Вы находитесь на странице: 1из 13

Home

Kebidanan
KTI Kebidanan
KTI Keperawatan
Makalah
Penelitian
Proposal Penelitian

To search
Home penelitian Contoh Latar Belakang masalah
penelitian

Contoh Latar Belakang masalah


02.27
ali sarjunipadang
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, informasi menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi, baik organisasi
pemerintah maupun swasta.Keseluruhan kegiatan organisasi pada dasarnya membutuhkan
informasi. Oleh karena itu, informasi menjadi bagian yang sangat penting untuk mendukung
proses kerja administrasi dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dari birokrasi didalam
menghadapi perubahan situasi dan kondisi yang berkembang dengan cepat.
Salah satu sumber informasi penting yang dapat menunjang proses kegiatan administrasi
maupun birokrasi adalah Arsip (record). Sebagai rekaman informasi dari seluruh aktivitas
organisasi, arsip berfungsi sebagai pusat ingatan, alat bantu pengambilan keputusan, bukti
eksistensi organisasi dan untuk kepentingan organisai yang lain. Berdasarkan fungsi arsip yang
sangat penting tersebut maka harus ada menajeman atau pengelolaan arsip yang baik sejak
penciptaan sampai dengan penyusutan.
Pengelolaan arsip secara baik yang dapat menunjung kegiatan administrasi agar lebih
lancar seringkali diabaikan dengan berbagai macam alasan. Berbagai kendala seperti kurangnya
tenaga arsiparis maupun terbatasnya sarana dan prasarana selalu menjadi alasan buruknya
pengelolaan arsip di hampir sebagian besar instansi pemerintah maupun swasta. Kondisi
semacam itu diperparah dengan image yang selalu menempatkan bidang kearsipan sebagai
bidang pinggiran diantara aktivitas-aktivitas kerja lainnya.

Realitas tersebut dapat dilihat dalam berbagai kesempatan diskusi dan seminar bidang
kearsipan yang senantiasa muncul keluhan dan persoalan klasik seputar tidak diperhatikannya
bidang kearsipan suatu instansi atau organisasi, pimpinan yang memandang sebelah mata tetapi
selalu ingin pelayanan cepat dan tentu saja persoalan tidak sebandingnya insentif yang diperoleh
pengelola kearsipan dengan beban kerja yang ditanggungnya.
Problema-problema tersebut tentu sangat memprihatinkan, karena muaranya adalah pada
citra yang tidak baik pada bidang kearsipan.Padahal bidang inilah yang paling vital dalam
kerangka kerja suatu administrasi. Tertib administrasi yang diharapkan hanya akan
menjadi omong kosong apabila tidak dimulai dari tertib kearsipannya.
Dari sisi pandang keilmiahan, kegiatan arsip dan pengarsipan selama ini masih terlihat
sebagai kegiatan teknis. Dan ini sebenarnya hampir sama dengan kesan yang muncul ketika
orang mencoba mereduksi kegiatan perpustakaan. Arsip, perpustakaan, record management,
maupun sistem informasi sangat mudah menimbulkan kesan pertukangan atau teknis
prosedural, sebab kesemua bidang ini memang sarat oleh kegiatan teknis.
Disamping itu, Mengingat ruang lingkup pelayanan umum yang diberikan oleh instansi/
lembaga sangat luas dan kompleks baik menurut jenis maupun sifat maka upaya menetapkan
dasar-dasar pelayanan umum tersebut merupakan hal yang mendasar & sangat perlu untuk
mengatasi kompleksitas tersebut. Sehingga pelayanan umum dapat digambarkan sbb :
1.

Meningkatkan kualitas dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi/lembaga


di bidang pelayanan umum.

2.

Mendorong agar dapat mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehingga
pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.

3.

