Вы находитесь на странице: 1из 6

KEKUATAN TNI MASA KINI

Kekuatan militer Indonesia selama ini dianggap kurang berfungsi karena memang
boleh dikatakan Indonesia jarang sekali berkonfrontasi (perang) dengan negara lain.
Militer Indonesia baru kelihatan bekerja apabila terjadi bencana alam (force
majeure), konfik kepentingan antarsuku dan golongan, dan penjaga perbatasan
wilayah.
Indonesia adalah negara kelautan. Oleh karena itu, pemerintah sekarang mulai bergiat
mendukung agar putra-putra terbaik Indonesia lebih memilih akademi pelayaran dan
penerbangan. Sebab, laut dan udara sangat berkaitan erat dalam hal pemantauan
wilayah.Sewaktu Indonesia bersitegang dengan Malaysia. Ramai media massa yang
mengangkat pemberitaan seputar seberapa besar kekuatan militer Indonesia. Ternyata
walaupun Indonesia kurang memadai dalam alat persenjataan. Tetapi, Indonesia
memiliki semangat tempur yang disegani, baik dari segi Angkatan Laut (AL),
Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU).
Menurut Global Fire Power, kekuatan militer Indonesia menduduki peringkat ke 13.
Bukankah fondasi utama dari kekuatan militer adalah peralatan dan persenjataan,
sumber daya manusia, dan latihan. Makanya, ada semboyan: lebih baik mandi
keringat di medan latihan. Daripada mandi darah di medan pertempuran.

KEKUATAN TNI AL

Bofors 375mm pada KRI Fatahillah 361


Selain RBU-6000 yang merupakan sista (sistem senjata) peluncur roket anti kapal
selam buatan Rusia, TNI AL dalam gelar operasinya juga mengdalkan sista Bofors
375mm, peluncur roket anti kapal selam buatan Bofors (kini Saab Underwater
Systems) dari Swedia. Adopsi Bofors 375mm oleh TNI AL bahkan sudah lebih dulu
ketimbang RBU-6000. Pasalnya Bofors 375mm menjadi alutsista yang melekat pada
frigat kelas Fatahillah, yang terdiri dari KRI Faatahillah (361), KRI Malahayati (362)
dan KRI Nala (363).
Bofors 375mm sebagai anti submarine warfare weapon systems, mulai dikembangkan
pada tahun 1954, versi pertama (prototipe) mengusung empat laras peluncur roket,
mulai diproduksi pada 1956 dan digunakan oleh AL Belanda. Kemudian di tahun
1967, Creusot Loire mengadakan perjanjian kerjasama dengan Bofors untuk
memodifikasi Bofors 375mm hingga diwujudkan dalam versi dua laras peluncur
roket. Versi ini disebut sebagai modele54, dan inilah peluncur roket anti kapal selam
yang kini berada di geladak KRI Fatahillah. Bofors 375mm dual laras ini mulai
diproduksi pada tahun 1972, dan sampai saat ini telah digunakan oleh 14 angkatan
laut di seluruh Dunia. Saking populernya, Jepang kemudian memproduksi
berdasarkan lisensi, dan diberi kode Type 71.

