Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SOAL UJIAN
10.000 TABLET FLUNARIZINE HCl
Disusun Oleh
NAMA
: ASRUL SANI, S.Farm.
NPM
: 260112150034
NOMOR UNDIAN : 039
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
DAFTAR ISI...............................................................................................
ii
BAB I TINJAUAN FARMAKOLOGI ......................................................
1
1.1 Golongan Obat .......................................................................
1
1.2 Indikasi ..................................................................................
1
1.3 Mekanisme Kerja ..................................................................
1
1.4 Farmakokinetik .....................................................................
1
1.4.1 Absorpsi .......................................................................
1
1.4.2 Distribusi .....................................................................
2
1.4.3 Metabolisme ................................................................
2
1.4.4 Ekskresi .......................................................................
2
1.5 Dosis dan Cara Pemberian ....................................................
3
1.6 Kontra Indikasi .....................................................................
3
1.7 Efek Samping Dan Toksisitas ...............................................
3
1.8 Interaksi Obat ........................................................................
4
BAB II ASPEK KIMIA DAN PREFORMULASI .....................................
5
2.1 Tinjauan Umum Zak Aktif dan Aspek Klinis........................
5
2.2 Analisis Bahan Baku..............................................................
6
2.3 Validasi Metode Analisis Bahan Baku dan Sediaan..............
10
2.4 Metode Analisis Sediaan .......................................................
13
BAB III PENGEMBANGAN FORMULA ................................................
16
3.1 Contoh Sediaan Yang Beredar Di Pasaran ............................
16
3.2 Praformulasi Dan Alasan Pemilihan Obat ............................
17
3.3 Formulasi, Metode dan Pembuatan Sediaan .........................
27
3.4 Pengujian Stabilitas ...............................................................
32
3.5 Up Scalling ............................................................................
33
BAB IV MANUFAKTUR DAN QUALITY CONTROL ............................
36
4.1 Aspek CPOB Untuk Formula Yang Akan Dibuat .................
36
4.2 Desain IPC ............................................................................
45
4.3 Pemilihan Mesin Produksi ....................................................
54
4.4 Validasi Proses Produksi .....................................................
58
4.5 Pengemasan ..........................................................................
62
4.6 Penyimpanan .........................................................................
64
BAB V REGULASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN .......................
65
5.1 Registrasi ..............................................................................
65
5.2 Penandaan Sesuai Undang-Undang .......................................
68
BAB VI INFORMASI OBAT ...................................................................
71
6.1 Pelayanan Informasi Obat .....................................................
71
6.2 Brosur Obat............................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
73
ii
BAB I
ASPEK FARMAKOLOGI
1.1 Golongan Obat Berdasarkan Farmakologi Terapi
Flunarizine secara farmakologi termasuk golongan obat penghambat ion
kalsium dan merupakan derivat dari difenilpiperazin (Setawati, 2007). Flunarizine
telah terbukti sebagai salah satu obat migrain. Awalnya, flunarizine mengurangi
masuknya ion Ca2+ dalam pembuluh darah otot halus dan dapat menstabilkan
vasomotrik sehingga menghindari atau mengurangi rasa sakit. Pada penelitian
selanjutnya flunarizine ternyata memiliki aktivitas dalam terapi migrain.
Ditemukan bahwa flunarizine mampu melindungi kerusakan sel otak akibat
hipoksia
protein plasma. Dalam kondisi (pH lambung tinggi) oleh reduksi asam lambung
akan menyebabkan bioavailabilitas flunarizine rendah. (Holmes et al, 1984).
1.4.2 Distribusi
Flunarizine terikat pada protein plasma > 99%. Volume distribusi Flunarizine
sekitar 78 L / kg pada subyek sehat dan sekitar 207 L / kg pada pasien epilepsi
menunjukkan distribusi yang luas ke dalam jaringan ekstravaskular. Obat cepat
melintasi sawar otak. Konsentrasi di otak sekitar 10 kali lebih tinggi dibandingkan
kadarnya pada plasma (Holmes et al, 1984)
1.4.3 Metabolisme
Flunarizine dimetabolisme di hati menjadi 15 metabolit. Flunarizne
dimetabolisme oleh CYP2D6 (Holmes et al, 1984). Jalur utama metabolisme
oksidatif dari Flunarizine adalah (Aberg, 2009):
1. Hidroksilasi aromatik pada cincin fenil dari gugus cinnamyl, menghasilkan 4hydroxyl-flunarizine
2. Dealkilasi oksidatif dari atom N pada posisi 1- dan 4- dari nitrogen piperazine,
menghasilkan berbagai metabolit primer dan sekunder.
1.4.4 Ekskresi
Flunarizine dieliminasi sebagai obat induk dan metabolit di feses melalui
empedu. Dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah pemberian, sekitar 3% sampai
5% dari dosis yang diberikan. Flunarizine diekskresikan dalam tinja sebagai obat
induk serta metabolit dan <1% diekskresikan sebagai obat tidak berubah dalam
urin. Waktu paruh eleminasi sangat bervariasi, mulai dari 5 sampai 15 jam pada
sebagian besar subyek individu setelah dosis tunggal. Beberapa subyek
menunjukkan konsentrasi plasma flunarizine sekitar (> 0,5 g / mL) untuk jangka
waktu yang lama (hingga 30 hari), mungkin karena redistribusi obat dari jaringan
lain. Konsentrasi plasma flunarizine mencapai keadaan stabil setelah sekitar 8
minggu beberapa dosis sekali sehari dan sekitar 3 kali lipat lebih tinggi daripada
yang diamati setelah dosis tunggal. Konsentrasi flunarizine kondisi tunak sangat
proporsional pada rentang dosis 5 mg sampai 30 mg (Holmes et al, 1984)
Alkohol (Etil)
Depresan sistem saraf pusat (SSP) dapat meningkatkan efek depresan SSP dari
alkohol (Etil) (Aberg, 2009).
Depresan SSP
Dapat meningkatkan efek toksik dan efek merugikan dari obat depresan SSP
(Aberg, 2009).
BAB II
ASPEK KIMIA & PREFORMULASI
2.1 Tinjauan Umum Zat Aktif dan Aspek Kimia
1. Nama Obat
: Flunarizine dihidroklorida
2. Struktur
3. Nama Kimia
: 477.4
6. Pemerian
7. Kelarutan
10. Penyimpanan
cahaya.
