Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
.A LATAR BELAKANG
Pelayanan Instalasi Rawat Inap merupakan bagian intergral dari pelayanan yang merawat
semua kasus yang meliputi kasus Penyakit Dalam, kasus Bedah, kasus Kebidanan dan Kandungan,
dan kasus Anak. Dalam rangka mendukung visi, misi, Rumah Sakit yang menjadi pusat pelayanan
trauma maka Instalasi Rawat Inap perlu menyusun program yang jelas dan matang. Hal tersebut
terkait dengan profesionalisme tenaga keperawatan yang merupakan tolak ukur dalam meningkatkan
produktifitas.
Guna keperluan tersebut, maka pengelolaan khusus terkait mutu profesional tenaga perawat
dan bidan, mutu pelayanan dan sarana prasarana pendukung pelayanan perlu direncanakan dengan
baik.
Pelayanan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat berpedoman pada standar
DepKes RI Tahun 1998 yang menerangkan pengolahan dan penatalaksanaan Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Type C beserta persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakannya.Sekilas
tentang Profile Instalasi Rawat Inap RS Semen Gresik
NAMA : INSTALASI INSTALASI RAWAT INAP
ALAMAT : Jl. RA. Kartini NO : 280 Gresik Kode Pos : 61111 Jawa Timur
No. Telp : (031)3987840
No. Fax : (031)3975946
e-mail : rs_semengresik@indo.net.id
Jam Pelayanan : 24 Jam
Melayani : Pasien Umum dan Tanggungan Perusahaan
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya Instalasi Instalasi Rawat
pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
kedokteran secara efektif dan efisien agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal, serta
dapat dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.
2. Tujuan Khusus.
1. Mengetahui standar ketenagaan di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bedah
Mitra Sehat
2. Mengetahui standar Fasilitas di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bedah Mitra
Sehat
3. Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Bedah Mitra Sehat
4. Mengetahui penyediaan logistik di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bedah
Mitra Sehat
5. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di Instalasi Instalasi Rawat
Inap
3.
Dibawah tanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap dan Bidang Keperawatan.
E. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar dikeluarkanya surat keputusan ini adalah ketentuan dalam bidang kesehatan
terutama yang menyangkut hak pasien dan keluarga, serta kwajiban staf rumah sakit yang
terlibat dalam pelayanan pasien dalam memenuhi kebutuhan pasien sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
4. Peraturan Pemerintah Nomer 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 370/Menkes/SK/III/2207 Tentang
Standar Profesi Ahli Teknologi Instalasi Rawat Inap Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
No
Nama Jabatan
Pendidikan
Sertifikasi
Kepala Instalasi
Instalasi Rawat
Patologi Klinik
Inap
Jumlah
Tenaga
Kebutuha
yang
n
1
Ada
1
Keterangan
Cukup
Manajemen
(Masih kuliah
Instalasi
spesialis)
Koordinator
D III Analis
Rawat Inap
Pelatihan
Cukup
Pelayanan
Pelaksana
Analis
Teknis
Kesehatan
D III Analis
Manajemen
Pelatihan
Instalasi
10
10
Cukup
Kesehatan
Instalasi
SMA/SMEA
Rawat Inap
Pelatihan
Kurang 2
16
14
Kurang 2
Administrasi
administrasi
Total
B. Distribusi Ketenagaan
Kepala Instalasi Instalasi Rawat Inap membawahi secara langsung kordinator pelayanan,dan
tidak langsung membawahi Analis pelaksana dan administrasi,Sedangkan Kordinator pelyanan
teknis membawahi secara langsung pelaksan dan administrasi Instalasi Rawat Inap .pelaksana
pelayanan labortorium dibagi 4 urusan yaitu Hematologi & Imunoserologi,Kimia Klinik &
Imunologi, Urinalisis dan Mikrobiologi sederhana serta Verivikasi Hasil
C. Pengaturan Jaga
Instalasi Intensive Unit dalam pengaturan jam dinas dibagi menjadi 3 shift dimana pada shift I
dinas mulai Jam 07.00 wib s/d jam 14.00 wib, shift 2 dinas mulai Jam 14.00 wib s/d jam 21.00
wib dan shift 3 dinas mulai 21.00 wib s/d jam 07.00 wib
BAB III
STANDAR FASILITAS
1. Standar Fasilitas
Instalasi Instalasi Rawat Inap RS Semen Gresik terletak digedung utama lantai dua pada
struktur bangunan RS Semen Gresik. Unit Instalasi Rawat Inap menempati luas bangunan 94,5
meter persegi, sebagai sarana pendukung dalam memberikan informasi diagnostik Instalasi Rawat
Inap juga dilengkapi dengan sarana prasarana alat medis yang canggih.
