Вы находитесь на странице: 1из 14

Tahapan Kerja Jurnalistik

Rapat Redaksi -- Peliputan/ Pengumpulan sumber berita -- Penulisan -- Penyuntingan -Penyiaran/ Publikasi
Penyusunan Informasi
Informasi yang disajikan sebuah media massa tentu harus dibuat atau disusun dulu. Yang
bertugas menyusun informasi adalah bagian redaksi (Editorial Department), yakni para
wartawan, mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter,
Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor.
Pemred hingga Koresponden disebut wartawan. Menurut UU No. 40/1999, wartawan adalah
orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin. Untuk menjadi wartawan,
seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini:
1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan
opini.
2. Menguasai bidang liputan (beat).
3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik.
Teknis pembuatannya terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing),
meliputi:
1. News Planning = perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi,
yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi,
rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan
tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di
antara para wartawan.
2. News Hunting = pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi dan pembagian
tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data,
melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan
wawancara.
3. News Writing = penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan penulisan naskah.
4. News Editing = penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis harus disunting dari segi
redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata,
sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan
layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia.
Setelah keempat proses tadi dilalui, sampailah pada proses berikutnya, yakni proses
pracetak berupa Desain Grafis, berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau
foto, desain cover, dll. Setelah itu langsung ke percetakan (printing process).
Penyebarluasan Informasi

Yakni penyebarluasan informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak). Ini
tugas bagian marketing atau bagian usaha (Business Department) sirkulasi/distribusi,
promosi, dan iklan. Bagian ini harus menjual media tersebut dan mendapatkan iklan.
Media Massa
Media

Massa

(Mass

Media)

adalah

sarana

komunikasi

massa

(channel

of

mass

communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan,


atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.
Ciri-ciri (karakteristik) media massa adalah disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas),
pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap atau berkala (periodisitas),
berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal-hal baru (aktualitas).
Jenis-jenis media massa adalah Media Massa Cetak (Printed Media), Media Massa Elektronik
(Electronic Media), dan Media Online (Cybermedia). Yang termasuk media elektronik adalah
radio, televisi, dan film. Sedangkan media cetak berdasarkan formatnya terdiri dari koran
atau suratkabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku. Media Online adalah
website internet yang berisikan informasi- aktual layaknya media massa cetak.

Dasar-Dasar Jurnalistik Bagi Calon Wartawan


Wartawan adalah pekerja jurnalistik. Peran wartawan begitu penting dalam pencapaian
karya jurnalistik. Ibaratnya, wartawan adalah darah daging jurnalistik. Tanpa wartawan,
berarti tidak ada karya jurnalistik.
Karena jurnalistik adalah proses kerja yang berhubungan dengan peliputan, pengumpulan
bahan berita, kemudian penulisan berita, seorang wartawan harus memiliki kemampuan
dasar menangani pekerjaan tersebut.
Setidaknya wartawan harus punya bekal kemampuan dasar ilmu komunikasi, memiliki
jaringan narasumber berita, terampil mewawancara dan menulis. Sebagai tambahan,
seorang wartawan media cetak setidaknya bisa mengoperasikan kamera foto.
Wartawan televisi harus memiliki kemampuan dasar mengoperasikan kamera gambar
bergerak, serta terampil berkomunikasi di depan kamera untuk melaporkan secara langsung
(live).
Sedangkan wartawan media radio, selain terampil berkomunikasi via saluran telepon untuk
melaporkan kejadian, dia juga setidaknya punya kemampuan dasar sebagai penyiar.