(British Pharmacopea, 2009)
dan
menghasilkan
itu,
pola
spektrum
yang
A : Ikatan rangkap
B : Gugus Amin
C : Gugus Aromatik
D : Gugus ikatan rangkap
(Mills, et.al., 2006).
2. Reaksi klorida
Larutkan 25 mg zat dalam 2 ml metanol P dan tambahkan 0,5 ml air
P. Masukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 0,2 g kalium dikromat P
dan 1 ml asam sulfat P. Tempatkan strip kertas saring yang mengandung
larutan difenilkarbazid P di atas mulut tabung reaksi. Kertas akan berubah
dari violet ke merah. Kertas tidak boleh kontak dengan kalium dikromat
(Council of Europe, 2004).
b. Penetapan Kadar
Titrasi Volumetrik
Analisis Flunarizine menggunakan titrasi potensiometri. Titrasi potensiometri
dapat digunakan untuk reaksi pengendapan, reaksi asam-basa, kompleksometri,
dan reaksi oksidasi reduksi dalam media air atau media bebas air. Dalam hal ini
perubahan potensial sel atau perubahan pH pada setiap penambahan pereaksi
diamati untuk mendapatkan lokasi titik ekivalen yang tepat pada kurva titrasi
potensiometri (Day, 1991).
Larutkan zat sebanyak 0,2 g ke dalam alkohol P. Lakukan titrasi
potensiometri menggunakan larutan natrium hidroksida 0,1 M. Catat volume
natrium hidroksida yang ditambahkan pada saat mencapai titik lonjakan ke dua.
1 ml Natrium hidroksida 0,1 M setara dengan 23.87 mg Flunarizine.
Campur lebih kurang 200 mg natrium karbonat anhidrat pekat dan 2 gram
kalium karbonat anhidrat pekat, dan lebur ke dalam krus platina. Setelah
melebur tambahkan 100 mg zat uji dan teruskan pemanasan sampai melebur
sempurna.
Pada filtrat, tambahkan lebih kurang 2 gram amonium klorida pekat dan 5 ml
amonia encer, jika terjadi endapan, saring. Tambahkan larutan natrium fosfat
pekat dan akan terbentuk endapan hablur putih amonium magnesium fosfat.
Pada 5 ml larutan 0,5% b/v tambahkan 0,2 ml iodium 0,1 N, terjadi warna
merah tua
Tambahkan 100 ml air bebas karbon dioksida R dan kocok, akan terbentuk
suspensi yang mengendap setelah dibiarkan.
10
menentukan berapa persen analit yang ditambahkan tadi dapat ditemukan. Kadar
analit dalam metode penambahan baku dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan :
C = kadar analit dalam sampel
S = kadar analit yang ditambahkan pada sampel
R1 = respon yang diberikan sampel
R2 = respon yang diberikan campuran sampel dengan tambahan analit
(Harmita, 2004).
11
atau
ketertiruan
(reproducibility).
Keterulangan
adalah
keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada
kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Uji presisi dilakukan pada
hari yang berbeda selama 3 hari.
Keseksamaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
1. Hasil analisis adalah x1 , x2 , x3 , x4, .....................xn maka simpangan
bakunya adalah :
(Harmita, 2004).
2.3.3 Selektivitas (spesifisitas)
Untuk uji selektifitas maka zat yang akan diuji harus ditentukan terlebih
dahulu panjang gelombang maksimum. Selanjutnya dibuat larutan baku, larutan
uji dan larutan blanko. Hasil kromatogram standar dan sampel harus menunjukkan
waktu retensi yang sama dan pada daerah sekitar waktu retensi standar tersebut
tidak boleh ada gangguan yang dapat dilihat dari kromatogram larutam blanko
(Harmita, 2004).
2.3.4 Linearitas dan Rentang
Pada uji linearitas digunakan beberapa variasi konsentrasi larutan standar
untuk pembuatan kurva baku. Sebagai parameter adanya hubungan linier
digunakan koefisien korelasi r pada analisis regresi linier Y = a + bx. Hubungan
linier yang ideal dicapai jika nilai b = 0 dan r = +1 atau 1 bergantung pada arah
garis. Sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan analisis terutama instrumen yang
12
digunakan. Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual
(Sy). Simpangan baku residual dapat dihitung dengan :
Keterangan :
Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas kuantitasi)
K = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantitasi
Sb = simpangan baku respon analitik dari blangko
Sl
= arah garis linear (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap
konsentrasi
Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis
regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b
pada persamaan garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama
dengan simpangan baku residual (Sy/x.).
a. Batas deteksi (Q)
Karena k = 3 atau 10 Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka :
13
(Harmita, 2004).
2.3.6 Ketangguhan metode (ruggedness)
Ketangguhan metode ditentukan dengan menganalisis beningan suatu lot
sampel yang homogen dalam lab yang berbeda oleh analis yang berbeda
menggunakan kondisi operasi yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda tetapi
menggunakan prosedur dan parameter uji yang sama. Derajat ketertiruan hasil uji
kemudian ditentukan sebagai fungsi dari variabel penentuan. Ketertiruan dapat
dibandingkan terhadap keseksamaan penentuan di bawah kondisi normal untuk
mendapatkan ukuran ketangguhan metode. Perhitungannya dilakukan secara
statistik menggunakan ANOVA pada kajian kolaboratif yang disusun oleh
Youden dan Stainer.
2.4
14
Metode KCKT dapat digunakan untuk analisis tablet Flunarizin HCl dengan
kondisi analisis, sebagai berikut:
1. Metode analisis flunarizine dihidroklorida tablet menggunakan detektor
Photodioda Array (PDA).
2. Uji akurasi : Tablet uji flunarizine dihydrochloride dibuat dalam beberapa
konsentrasi yaitu (9.6, 10.8, 12.0, 13.2, and 14.4 mg)
3. Larutan baku :Timbang saksama flunarizine dihidroklorida (20,0 mg) dalam
lalu dilarutkan metanol (10,0 mL). Larutan standar disiapkan dari larutan stok
dengan pengenceran methanol.
4. Ekstraksi sampel : Dua puluh tablet ditimbang seksama dan dihitung berat
rata-rata. Serbuk tablet yang halus dan beratnya setara dengan tablet kelima
(setara dengan 2,4 mg flunarizine dihidroklorida) lalu dipindahkan ke dalam
labu volumetrik 10.0 mL yang telah berisi
210-400 nm. Penghitungan dengan regresi linier dilakukan pada area puncak
max 254 nm, menggunakan kalibrasi setidaknya empat titik.
