Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh Kelompok 2
Program Studi DIII Analis Farmasi dan Makanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai
tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kemba dibuat dengan memberikan tekanan
tinggi pada serbuk atau granul dengan menggunakan cetakan baja. Tablet dapat
dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke
dalam lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga
banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan
seduaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah
pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding dengan sediaan
yang lain.
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan
tambahan yang mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum
digunakan adalah bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pengembang, bahan
pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan yang digunakan pada
pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat dalam
keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu. (Wahyu Setiawan, 2013)
Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan
serangkaian evaluasi atau pengujian terhadap sediaan tersebut. Karena sebagian
26
besar diantara kita tidak mengetahui karakteristik tablet yang kita gunakan.
Untuk itu dalam makalah ini akan membahas tentang uji kekerasan dan
kerapuhan dari suatu tablet.
1.2.
Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah praktikan ingin menguji
kekerasan dan kerapuhan dari suatu sediaan tablet.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Uji kekerasan bertujuan untuk mengetahui kekuatan tablet dimana
tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan atas
kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik
pada saat pembuatan pengepakan dan pengepalan. Uji kerapuhan bertjuan
untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan sewaktu
1.3.
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Teori umum
2.1.1 Definisi Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi (Ditjen POM, 1995). Tablet dapat dibuat dengan
berbagai ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, waktu hancurnya dan
dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode
pembuatannya (Ansel, 1989).
Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang paling banyak
digunakan. Sebagian besar tablet dibuat dengan metode kompresi atau
pengempaan, yaitu dengan cara memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja. Selain dengan metode kompresi,
tablet juga dapat dibuat dengan metode cetak, yaitu dengan cara menekan
massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan
(Ditjen POM, 1995).
Dengan metode pembuatan tablet yang manapun, tablet yang
dihasilkan harus mempunyai sifat-sifat yang baik, yaitu :
a Cukup kuat dan resisten terhadap gesekan selama proses pembuatan,
pengemasan, transportasi dan sewaktu di tangan konsumen. Sifat ini
b
28
konsisiten.
2.1.2 Uji Kekerasan Tablet
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet
yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur
dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus
mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari
berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan
transportasi.
Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester (Banker and
Anderson, 1984). Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan
ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan,
kikisan dan terjadi keretakan talet selama pembungkusan, pengangkutan
dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan
pengempaan (Parrott, 1971).
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kekerasan tablet
diantaranya Monsanto tester, Pfizer tester, dan Strong cobb hardness tester.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan
kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai
ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan
29
30
31
Inkompatibilitas
dihubungkan dengan
mengurangi
nyeri
ringan
sampai
sedang.
32
yang
diduga
berdasarkan
efek
sentral.
Efek
anti
33
BAB III
METODOLOGI
3.1.
3.1.1
3.1.2
3.2.
paracetamol .
Cara kerja
3.2.1 Uji kekerasan tablet :
1. Ambil 20 tablet
2. Letakkan tablet uji pada tempat diantara dua baja yang bergerak
3. Jalankan alat, amati angka yang tertera pada alat
4. Apabila tablet telah pecah, maka angka pada alat akan berhenti. Angka
yang tertera dalam satuan newton.
3.2.2 Uji kerapuhan tablet :
1. Ambil 20 tablet, bagi menjadi 2 kelompok tablet.
2. Masing-masing tablet dijepit dengan pinset, dibersihkan dengan hatihati menggunakan kuas, kemudian ditimbang setiap kelompk.
3. Masukkan tablet kelompok A kedalam satu sisi alat penguji
kerapuhan, dan kelompok B pada sisi yang lain
4. Jalankan alat dengan kecepatan 25 putaran permenit selama 4 menit.
5. Keluarkan tablet dari alat dan bersihkan menggunakan kuas dengan
hati-hati.
6. Timbang lagi tablet tersebut.
7. Hitung prosentase kehilangan bobotnya.
34
35
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1.