Tersedianya air bersih diolah dari pengolahan air PT. Semen Gresik di monitor secara
kontinue untuk memastikan kadar air yang digunakan untuk pemeriksaan memenuhi syarat baku
mutu air.
Listrik di suplai dari PLN dengan sumber listrik yang stabil dan tegangan yang konstan
sehingga tidak ada giliran listrik terputus dengan dibantu UPS. Hal ini diperlukan supaya
pemeriksaan tidak terhenti mengingat Instalasi Rawat Inap RSSG memberikan pelayanan 24 jam.
Pemantauan kestabilan voltage secara kontinue dilakukan agar alat-alat yang ada diInstalasi Rawat
Inap dapat digunakan dengan baik dan hasil yang dikeluarkan juga akurat.
1. Fasilitas Sarana
1.
Fasilitas batasan sarana ruang Instalasi Rawat Inap dengan bagian lain meliputi :
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kelas
I
Fasilitas
Jumlah
Bed pasien
103, 104,
Bed penunggu
105
Lemari pasien
Sofa
1 set
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Lampu baca
Rak handuk
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
Lemari pasien
Kursi penunggu
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Rak handuk
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
106, 107,
108, 109
IIA
110
111
Kantor
perawat
II B
III
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
Lemari pasien
Kursi penunggu
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Kipas angin
Rak handuk
Tempat sampah
Bel pasien
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
1
4
Lemari pasien
Kursi penunggu
TV
Remot TV
Kipas angin
Rak handuk
Tempat sampah
Bel pasien
Meja kantor
Sofa
Lemari kaca
Ra buku
Ruang
Obat
Lorong
Loker perawat
Tempat kunci
Meja kecil
Dispenser
Tempat handuk
Tempat sampah
Kaca hias
Papan informasi
Kaender
Jam dinding
AC
Remot AC
Kipas angin
1 set
Pesawat telpon
Kursi bulat
Kursi lipat
Lampu emergensi
Kulkas
Troly tindakan
Troly obat
Kipas angin
Box darah
Kursi roda
Brancard
Troly barang
Apar
Handrub
Ruang Dewasa II
1
401, 402, 403
404, 405
IIA
Lampu emergensi
Meja
Tempat sampah
Jam dinding
Bed pasien
Bed penunggu
Lemari pasien
Sofa
1 set
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Lampu baca
Rak handuk
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
Lemari pasien
Kursi penunggu
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Rak handuk
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
Lemari pasien
Kursi penunggu
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Kipas angin
Rak handuk
Tempat sampah
Bel pasien
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
1
4
Lemari pasien
Kursi penunggu
TV
Remot TV
Kipas angin
Rak handuk
Tempat sampah
Bel pasien
Kantor
Kulkas
perawat
Loker
Lemari buku
410-1s/d410-4
411-1s/d411-4
IIB
III
10
lorong
Meja kantor
EKG
Kipas angin
Kursi kayu
Kursi lipat
Baca foto
Infus pump
Syringe pump
Nebulizer
Tensi meter
Stetoskop
Tempat handuk
Kaca hias
Tempat sampah
Kursi roda
2
2
Brancard
Troly barang
201, 203
Apar
Handrub
Lampu emergensi
sofa
Tempat sampah
Jam dinding
Troly obat
Troly infus
Meja
Kursi lipat
Almari
Kulkas
Tempat tidur paramount
1
1
1
11
II
207, 209
11
206 ( Anak )
208 ( Anak )
210
III
III
III
(Perempuan)
12
211 (Laki-laki)
III
1 set
Almari pasien
Meja Mayo
Standar Infus
TV Flat 21
AC
Tempat tidur pasien
1
2
Almari pasien
Kursi lipat
Meja Mayo
Standar Infus
TV Flat 21 LG
AC
Box stainless
1
2
Almari px
Standar infus
1
2
Almari px
Standar infus
1
4
Box stainless
Almari px
5
2
12
13
Spoelhock
Box Stainless
Almari px
4
1
Rak alat
Urinal
Pispot
Ruang Neonatal
1
R.Observasi
R.Intermediate
Box bayi
11
Foto Therapi
Standar infus
