Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Budidaya ikan karper (Cyprinus carpio) tidak luput dari serangan ektoparasit, sehingga menjadi salah satu kendala
dalam keberhasilan budidaya. Ektoparasit yang ditemukan menyerang benih ikan karper yang berasal dari Balai Benih
Ikan (BBI) Aik Mel, Lombok Timur adalah Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., Epistylis sp. dan Trichodina sp.
Ektoparasit yang ditemukan dengan prevalensi dan intensitas rata rata tertinggi adalah Dactylogyrus sp. pada bagian
insang, yaitu sebesar 91,67% dan 2,73 ind/ekor, sedangkan yang terendah adalah Gyrodactylus sp. pada bagian insang
dengan 33,33% dan 1,00 ind/ekor. Dalam penelitian ini dilakukan uji konsentrasi formalin dengan lama perendaman
yang berbeda untuk menghilangkan ektoparasit pada benih ikan karper. Ada enam kombinasi perlakuan ditambah satu
kontrol digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 0 ppm (kontrol); 50 ppm selama 10 menit (A1B1); 50 ppm selama 20
menit (A1B2); 100 ppm selama 10 menit (A2B1); 100 ppm selama 20 menit (A2B2); 150 ppm selama 10 menit
(A3B1); 150 ppm selama 20 menit (A3B2). Dari keempat jenis ektoparasit tersebut, Dactylogyrus sp. dan
Gyrodactylus sp. dapat dihilangkan dengan merendam benih ikan karper ke dalam larutan formalin dengan konsentrasi
100 ppm dan lama perendaman 20 menit, sedangkan Epistylis sp. dan Trichodina sp. dengan 50 ppm dan lama
perendaman 10 menit.
Kata kunci : Ektoparasit, prevalensi, intensitas, konsentrasi formalin, lama perendaman, karper
ABSTRACT
Carp (Cyprinus carpio) culture is inseparable from the ectoparasite attacks, thus becoming one of the obstacles in the
successful cultivation. Ectoparasites were found attacking seeds of carp from Balai Benih Ikan Aik Mel, East Lombok
is Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., Epistylis sp. and Trichodina sp. Ectoparasites were found with the prevalence
and intensity of the highest average is Dactylogyrus sp. on the gills, which amounted to 91.67% and 2.73 individuals
per fish. While the lowest was Gyrodactylus sp. to the gills with 33.33% and 1.00 individuals per fish. In this study the
concentration of formaline test with different soaking time to remove ectoparasites on carp seed. There are six
combinations of treatments plus one control is used in this study, i.e. 0 ppm (control), 50 ppm for 10 minutes (A1B1),
50 ppm for 20 minutes (A1B2), 100 ppm for 10 minutes (A2B1), 100 ppm for 20 minutes (A2B2), 150 ppm for 10
minutes (A3B1) and 150 ppm for 20 minutes (A3B2). The four type of ectoparasite, Dactylogyrus sp. and
Gyrodactylus sp. can be removed by soaking the seeds of carp into the formaline solution with a concentration of 100
ppm during 20 minutes, while Epistylis sp. and Trichodina sp. with 50 ppm during 10 minutes.
Keywords: Ectoparasites, prevalence, intensity, concentration of formaline, soak, carp.
tangga hingga budidaya secara intensif (Khairuman,
Sudenda dan Gunadi, 2008).
Menurut Pegawai Dinas Perikanan Kabupaten
Lombok Timur, Sabri (komunikasi pribadi, 2011),
permintaan ikan karper sangat tinggi, yang terbukti dari
berapapun jumlah ikan yang dipasok ke pasaran dapat
dipastikan habis terjual. Tingginya permintaan tersebut
disebabkan karena ikan karper memiliki daging yang
lezat dan dapat dijadikan ikan hias. Disamping memiliki
kelebihan, ikan karper juga memiliki beberapa
PENDAHULUAN
Keterangan :
X0 = Jumlah ikan sampel yang terinfeksi
X1 = Jumlah total ikan sampel yang diperiksa
b) Intensitas ektoparasit
Intensitas ektoparasit dihitung berdasarkan
jumlah ektoparasit tertentu yang ditemukan pada
seekor ikan (Anshary, 2008b).
c) Intensitas rata rata ektoparasit
Perhitungan Intensitas rata rata ektoparasit
(individu per ekor) dilakukan dengan menggunakan
rumus menurut Anshary (2008b) :
0
=
1
Keterangan :
Y0 = Jumlah parasit (x) yang ditemukan
Y1 = Jumlah ikan sampel yang diperiksa dan
terinfeksi parasit tertentu (x)
Penelitian Pendahuluan
Penelitian Lanjutan
Pengamatan mikroskopis
Pemeriksaan secara mikroskopis dilakukan
dengan menggunakan mikroskop. Ada dua metode
pembuatan preparat yang digunakan, yaitu metode
pengerokan (skin scraping) dan jepit (squash). Metode
skin scraping dibuat dengan cara mengerok permukaan
tubuh benih ikan karper masing masing sebanyak lima
kali pada setiap sisinya dan memotong sirip dari benih
ikan tersebut. Metode squash digunakan untuk
pemeriksaan insang dan dilakukan dengan cara
mengambil insang kemudian dijepit atau ditekan di
antara dua buah gelas objek. Sebelum diamati, preparat
yang diperoleh dari metode skin scraping maupun squash
ditetesi air media pemeliharaan.
Pengamatan identifikasi ektoparasit dilakukan
bersamaan dengan perhitungan prevalensi, intensitas dan
intensitas rata rata dari ektoparasit yang ditemukan
pada semua benih ikan yang diamati.
