Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
XIII / 0 - 16
AT-1. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan
Hitungan Mundur
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
XIII / 1 - 16
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu paling akhir kita masih dapat
memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa menunda kurun waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan oleh hitungan maju. Ada
beberapa aturan yaitu :
AT-4. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu selesai
paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan (LS
= LF D).
AT-5. Bila suatu kegiatan memiliki (memecah menjadi) 2 atau lebih kegiatan
berikutnya, maka waktu selesai paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama
dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
B.
Waktu penyelesaian proyek umumnya tidak sama dengan total waktu hasil penjumlahan
kurun waktu masing-masing kegiatan yang menjadi unsure proyek, karena adanya kegiatan
yang paralel. Bila jaringan kerja hanya mempunyai satu titik awal (initial node) dan satu titik
akhir (terminal node), maka jalur kritis juga berarti jalur yang memiliki jumlah waktu
penyelesaian terbesar/terlama, dan jumlah waktu tersebut merupakan waktu proyek yang
tercepat. Kadang dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam sebuah jaringan kerja.
Identifikasi Float Total
Float total mempunyai kaidah atau aturan sebagai berikut :
AT-6. Float total suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi
waktu selesai paling awal, atau waktu mulai paling akhir dikurangi waktu mulai paling
XIII / 2 - 16
Dengan memilki float total, maka pelaksanaan kegiatan dalam jalur yang bersangkutan
dapat ditunda atau diperpanjang sampai batas tertentu, yaitu sampai float total = 0. Jadi
boleh dipilih kapan mulai atau selesainya suatu kegiatan tanpa harus mempengaruhi
selesainya jadwal proyek secara keseluruhan.
Float-float Bebas, Interferen dan Independen
1. Float Bebas.
Salah satu syarat adanya float bebas adalah bilamana semua kegiatan pada jalur
yang bersangkutan dimulai seawall mungkin. Float bebas dimiliki oleh satu kegiatan
tertentu sedangkan float total dimiliki oleh kegiatan-kegiatan yang berada di jalur
yang bersangkutan.
AT-7. Float bebas dari suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai
paling awal (ES) dari kegiatan berikutnya dikurangi waktu selesai paling awal
(EF) kegiatan tersebut.
FF = ES EF.
2. Float Interferen.
Bila suatu kegiatan menggunakan sebagian dari IF sehingga kegiatan nonkritis
berikutnya pada jalur tersebut perlu dijadwal lagi (digeser) meskipun tidak sampai
mempengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan.
AT-8. Float Interferen sama dengan Float total dikurangi Float bebas. IF = FT
FF.
3. Float Independen .
Float independen memberikan identifikasi suatu kegiatan tertentu dalam jaringan
kerja yang meskipun kegiatan tersebut terlambat, tidak berpengaruh terhadap float
total dari kegiatan yang mendahului ataupun kegiatan berikutnya.
AT-9. Float Independen (FId) = ES kegiatan berikutnya dikurangi LF kegiatan
terdahulu dikurangi kurun waktu kegiatan yang dimaksud.
C.
Jalur Kritis
Jalur ini memerlukan perhatian maksimal dari pengelola proyek, terutama pada periode
perencanaan dan implementasi pekerjaan, musalnya diberikan prioritas utama dalam
alokasi sumber daya yang dapat berupa tenaga kerja atau peralatan.
XIII / 3 - 16
Kegiatan-kegiatan pada jalur ini pada umumnya dianggap kurang memerlukan perhatian
dari pengelola proyek terutama dalam aspek jadwal.
Jadwal Dengan Kalender
Pada jaringan kerja, perhitungan kurun waktu didasarkan atas hari kerja tetapi implementasi
pekerjaan menggunakan kalender, sehingga yang perlu dilakukan adalah memindahkan
jumlah hari kerja yang dihasilkan dari perhitungan ke dalam tanggal kalender dan disebut
kalender kerja.
Kalender kerja pada dasarnya adalah kalender biasa yang menuliskan hari-hari kerja proyek
secara berurutan dan tidak memasukkan kedalam hitungan hari minggu dan hari besar/libur.