Tabel data
Data kekerasan tablet
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Newton
Kg
9,08
14,29
15
14,18
13,57
14,59
12,65
12,14
12,55
15,92
Rata-rata : 13,397
89
140
147
139
133
143
124
119
123
156
Tablet kelompok A
6,014
6,003
0,011
Perhitungan
Untuk uji kekerasan tablet
x=
133,97
10
= 13,387
Untuk uji kerapuhan tablet :
Tablet kelompok A
6,0146,003
x 100
6,014
Tablet kelompok B
6,018
6,013
0,005
36
0,11
x 100
6,014
= 0,183%
Tablet kelompok B
6,0186,013
x 100
6,018
0,005
x 100
6,018
= 0,0831%
37
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum evaluasi tablet dilakukan uji kekerasan dan kerapuhan tablet
dimana sampel yang digunakan adalah tablet paracetamol. Alat yang digunakan
untuk uji kekerasan tablet adalah hardness tester, diambil 10 tablet kemudian
diukur kekerasannya dengan alat pengukur kekerasan tablet dan diperoleh nilai
kekerasan tablet yang bervariasi antara tablet 1 10. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan hasil dari uji kekerasan tidak memenuhi persayaratan
karena hasil yang diperoleh melebihi syarat yaitu sebesar 4-8 kg. Faktor yang
mempengaruhi kekerasan tablet adalah kompresibilitas alat cetak dan sifat fisiko
kimia bahan yang dikempa.
Namun nilai kekerasan tablet yang berada di luar rentang yang
dipersyaratkan tidak langsung menunjukkan bahwa suatu tablet memiliki kualitas
yang buruk Nilai kekerasan yang kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan
syarat kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan (Sulaiman 2007) Pada
umumnya tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas tetapi juga
cukup lunak untuk melarut akan menghancur dengan sempurna begitu digunakan
dan dapat dipatahkan diantara jari-jari bila tabletnya perlu dibagi (Ansel 2008).
Uji kerapuhan tablet alat yang digunakan adalah friabilator, pertama
diambil 20 tablet kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan B ,
kemudian memasukan 10 tablet yang telah ditimbang sebelumnya dan
dimasukkan ke dalam alat uji kerapuhan (friabilator) kemudian alat diputar
38
dengan kecepatan konstan (25 rpm) sebanyak 100 kali putaran Setelah 100 kali
putaran dilakukan penimbangan kembali pada semua tablet yang digunakan untuk
uji kerapuhan Bobot tablet pada awalnya adalah untuk yang kelompok A 6,014 g
sedangkan setelah dilakukan uji kerapuhan tablet yang ditimbang didapatkan
bbotnya sebesar 6,003 g dan untuk tablet kelompok B 6,018 g sedangkan setelah
dilakukan uji kerapuhan tablet yang ditimbang didapatkan sebesar 6,015 g. Nilai
% kerapuhan tablet didapatkan dengan cara bobot awal dikurangi bobot tablet
yang diuji dibagi bobot awal tablet maka diperoleh angka kerapuhan tablet Dari
perhitungan diperoleh angka kerapuhan tablet untuk kelompok A sebesar 0,183%
dan kelompok B 0,0831%.
39
BAB VI
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan yaitu uji kekerasan tablet dan
kerapuhan tablet pada sampel tablet paracetamol didapat :
a. Uji kekerasan didapat hasil pada semua tablet melebihi 8 kg hal ini
menunjukkan bahwa tablet tidak memenuhi persyaratan yaitu 4-8 kg.
b. Uji kerapuhan didapatkan hasil pada kelompok A 0,183% dan kelompok B
0,0831% Hasil ini menunjukkan bahwa tablet memenuhi standar karena
5.2.
40
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Ke -4. Farida Ibrahim;
penerjemah. Jakarta : Universitas Indonesia Pr. Terjemahan dari Introduction to
Pharmaceutical Dosage Forms.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen Kesehatan
Replubik Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta : Departemen
Kesehatan Replubik Indonesia.
Eko.
2011.
Laporan
Farmasetika
(tablet).
(online)
http://eko-
Indra.
2011.
Evaluasi
sediaan
tablet.
(online)
Farmasetika
tablet.
(online).
http://syariefsimboro.blogspot.co.id/2012/11/makalah-farmasetika-tablet.html.
tanggal 03-11-2015.