8. Validasi metode analisis : Metode divalidasi linearitas, homogenitas, batas
deteksi (DL), akurasi, dan jangkauan dengan metode Funk et al.. Presisi
15
dievaluasi dengan menganalisis enam ekstrak berbeda dari tablet yang dibuat
di laboratorium yang mengandung tablet Flunarizine dihidroklorida. 6, 12.0,
dan 14.4 mg.
Gambar 1. Contoh Kromatogram HPLC flunarizine dihydrochloride (Sigma) menggunakan LiChrospher 100 RP-18 (Fase
diam) dan campuran methanolion 8+2 v/v (Fase gerak),dengan kecepatan aliran 0.7 mLmin_1. (A) HPLC chromatogram
at 254 nm, (B) Contour plot of the HPLC chromatogram from 210 to 400 nm, (C) UV spectrum of flunarizine
dihydrochloride peak (Wiwin, 2003)
16
BAB III
PENGEMBANGAN FORMULA
3.1 Contoh Sediaan yang Beredar di Pasaran
Tabel 1. Contoh sediaan tablet Flunarizine HCl yang beredar dipasaran.
No.
Nama Obat
Produsen
Kekuatan Sediaan
a.
Cevadil 5
Tablet 5 mg
b.
Cevadil 10
Tablet 10 mg
c.
Degrium
Ferron
Tablet 5 dan 10 mg
d.
Dizine
Pharos
Tablet 5 dan 10 mg
e.
Frego
Kalbe Farma
Tablet 5 dan 10 mg
f.
Gratizin
Sanbe
Tablet 5 dan 10 mg
g.
Seremig
Ifars
Kapsul 10 mg
h.
Siberid-5
Pyridam
Tablet 5 mg
i.
Siberid-10
Pyridam
Tablet 10 mg
j.
Silium 5
Mersifarma
k.
Silium 10
Mersifarma
l.
Xepalium
Metiska Farma
Tablet 5 dan 10 mg
17
3.2
: Flunarizine dihidroklorida
2. Struktur
3. Nama Kimia
: 477.4
6. Pemerian
7. Kelarutan
10. Penyimpanan
yang
merupakan
bentuk
garam.
Pemilihan
Flunarizine
18
ketersediaan tablet flunarizine untuk digunakan pasien berusia <65 tahun dan >65
tahun, maka tablet flunarizine dibuat dengan kekuatan sediaan 10 mg/tablet
sebanyak 10.000 tablet.
Metode pembuatan yang dipilih adalah metode granulasi basah dengan
alasan: Kandungan zat aktif dalam tablet yang begitu kecil, sehingga
memungkinkan rawan persebaran zat aktif yang tidak rata dan bisa saja terjadi
kehilangan (terbang bersama debu) saat dikempa apabila dikempa langsung.
Menurut penelitian Jakaria, et al tahun 2015 Flunarizine dihydrochlride tidak
memiliki masalah terhadap panas (dibawah titik lelehnya) dan tidak mengalami
hidrolisis. Berdasarkan fakta ini maka metode pembuatan tablet flunarizine dapat
digunakan metode granulasi basah. Keuntungan yang didapat dengan granulasi
basah, selain membaiknya aliran juga memperbaiki kompresibilitas. Hal ini
disebabkaan pengikat yang ditambahkan akan menyelimuti partikel secara
indiidal, sehingga ketika dikompres akan saling menempel. Dengan pembentukan
granul juga akan diperoleh distribusi zat yang baik dan mencegah segregasi
selama proses. Keuntungan lainnya granulasi basah mampu meminimalisir
keberadaan debu dalam proses pembuatan.
3.2.2 Analisis Eksipien
Dalam formuasi tablet dengan metode granulasi basah dibutuhkan
pengikat yang berfungsi untuk membentuk granul atau meningkatkan kepadatan
kohesi bagi tablet yang dicetak langsung (Lachman, et al., 1994). PVP digunakan
sebagai pengikat dengan konsentrasi 2-8% (b/b). PVP digunakan karena memiliki
daya ikat, kompresibilitas, dan sifat aliran yang cukup baik (Niazi, 2008).
Digunakan penghancur yang terdiri dari penghancur luar dan penghancur
dalam. Penghancur luar berfungsi untuk memecah tablet menjadi granul,
sementara penghancur dalam berfungsi untuk memecah granul menjadi serbuk.
Sodium Starch Glikolat digunakan sebagai penghncur dengan konsentrasi 2-8%
(b/b). Dalam formulasi digunakan sodium starch glikolat sebanyak 4% untuk
penghancur dalam dan 2% untuk penghancur luar. Keuntungan penggunaannya
antara lain waktu disintegrasi bisa tergantung pada gaya kempa, kemampuan
19
20
3.2.3 Monografi
a. Zat Aktif
1.
Nama Obat
: Flunarizine dihidroklorida
2. Struktur
3. Nama Kimia
: 477.4
6. Pemerian
7. Kelarutan
10. Penyimpanan
21
Sinonim
Nama kimia
Pemerian
Kegunaan
Karakteristik
Stabilitas dan
Penyimpanan
Inkompatibilitas
22
Sinonim
Nama kimia
Pemerian
Kegunaan
Carboxymethyl
starch,
sodium
salt;
carboxymethylamylum natricum; Explosol; Explotab;
Glycolys; Primojel; starch carboxymethyl ether, sodium
salt; Tablo; Vivastar P.
Sodium carboxymethyl starch
Berwarna putih, atau hampir putih, serbuk sangat
higroskopis.
Sebagai penghancur tablet dengan metode kempa
langsung atau granulasi basah dan digunakan pada
retang konsentrasi 4-8% terkadang sudah optimum pada
konsentrasi 2-4%.
Karakteristik
Stabilitas dan
Penyimpanan
23
Inkompatibilitas
24
4. Laktosa monohidrat
Struktur
Sinonim
Nama kimia
Pemerian
Kelarutan
CapsuLac;
GranuLac;
Lactochem;
lactosum
monohydricum; Monohydrate; Pharmatose; PrismaLac;
SacheLac; SorboLac; SpheroLac; SuperTab 30GR;
Tablettose.