Timbangan bayi
Thermometer digital
Stetoskop bayi
Korentang
Bengkok
Lampu penghangat
Oksigen sentral
Suction sentral
SC Set
AC
Jam dinding
Lemari obat
Rak obat
Lampu tindakan
Wastafel
Kaca rias
Lemari linen
Incubator
1
3
Bubble CPAP
Monitor
1
13
R.Isolasi
Standar infus
Nebulizer
Syringe pump
Resusitasi set
Thermometer digital
Resusitor
Bengkok
Stetoskop bayi
Neopuff Resusitator
O2 kering sentral
Suction sentral
AC
Troly medis
Wastafel
Kaca rias
O2 sentral
Box bayi set
2
5
Foto therapi
Standar infus
Timbangan bayi
Thermometer digital
Stetoskop bayi
Bengkok
Troly obat
O2 tabung kecil
Jam dinding
Wastafel
Kaca rias
AC
Meja perawat
Kursi lipat
Baby table
14
Dapur
R.Perawat
R.Penyuluhan
Ruang Obgyn
1
302
VIP
Lampu tindakan
Lemari dapur
1
1
Dispenser
Rice cooker
Sterilisator botol
Kulkas
Kipas angin
Meja perawat
Kursi lipat
Pesawat telpon
Bel pasien
1
1
Manakin/boneka ibu
Lemari linen
Meja
Kursi
Rak buku
Rak TV
Temat sampah
Bed pasien
Bed penunggu
Lemari pasien
Kamar mandi
Kulkas
TV
Remot TV
15
304, 309
306, 308
II
AC
Remot AC
Meja mayo
Bel pasien
Sofa set
O2 sentral
Pesawat telpon
Jam dinding
Kursi lipat
Coffe maker
Bed pasien
1
1
Bed penunggu
Lemari pasien
Kamar mandi
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Meja mayo
Bel pasien
Sofa set
O2 sentral
Jam dinding
Bed pasien
1
2
Lemari pasien
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Meja mayo
Bel pasien
Kursi lipat
16
310
R.Gynec
VK
III
O2 sentral
Kamar mandi
Bed pasien
1
6
Lemari
Kipas angin
Bel pasien
Meja mayo
Kamar mandi
O2 sentral
Standar infus
Jam dinding
Bed gynec
1
1
Bed pasien
Standar infus
Lampu tindakan
O2 tranfer
Jam dinding
Lampu tindakan
Troly obat
Lemari pasien
Meja mayo
Wastafel
Loker obat
Lemari obat
Tensi meter
AC
Remot AC
Bed pasien
1
2
Meja petugas
Lemari pasien
Lemari kaca
Lampu emergensi
17
Kantor Bidan
O2 sentral
Bel pasien
AC
Remot AC
Tensi meter
Kulkas
Standar infus
Lampu tindakan
Pesawat telpon
NST
Baby table
Infant warmer
Jam dinding
Kamar mandi
Wastafel
Spoolhock
Dopler
Meja tindakan
Jam digital
Meja
1
2
Komputer set
Kursi
Rak buku
Loker
Dispenser
Pesawat telpon
Wastafel
Kaca rias
Jam dinding
AC
Remot AC
18
10
R.Admin
Lorong
Midwife
station
Ruang Paviliyun I
1
101
VVIP
Komputer set
Meja
Kursi
Kipas angin
Jam dinding
Branchard
1
1
Kursi roda
Troly linen
Apar
Meja petugas
1
1
Pesawat telpon
Kipas angin
Rak buku
Kursi lipat
Lampu emergensi
Lamari linen
Jam dinding
Bed pasien
Bed penunggu
Lemari pasien
Standar infus
Dapur kecil
Panggangan roti
Meja rias
kulkas
Sofa set
Kursi bundar
Rak TV
TV
1
19
VIP
Remot TV
AC
Remot AC
Lampu baca
Pesawat telpon
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
O2 sentral
Suction sentral
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
1
1
Bed penunggu
Lemari pasien
Standar infus
Meja rias
kulkas
kursi tamu
kursi bundar
Rak TV
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Lampu baca
Pesawat telpon
20
Ruang Linen
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
O2 sentral
Suction sentral
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
1
1
Bed penunggu
Lemari pasien
Lemari penunggu
Standar infus
kursi tamu
kursi bundar
Rak TV
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
O2 sentral
Suction sentral
Handrub
Jam dinding
Kalender
Lemari linen
1
2
21
Ruang Admin
Nurse station
Tumur
Spoolhoch
Kantor
perawat
Troly linen
AC
Meja konter
1
1
Komputer set
Monitor CCTV
Pesawat telpon
Kursi
Vas bunga
Tempat sampah
Lampu baca foto
1
1
Kipas angin
Troly injeksi
Tensi meter
Stetoskop
Timbang BB
Kursu bundar
Set katheter
Set NGT
