Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun secara cepat dan
fungsi tersebut tidak dapat kembali seperti semula, yaitu dimana ginjal mengalami
kegagalan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
2.2 Penyebab
1. Kurang minum
2. Minuman Berakohol
3. Minuman bersoda
4. Infeksi penyakit
5. Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat
6. Penyakit bawaan
7. Mengkonsumsi jamu dan obat-obatan berlebihan
8. Batu saluran kencing
2.3 Tanda dan Gejala
1. Gejala dini :
sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, lemah, nyeri
pinggang
2. Gejala yang lebih lanjut :
Nafsu makan menurun, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik
waktu ada kegiatan atau tidak, bengkak disertai lekukan, gatal-gatal pada kulit,
penurunan kesadaran
Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan jantung
Tekanan darah tinggi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat infeksi selaput jantung,
adanyua cairan pada lapisan jantung dan gagal jantung akibat penimbunan cairan,
gangguan irama jantung dan bengkak.
b. Gannguan paru-paru
Nafas dangkal, tersengal-sengal, batuk dengan dahak kental , suara napas berisik dan
terputus akibat aliran udara yang melewati cairan (krekels).
c. Gangguan pencernaan
Tidak nafsu makan, mual, dan muntah yang berhubungan dengan metabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran pencernaan, luka dan perdarahan mulut,
nafas bau ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet
syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati
( kelemahan dan hipertropi otot otot ekstremitas.
e. Gangguan Integumen

kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning kuningan akibat penimbunan
urokrom, gatal gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan
aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa biasanya retensi garam
dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis,
hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga
rangsangan eritopoesis pada sum sum tulang berkurang, hemolisis akibat
berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi
gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
1.4 Pemeriksaan
Menurut Doengoes (2000), pemeriksaan penunjang penyakit ginjal kronik adalah:
1. Urine
a. Volume : kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tak ada (anuria).
b. Warna : secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus, bakteri,
lemak, partikel koloid, fosfat atau sedimen koor, kecoklatan menunjukkan adanya
darah, Hb.
c. Berat jenis : kurang dari 1.015 (menetap pada 1.010 menunjukkan kerusakan
ginjal berat).
d. Natrium : lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi
natrium.
e. Protein : dapat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkan kerusakan
glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada.
2. Laboratorium Darah
a. BUN/ kreatinin : meningkat diatas normal
b. Hitung darah lengkap : Hb menurun biasanya kurang dari 7-8 g/dL
c. Kalium : meningkat
d. Natrium serum : mungkin rendah atau normal
e. Magnesium fosfat meningkat
f. Kalsium : menurun
g. Protein (khususnya albumin) : kadar serum menurun dapat menunjukkan
kehilangan protein melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan,
atau penurunan sintesis karena asam amino esensial.
h. Osmolaritas serum : lebih besar dari 285 mOsm/kg ; sering sama dengan urine
3. Pemeriksaan Radio diagnostik
a. Biopsi ginjal : mungkin dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel
jaringan untuk diagnosis histologik.
b. KUB foto : menunjukkan ukuran ginjal/ureter/kandung kemih dan adanya
obstruksi (batu)
c. Pielogram retrograd : menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.

d. Arteriogram ginjal : mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi


ekstravaskuler , massa.
e. Sistouretrogram berkemih : menunjukkan ukuran kandung kemih , refluks
kedalam ureter, retensi.
f. Ultrasono ginjal : terbentuk adanya atropi
g. Endoskopi ginjal, nefroskopi : dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal, keluar
batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif.
h. EKG : mungkin abnormal menunjukkan ketidak seimbangan elektrolit dan
asam/basa.
i. Foto kaki, tengkorak, kolumna spinal, dan tangan : dapat menunjukkan
demineralisasi, klasifikasi
1.5 Komplikasi
1. Hiperkalemia : akibat penurunan eksresi, asidosis metabolik, katabolisme dan
masukan diet berlebihan.
2. Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung : akibat retensi produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi : akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renninangiostensin-aldosteron
4. Anemia : akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin dan kehilangan darah selama
hemodialisis.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatic : akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah, metabolisme vitamin D abnormal dan peningkatan kadar
alumunium.
1.6 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pada GGK adalah:
1. Memperlambat progresi gagal ginjal, dengan:
a. Pengobatan hipertensi,sampai 140/90 mmHg
b. Pembatasan asupan protein
c. Restriksi Fosfor
d. Mengurangi proteinuria
e. Mengendalikan hiperlipidemia
2. Mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut:
a. Mencegah kekurangan cairan
b. Sepsis, dengan pemberian antibiotic yang sesuai
c. Hipertensi yang tidak terkendali, diberikan furosemid, Beta blocker, vasodilator,
antagonis calsium, penghambat Alfa
d. Obat nefrotoksik, hindari pemakaian NSAID, kontras radiologi
3. pengelolaan uremia dan komplikasinya:
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, pembatasan cairan , <1 L/hari dan
pada keadaan berat cairan yang diberikan < 500ml/hr, Natrium (NaCl) dibatasi
<2-4 gram/hari

b. Asidosis metabolic, pemberian Na bicarbonate bila terjadi penurunan serum


bicarbonate sampai < 15-17 mEq/L
c. Hiperkalemia, diatasi dengan:
- Ca Glukonas 10%, 10 ml dalam 10 menit intravena
- Na Bicarbonat 50-150 mEq intravena dalam waktu 15-30 menit
- Insulin dan glukosa: 6 unit insulin dan glukosa 50 gr dalam 1 jam
- Kayeexalat (resin pengikat kalium) 25-50 gram oral/rectal
d. Diet rendah protein : Kalori diberikan sekitar 35 Kal/KgBB/hari, protein 0,6
gram/KgBB/hari, nilai biologis tinggi (40% asam amino esensial )
e. Anemia : bila Hb , 8 gr/dl bisa diberikan eritropoetin, transfuse darah hanya
diberikan bila sangat dibutuhkan dan bisa memperbaiki keadaan klinis secara
nyata
1.7 Pencegahan
1. Minum air putih tidak lebih dari 2 liter/hari
2. Jangan menahan kencing
3. Latihan fisik secara rutin
4. Tidak merokok
5. Periksa kadar kolestrol
6. Jaga berat badan
7. Hindari minum alkohol
8. Makan dengan komposisi berimbang

Вам также может понравиться