O--D-Galactopyranosyl-(1-4)--D-glucopyranose
monohydrate
Serbuk atau kristal berwarna putih
Kegunaan
Karakteristik
Tablet Filler
Stabilitas dan
25
Penyimpanan
Rumus molekul
Pemerian
Kegunaan
Karakteristik
Stabilitas dan Stabil. Disimpan dalam wadah tertutup dan pada tempat
Penyimpanan
kering
Inkompatibilitas Inkompatibel terhadap agen pengoksidasi kuat
(Rowe, et. al., 2009)
26
Sinonim
Nama kimia
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Kegunaan
Karakteristik
27
Flunarizine dihidrochloride
Lactose monohydrate
Maize starch
Magnesium stearate
Colloidal anhydrous silica
Hypromellose
Polysorbate 20
Microcrystalline cellulose
Croscarmellose sodium
Kadar (mg)
12,6
57,49
53,1
35,4
3,18
0,17
2,83
0, 7
2,83
1,7
170
28
Fungsi
Zat aktif
Kadar (mg)
12,6
8
53,1
38,59
3,18
2,83
1,7
120
29
Perhitungan
Bahan
Flunarizine dihydrochloride
Sodium starch glycolate
MCC (Avicel pH 101)
Laktosa
PVP
Talk
Magnesium stearat
Total
Untuk 1 Tablet
(mg)
12,6
8
53,1
38,59
3,18
2,83
1,7
120
Untuk 10.000
Tablet (g)
126
80
531
385,9
31,8
28,3
17
120
Untuk 1 Tablet
(mg)
12,6
8
53,1
38,59
3,18
2,83
1,7
120
Untuk 10.000
Tablet (g)
126
80
531
385,9
31,8
28,3
17
1.200
30
31
mesh 30
b. Mg Stearat
mesh 30
c. Talk
mesh 30
10) Campur granul yang telah memenuhi syarat dengan fasa luar Sodium
Starch Glycolate dan Talk menggunakan alat pencampur selama 10 menit
hingga homogen, kemudian tambahkan Mg stearat, dan diaduk lagi selama
2 menit.
11) Evaluasi massa siap cetak (uji aliran, BJ ruah, BJ ketuk) kemudian
tabletasi dengan menggunakan punch tablet rotary dengan tebal 7 mm,
bevel-edge punches sampai 120 mg. Evaluasi tablet menurut persyaratan
yang berlaku meliputi kekerasan, keseragaman bobot tablet, bentuk dan
ukuran, friabilitas, keseragaman sediaan, uji disintegrasi, dan uji disolusi.
12) Kemas tablet yang diperoleh dengan kemasan primer berupa blister yang
dapat menampung 10 tablet, tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan
dilengkapi dengan penandaan, brosur, etiket dan kemasan sekunder.
32
Intermediate
Dipercepat
Kondisi Penyimpanan
252C, 60 5% RH
atau 302C, 60 5%
RH
302C, 60 5% RH
402C, 75 5% RH
Jangka Waktu
Minimum pengujian
12 Bulan
6 Bulan
3 Bulan
(ICH, 2003)
Parameter yang diujikan pada sediaan tablet yaitu penampilan, bau, rasa,
penetapan kadar, degradasi produk, disolusi, disintegrasi (bila dibutuhkan), kadar
air, kekerasan/ friability (ASEAN guideline on stability study of drug product,
2005)
Obat Jadi dilakukan uji stabilitas untuk mengetahui kestabilan obat,
menentukan masa edar dan rekomendasi penyimpanan. Tablet Flunarizine
dihidroklorida merupakan obat dengan bentuk sediaan tablet dan bahan aktif
stabil, maka metode pengujian stabilitas yang dilakukan adalah:
a. Real Time Stability Test (Uji Jangka Panjang)
Kondisi : 30o 2oC dengan kelembaban 75% 5%
Waktu penyimpanan minimum : 12 bulan sampai masa edar yang diharapkan
dengan rentang waktu pengujian pada bulan 0, 3, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan
60. Biasanya pengujian dilakukan sampai bulan ke-36, tetapi apabila masih
memenuhi syarat pengujian harus diteruskan sampai bulan ke-60.
b. Accelerated Stability Test (Uji dipercepat)
Kondisi : 40 2 C dengan kelembaban 75% 5%
Waktu penyimpanan minimum : 6 bulan dengan rentang waktu pengujian untuk
uji stabilitas dipercepat dilakukan pada bulan 0, 1, 2, 3, dan 6. Biasanya
pengujian pada bulan ke-6 hanya untuk senyawa obat baru.
33
3.5
Up Scaling
Scale up adalah sebuah pekerjaan yang mendapatkan hasil produksi yang
identik (jika memungkinkan pada skala produksi yang lebih besar berdasarkan
skala produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Peningkatan kapasitas produksi
berhubungan dengan peralatan yang secara fisik lebih besar dari peralaan produksi
yang digunakan sebelumnya.
Peningkatan skala dilalui dengan 3 tahap, yaitu:
1.
Skala laboratorium
2.
3.
Skala industri
Pilot Plant merupakan bagian dari industri farmasi dimana formula skala
lab
diubah
menjadi
skala
produksi
dengan
mengembangkan
proses
pendekatan
formula
untuk
menentukan
harus
kemampuannya
mempertahankan skala batch dan modifikasi proses. Pilot plan juga harus
mencakup tinjauan dari berbagai peralatan pengolahan yang relevan untuk
menentukan yang paling kompatibel dengan formulasi serta paling ekonomis,
sederhana dan dapat diandalkan dalam memproduksi produk.
34
Skala pilot setidaknya berukuran 10% dari bets skala produksi (untuk
sedian oral solid: 10% atau 100.000 unit, diambil yang terbesar). Skala prouksi
merupakan ukuran bets yang digunakan dalam produksi rutin. Pada aplikasi
pembuatan tablet, proses scale up melibatkan kecepatan produksi yang berbeda
pada proses yang sebenarnya berasal dari unit volume yang sama (rongga die
dimana proses kompaksi berlangsung). Jadi proses scale up tablet melingkupi
trial batch, exhibit batches, dan validation batch. Setelah itu bets diproduksi
dalam skala yang lebih besar.