=
100%
Keterangan :
= Jumlah awal populasi ikan
= Jumlah ikan yang mati selama pengamatan
Pengamatan Prevalensi, Intensitas dan Intensitas rata
rata
Setelah pengamatan tingkat kelangsungan hidup
benih, dilanjutkan dengan pengamatan prevalensi,
intensitas dan intensitas rata rata terhadap benih ikan
karper yang sama. Pengamatan untuk mengetahui
prevalensi ektoparasit setelah pemberian formalin
dilakukan pada semua benih yang terdapat dalam 24 unit
percobaan, sehingga total benih yang diamati adalah
sebanyak 120 ekor. Prosedur yang digunakan sama
seperti penelitian pendahuluan, yaitu pada point
parameter pengamatan.
Pengaruh pemberian konsentrasi formalin dan
lama perendaman terhadap prevalensi, intensitas dan
Jenis Ektoparasit
76
Dactylogyrus sp.1
Gyrodactylus sp.1
Epistylis sp.2
Gyrodactylus sp.2
Trichodina sp.2
Tingkat
Kelangsungan
Hidup Benih (%)
A0B1
88,72 a
43,08 a
46,92 a
50,77 a
43,86 a
100,00 a
A1B1
76,86 a
22,36 a
1,28 b
46,92 a
1,28 b
100,00 a
A2B1
47,71 b
1,28 b
1,28 b
43,08 a
1,28 b
100,00 a
A3B1
46,92 b
1,28 b
1,28 b
30,79 b
1,28 b
93,33 a
A0B2
88,72 a
43,08 a
46,92 a
50,77 a
43,86 a
100,00 a
A1B2
51,56 b
1,28 b
1,28 b
26,57 b
1,28 b
100,00 a
A2B2
1,28 c
1,28 b
1,28 b
1,28 c
1,28 b
100,00 a
A3B2
1,28 c
1,28 b
1,28 b
1,28 c
1,28 b
93,33 a
BNJ 5%
22,89
21,5
9,43
11,93
11,35
16,33
Kombinasi
Perlakuan
Keterangan : 1 = ditemukan pada bagian insang; 2 = ditemukan pada permukaan tubuh; Nilai nilai prevalensi pada tabel merupakan nilai hasil
transformasi sudut ( = )
Tabel 3. Intensitas Rata rata (individu per ekor) semua Jenis Ektoparasit yang ditemukan dan Tingkat
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Karper (%) pada setiap Kombinasi Perlakuan Konsentrasi (ppm)
dan Lama Perendaman (menit) Formalin
Kombinasi
Perlakuan
A0B1
A1B1
A2B1
A3B1
A0B2
A1B2
A2B2
A3B2
BNJ 5%
Keterangan :
Dactylogyrus sp.1
Gyrodactylus sp.1
Epistylis sp.2
Gyrodactylus sp.2
Trichodina sp.2
Tingkat
Kelangsungan
Hidup Benih (%)
2,39 a
1,97 a
1,81 a
1,56 b
2,39 a
1,68 b
0,71 c
0,71 c
0,63
1,45 a
1,05 b
0,71 c
0,71 c
1,45 a
0,71 c
0,71 c
0,71 c
0,30
1,43 a
0,71 b
0,71 b
0,71 b
1,43 a
0,71 b
0,71 b
0,71 b
0,20
1,55 a
1,41 a
1,34 a
1,22 b
1,55 a
1,22 b
0,71 c
0,71 c
0,28
1,91 a
0,71 b
0,71 b
0,71 b
1,91 a
0,71 b
0,71 b
0,71 b
0,30
100,00 a
100,00 a
100,00 a
93,33 a
100,00 a
100,00 a
100,00 a
93,33 a
16,33
Intensitas Rata rata Ektoparasit (individu per ekor) pada setiap Kombinasi Perlakuan
= ditemukan pada bagian insang; 2 = ditemukan pada permukaan tubuh; Nilai nilai intensitas rata rata pada tabel
merupakan nilai hasil transformasi akar ( = + , )
1
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang terbatas pada lingkup penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Formalin dengan konsentrasi 50 ppm dan lama
perendaman 10 menit efektif untuk membunuh
ektoparasit Epistylis sp. dan Trichodina sp.
(prevalensi 0%).
2. Formalin dengan konsentrasi 100 ppm dan lama
perendaman 20 menit efektif untuk membunuh
ektoparasit Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus
sp. (prevalensi 0%) dan tidak menyebabkan
kematian bagi benih ikan karper yang
diujicobakan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E., dan E. Liviawaty, 1992. Pengendalian
Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Anonim, 2010. Penyakit dan Parasit Ikan.
http://Artikel.dkp.go.id/penyakit_dan_parasit
ikankliping_dunia_ikan_dan_mancing.htm.
Diakses 28 Desember 2009.
Anshary, H., 2008a. Modul Pembelajaran Berbasis
Student Center Learning SCL) Mata Kuliah
Parasitologi Ikan. Universitas Hasanuddin.
Makasar.
Anshary, H., 2008b. Tingkat Infeksi Parasit Pada
Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio) pada
Beberapa Lokasi Budidaya Ikan Hias di
Makassar dan Gowa (Parasitic Infections of
Koi Carp Cultured in Makassar and Gowa).
J. Sains & Teknologi, pp. (2): 139 147.
Gilbert J.J. and Schroder, 2003. The ciliates epibiont
epistyles pygmaeum selection for zooplankton
host, reproduction and effect on two rotifers.
Freshw Biol 48:878-893.
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan (Jilid 3). Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar
dan
Menengah,
Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.
78