KEKUATAN TNI AD

M82A1, sniper berat


Seorang perwira tinggi Marinir TNI AL pernah mengatakan bahwa dari pengalaman
pribadinya, senapan sniper yang terbaik itu adalah .308 alias 7,62mm. "Point fifty
(.50) terlalu besar dan tidak efektif," ujarnya. Pendapat ini tentu tidak salah. Karena
dari pengalaman TNI, heavy sniper rifle .50 memang tergolong arsenal baru. Baru
pada era 2000-an beberapa pasukan khusus TNI mulai mengadopsi senapan sniper
berat. Selain itu kontur permukaan Bumi di Indonesia yang tidak rata serta didominasi
vegetasi, menjadi tidak efektif untuk penggelaran sniper berat. Jika dicarikan benang
merahnya dengan perkembangan di mancanegara, sebenarnya tidaklah telat telat amat
bagi TNI mengakuisisi sniper berat. Pasalnya popularitas monster senyap satu ini baru
mendunia
pasca
Perang
Teluk
I.
Adalah pasukan khusus AS Delta Force dan SAS Inggris yang dipercaya
menggunakan M82A1 di Irak pada 1990. Tugas mereka sangat spesifik, yaitu
disusupkan ke padang gurun Irak menggunakan helikopter untuk kemudian memburu
rudal Scud (Scud hunting). Ketangguhan tembakan tunggal jarak jauh .50 lah yang
jadi peneguh hati USSOCOM hingga akhirnya merestui misi perburuan ini. Ketika
akhirnya AS kembali menginvasi Irak dan Afghanistan, M82A1 kembali menjadi
primadona. Satuan-satuan khusus dibekahi senapan sniper berat untuk melumpuhkan
target-target penting dan berbahaya dari jarak jauh tanpa musuh sempat menyadari
atau
membalas.
Melihat sejarah kelahirannya, .50 memang awalnya disulap dari senapan antimaterial
(antitank) kaliber besar antara 14,5mm hingga 20mm. Jerman yang seperti sudah
ditakdirkan sebagai negara pelopor dalam teknologi kemiliteran kembali menjadi
rujukkan awal. Pabrikan Mauser lalu menciptakan M1918 kaliber 13mm, senjata
antitank khusus untuk melumpuhkan tank-tank Inggris generasi pertama yang
memiliki
Sebaliknya jadi senjata makan tuan ketika senapan jenis ini jatuh ke tangan kelompok
bersenjata. Di Afghanistan dan Irlandia Utara, diyakini masih beredar senapan sniper
berat standar angkatan bersenjata saat ini yaitu Barrett M82A1. sejarah beredarnya
senapan ini di Afghanistan tak lepas dari campur tangan badan intelijen AS CIA yang
memasok 25 M82A1 kepada para pejuang Afghanistan. Sebaliknya di Irlandia Utara,

pejuang IRA (Irish Republican Army) dengan mudahnya memperoleh M82A1 pada
tahun 1986 di Chicago ketika senjata ini belum populer. Sang pengirim, Martin
Quigley, memang akhirnya tertangkap oleh FBI. Namun segelintir M82A1 dan dua
pucuk M90 sudah keburu lolos ke Irlandia. Inggris sampai harus mengirim SAS guna
memburu tim pembunuh senyap IRA yang dijuluki Cullyhanna ini.
Hanya saja dengan bobotnya yang superberat untuk dijadikan senjata, individu,
memang tidak mudah untuk menggelar sniper berat di medan operasi. Beratnya saja
berkisar antara 13-17 kg. Sosoknya juga boron dengan panjang total bisa mencapai
1.700mm alias setinggi prig dewasa.

Super Tucano memperkuat TNI AU


Indonesia terus memperkuat kekuatan militernya, sehari setelah resmi
meluncurkan KRI Klewang 625 yang merupakan Kapal perang Trimaran produk
dalam negeri kini TNI kedatangan 4 unit pesawat Super Tucano buatan pabrikan
Embraer Brasil.

Dikawasan ASEAN hanya indonesia yang mengoperasikan Pesawat super tucano, ini
merupakan pesawat strategis yang dimiliki TNI AU, karna pesawat ini memiliki
beberapa keunggulan yang tidak dimiliki pesawat lainya. Super tucano sangat unggul

dalam operasi pertempuran gerilya atau bisa dibilang pesawat ini anti gerilya, serta
cocok untuk ditempatkan di daerah perbatasan karna kemampuanya menggotong
beberapa macam bom dengan berat keseluruhannya 1.500 kg serta rudal udara ke
udara untuk pertahanan dari serangan pesawat/helikopter musuh. Untuk mengetahui
lebih detail tentang spesifikasi pesawat super tucano silahkan baca disini.
Rencananya pesawat ini akan resmi diserahkan kepada TNI AU pada tanggal 17
september nanti, untuk selanjutnya ditempatkan di skuadron 21 Lanud Abdulrachman
Saleh, malang, jawa timur. Pesawat ini menggantikan pesawatOV-10 Bronco yang
sudah lebih dulu dipensiunkan.

Daftar Pustaka
Nasution, A.H, Persenjataan Indonesia. Jakarta: mega book store.
Soergiri, dkk.perkembangan kekuatan militer Indonesia.Cet.I . Jakarta : indra djaja

Вам также может понравиться