Kecepatan putaran
Profil kompresi
Waktu kompresi
35
Flowability biasanya menjadi isu pada proses scale up. Karakter serbuk
dapat dibedakan berdasarkan pada pola berikut:
Flunarizine dihydrochloride
126
1.260
80
800
531
5.310
Laktosa
385,9
3.859
PVP
31,8
318
Talk
28,3
283
17
170
1.200
12.000
Magnesium stearat
Total
36
BAB IV
MANUFAKTUR & QC
4.1 Aspek-aspek CPOB yang Terkait Proses Produksi
4.1.1 Manajemen Mutu
Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen
izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan
penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen
bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu Kebijakan Mutu,
yang memerlukan partisipasi dan komitmen jajaran di semua departemen di dalam
perusahaan, para pemasok dan para distributor. Untuk mencapai tujuan mutu
secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan sistem Pemastian Mutu yang
didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar serta menginkorporasi
Cara Pembuatan Obat yang Baik termasuk Pengawasan Mutu dan Manajemen
Risiko Mutu. Hal ini hendaklah didokumentasikan dan dimonitor efektivitasnya
(BPOM, 2012).
Bagian penjaminan mutu dan pengawasan mutu dalam suatu proses
manufakturing adalah tugas dari departemen quality dimana bertanggungjawab
terhadap sistem dan tidak terlibat langsung dalam proses produksi. Departemen
quality ini dibagi ke dalam beberapa sub depaartemen untuk lebih jelas dalam
pembagian kerja untuk mendukung obat yang diproduksi memiliki mutu yang
baik. Adapun sub departemen terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Quality Assurance
System, Quality Assurance Operational, Quality Control.
4.1.2 Personalia
Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh
sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang
terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap
personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan dicatat.
Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB serta memperoleh pelatihan
37
38
kontaminan yang ada di ruangan diserap keluar oleh Air Handling Unit
(AHU).
Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di
mana terdapat bahan baku dan bahan pengemasan primer, produk antara atau
produk ruahan dibuat halus, bebas retak, tidak melepaskan partikulat serta
mudah dibersihkan. Konstruksi lantai di area pengolahan dibuat dari bahan
kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat
dan efisien apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai di
area pengolahan berbentuk lengkungan.
c. Area penyimpanan
Tempat penyimpanan barang di gudang yaitu ruangan dengan suhu di bawah
25C yang terbagi atas
-
Ruang penerimaan
Merupakan tempat yang digunakan untuk menerima dan menyimpan
barang yang datang. Di ruang ini terdapat pallet changer untuk
menukar palet kayu (biasanya dari vendor) dengan menggunakan palet
plastik.
Ruang penyimpanan
Untuk penyimpanan starting material (bahan baku dan bahan pengemas)
dengan rak penyimpanan starting material tersusun dan dibedakan
antara penyimpanan bahan baku dan bahan pengemas
39
dengan area produksi namun letaknya terpisah. Letak bengkel perbaikan dan
perawatan peralatan terpisah dari area produksi
4.1.4 Peralatan
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi
yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan
tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets-ke-bets dan
untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah
kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya
berdampak buruk pada mutu produk (BPOM, 2012).
4.1.5 Sanitasi dan Higiene
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil,
bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, bahan
pembersih dan desinfeksi, dan segala sesuatu yang dapat merupakan sumber
pencemaran produk. Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui
suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu (BPOM, 2012).
Sebelum memasuki area produksi setiap personel diwajibkan mencuci
tangan dengan menggunakan sabun dan mengeringkan tangan menggunakan
tissue yang telah disediakan dan diwajibkan memakai baju dan sepatu kerja
khusus. Pada pintu masuk area produksi, disediakan hand sanitizer sebagai
desinfektan untuk tangan. Personel produksi tidak boleh masuk ke ruang
pengemasan begitu pula sebaliknya untuk mengurangi kontaminan, personel
ruang produksi serta ruang pengemasan dibedakan warna bajunya. Sebelum
melaksanakan proses produksi, dilakukan pemeriksaan persiapan ruangan, mesin
dan alat-alat yang telah dibersihkan, kemudian diisi daftar pemeriksaan
kebersihan ruangan dan diberikan label Bersih
40
4.1.6 Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan; dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi
ketentuan izin pembuatan dan izin edar (BPOM, 2012).
-
41
42
43
44
2. Validasi
Tahapan dalam validasi dilakukan sekitar empat tahun sekali. Jadi selama
marker tidak berubah maka tidak diperlukan validasi. Masing-masing
mesin mempunyai jadwal validasi. Validasi dilakukan tiga run dengan
batch yang berbeda. Sebelum melakukan sampling, dibuatlah suatu
protocol description. Lalu, dilakukan point sampling terhadap peralatan
yang akan di validasi. Setelah itu, dibuatlah report mengenai sampling
yang telah dilakukan. Adapun yang divalidasi diantaranya adalah:
-
45
=1+N
46
Pola p :
Jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui dan tujuan
utama adalah untuk pengujian identitas.
di mana:
p
= 0,4 N
Pola r :
Jika bahan,
- diperkirakan tidak homogen dan / atau
- diterima dari pemasok yang belum dikualifikasi.
Pola r dapat digunakan untuk bahan yang berasal dari herbal (ekstrak)
yang digunakan sebagai bahan awal, di mana
r
= 1,5 N
47
4.2.3 Pengujian
a. Kadar Air
Merupakan jumlah massa yang hilang (air) selama proses pemanasan dengan suhu
tertentu. Kadar air diukur dengan pemanasan (gravimetri) menggunakan alat
seperti Moisture Balance.Kadar air yang baik 1%-2%.
Prosedur:
1. Timbang granul sebanyak 5 g (minimanl 2 g) di atas nampan logam
(aluminium)
2. Nyalakan alat, cek suhu pada 60-70oC
3. Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat (% hilang atau g
hilang)
4. Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan dan data yang dihasilkan
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
48
BJ Mampat =
%K =
BJmampat - BJnyata
BJmampat
x 100%
49
Gambar 8. Proses dan Alat Uji Otomatis Ukuran dan Bentuk Tablet (Ansel, 2014)
50
(W0 -Wt )
W0
x 100%
Pada umumnya % friabilitas yang dapat diterima adalah kurang dari 1%. Pada
proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit
dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Hal yang harus diperhatikan dalam
pengujian friabilitas adalah jika dalam proses terjadi tablet yang pecah atau
terbelah, maka tablet tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil
pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus
diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya ditentukan nilai rata-rata dari ketiga uji
yang telah dilakukan.