Mendorong terciptanya kreatifitas, prakarsa dan peran serta masyarakat utk mencapai
pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Pemberian pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat adalah merupakan


perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat didalam melaksanakan
sebagaimana diungkapkan diatas, ternyata masih banyak pelayanan kepada masyarakat masih
rendah.
Kasus-kasus yang ada dalam masyarakat pengurusan ke instansi pemerintah dapat
ditemukan misalnya, mental aparatur kurang simpatik, keseluruhan ini dapat dikatakan
mempunyai unsur korupsi, kronis dan nepotisme.Kejadian diatas mempunyai unsur biaya yang
tinggi dan tingkat kebocoran yang cukup mengkuatirkan baik dalam kehidupan sosial maupun
dalam kehidupan ekonomi.

Kasus-kasus diatas jika terus menerus akan berubah menjadi budaya, hal ini berbahaya
terhadap kemajuan sosial, politik, ekonomi dan hukum. Oleh karena itu untuk menanggulangi
masalah tersebut perlu dikembangkan dan disebarluaskan sistem manajemen pelayanan prima
sebagai syarat pemenuhan kepuasan masyarakat.
Sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan / masyarakat, maka
diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas
kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi
sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi pelayanan.
Apapun pelayanan kepada masyarakat tentunya telah ada suatu ketetapan tata laksananya,
prosedur dan kewenangan sehingga penerima pelayanan puas apa yang telah diterimanya.
Sehubungan dengan itu pelayanan kepada masyarakat harus mempunyai makna mutu pelayanan
yang :
1.

Memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan prosedur yang ditetapkan untuk
penyelesaian setiap tugas dalam pemberian pelayanan.

2.

Memuaskan pelanggan artinya bahwa setiap keinginan orang yang menerima pelayanan
merasa puas, berkualitas dan tepat waktu dan biaya terjangkau.

Kantor Arsip Daerah Kota Medan adalah unsur penunjang Pemerintah Kota Medan
yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah melalui Sekretaris Daerah. Kantor Arsip Daerah Kota Medan mempunyai tugas
melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dibidang kearsipan dan melaksanakan tugas
pembantuan di bidang pengelolaan dan pelayanan kearsipan. Sistem pengelolaan kearsipan yang
tepat adalah salah satu indikator penyelenggaraan pemerintahan yang baik, antara lain
terlaksananya administrasi pemerintahan yang benar dan hal ini tidak terlepas dari terlaksananya
penataan sistem pengelolaan kearsipan yang tepat sehingga dapat menciptakan efektifitas,
efisiensi dan produktifitas bagi satu organisasi di lingkungan Pemerintah Kota Medan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :
PERANAN ARSIP DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PRIMA DI KANTOR
ARSIP KOTA MEDAN
A. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah Seberapa besar
peranan arsip dalam peningkatan pelayanan prima pada kantor arsip daerah kota Medan.
B. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi masalah ruang lingkup masalah dalam penelitian ini
adapun pembatasan masalah adalah Pengelolaan arsip yang terkendali akan mewujudkan
pelayanan prima yang baik di Kantor tersebut.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui bagaimana Peranan Arsip di Kantor Arsip Daerah Kota Medan dalam
melaksanakan tugasnya.

2.

Untuk mengetahui bagaimana Peningkatan Pelayanan Prima di Kantor Arsip Daerah Kota
Medan dalam melaksanakan tugasnya.

3.

Untuk mengetahui bagaimanaPeranan arsip dalam peningkatan pelayanan prima pada


kantor arsip daerah kota Medan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.

Secara akademis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penambahan


data/referensi yang berkaitan dengan Kearsipan khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Islam Sumatera Utara.

2.

Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan
penulis yang diperoleh selama duduk dibangku kuliah.

3.

Secara Praktis, khususnya bagi Kantor Arsip Daerah Kota Medan dengan adanya
penelitian penulis ini diharapkan mampu menjadi suatu masukan untuk mengetahui
Sejauh mana Kantor Arsip Daerah Kota Medan dalam peningkatan Pelayanan Prima.