Tips Bagi Calon Jurnalis


Menjadi jurnalis gampang-gampang susah. Disebut gampang karena sekarang ini makin
banyak sekolah dan pelatihan dengan konsentrasi kewartawanan. Selain itu, seoraang yang
ingin menjadi jurnalis, tidak melulu harus lulusan perguruan tinggi dari jurusan jurnalistik
dan ilmu komunikasi.
Siapa pun bisa menjadi jurnalis, asalkan memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang
kerja jurnalistik. Disebut susah, karena setiap perusahaan penerbitan pers memberlakukan
syarat dan aturan yang berbeda-beda untuk merekrut calon jurnalis.
Misalnya perusahaan pers A membutuhkan jurnalis yang memiliki wawasan di bidang
hiburan, padahal Si pelamar tidak menyukai dunia hiburan. Begitu juga perusahaan pers B
membutuhkan calon jurnalis yang sudah berpengalaman aktif di media, setidaknya media
kampus, padahal Si pelamar sama sekali tak pernah aktif dalam pers kampus meskipun dia
lulusan jurnalistik.
Demikian pula perusahaan pers C membutuhkan calon jurnalis yang menguasai bahasa
tertentu, misalnya bahasa mandarin karena orientasinya untuk peliputan bisnis dan sasaran
pembaca Tionghoa.
Nah, agar calon jurnalis siap menghadapi sejumlah hambatan atau kesulitan di dunia
jurnalistik, berikut adalah tips-tips yang setidaknya bisa mengatasi hambatan dan kesulitan
itu.
Banyak Membaca
Dengan banyak membaca, calon jurnalis bisa mendapatkan banyak wawasan apa saja yang
akan membantu dalam penulisan berita, terutama dari aspek perbendaharaan kata, akurasi
data,

dan

kelancaran

dalam

merangkai

kata-kata.

Berlatih Menulis
Cobalah sesering mungkin menulis apa saja, baik dalam bentuk diary, cerita pendek, puisi,
maupun catatan perjalanan. Hal ini secara otomatis akan menjadi kesenangan tersendiri
apabila suatu saat ditugaskan untuk menulis dalam bentuk berita.
Penasaran
Seorang wartawan dituntut harus punya rasa kepenasaran yang tinggi (high curiousity).
Karenanya, membiasakan diri ingin mengetahui informasi sedalam mungkin pada suatu

kejadian adalah hal yang bisa memancing berpikir kritis pada apapun yang kita lihat,
dengar, dan rasakan.
Ciptakan Jaringan Komunikasi Sosial
Wartawan yang andal adalah orang yang pandai bergaul dengan siapa saja. Dia bisa
berkomunikasi dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan informasi. Untuk itulah, calon
wartawan

sedini

mengumpulkan

mungkin
teman

bisa

menciptakan

jaringan

sebanyak-banyaknya

komunikasi

sosial,

misalnya

facebook

atau

twiter.

di

Percaya Diri
Rasa percaya diri bisa dipupuk sendiri, tanpa harus bantuan orang lain. Caranya, sekali-kali
cobalah Anda berlatih menjadi presenter di hadapan teman atau keluarga. Selain itu, Anda
bisa juga pura-pura mengorek informasi kepada seseorang, misalnya kepada tukang baso.
Tanyakan saja sambil basa-basi mengenai pembuatan baso, asal dari mana, habis dagangan
biasanya jam berapa. Latihan seperti ini nantinya akan membantu Anda ketika jadi
wartawan dalam hal menghadapi narasumber yang populer atau disegani.

Secara sederhana, semua informasi bisa disebut sebagai berita. Tetapi Ada juga
yang menyatakan bahwa apa pun yang belum kita ketahui adalah berita Namun ada juga
yang mengatakan 'Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang baru atau keterangan
yang terbaru tentang suatu peristiwa; suatu fakta yang menarik perhatian atau gagasan
yang perlu disampaikan kepada khalayak melalui media massa umum. BERITA adalah
sebuah informasi baru tentang sesuatu peristiwa yang penting dan menarik perhatian serta
minat khalayak pembaca
Prinsip-prinsip Dasar yang Harus Diketahui Wartawan dalam Menulis Berita
Ada lima syarat menulis berita, yaitu:

Kejujuran: apa yang dimuat dalam berita harus merupakan fakta yang benar-benar
terjadi. Wartawan tidak boleh memasukkan fiksi ke dalam berita.

Kecermatan: berita harus benar-benar seperti kenyataannya dan ditulis dengan tepat.
Seluruh pernyataan tentang fakta maupun opini harus disebutkan sumbernya.

Keseimbangan:Agar berita seimbang harus diperhatikan:

1. tampilkan fakta dari masalah pokok


2. jangan memuat informasi yang tidak relevan
3. jangan menyesatkan atau menipu khalayak
4. jangan memasukkan emosi atau pendapat ke dalam berita tetapi ditulis
seakan-akan sebagai fakta
5. tampilkan semua sudut pandang yang relevan dari masalah yang diberitakan
6. jangan gunakan pendapat editorial