51
SD =
SD
Rata-rata
x 100%
52
Kriteria Penerimaan
S1
S2
S3
12
Persyaratan umum yang biasa diterapkan: Q = 75% dalam 45 menit (Teori dan
Praktek Industri Farmasi, hal. 662)
53
Gambar 12. Prinsip dan Alat Uji Waktu Hancur (Ansel, 2014)
m. Pengemasan dan Penyimpanan Sediaan Akhir dan Alasannya
Sediaan akhir dikemas menggunakan strip berbahan PVDC (Polyvinylidene
Chloride) atau PVC (Polyvinyl Chloride). PVDC merupakan bahan kemas yang
tahan terhadap masuknya uap air dan gas ke dalam kemasan. PVC merupakan
bahan kemas yang tahan terhadap udara dan bersifat menghalangi uap air
(Packaging Specification, Purchasing, and Quality Control, hal. 208). Sesuai
dengan stabilitas penyimpanan senyawa eperison hidroklorida, sediaan tablet
eperison hidroklorida sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan tertutup
rapat (hindarkan dari paparan sinar matahari langsung). Suhu yang dianjurkan
54
bahan yang sama serta untuk menghindari kontaminasi benda asing. Proses
pengayakkan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin Fitzmill.
Fitzmill adalah suatu mesin yang digunakkan untuk menghaluskan bahan
baku utama menjadi serbuk-serbuk halus dan ukurannya seragam, agar
memudahkan proses pencampuran. Di dalam alat ini, terdapat pisau-pisau
(menghaluskan) dan ayakan (menyeragamkan ukuran).
Gambar 13. Perangkat Alat Frewitt Oscillator atau Fitz Mill (Ansel, 2014)
55
mesin yang
56
penghembusan udara panas oleh kipas peniup (blower) melalui suatu saluran ke
atas bak pengering yang menembus hamparan bahan sehingga bahan tersebut
dapat bergerak dan memiliki sifat seperti fluida. Metode pengeringan fluidisasi
digunakan untuk mempercepat proses pengeringan dan mempertahankan mutu
bahan kering.
57
perusahaan-perusahaan farmasi.
58
Proses
diartikan
sebagai
tindakan
pembuktian
yang
59
Langkah Produksi
Penimbangan
Peralatan
Timbangan
Parameter Kritis
Kebersihan
Pencampuran
II
Mixer
Pencampuran
1. Waktu campuran
2. Kecepatan
pengaduk/
penyetelan
3. Volume dan masa
granul
Keseragaman kadar
dalam pencampuran
Granulasi basah
III
Pengaduk
berkecepatan
tinggi
Granulasi:
1. Waktu
pengadukan
2. Kecepatan
pengaduk/
penyetelan
1. Pemerian
2. Perolehan hasil
pengolahan
Oscillating
Granulator
Mesh
Penyaring/
penghalus:
1. Ukuran
Penyaring
1. Waktu
2. Suhu aliran udara
masuk/keluar
Pengeringan
IV
Pengayakan
Granul
Granul
saringan
dari langkah V
1.Mg-stearat
2. Talk
3. Sodium starch
glycolate
Lubrikasi dan
Pencampuran
Akhir
VI
Alat
pengeringan
Fluidbed
Dryer
Oscillating
Granulator
Mesh
Pengaduk
1. Ukuran
penyaringan
2. Penyetelan
3. Kecepatan
1. Waktu
2. Kecepatan
pengadukan
3. Volume dan masa
granul
Parameter Pengujian
Cemaran mikroba
1. Bilangan kuman
2. Perolehan hasil
pengolahan
3. Susut pengeringan
1. Produk degradasi
2. Ukuran partikel
3. Bulk density
4. Tap density
5. Perolehan hasil
pengolahan
1. Keseragaman kadar
dalam granul
2. Ukuran partikel
3. Bulk density
4. Tap density
5. Perolehan hasil
pengolahan
60
Granulasi Tablet
dari langkah VI
Pencetakan
VII
Mesin
Pencetak
Tablet
1. Kecepatan
Pencetakan tablet
2. Gaya tekanan
pencetakan
Tablet Flunarizine
Penyortiran
VIII
Mesin sortir
1. Kecepatan
2. Ketelitian
1. Pemerian
2. Dimensi tablet
3. Keseragaman bobot
tablet
4. Keseragaman kadar
tablet
5. Kekerasan
6. Keregasan
7. Kecepatan disolusi
8. Produk degradasi
9. Perolehan hasil
pencetakan
1. Bilangan mikroba
2. Perolehan hasil
sortir
3. Daftar peralatan atau fasilitas yang digunakan termasuk alat ukur, pemantau
dan pencatat serta status kalibrasinya
Alat-alat yang akan digunakan harus dikualifikasi terlebih dahulu dan
dikalibrasi. waktu kalibrasi harus diperhatikan sehingga proses kalibrasi harus
terjadwal secara rutin.
4. Spesifikasi produk jadi untuk diluluskan
Tablet Flunarizine yang dihasilkan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Kadar tablet Flunarizine HCl adalah 12 mg (~ 10) mg/tablet
2) Bobot tablet Flunarizine HCl 120 mg.
3) Stabilitas tablet Flunarizine HCl sesuai dengan hasil uji stabilitas
5. Daftar metode analisis yang seharusnya
Metode analisis yang dilakukan terhadap tablet Flunarizine HCl adalah
penetapan kadar Flunarizine HCl dalam tablet. Metode analisis zat aktif dapat
menggunakan spektrofotometri IR,Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT.
6. Usul pengawasan selama proses dan kriteria penerimaan
Selama proses berlangsung dilakukan proses IPC untuk memastikan semua
proses berjalan sesuai dengan yang ditentukan. Pada proses IPC ditetapkan
batas tindakan sehingga jika spesifikasi produk yang dihasilkan dari suatu
proses tidak memenuhi syarat maka produksi tidak dilanjutkan.
7. Pengujian tambahan yang akan dilakukan termasuk kriteria penerimaan dan
validasi metode analisisnya (bila diperlukan)
8. Pola pengambilan sampel (lokasi dan frekuensi)
Pola pengambilan sampel tablet Flunarizine HCl dilakukan pada lokasi
tertentu dan dengan frekuensi yang telah ditentukan. Dalam produksi 1 bets
61
minimal dilakukan pengambilan sampel pada tahap awal, tengah dan tahap
akhir.
9. Metode pencatatan dan evaluasi hasil
Hasil yang diperoleh dalam setiap proses dibuat dalam bentuk dokumen oleh
petugas yang berwenang. Dokumen validasi dapat disesuaikan dengan
Pedoman Operasional Petunjuk Pelaksanaan CPOB 2012.