E. Kerangka Teori
1. Pengertian Arsip
Menurut Undang undang No. 7 tahun 1971 tentang ketentuan ketentuan Pokok
kearsipan Bab I pasal 1, arsip adalah :Naskah naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga

Negara dan badan badan pemerintah dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pemerintah.
Naskah naskah yang dibuat dan diterima oleh badan badan swasta dan atau
perorangan, dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok
dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
Menurut The Liang Gie (200:20) yaitu arsip sebagai kumpulan warkat-warkat yang
disimpan secara teratur, berencana karena mempunyai sesuatu kegunaan agar setiap kali
diperlukan dapat cepat ditemukan kembali.
Menurut T. R. Schellenberg (The Liang Gie, 1979, 217) The term ,archives may now be
defined as follow : Those records of any public or private institution which adjudged worthy of
permanent preservation for reference and research purpose and which have been deposited or
have been selected for deposit in onarchival institution. (istilah arsip dapatlah kini
dirumuskan sebagai berikut: warkat-warkat dari suatu badan pemerintah atau swasta yang
diputuskan sebagai dokumen berharga untuk diawetkan secara tetap, guna keperluan mencari
keterangan dan penelitian dan disimpan atau telah dipilih untuk disimpan pada suatu badan
kearsipan.
Menurut Drs. Ig. Wursanto (1989 : 12) kearsipan adalah proses kegiatan pengurusan atau
pengaturan arsip dengan mempergunakan suatu sistem tertentu sehingga arsip-arsip dapat
ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Menurut Maulana (1974:18) memberikan rumusan bahwa kearsipan adalah suatu metode
atau cara yang direncanakan dan dipergunakan untuk menyimpan, pemeliharaan arsip bagi
individu maupun umum dengan memakai indeks yang sudah ditentukan, biasanya untuk
keperluan filling ini dipergunakan lemari, laci cabinet dari bahan baja tahan karat atau dari kayu
yang terkunci, jauh dari bahaya yang tidak diinginkan.
Dari segi bahasa Secara etimologi istilah arsip berasal dari bahasa Yunani Arche yang
berarti Permulaan, menjadi Ta archia selanjutnya menjadi Archeon yang berarti Gedung
Pemerintahan, dan kemudian dalam bahasa latinnya berbunyi Archifium.
Menurut Mulyono, Muhsin, dan Marimin (1985:3) memberikan pengertian tentang
kearsipan yaitu tata cara pengurusan penyimpanan warkat menurut aturan dan procedure yang
berlaku dengan mengingat 3 unsur pokok yang meliputi : penyimpanan, penempatan, dan
penemuan kembali.
Menurut Wursanto (1991:13) Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara
teratur berencana karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat
ditemukan kembali.
Berdasarkan definisi beberapa ahli di atas, Arsip merupakan kumpulan naskahnaskah
atau dokumen dalam corak apapun ( cd, peta, perangko) yang di dalamnya memberikan
keterangan keterangan atau bukti tentang sutau kejadian, sehingga pada saat di perlukan dapat
dengan mudah ditemukan.

2. Fungsi dan Peranan Arsip


Sebagai sumber informasi, maka arsip dapat membantu meningkatkan dalam rangka
pengambilan keputusan secara cepat dan tepat mengenai suatu masalah. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa fungsi dan peranan arsip yaitu :
1.

Alat utama ingatan organisasi

2.

Bahan atau alat pembuktian (bukti otentik)

3.

Nilai informasional yang perlu, misalnya untuk pengambilan keputusan

4.

Bahan dasar perencanaan dan pengambilan keputusan

5.

Nilai informasional dalam proses menuju penentuan kebijakan yang menyangkut banyak
orang dan perlu memperhatikan kesinambungan serta perkembangan.

6.

Barometer kegiatan suatu organisasi mengingat setiap kegiatan pada umumnya


menghasilkan arsip

7.

Sebagai pedoman kerja.

8.

Sebagai sumber informasi yang dipergunakan baik secara lagsung atau tidak langsung
dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, penelitian, evaluasi dan berbangsa dan
bernegara.

9.

Bahan informasi kegiatan ilmiah lainnya.