Teknik Penulisan Berita


1. Dari segi pengertian umum (awam), yang dimaksud dengan berita adalah peristiwa
yang telah disiarkan melalui radio, televisi, internet atau dimuat di media cetak. Di
kalangan penyampai berita (reporter, wartawan), berita adalah peristiwa yang
memenuhi kriteria tertentu atau disebut kriteria kelayakan berita.
2. Kriteria Kelayakan Berita
Sebuah peristiwa bisa jadi berita apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut (bisa
sebagian, kombinasi, atau keseluruhan):
Penting
Baru terjadi, bukan peristiwa lama
Unik, bukan sesuatu yang biasa
Asas keterkenalan
Asas kedekatan
Magnitude
Trend
3. Unsur-unsur Berita.
Berita yang baik, umumnya harus memenuhi unsur : 5 W + 1 H Yakni : (Who, What,
Where, When, Why) How atau : (Siapa, Apa, Di mana, Kapan, Mengapa) +
Bagaimana.
Contoh:
LSM Kharisma mengadakan workshop menulis dan presentasi profesional. Acaranya
akan digelar pada tanggal 04 Desember di Aula KJRI Frankfurt (Who, What, When,
Where). Menurut Kru BIJAK yang memprakarsai acara ini, diharapkan workshop ini
dapat meningkatkan minat dan kemampuan menulis peserta. Pelatihan ini dihadiri
oleh

sekitar

30

pelajar

Indonesia

di

sekitar

4. Beberapa Macam Berita


Dari segi sifatnya, berita dibedakan 2 macam :

kota

Frankfurt.

(Why,

how).

Hard news/straight news. Berita hard news adalah berita yang lugas, singkat,
langsung ke pokok persoalan dan fakta-faktanya (ciri detikcom). Berita jenis
hard news harus memenuhi unsur 5 W + 1 H secara ketat dan harus cepatcepat dimuat, karena terlambat sedikit bisa basi. Istilah hard news lebih
mengacu ke isi beritanya, sedangkan istilah straight news lebih mengacu ke

cara penulisannya (struktur penulisan).


Soft news. Berita soft news adalah berita yang dari segi struktur penulisan
relatif lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Soft news umumnya
tidak terlalu lugas, tidak kaku, atau ketat, khususnya dalam soal waktunya.
Misalnya: tulisan untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi rakyat kecil
akibat krisis ekonomi akhir-akhir ini. Selama krisis ekonomi ini masih berlanjut,
berita itu bisa diturunkan kapan saja. Atau tulisan tentang artis Meriam
Bellina, yang punya hobi baru mengkoleksi pot bunga antik. Biasanya lebih
banyak

mengangkat

aspek

kemanusiaan

(human

interest).

Dari

segi

bentuknya, soft news masih bisa kita perinci lagi menjadi dua: news feature
dan feature. Feature adalah sejenis tulisan khas yang berbentuk luwes, tahan
waktu, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek
kemanusiaan. Panjang tulisan feature bervariasi dan boleh ditulis seberapa
panjang pun, sejauh masih menarik. Misalnya, feature tentang kehidupan
sehari-hari

nelayan

di

Marunda.

Sedangkan news feature adalah feature yang mengandung unsur berita.


Misalnya, tulisan yang menggambarkan peristiwa penangkapan seorang
pencuri oleh polisi, yang diawali dengan kejar-kejaran, tertangkap, lepas lagi,
dan semua liku-liku proses penangkapan itu disajikan secara seru, menarik,
dan dramatis, seperti kita menonton film saja. Selanjutnya tentang teknik
penulisan feature ini akan dijelaskan secara terpisah.
5. Struktur Berita
Hard news/Straight news biasanya ditulis dalam bentuk struktur piramida
terbalik (the Inverted Pyramid Style of Reporting). Yaitu hal-hal yang
terpenting ditulis paling awal, dan hal-hal yang paling tidak penting ditulis

belakangan (lihat model).


Soft news, news feature dan feature ditulis dengan gaya yang tidak kaku atau
tidak ketat memegang prinsip piramida terbalik. Hal-hal yang penting bisa
saja ditulis di bagian awal, namun juga tidak mutlak. Yang penting, harus

tetap menarik untuk dibaca.


6. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu
nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media
Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal

yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah
tertuang di Lead.

Elemen Berita

Magnitude: Kuat tidaknya sebuah berita. Contoh: Satu pasien rumah sakit yang
meninggal akibat flu burung lebih menggemparkan ketimbang tiga orang yang
meninggal pada saat yang sama akibat kecelakaan tenggelamnya sebuah ferry.