Set nebulizer
Jam dinding
Tempat sampah
Handrub
Rak waskon
1
1
O2 tabung kecil
Lampu tindakan
Standar infus
Meja
4
1
Kursi
2
22
Lorong
Lemari file
AC
Remote AC
Jam dinding
Loker perawat
Troly obat
Troly emergensi
EKG
Syringe pump
Kulkas
Tempat sampah
dispenser
Branchard
1
1
Kursi roda
Apar
Bed pasien
Bed penunggu
Lemari pasien
Standar infus
Dapur kecil
Panggangan roti
Meja rias
kulkas
Sofa set
Kursi bundar
Rak TV
TV
Remot TV
23
202, 204
VIP
AC
Remot AC
Lampu baca
Pesawat telpon
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
O2 sentral
Suction sentral
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
1
1
Bed penunggu
Lemari pasien
Standar infus
kulkas
kursi tamu
kursi bundar
Rak TV
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Lampu baca
Pesawat telpon
Tempat sampah
24
Meja mayo
Bel pasien
O2 sentral
Suction sentral
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
1
1
Bed penunggu
216, 217
Lemari pasien
Lemari penunggu
Standar infus
kursi tamu
kursi bundar
Rak TV
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
O2 sentral
Suction sentral
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
1
2
Lemari pasien
TV
Klas I
Klas II
25
Lorong
Kantor
perawat
Remot TV
AC
Remot AC
Meja mayo
Bel pasien
Kursi lipat
O2 sentral
Kamar mandi
Rak handuk
Tempat sampah
kalender
Kursi roda
1
1
Apar
O2 transfer
CCTV
Kulkas
2
1
AC
Remot AC
Kipas angin
Meja
Kursi
Lemari obat
Lemari kaca
Troly obat
Loker
Tempat sampah
Dispenser
Tensi meter
Stetoskop anak
Stetoskop dewasa
26
Nurse station
Kursi
Ruang Admin
Timbangan
Meja konter
1
1
Komputer set
Pesawat telpon
Kursi
Vas bunga
Tempat sampah
Bed pasien
Bed penunggu
Lemari pasien
Standar infus
Dapur kecil
Panggangan roti
Meja rias
kulkas
Sofa set
Kursi bundar
Rak TV
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Lampu baca
Pesawat telpon
Tempat sampah
Meja mayo
27
302, 303
VIP
Bel pasien
O2 sentral
Suction sentral
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
1
1
Bed penunggu
Lemari pasien
Standar infus
Meja rias
kulkas
kursi tamu
kursi bundar
Rak TV
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Lampu baca
Pesawat telpon
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
O2 sentral
Suction sentral
Handrub
Jam dinding
Kalender
28
309
304, 307
II
Bed pasien
Bed penunggu
Lemari pasien
Lemari penunggu
Standar infus
kursi tamu
kursi bundar
Rak TV
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Tempat sampah
Meja mayo
Bel pasien
O2 sentral
Suction sentral
Handrub
Jam dinding
Kalender
Bed pasien
1
2
Lemari pasien
TV
Remot TV
AC
Remot AC
Meja mayo
Bel pasien
Kursi lipat
O2 sentral
29
Kamar mandi
Rak handuk
Tempat sampah
kalender
Meja
1
1
perawat
Kursi
depan
Lemari kaca
Lemari kecil
Vas bunga
Pesawat telpon
Jam dinding
AC
Remote AC
Lemari kaca
1
1
perawat
Loker
belakang
Loker emergency
Kulkas
Meja mayo
ECG
Meja
Dispenser
AC
Cermin
Tempat sampah
Loker obat
Syringe pump
Nebuizer
Kursi plastik
waskom
1
16
Kantor
Kantor
Spoolhok
30
Nurse station
Lorong
Tangga pinjakan
Alat lavemen
Meja konter
1
1
Komputer set
Monitor CCTV
Pesawat telpon
Kursi
Vas bunga
Tempat sampah
Kursi roda
Apar
BAB IV
31
tiba diruang perawatan diantar oleh petugas TPP / perawat /bidan poliklinik/
ditambah riwayat tumbuh kembang, untuk kasus ditambah riwayat kebidanan. Sedangkan
pasien yang berasal dari IGD/poli klinik maka perawta meneruskan asesmen / pengkajian
awal dari pengkajian fisik sampai dengan masalah keperawatan
yang
timbul dan
didokumentasikan disertai dengan tanda tangan dan nama lengkap perawat yang mengkaji.
