. PLN (Persero).
Sampel diambil secara acak (random) dari kelompok tipe tiang yang sama dengan jumlah
sesuai tabel 4.
Tiang yang akan diserahterimakan dinyatakan memenuhi persyaratan standar jika seluruh
sampel yang diuji lulus pengujian yang tercantum pada Tabel 5 kolom 6.
Jumlah contoh
tiang yang diuji
1
2
3
Seluruh tiang tersebut dinyatakan diterima jika semua tiang lulus uji sesuai tabel 5 kolom
6 dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Jika satu sampel uji dari setiap sampel jenis tiang mengalami kegagalan, maka
dapat diambil satu buah sampel uji baru untuk diuji ulang, dan harus lulus uji.jika
sampel dari setiap sampel tiang itu mengalami kegagalan, tiang beton dinyatakan
ditolak/tidak lulus dan tidak ada uji ulang.
- Jika pengujian tekan benda uji kubus/silinder beton tidak memenuhi persyaratan,
dilakukan pengujian patah satu tiang yang diambil dari jumlah tiang terbanyak. Hasil
uji patah harus memenuhi persyaratan.
- Kriteria pengujian lentur sesaat dan lenturan permanen, untuk setiap jenis tiang
pada pengujian sampai dengan beban kerja, hasil nilai ujinya tidak lebih dari 115%
hasil rata-rata uji jenis.
15
No.
Mata uji
3
Metoda uji / acuan
4
1)
1)
C1)
Pemeriksaan visual
Pengujian dimensi
Butir 6.2
Pengujian berat
Pengujian kelurusan
Butir 6.3
Pengujian lentur
Buitr 6.3
Butir 6.3
Pengujian patah
Butir 6.3
Pengujian bahan
Lampiran 1
CATATAN:
1)
2)
2)
16
2)
Dynamo meter
Alat penarik (tirfor atau takel)
Penjepit tiang dengan pondasi yang kuat
Mistar pengukur
Jarum penunjuk simpangan
Rol penyangga tiang
Waterpass
Tiang dipasang seperti pada gambar di atas. Bagian dibawah batas tanam dijepit pada
pondasi. Rol penyangga tiang diatur sehingga sumbu tiang horizontal (waterpass) dan
beban gesekan antara rol dan landasannya sekecil mungkin. Pada ujung tiang, segaris
dengan sumbu tiang, dipasang jarum penunjuk simpangan. Jarum harus menunjuk pada
titik nol mistar pengukur.
Setelah itu tiang diputar untuk diperiksa dengan penglihatan pada sisi kiri atau sisi kanan
tiang yang menunjukkan penyimpangan kelurusan. Pada sisi dengan penyimpangan
maksimum tersebut ditarik benang dengan kedua ujung benang menempel pada kedua
ujung tiang.
Hasil pengukuran maksimum antara bagian luar tiang dan benang adalah besarnya
penyimpangan kelurusan.
17
18
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 -19 mm lebih dari 24% berat;
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22%.
Atau dengan mesin pengaus Los Angelos, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari
50%.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak, harus memenuhi gradasi yang disyaratkan PBI serta harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut:
-
Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat;
Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah
maksimal 60 % dan minimal10 % berat.
20
Kuat tekan beton pada saat pemindahan gaya pratekan harus lebih kecil dari 1,7 kali
tegangan tekan beton akibat gaya pratekan pada titik beban dan harus lebih besar dari
1,3 kali tegangan tekan beton akibat gaya pratekan pada titik beban dan harus tidak boleh
lebih kecil dari 250 kg/cm2.
3.4. Perawatan (curing)
Tiang beton harus dirawat dengan cara yang dapat memberikan hasil yang baik.
Perawatan dengan uap air pada tekanan normal biasanya harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
- Uap harus dialirkan kedalam ruang perawatan sehingga suhu akan naik sama rata
di segala penjuru.
- Perawatan dengan uap air dilaksanakan paling lambat dua jam setelah beton
diputar.
- Suhu didalam ruang perawatan harus dinaikkan dengan kecepatan kurang dari
20 K/jam sampai mencapai suhu 75 oC, kemudian suhu dibiarkan turun secara
bertahap sampai mencapai suhu sekitar.
Tiang beton kemudian dikeluarkan dari ruang perawatan sesudah suhu ruang perawatan
turun kembali mendekati suhu sekitar.
22
Dalam pemasangan fondasi diperlukan data sondir sehingga dapat menentukan pilihan
metode pemasangannya.
23
.
Gambar 6. Rancang Bangun Pondasi Umpak Bertulang Baja (lanjutan)
24
25
Pengelola Standardisasi :
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
Pengelola Standardisasi :
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id