Timeliness: Berita harus aktual. Masyarakat butuh informasi terbaru. Apakah Anda
mau
disuguhi berita yang terjadi dua hari lalu, sementara berita itu sudah disiarkan TV
bertubi-tubi? Catatan: Tulisan berbentuk feature (soft news) tidak terlalu terikat pada
unsur aktualitas

Proximity: Kedekatan. Masyarakat akan tertarik untuk membaca sesuatu yang secara
emosional, ekonomis, secara kultural, atau geografis dekat dengan mereka. Contoh:
Rencana Bulog membuka kran impor beras sebanyak 250 ribu ton akan lebih banyak
menarik perhatian pembaca dibanding isu mengenai pembukaan kran impor produk
elektronik dari Cina. Mengapa? Karena beras langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak. Berita itu akan membawa dua implikasi yang sama kuatnya, yaitu: Persepsi
Positif Harga beras tidak akan naik karena stock mencukupi, konsumen diuntungkan
Persepsi Negatif Harga gabah akan anjlok karena gempuran beras impor, petani pun
dirugikan.

Tokoh: Ketokohan seseorang akan mengangkat nilai berita. Name makes news.
Ucapan seorang presiden akan lebih penting dibanding ucapan seorang rakyat biasa.
Ucapan seorang menteri yang meramalkan harga BBM akan naik lebih dari 50 persen
akan

lebih

berdampak

dibanding

ucapan

banyak

pengamat

ekonomi

yang

menyatakan kenaikan BBM yang realistis adalah sekitar 20- 30 persen. Tapi harap
berhati hati. Tidak selalu ucapan seorang yang memiliki nama besar lebih penting
dibanding
JUDUL BERITA HARUS:

Menggambarkan isi berita

ucapan

orang

biasa.

Jelas, ringkas, mudah dimengerti

Tidak bermakna ganda

Merangsang minat pembaca

Tidak bombastis, menipu << tetap aja ka ga boleh lebai "menipu"

Nilai Berita
Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Nilai berita itu
mencakup beberapa hal, seperti berikut.
1.

Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.

2.

Aktual: terbaru, belum basi.

3.

Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.

4.

Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang

penting/terkenal.
5.

Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).

Lima nilai berita di atas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun
berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya Teknik Menulis Berita dan Feature, malah
memberikan dua belas nilai berita dalam menulis berita (2006: 33). Dua belas hal tersebut
di antaranya adalah:
1.

sesuatu yang unik,

2.

sesuatu yang luar biasa,

3.

sesuatu yang langka,

4.

sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting,

5.

menyangkut keinginan publik,

6.

yang tersembunyi,

7.

sesuatu yang sulit untuk dimasuki,

8.

sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,

9.

pemikiran dari tokoh penting,

10. komentar/ucapan dari tokoh penting,


11. kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan
12. hal lain yang luar biasa.
Dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita.
Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam
isi tersebut.

Anatomi Berita dan Unsur-Unsur


Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai
berikut.
1.

Judul atau kepala berita (headline).

2.

Baris tanggal (dateline).

3.

Teras berita (lead atau intro).

4.

Tubuh berita (body).

Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling
sering didengar ialah susunan piramida terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti berita
saja. Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu baru ke hal yang
khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam
mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan para redaktur memotong
bagian tidak/kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita
(Budiman 2005) . Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap
bagiannya,

terutama

pada

tubuh

berita.

Dengan

senantiasa

meminimalkan

aspek

nonfaktual yang pada kecenderuangan akan menjadi sebuah opini.


Sumber Berita
Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik adalah pada sumber
berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi, sebagaimana
diungkapkan oleh Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) berikut ini.

Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.

Proses wawancara.

Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.

Partisipasi dalam peristiwa.

Kiranya tulisan singkat tentang dasar-dasar jurnalistik di atas akan lebih membantu kita saat
mengerjakan proses kreatif kita dalam penulisan jurnalistik.

Jenis (Media) Jurnalistik


Berdasarkan jenis media dan teknik publikasinya, jurnalistik dapat dibedakan menjadi
jurnalistik cetak, jurnalistik elektronik, dan jurnalistik online.