D.Multititik Awal dan Multiterminal
Sampai saat ini , pembahasan jaringan kerja terbatas pada asumsi bahwa proyek hanya
memiliki satu titik awal dan satu terminal akhir. Asumsi ini dimaksudkan untuk memudahkan
pemahaman. Pada kenyataan sesungguhnya, proyek umumnya memiliki sejumlah titik awal
dan terminal dengan jalur-jalur yang menghubungkan satu dengan yang lain, bahkan sering
terjadi silang menyilang. Dengan demikian, usaha mengidentifikasi jalur kritis menjadi lebih
ruwet.
13.3 Teknik evaluasi dan Review Proyek (PERT)
Dalam upaya meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian proyek telah
ditemukan metode selain CPM,yaitu: PERT.Metode PERT di rekayasa untuk menghadapi
situasi dengan kadar ketidakpastian yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan,misalnya
dijumpai pada proyek penelitian dan pengembangan sampai menjadi produk yang sama
sekali baru.Pendekatan dalam PERT menganggap bahwa kurun waktu ,sehingga lebih baik
perkiraan diberi rentang(range).yaitu dengan memakai tiga angka estimasi.PERT juga
memperkenalkan parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian tersebut secara
kuantitatif seperti :deviasi standar dan varian.
Orientasi ke Peristiwa
PERT lebih berorientasi
XIII / 4 - 16
adalah : dalam estimasi kurun waktu kegiatan,dimana PERT menggunakan tiga(3) angka
estimasi,yaitu : a,b, dan m yang mempunyai arti sebagai berikut :
a = kurun waktu optimistik(optimistic duration time)
waktu tersingkat
mulus.
m = kurun waktu paling mengkin(most likely)
Kurun waktu yang paling sering terjadi dibanding dengan yang lain bila kegiatan
dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.
dibanding
satu(1)
XIII / 5 - 16
XIII / 6 - 16
Bila garis tegak lurus dibuat melalui te,maka garis tersebut akan membagi dua sama besar
area yang berada di bawah
diharapkan(te)
dengan
kurun
waktu
paling
mungkin(m).Angka
menunjukkan
angkaterkaan atau perkiraan oleh seorang estimator.Sedangkan te adalah hasil dari rumus
matematis.contoh; misalnya seorang estimator di perkirakan angka-angka sebagai berikut:
Kurun waktu optimistic(a) = 4 hari
Kurun waktu pesimistik(b) = 9 hari
Kurun waktu paling mungkin(m) = 5 hari
Maka angka te :
te = (4+4x5+9) (1/6)
= 5,5 hari
Maka angka kurun waktu yang d harapkan te = 5,5 lebih besar dari kurun waktu
paling mungkin m = 5,0.Angka te akan sama besar dengan m bilamana
kurun waktu
optimistic dan pesimistik terletak simetris terhadap waktu yang paling mungkin atau b-m =
m-a.
Estimasi Angka-angka a,b, dan m
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam estimasi besarnya angka-angka
tersebut.diantaranya :
Estimator perlu mengetahui fungsi dari a,b, dan m dalam hubungannya dengan
perhitungan-perhitungan dan pengaruhnya
keseluruhan.
Didalam
proses
estimasi
angka-angka
a,b,
dan
bagi
masing-masing
berdiri
XIII / 7 - 16
Tabel 13-11 tabulasi hasil perhitungan TE,TL,dan Slack jaringan kerja dari gambar 1315 :
XIII / 8 - 16
XIII / 9 - 16
XIII / 10 -
XIII / 11 -
Pada metode PERT,pengamatan dan analisis atas jalur kritis dan subkritis justru
lebih ditekankan lagi.Hal ini terlihat pada waktu menganalisis deviasi standar,varians tiap
kegiatan
Simulasi Montecarlo
Salah satu prosedur yang dikenal sebagai simulasi montecarlo
menggunakan
computer,dapat
memperbaiki
masalah
identifikasi
jalur
dengan
kritis dan
subkritis.Masing-masing kegiatan dianggap memiliki kurva distribusi beta dan kurun waktu
kegiatan dipilih secara acak(random).Prosedur dilakukan ribuan kali sehingga dapat diamati
kemungkinan berapa kali suatu kegiatan terletak pada jalur kritis.