3. Defenisi Pelayanan Prima


Pelayanan adalah suatu kegiatan atau suatu urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung dengan manusia atau mesin secara fisik untuk menyediakan kepuasan konsumen.
(Lehtinen 1983 p. 21).Pelayanan adalah sesuatu yang dapat diperjualbelikan dan bahkan tidak
dapat dihilangkan (Gumehsoson Th. 1987 p. 22)
.
Pelayanan Prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan /
masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk
memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi
profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi.

4. Unsur-Unsur Pelayanan Prima

Apapun pelayanan kepada masyarakat tentunya telah ada suatu ketetapan tata laksananya,
prosedur dan kewenangan sehingga penerima pelayanan puas apa yang telah diterimanya.
Sehubungan dengan itu pelayanan kepada masyarakat harus mempunyai makna mutu pelayanan
yang :
1.

Memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan prosedur yang ditetapkan untuk
penyelesaian setiap tugas dalam pemberian pelayanan.

2.

Memuaskan pelanggan artinya bahwa setiap keinginan orang yang menerima

pelayanan

merasa puas, berkualitas dan tepat waktu dan biaya terjangkau.

Unsur-unsur kualitas pelayanan :


1.

Penampilan. Personal dan fisik sebagaimana layanan kantor depan (resepsionis)


memerlukan persyaratan seperti : wajah harus menawan, badan harus tegap / tidak cacat,
tutur bahasa menarik, familiar dalam perilaku, penampilan penuh percaya diri, busana
harus menarik

2.

Tepat Waktu & Janji. Secara utuh dan prima petugas pelayanan dalam menyampaikan
perlu diperhitungkan janji yang disampaikan kepada pelanggan bukan sebaliknya selalu
ingkar janji. Demikian juga waktu jika mengutarakan 2 hari selesai harus betul-betul
dapat memenuhinya.

3.

Kesediaan Melayani. Sebagaimana fungsi dan wewenang harus melayani kepada para
pelanggan, konsekuensi logis petugas harus benar-benar bersedia melayani kepada para
pelanggan.

4.

Pengetahuan Dan Keahlian. Sebagai syarat untuk melayani dengan baik, petugas harus
mempunyai pengetahuan dan keahlian. Disini petugas pelayanan harus memiliki tingkat
pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu yang disyaratkan dalam jabatan serta memiliki
pengalaman yang luas dibidangnya.

5.

Kesopanan & Ramah Tamah. Masyarakat pengguna jasa pelayanan itu sendiri dan lapisan
masyarakat baik tingkat status ekonomi dan sosial rendah maupun tinggi terdapat
perbedaan

karakternya

maka

petugas

pelayanan

masyarakat

dituntut

adanya

keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois dan santun dalam
bertutur kepada pelanggan.
6.

Kejujuran Dan Kepercayaan. Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat dipergunakan
berbagai aspek, maka dalam penyelenggaraannya harus transparan dari aspek kejujuran,
jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam pembiayaan dan jujur dalam penyelesaian
waktunya. Dari aspek kejujuran ini petugas pelayanan tersebut dapat dikategorikan
sebaga pelayanan yang dipercaya dari segi sikapnya, dapat dipercaya dari tutur katanya,
dapat dipercaya dalam menyelesaikan akhir pelayanan sehingga otomatis pelanggan
merasa puas. Unsur pelayanan prima dapat ditambah unsur yang lain.

7.

Kepastian Hukum. Secara sadar bahwa hasil pelayanan terhadap masyarakat yang berupa
surat keputusan, harus mempunyai legitimasi atau mempunyai kepastian hukum. Bila
setiap hasil yang tidak mempunyai kepastian hukum jelas akan mempengaruhi sikap
masyarakat, misalnya pengurusan KTP, KK dllbila ditemukan cacat hukum akan
mempengaruhi kredibilitas instansi yang mengeluarkan surat legitimasi tersebut.

8.