5. Perawat melakukan orientasi pada pasien dan keluarga tentang petugas yang akan merawat,
asuhan keperawatan dan kebidanan, waktu konsultasi dan visite dokter, hak dan kewajiban,
fasilitas ruangan, cuci tangan.
6. Dokter melakukan asesmen medis awal di lembar anamnese dan pemeriksaan fisik oleh
dokter yang terdiri dari :
1) Subyek yang terdiri dari keluhan utama pasien, anamnesa
2) Objek yang terdiri dari pemeriksaan fisik head to toe ,tanda tanda vital.
3) Assesman : diagnosis yang di dapatkan , diagnose banding bila ada
4) d. Planning
Jam berkunjung
33
3. Berikan penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang kondisi maupun tindakan yang akan
dilakukan
4. Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
5. Komunikasi efektif melalui metode S-BAR
6. Pengawasan penggunaan obat di ruangan
7. Pelaksanaan operasi sesuai prosedur
8. Mencegah infeksi nosokomial dengan cuci tangan sesuai standar WHO
9. Mencegah pasien jatuh
10. Kolaborasi dengan dokter dam tim kesehatan yang lain
E. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
34
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
35
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
112
113
114
115
116
117
118
perawatan
Melaksanakan komunikasi secara langsung/lesan
Melaksanakan komunikasi secara tidak langsung / tertulis
Melaksanakan komunikasi dengan isyarat dari pasien
Mengukur suhu badan melalui axila
Mengukur suhu badan melalui anus
Mengukur tekanan darah
Mengukur tekanan darah pada bayi/anak
Menghitung denyut nadi
Menghitung denyut pernafasan
Mengukur lingkar keaala bayi
Memonitor perdarahan masa nifas
Observasi gerakan janin
Melakukan pemeriksan dalam
36
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
37
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
Perawatan drainage
Merawat luka dekubitus
Mengompres luka
Perawatan luka bakar
Memberi mandi rendam pada pasien luka bakar luas
Memberikan rendam duduk
Perawatan luka gastrostomi
Persiapan tindakan lumbal punksi
Persiapan tindakan lumbal punksi bayi/anak
Persiapan tindakan punksi asites
Melakukan postural drainage
Melakukan postural drainage pada anak
Melakukan fisio terapi dada
Perawatan payudara pada ibu menyusui
Pelayanan imunisasi
Tindik telinga bayi
Menimbang berat badan bayi
Pemberian ASI Eksklusif
Cara meneteki bayi dengan benar dan baik
Cara mengeluarkan ASI secara manual
Cara menyimpan ASI
Penyuluhan PPASI
Tehnik penyuluhan
Pengisian kartu menuju sehat
Penyuluhan ibu post partum
Penyuluhan kesehatan bayi
Penanganan ibu hamil dengan emesis
Mendengarkan DJJ
Penanganan ibu hamil dengan anemi
Senam nifas
Senam pasca nifas
Pelayanan obstetri dan neonatal essensial komprehensip (PONEK)
Persalinan sungsang
Perawatan luka sectio
Perawatan kebersihan perineum
Persiapan tindakan sectio
Pelananan kebutuhan darah, obat dan cairan
Informasi/penjelasan tentang prosedur penanganan pada pasien dan keluarga
Informasi timbal balik pasien kebidanan
Larangan memberikan makan dan minuman pada bayi baru lahir
Larangan memberikan memberikan dot atau kempeng pada bayi
Persalinan aman
Rawat gabung
Penerimaan bayi baru lahir
Perawatan ibu inpartu dengan hepatitis
38
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
diri
Melakukan pendekatan pada pasien perilaku agresif
Melakukan pendekatan pada pasien perilaku curiga
Melakukan pendekatan pada pasien dengan masalah delusi
Pengelolaan bayi terlantan
Pengelolaan bayi lahir tanpa ayah
Pengelolaan bayi ditinggal lari orang tuanya
Bayi pulang sembuh
Bayi pulang paksa
Memberikan tranfusi tukar pada bayi
Pasien pulang paksa
Merujik pasien ke rumah sakit lain
Pasien pulang sembuh
Pasien pulang meninggal dunia
Melakukan pemeriksaan NST
Melakukan observasi 2 jam post partum
Inisiasi menyusui dini
Masage ibu post partum
Kunjungan rumah ibu post partum
Perawatan ibu hamil dengan ketuban pecah pada persalinan usia kurang dari 7
249
250
minggu
Perawat ibu hamil dengan letak lintang
Penata laksanaan kematian janin dalam kandungan
39
251
252
253
254
255
256
257
A. PENGERTIAN
Manajemen Instalasi rawat inap dan unit pelayanan lain yang terlibat dalam penggunaan
asesmen pasien merupakan penyelenggaraan pengurusan bahan habis pakai dan formulir-formulir
pendukung terhadap kebutuhan asesmen pasien dan barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
di rumah sakit secara teratur dalam kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan biaya
seefisien mungkin.