Jurnalistik cetak (print journalism) adalah proses jurnalistik yang produk atau laporannya
ditulis dan disajikan dalam media massa cetak (printed media), seperti suratkabar, tabloid,
dan majalah.
Teknik penulisannya menggunakan bahasa tulis (written language) bergaya bahasa
jurnalistik (language of mass media), bercirikan antara lain hemat kata, sederhana, mudah
dimengerti, tidak mengandung arti ganda, dan umum digunakan.
Jurnalistik elektronik disebut juga Broadcast Journalism, yakni proses jurnalistik yang hasil
liputannya disebarkan melalui media radio dan televis. Berita radio hanya menggunakan
suara dan efek suara (auditory). Berita televisi dengan tambahan gambar (visual).
Wartawan radio lebih sering disebut reporter mengumpulkan fakta dan menyajikannya
melalui suara (disuarakan, bercerita) saja. Sedangkan wartawan televisi juga sering disebut
reporter atau jurnalis televisi melaporkan peristiwa dengan suara (kata-kata) sekaligus
gambar hasil shooting dan/atau rekaman kamera video.
Teknik penulisan naskah radio/televisi menggunakan bahasa tutur, yakni rangkaian katakata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari (spoken words), sederhana, mudah
dimengerti, ringkas, tidak rumit, dan jelas.
Sedangkan jurnalistik online (online journalism, cyber journalism) didefinisikan sebagai
pelaporan peristiwa yang diproduksi dan disebarkan melalui internet atau proses jurnalistik
yang hasilnya disajikan melalui media internet (cybermedia). Teknik penulisannya sama
dengan jurnalistik cetak, yakni menggunakan tulisan (bahasa tulis), namun penulisannya
lebih leluasa dan bisa jauh lebih lengkap dibandingkan naskah untuk media cetak atau
elektronik. Umumnya media cetak, radio, dan televisi juga menyediakan media online.
Jurnalistik media online dapat hadir secara individual, bukan lembaga, dengan hadirnya blog
atau weblog. Pemilik blog tidak hanya dapat menuliskan opini atau pengalalaman pribadi
(diary), tapi juga mempublikasikan berita, artikel, dan feature layaknya media komersial.
Kemunculan media online ini, termasuk weblog, dapat menumbuhsuburkan lahirnya Indy
Media atau media independen, bahkan maraknya underground media, sekaligus
mengimbangi mainstream media (www.romeltea.com).*

Jenis-Jenis Tulisan
Seorang penulis atau pengarang dapat memilih dan menggunakan tulisan jenis fiksi dan
non-fiksi untuk mengemukakan pikiran dan perasaannya. Meskipun demikian, baik tulisan
fiksi maupun tulisan non-fiksi memiliki perbedaan yang pokok, seperti perbedaan dalam
penyampaian isinya dan perbedaan dalam penggunaan bahasanya.

Fiksi. Dalam karya sastra, fiksi juga disebut karya rekaan. Sebagai cerita rekaan,
fiksi merupakan kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan
oleh daya khayal atau imajinasi pengarang. Biasanya yang termasuk dalam ragam
fiksi

adalah

roman,

novel,

dan

cerita

pendek

(cerpen)

Tulisan fiksi pada umumnya berusaha menghidupkan perasaan dan menggugah


emosi
pembaca. Hal ini berkaitan denga isi tulisan yang bersifat emotif. Selain bahasa

tulisan fiksi bermakna denotative, juga bermakna konotatif dan asosiatif.


Non-fiksi. Non-fiksi ditulis berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar ada
dan
terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tulisan jenis ini biasanya berkaitan
dengan

tulisan-tulisan

ilmiah

popular,

seperti

laporan,

artikel,

dan

lainnya.

Tulisan non-fiksi pada umumnya berusaha menarik dan menggugah nalar dan pikiran
pembaca melalui uraian, penjelasan, dan ulasan. Ini berkaitan dengan isi tulisan nonfiksi yang bersifat ilmiah sehingga menuntut aktivias kejiwaan yang bersifat rasional.
Itu sebabnya, tulisan non-fiksi berusaha mencapai tahap objektivitas yang tinggi.

Selanjutnya jenis tulisan berdasarkan gaya penullisannya, yaitu:


Narasi Narasi atau kisahan adalah jenis wacana yang sufatnya bercerita, baik
berdasarkan pengalaman, pengamatan, maupun berdasarkan rekaan pengarang.
Narasi juga bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin
dandirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu.
Narasi dapat dibedakan atas narasi fiktif dan narasi non-fiktif. Narasi fiktif bersifat

rekaan, sedangkan narasi non-fiktif bersifat nyata.