Kritik terhadap PERT
XIII / 12 -
jauh kemungkinan
mencapai target,semua itu tergantung dari ketepatan dalam memilih angka-angka tiga
estimasi a,m,dan b.
Disini acapkali diamatikan kritik yang berhubungan dengan metode PERT.Sering
dijumpai estimator menggunakan angka-angka yang jauh dari
pengalaman dalam bidangnya.Hasil perhitungan akhir akan jauh berbeda hanya karena
estimator yang satu bersikap optimis dan yang lainnya konservatif.
Perbandingan PERT versus CPM
Jika telah mengetahui kedua metode CPM dan PERT ,maka dapat
dibandingkan,aspek-aspek
apa
yang
perlu
diberi
perhatian
lebih
besar
dalam
aplikasinya.Satu hal lagi mengenai kedua metode tersebut ialah dengan adanya faktor
varians, maka pada PERT perlu di perhatikan jalur subkritis karena oleh sesuatu sebab
mungkin menjadi kritis dengan segala akibatnya.Ini tidak ada dalam CPM.
Tabel 13-15 menunjukkan beberapa cirri dari kedua metode tersebut.
XIII / 13 -
XIII / 14 -
Kegiatan mana boleh mulai, sesudah kegiatan A selesai, berapa lama jarak waktu antara
selesainya kegiatan A dengan mulainya kegiatan berikutnya.
Kegiatan mana harus diselesaikan, sebelum kegiatan tertentu B boleh mulai, dan berapa
lama tenggang waktunya
Kegiatan mana harus mulai sesudah kegiatan tertentu C mulai dan berapa lama jarak
waktunya
adanya
parameter
yang
bertambah
banyak,
perhitungan
untuk
mengidentifikasi kegiatan dan jalur kritis akan lebih lebih kompleks karena semakin banyak
faktor yang perlu diperhatikan. Untuk maksud tersebut, dikerjakana analisis serupa dengan
metode CPM, dengan memperhatikan konstrain terkait
Hitungan Maju
Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut
-
Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecesor) dan (j) kegiatan yang sedang ditinjau
Hitungan Mundur
Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut :
-
Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan berikutnya
Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling akhir
dengan waktu mulai paling awal. LF ES = D
Bila hanya sebagian dari kegiatan bersifat kritis, maka kegiatan tersebut secara utuh
dianggap kritis
XIII / 15 -
Ilustrasi dibawah ini memberikan petunjuk bagaimana menyusun jaringan PDM dari
suatu informasi tertentu. Misalnya sebagai berikut :
-
Membuat denah node sesuai dengan jumlah kegiatan. Jadi, dalam hal ini akan terdapat
enam node, dengan kurun waktu yang bersangkutan
Menghubungkan
node-node
tersebut
dengan
anak
panah
sesuai
dengan
Menyelesaikan diagram PDM dengan melengkapi atribut dan simbol yang diperlukan
Menghitung ES, EF, LS, dan LF untuk mengidentifikasi kegiatan kritis, float dan waktu
penyelesaian proyek.
E. Interupsi Kegiatan
Oleh karena alasan tertentu, dalam PDM kadang-kadang dijumpai suatu kegiatan
dihentikan dan pelaksanaan selanjutnya dari sisa kegiatan tersebut ditunda. Hal ini dikenal
sebagai splitting atau interupsi.
Pengaruh Interupsi Terhadap Pekerjaan
Dalam praktek dilapangan, adanya interupsi demikian sering menurunkan produktivitas
tenaga kerja. Oleh karenanya, diusahakan dihindari denga berbagai cara, misalnya dengan
memperpanjang kurun waktu pengerjaan suatu kegiatan, dengan mengurangi jumlah tenaga
dan sumber daya yang dipergunakan.
Cara pertama mungkin berpengaruh terhadap efisiensi pekerjaan, sedangkan cara
kedua harus diteliti betul-betul apakah tidak berakibat terhadap penyelesaian proyek secara
keseluruhan.
Edit 2008
XIII / 16 -
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
Edisi 2008
ok