B. TUJUAN
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang tepat dan
kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan biaya yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang menyebabkan
hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak sehingga dapat
mempengaruhi pembukuan atau sistem akuntansi.
C. SYARAT MANAJEMEN LOGISTIK
1.
Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO (First In First Out).
Pemesanan bahan/barang bahan habis pakai secara periodik dan sesuai dengan kebutuhan
ruangan masing-masing.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan dirumah sakit untuk memberikan
jaminan keselamatan paien sehingga kepercayaan pasien terhadap pelayan Instalasi Rawat Inap
meningkat.Keselamatan pasien termasuk asesmen resiko,paien.Pelaporan setiap kali terjadi
insident dianalisis dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang dapat berulangnya kembali
insident tersebut sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap paien
2. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh tindakan pelayanan
yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan ,Selain itu agar tercipta
budaya keselamatan pasien,
3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN SECARA UMUM
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan pasien
rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan budaya
yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem dan proses pengelolaan
resiko, serta melakukan identifikasi dan pengkajian hal potensial bermasalah.
41
43
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait lainnya, yang mampu mengurangi
kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama dalam perawatan di rumah sakit
melalui pemberian informasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh
penerima pesan
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi (High Alert Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara signifikasi berisiko
membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
4. Kepastian Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Rumah sakit harus mempunyai metodologi identifikasi dan verifikasi pemberian tanda pada
lokasi operasi (Site Marking) berdasarkan diagnosis dan tepat pasien.
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Hand Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan
kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
b. Cuci
tangan
antiseptik/prosedural
adalah
proses
menghilangkan/
mematikan
mikroorganisme transient.
c. Cuci tangan bedah adalah proses menghilangkan/mematikan mikroorganisme transient
dan mengurangi flora resident.
6. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh
Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau ke tempat
lainnya yang lebih rendah pada saat istiharat maupun pada saat terbangun yang
disebabkan oleh berbagai kondisi penyakit stroke, epilepsi, kejang, penyakit kronis
lainnya atau karena terlalu banyak aktifitas atau akibat kelalaian perawat, pemberian
obat-obatan diuretik, laksatik, sedatif, psikotropik dan obat anti depresan
44
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1. KESELAMATAN KERJA
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah sakit adalah tempat kerja yang
termasuk dalam kategori tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja. Program kesehatan dan keselamatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga
bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah
sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua) disebutkan bahwa setiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam hal ini yang
dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada
dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat
hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan terhadap
pekerja dalam hal ini unit gizi dan perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian
integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit adalah :.
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan
sehat dan selamat.
45
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara tepat dan efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan pada
tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
3.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau
terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.
46
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk memastikan
agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak langsung dengan
pasien, terutama mereka yang bertugas di instalasi perawatan intensif, ruang rawat anak,
ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala dan pelindung kaki (sandal/sepatu
boot), sebelum masuk ruangan yang berpenyakit menular. Termasuk harus harus
mengenakan APD tersebut hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi atau penularan
6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien
a. Pengendalian teknis mencakup
Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi syarat yang
telah ditentukan.
Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat penyimpanan yang praktis.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan terciptanya kebiasaan
kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang telah ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas instalasi pemeliharaan
sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup.
7. Prosedur keselamatan kerja
a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan alat
pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
47
Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat membahayakan badan
dan kualitas barang.