10. Fungsi dan tanggung jawab
Proses validasi ini dilakukan oleh pertugas yang kompeten yang dibuktikan
dengan sertifikat pelatihan validasi dan disahkan oleh kepala bagian
Manajemen Mutu.
11. Jadwal yang diusulkan
Pelaksaan proses validasi dilakukan pada jadwal yang diusulkan
dan tetapkan oleh kepala bagian Pengawasan Mutu (CPOB, 2012).
62
4.5
Pengemasan
5 strip x 10 tablet
Coronal10 Tablet
Flunarizine HCl 10 mg
No. Reg DKL 1620635610 A1
No Batch 01160101
Tanggal Produksi: Januari 2016
Tanggal Kadaluarsa : Januari 2018
5 strips x 10 tablets
Coronal10 Tablet
Flunarizine HCl 10 mg
DOKTER
63
Coronal10
Tablet
Flunarizine HCl 10 mg
No. Reg DKL 1620635610 A1
No Batch 01160101
Manufacture date: Januari 2016
Expire date : Januari 2018
Coronal10
Tablet
Funarizine HCl 10 mg
Reg No. DKL 1620635610 A1
Batch No. 01160101
Manufacture date: Januari 2016
Expire date : Januari 2018
64
4.6 Penyimpanan
Tablet Flunarizine harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, di suhu
ruangan (dibawah 300 C) terlindung dari matahari dan kelembaban (Aberg, 2009)
65
BAB V
REGULASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN
5.1 Registrasi
Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM No HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun
2011 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat, tablet Flunarizine HCl
5 mg ini termasuk dalam registrasi baru kategori 2 yaitu Obat Copy.
Tata laksana registrasi berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.1950 untuk memperoleh izin edar terdiri dari:
1.
2.
3.
1. Pra-registrasi
a. Dokumen administratif yang dibutuhkan untuk pra-registrasi baru adalah
-
Surat pengantar
Nama, alamat lengkap dan negara dari produsen yang terlibat dalam
seluruh proses pembuatan zat aktif
Alur dan uraian proses pembuatan dari bahan baku sampai obat
66
Drug Master File dari produsen zat aktif untuk zat aktif yang belum
pernah digunakan untuk produksi obat yang disetujui di Indonesia
Data ekivalensi
Site Master File (SMF) industri farmasi di luar negeri yang belum
mempunyai produk dengan persyaratan sama yang disetujui beredar di
Indonesia
Dokumen administratif
67
ALUR REGISTERASI
*) Jalur evaluasi untuk tablet Flunarizine HCL 5 mg adalah 100 hari kerja, karena tablet Flunarizine HCL 5 mg termasuk kategori obat copy.
68
Nama obat
Bentuk sediaan
Besar kemasan
69
Nomor bets
Tanggal produksi
Batas kadaluarsa
Cara penyimpanan
Informasi khusus
2. Etiket/label
-
Nama obat
Bentuk sediaan
Besar kemasan
Nomor bets
Batas kadaluarsa
70
Cara penyimpanan
Informasi khusus
15
Sediaan tablet Flunarizine HCl 5 mg dibuat oleh pabrik atau industri yang telah
memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
No batch sediaan tablet flunarizine 5 mg adalah :
01165 01 01
0116: Bulan dan tahun produksi
01
01
71
BAB VI
INFORMASI OBAT JADI
6.1 Pelayanan Informasi Obat
Informasi yang harus disampaikan kepada pasien diantaranya:
1. Flunarizine harus diberikan dengan resep dokter
2. Dosis yang dianjurkan adalah 10 mg per hari setelah atau sebelum makan dan
jangan melebihi dosis yang dianjurkan
3. Obat Flunarizine sebaiknya diminum pada malam hari untuk meminimalisir
efek sedatif
4. Efek samping yang sering dijumpai adalah mengantuk dan lesu
5. Sebaiknya obat Flunarizine tidak dikonsumsi bersamaan dengan alkohol
karena akan meningkatkan efek depresan SSP
6. Sebaiknya obat Flunarizine tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat depresan
SSP karena akan meningkatkan efek toksik dari obat depresan SSP
7. Sebaiknya obat Flunarizine tidak dikonsumsi bersamaan Flunarizine, fenitoin,
valproate karena akan menurunkan konsentrasi serum Flunarizine
8. Sebaiknya obat Flunarizine tidak dikonsumsi bersamaan dengan kontrasepsi
oral karena dapat menyebabkan galaktorrhea
9. Sebaiknya obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan tranzqulizer
karena dapat menimbulkan efek sedasi yang berlebihan
10. Hati-hati untuk penggunaan pada anak-anak karena keamanan dan keefektifan
obat ini belum ditetapkan
11. Obat ini tidak diindikasikan untuk migrain akut
12. Obat ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui
13. Obat ini disimpan dibawah suhu 300 C dan terlindung dari matahari dan
kelembaban
72
Coronal10
Coronal10
Tablet
Tablet
Komposisi :
Tiap tablet mengandung Flunarazine HCl 10 mg
Composition :
Each tablet contains 10 mg of flunarizine HCl
Indikasi :
Profilaksis untuk migrain klasik atau umum. Pengobatan simptomatik vertigo vestibular.
Kurang konsentrasi dan bingung. Gangguan tidur dan memori serta iritabilitas. Kram otot,
parestesia, ekstrimitas dingin, gangguan tropik.
Indication :
Prophylaxis for classic or common migraine. Symptomatic treatment of vestibular vertigo. Lack
of concentration and confusion. Sleep disorders and memory, and irritability. Muscle cramps,
paresthesias, cold extremities, trophic disorders.
Dosis :
Dosis umum : 5-10 mg sehari
Dewasa <65 : 10 mg sehari
Dewasa >65 : 5 mg sehari
Coronal biasanya diberikan pada malam hari untuk meminimalisir efek sedatif.
Dose :
The usual dose: 5-10 mg daily
Adult <65: 10 mg daily
Adult> 65: 5 mg daily
Coronal usually given in the evening to minimize the effects of the sedative.
Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap flunarizine, depresi, parkinson atau kelainan ekstrapiramidal.
Contraindication :
Hypersensitivity to flunarizine, depression, Parkinson's or extrapyramidal effect.
Efek Samping :
Mengantuk dan fatigue, peningkatan berat padan selama profilaksis migrain, depresi, gejala
ekstrapiramidal. Efek samping yang jarang terjadi gangguan pencernaan, insomnia, rasa
panas pada ulu hati, ruam kulit, galaktorrhea, mulut kering dan sakit otot.