Deskripsi. Deskripsi adalah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau
melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan. Dalam menulis
deskripsi, setidaknya ada dua hal penting yang harus kita miliki. Pertama,
kesanggupan berbahasa yang kaya akan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan dan
ketelitian

penyelidikan

terhadap

objek

yang

akan

ditulis.

Dengan memenuhi kedua persyaratan itu, kita sanggup menggambarkan objek


tulisan ke dalam rangkaian kata-kata yang penuh arti dan tenaga, sehingga pembaca
dapa menerimanya dan seolah-olah melihatnya, mendengarnya, menciumnya, atau

merasakannya. Pilihan kata yang tepat dapat menghasilkan gambaran yang hidup

dan segar dalam imajinasi pembaca.


Eksposisi. Eksposisi yaitu tulisan yang berusaha menerangkan, menjelaskan, dan
memecahkan masalah, persoalan, atau ide, yang dapat memperluas pandangan
pembaca. Eksposisi merupakan bentuk tulisan yang sering digunakan dalam
menyampaikan uraian ilmiah, tetap tidak berusaha mempengaruhi pembaca. Melalui
eksposisi, pembaca tidak dipaksa menerima pendapat penulis. Akan tetapi,
setidaknya

pembaca

mengetahui

berpendapatseperti

bahwa

memang

ada

penulis

yang
itu.

Disamping ada eksposisi panjang, terdapat pula eksposisi pendek. Yang termasuk
eksposisi panjang umumnya berupa artikel dan tulisan ilmiah popular. Yang termasuk
eksposisi pendek misalnya petunjuk penggunaan obat, petunjuk pencegahan

berjangkitnya penyakit, dan lain-lain.


Argumentasi. Argumentasi ialah tulisan yang berusaha mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar percaya dan bertindak sesuai yang diinginkan oleh penulis.
Dalam argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sehingga mampu
menunjukkan apakah suatu pendapat itu benar atau salah. Melalui argumantasi,
penulis menunjukkan bukti-bukti untuk menyatakan sikap atau pendapt mengenai
suatu hal yang akan dikemukakan dalam tulisan. Unsur pokok penulisan argumentasi
ialah evidensi. Evidensi ialah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua
informasi atau pendapat seorang pakar, baik itu sebuah komisi atau perorangan yang
dianggap berwenang untuk itu, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu

kebenaran.
Persuasi. Persuasi ialah tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca agar
melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh penulis pada saat sekarang maupun di
masa yang akan dating. Unsur terpenting persuasi ialah kepercayaan. Dengan
kepercayaan inilah pembaca diharapkan melakukan sesuatu. Singkatnya, persuasi
adalah satu usaha menciptakan kesesuaian dan kesepakatan melalui kepercayaan.
Itulah macam-macam dari bentuk tulisan yang dapat dihasilkan oleh seorang penulis.
Mengenai bentuk-bentuk yang lain, seperti artikel dan esai, merupakan bagian dari
bentuk-bentuk tulisan diatas.

Dasar-Dasar Jurnalistik
Pengertian Jurnalistik
Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah,
konseptual, dan praktis. Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau
kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour

dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno,
du jour yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran
tercetak.
Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai
proses, teknik, dan ilmu.
1. Sebagai proses, jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan
menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini
dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah keahlian (expertise) atau keterampilan (skill)
menulis

karya

pengumpulan
wawancara.
3. Sebagai ilmu,

jurnalistik
bahan

(berita,

penulisan

jurnalistik

adalah

artikel,

seperti
bidang

feature)

termasuk

keahlian

dalam

peliputan

peristiwa

(reportase)

dan

kajian

mengenai

pembuatan

dan

penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa.


Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus
berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan
dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang
kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan,
gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu,
mempengaruhi, atau memberikan kejelasan.
Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing)
dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat
adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi,
penyebarluasan informasi, dan media massa.
Informasi : News & Views
Informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik,
informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini).
Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news
values) aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga informasi terbaru. Jenisjenis berita a.l. berita langsung (straight news), berita opini (opinion news), berita investigasi
(investigative news), dan sebagainya.
Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Jenis
informasi ini a.l. kolom, tajukrencana, artikel, surat pembaca, karikatur, pojok, dan esai.
Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni feature, yang
merupakan perpaduan antara news dan views. Jenis feature yang paling populer adalah
feature tips (how to do it feature), feature biografi, feature catatan perjalanan/petualangan,
dan feature human interest.

apa itu cerpen, artikel, opini


apa beda tulisan dengan berita

Вам также может понравиться