Instalasi Rawat Inap. Hal ini mutlak perlu diperhatikan karena mempunyai dampak kesehatan
langsung bagi petugas dan dampak tidak langsung terhadap masyarakat/lingkungan disekitar
Instalasi Rawat Inap. Oleh karena itu pentingnya mengurangi bahaya yang terjadi, Instalasi
Rawat Inap harus mempunyai sarana keamanan kerja yang sesuai dengan Pedoman keamanan
Instalasi Rawat Inap mikrobiologi dan biomedis yang sesuai dengan tandart DepKes RI :
3. Ruangan di Instalasi Rawat Inap
a. Seluruh ruangan dalam Instalasi Rawat Inap mudah dibersihkan
b. Permukaan meja kerja tidak tembus air. Juga tahan asam, alkali larutan 48olytec dan panas
yang sedang
c. Perabot yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat
d. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah dibersihkan
e. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan Instalasi Rawat Inap
f. Penerangan Instalasi Rawat Inap sudah cukup memenuhi standart
g. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar mudah dibersihkan, tidak tembus
cairan serta tahan terhadap desifektan.
h. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dekat pintu keluar
i. Pintu Instalasi Rawat Inap dilengkapi pintu otomatis dan diberi label BAHAYA INFEKSI
j. Denah Instalasi Rawat Inap yang lengkap digantungkan ditempat yang mudah terlihat
k. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong 48olytec
l. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non medis (sampah medis kantong
48olytec warna kuning dan sampeh non medis kantong 48olytec warna hitam)
Koridor, gang dan lantai
a. Lantai Instalasi Rawat Inap harus bersih, kering dan tidak licin
48
pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan Instalasi
Rawat Inap. Adapun bentuk pencatatan dan pelaporan Instalasi Rawat Inap Rs Semen Gresik
terangkum dalam daftar arsip sebagai berikut :
49
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. BENTUK-BENTUK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pencatatan dan pelaporan
a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Barang /alat habis pakai atau alat kesehatan
1. Bon pemesanan barang/alat habis pakai
2. Pencatatan pemesanan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan diterima oleh bagian
umum untuk di verifikasi dan diserahkan ke bagian pengadaan.
3. Pencatatan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan yang belum terealisasi
b. Pencatatan dan Pelaporan Tentang pelayanan pasien
1. Dokumen rekam medis pasien.
2. Buku laporan kegiatan harian.
c. Pencatatan dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan di Unit pelayanan
1. Membuat inventaris peralatan di unit pelayanan
2. Dilaporkan kepada atasan langsung ( Kepala Ruangan)
d. Langkah-langkah Dalam Proses Pengendalian
Empat langkah dasar yang harus dilakukan :
1. Membuat standar untuk pelaksanaan yaitu:
a. Standar kualitas adalah suatu mutu dari bahan jadi dan pelayanan serta jasa yang
harus ditentukan atau dibuat patokan (tolok ukur).
b. Standar kuantitas adalah ukuran berat, jumlah dan volume yang diwujudkan dalam
ukuran bentuk.
50
c. Standar biaya adalah harga taksiran dari suatu barang atau jasa yang digunakan untuk
mengukur biaya lain.
d. Standar prosedur adalah sebagai cara yang benar untuk kegiatan sehari-hari dalam
proses penyelenggaraan pelayanan.
2. Melatih tenaga keperawatan untuk memahami dan melaksanakan standar-standar yang
telah ditetapkan.
3. Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang dilakukan kemudian
membandingkan antara pelaksanaan kegiatan yang benar-benar dilakukan dengan standar
yang telah dibuat sebelumnya.
4. Menetapkan tindakan perbaikan/koreksi untuk mengatasi penyimpangan dengan
melaksanakan cara-cara yang telah disepakati berdasarkan data kegiatan terdahulu.
B. SISTEM PENGENDALIAN EFEKTIF
Sistem pengendalian efektif meliputi:
1. Terkoordinasi dengan arus kerja, dan dapat memberikan informasi langsung kepada atasan
langsung.
2. Terfokus pada titik strategis, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh orang-orang yang
dikendalikan.
3. Objektif dan menyeluruh, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh orang-orang yang
dikendalikan.
4. Fleksibel. Sistem harus dibuat mudah, sehingga mudah diterapkan.
5. Secara ekonomi realistis, untung rugi pengendalian harus diperhitungkan secara realistis.
a. Secara organisasi harus realistis, jika sistem tidak realistis (standar yang ditetapkan terlalu
tinggi), maka bawahan cenderung membuat laporan bias.
b. Akurat/tepat yaitu informasi yang dihasilkan oleh sistem harus benar.
c. Tepat waktu, informasi harus didapatkan dalam suatu waktu tertentu, sehingga dapat
dilakukan koreksi bila diperlukan.
d. Sistem harus dapat diterima oleh semua pegawai.
C. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAYANAN
1. Terselenggaranya pelaksanaann indicator mutu klinis (IMK) di unit pelayananmeliputi :
a. Penyakit Bedah , Penyakit Dalam dan Anak
51
Dimensi Mutu
Tujuan
jam
Efektifitas dan efisien
Tergambarnya efektifitas
Definisi
keperawatan
Terlaksanananya pengisian proses asuhan keperawatan
Operasional
dan efisiensi
asuhan
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
pasien yang
Pengumpulan data
2. Asesmen awal medis pasien baru dalam 24 jam
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi
pasien
Terlaksanananya pengisian proses asuhan medis pasien
Operasional
53
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
pasien yang
terisi
Pengumpulan data
3. Pre visite anesthesia
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi
Operasional
dan efisiensi
asuhan
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpulan data
4. Pasien stroke yang dilakukan asesmen rehab medik
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
rehab medik
Efektifitas dan efisien
Tergambarnya efektifitas dan efisiensi asuhan rehab
Definisi
medik pasien
Terlaksanananya pengisian asesmen asuhan rehab
Operasional
54
Denominator
satu bulan
Total pasien stroke yang dilakukan asesmen asuhan
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpulan data
5. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpulan data
6. Kejadian reaksi tranfusi
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Frekuensi Pengumpulan Data
Periode Analisa
Numerator
Denominator
Sumber Data
Standar
bulan
IRNA
0,01 %
55
Penanggung jawab
IRNA
Pengumpulan data
7. Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri ( APS )
Judul
Dimensi mutu
Tujuan
Definisi operasional
Frekuensi pengumpulan data
Periode analisis
Numerator
( APS )
Menghindari pasien pulang paksa
Tidak ada pasien pulang atas permintaan sendiri
Jumlah pasien pulang paksa dalam 1 bulan
Setiap bulan
Tiga bulan
Jumlah pasien pulang paksa atas permintaan sendiri
Denominator
dalam 1 bulan
Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam 1 bulan
.
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
IRNA
5%
IRNA
bulan
Setiap bulan
Tiga bulan
Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang
terencana dari seluruh pasien yang dioperasi dalam 1
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
bulan
Jumlah pasien yang operasi dalam 1 bulan
IRNA
2 hari
IRNA
Pengumpulan data
9. Angka ketidaktepatan identifikasi pasien
56
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
setiap bulan
IRNA
0%
IRNA
Pengumpulan data
10. Kejadian dekubitus selama masa perawatan
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpulan data
11. Angka kejadian pasien jatuh
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
57
Definisi Operasional
perawatan
Jatuhnya pasien di unit pelayanan perawatan pada
saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak
disebabkan oleh serangan strok, epilepsy, bahaya
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpulan data
12. Angka kematian BBLR kurang dari 2500 gram
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Denominator
bulan
Jumlah seluruh BBLR < dari 2500 gram dalam satu
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
bulan
IRNA
0%
IRNA
Pengumpulan data
13.Pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir selama masa rawat inap
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Denominator
bulan
Jumlah seluruh BBLR < dari 2500 gram dalam satu
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
bulan
IRNA
0%
IRNA
Pengumpulan data
14. Angka kematian ibu karena eklampsi
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
masa perawatan
Setiap bulan
3 bulan sekali
Jumlah ibu yang meninggal karena eklampsia setiap
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
bulan
Total ibu dengan eklampsia pada bulan tersebut
IRNA
0%
IRNA
Pengumpulan data
15.Angka kematian ibu karena perdarahan
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
59
Periode Analisa
Numerator
3 bulan sekali
Jumlah ibu bersalin
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
bulan tersebut
IRNA
0%
IRNA
yang
meninggal
karena
Pengumpulan data
16.Angka kematian ibu karena sepsis
Judul
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
sepsis
Kematian ibu melahirkan karena sepsis dalam
periode tertentu
Setiap bulan
3 bulan sekali
Jumlah ibu melahirkan yang meninggal karena sepsis
Denominator
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
tersebut
IRNA
0%
IRNA
Pengumpulan data
60
BAB IX
PENUTUP
Dengan tersusunnya Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Bedah Mitra
Sehat ini diharapkan :
1.
2.
Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak yang terkait,
pedoman ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan demi terwujudnya
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat sesuai dengan visi dan misi serta
untuk mewujudkan Program Peningkatan Mutu Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat.
Ditetapkan di : Gresik
Pada tanggal : 5 Juni 2013
Instalasi Rawat Inap
Kepala,
dr Oktavianto HP
61