Side effects :
Drowsiness and fatigue, weight gain and match for the prophylaxis of migraine, depression,
extrapyramidal symptoms. Side effects are rare indigestion, insomnia, a sense of heartburn,
skin rash, galaktorrhea, dry mouth and muscle aches.
Interaksi Obat :
Alkohol dapat meningkatkan efek depresan SSP. Obat depresan dapat meingkatkan efek
toksik dan merugikan. Obat-obatan karbamazepin, fenitoin dan valproate dapat menurunkan
konsentrasi serum flunarizine. Kontrasepsi oral dapat menyebabkan galaktorrhea.
Transquilizer dapat menyebabkan efek sedasi yang berlebihan.
Drug Interactions:
Alcohol may enhance the CNS depressant effects. Depressant drugs can boost the effects of
toxic and harmful. Drugs carbamazepine, phenytoin, and valproate may decrease serum
concentrations of flunarizine. Oral contraceptives may cause galaktorrhea. Transquilizer can
cause excessive sedation.
Perhatian :
Depresi SSP, gejala ekstrapiramidal, migrain akut, pediatrik, ibu hamil dan menyusui.
Attention :
CNS depression, symptoms of extrapyramidal, acute migraine, pediatric, pregnancy and
lactation.
Penyimpanan :
Simpan di bawah suhu 300 C dan terlindung dari Cahaya
NUSANTARA FARMA
Bandung - Indonesia
Manufactured By :
NUSANTARA FARMA
Bandung - Indonesia
73
DAFTAR PUSTAKA
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009,
Drug Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American
Pharmacists Association
Ansel, H., Allen, L., Popovich, N., 2014, Ansels Pharmaceutical Dosage Forms
and Drug Delivery Systems, 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins,
Baltimore.
Badan POM. 2003. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor : HK.00.05.3.1950 Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi
Obat. Jakarta.
Badan POM. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor : HK 03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 Tentang Kriteria dan Tata
Laksana Registrasi Obat. Jakarta.
Badan POM. 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor : HK.03.1.33.12.12.8195 tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik. Badan POM RI, Jakarta.
B. Holmes, R.N. Brogden, R.C. Heel, T.M. Speight, G.S. Avery, Flunarizine: A
Review Of Its Pharmacodynamic And Pharmacokinetic Properties And
Therapeutic Use, Drugs 27 (1984)
Chauhan, B.S., Jha R.K, Jaimini M, Sharma SK. 2014. Formulation And
Evaluation Of Immediate Release Tablets Of Flunarizine DiHydrochloride. Journal of Biomedical and Pharmaceutical Research 3 (2)
pp 62-66.
Council of Europe, 2004. European Pharmacopeia Fourth Edition. Council Of
Europe, Strasbourg.
Day, R.A., Underwood, A.L. 1991. Quantitative Analysis, 6th edition. Prentice
Hall Internation, Inc., New Jersey.
Dean et al., 2000. Pharmaceutical Packaging Technology. London, Taylor &
Francis.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia , Jakarta.
Depkes RI. 1971. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
193/Kab/B.VII/71 Tentang Pembungkusan dan Penandaan Obat, Jakarta.
Depkes RI. 1986. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
02396/A/SK/VII/86 Tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G. Jakarta.
Depkes RI.. 1977. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
197/A/SK/77 Tentang Pembungkusan dan Penandaan Obat Keras.
Jakarta.
Nafrialdi ; Setawati, A., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Harmita, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya,
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3, 17 135
ICH, 2003, Stability Testing of New Drug Substances and Products Q1A (R2),
http,// www.ich.org/LOB/media/MEDIA419.pdf, [diakses pada tanggal 5
74
Januari 2015].
Lachman, L, Lieberman, H, A, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri,
Edisi III. Penerbit Universitas Indonesia, UI Press. Jakarta.
Lacy, C. F., L. R Armstrong, M. P. Goldman, L. L. Lance (eds). 2007. Drug
Information Handbook. 17th ed. Hudson, Lexi-Comp
Malhotra and Sharma, 2015. Formulation, Evaluation and Estimation of
Propranolol Hydrochloride and Flunarizine Dihydrohloride Conventional
Tablets in Combined Dosage Form and Its Comparison with Marketed
Formulations. IJPSR, ; Vol. 6(3), 1200-1209.
Mills, T., Roberson, J.C., Matchett, C.C., Simon, M.J., Burns, M.D., Ollis Jr.,
R.J. 2006. Instrumental Data for Drug Analysis, 3th Edition, Volume 2.,
CRC Press, Boca Raton.
MIMS. 2014. MIMS Indonesia, Petunjuk Konsultasi. Edisi 14, 2014/2015.
Penerbit Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Md. Jakaria, Abu Sayeed, Md. Areefu, H., and Md. Zobidul. 2015. In-vitro
comparative degradation study of different brands of Flunarizine
dihydrochloride tablet using UV Spectrophotometer. International Journal
of Pharmaceutical Chemistry Vol 05 (02)
Niazi, 2008, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations:
Compressed Solid Products Volume I, CRC Press, Boca Raton.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn M., E. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients IV Edition. Lexi-Comp, American Pharmaceutical Association,
Inc., Washington.
Shilpi, C., Parveen, Devi, Nidhi. 2014. Pharmacological Profile Of Flunarizine: A
Calcium Channel Blocker. International Journal of Innovative
Pharmaceutical Sciences and Research. IJIPSR / 2 (6) 1260-1269.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference. 36th ed.
Pharmaceutical Press, London.
Sweetman, S. C, BPharm, FRPharmS (ed). 2009. Martindale, The Complete Drug
Reference. 36th ed., Pharmaceutical Press, London.
The European Agency for the Evaluation of Medicinal Products. 2001. Note for
Guidance
on
Process
Validation.Available
online
at
http,//www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Scientific_guide
line/2009/09/WC500002913.pdf [diakses pada tanggal 5 Januari 2015].
USP 32 NF 27, 2009 . United States Pharmacopeia and The National
Formulary.The United States Pharmacopeial Convention. Rockville.
Wiwin, F.K., Henny, C., Gunawan, I. 2003. HPLC Determination of Flunarizine
Dihydrochloride in Tablets and Its Validation. Journal of Liquid
Chromatography & Related Technologies Vol. 26, No. 7, pp. 10591067,