Keterbukaan. Secara pasti bahwa setiap urusan / kegiatan yang memperlakukan ijin,
maka ketentuan keterbukaan perlu ditegakan. Keterbukaan itu akan mempengaruhi unsurunsur kesederhanaan, kejelasan informasi kepada masyarakat.

9.

Efisien. Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat adalah
efisiensi dan efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga menghasilkan biaya
yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta hasil kualitas yang tinggi. Dengan
demikian efisiensi dan efektifitas merupakan tuntutan yang harus diwujudkan dan perlu
diperhatikan secara serius.

10.

Biaya. Pemantapan pengurusan dalam pelayanan diperlukan kewajaran dalam penentuan


pembiayaan, pembiayaan harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat dan
pengeluaran biaya harus transparan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

11.

Tidak Rasial. Pengurusan pelayanan dilarang membeda-bedakan kesukuan, agama, aliran


dan politik dengan demikian segala urusan harus memenuhi jangkauan yang luas dan
merata.

12.

Kesederhanaan. Prosedur dan tata cara pelayanan kepada masyarakat untuk diperhatikan
kemudahan, tidak berbelit-belit dalam pelaksanaan.

F. Kerangka Konsep
Dalam pelaksanaan penelitian ini ditetepkan kerangka konsep metodologi penelitian
dalam bentuk variabel sebagai berikut :
1.

Variabel Bebas (X) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atatu pendahulu dari
varibel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Peranan Arsip.

2.

Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau apa yang
dipengaruhi oleh variabel yang mendahulinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Peningkatan Pelayanan Prima.

3.

Variabel Antara (Z) adalah jumlah gejala yang tidak dapat di kontrol, akann tetapi dapat
di perhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas.

Gambar 1 kerangka konsep

G. Operasional Variabel

1.
2.
4.
1.
2.
3.
4.

Dari judul dan perumusan masalah sudah tergambar pada penelitian ini penulis
menggunakan dua Variabel yaitu Peranan Arsip dan Peningkatan Pelayanan Prima Sedangkan
indicator dalam penelitian ini adalah:
Adapun indicator Peranan Arsip variabel adalah bebas:
Menyimpan
Menata
Mengatur
Sedangkan indikator Peningkatan Pelayanan Prima variabel terikat adalah:
Sikap Pegawai (Attitude)
Perhatian Pegawai ( Attention)
Tidak Rasial ( No Racism)
Tindakan Pegawai (Action)
Gambar II Operasional Variabel

1.
2.
3.
4.

Variabel Bebas (X)


Peranan Arsip
Menyimpan
1. Sikap Pegawai (Attitude)
Menata
2. Perhatian Pegawai (Attention)
Mengklarifikasi
3. Tidak Rasial (No Racism)
Mengatur
4. Tindakan Pegawai (Action)

H. Hipotesis
Hipotesis adalah anggapan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah yang sedang
di teliti untuk dapat memberikan suatu gambaran yang masih di uji atau dibuktikan
kebenarannya.
Berdasarkan perumusan masalah di atas. Dikemukakan hipotesis sebagai berikut: Ada
pengaruh peranan arsip dalam peningkatan pelayanan prima kantor daerah kota Medan.
I. Metode Penelitian
1. Lokasi penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
analisis kuantitatif (Korelasional), yaitu suatu metode yang diguanakan untuk memecahkan suatu
masalah dengan cara mengumpulkan data-data, menyusun dan mengklasifikasikannya,

menganalisis dan mengadakan interpretasi data sehingga memberikan suatu gambaran tentang
suatu keadaan secara obyektif berdasarkan teori yang ada.
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang penulis teliti adalah Kantor Arsip Daerah Kota Medan.
3. Populasi
Arikunto (1998 : 15) menyatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek yang
akan diteliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan pendapat diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh jumlah pegawai yang bekerja di KantorArsip Daerah Kota Medan yang berjumlah 32
orang.
4. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Arikunto (1998 : 120), mengemukakan tentang
penarikan sampel penelitian yaitu untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang
dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah seubyeknya lebih besar dari 100, maka dapat diambil 10-15% atau 2025% atau lebih.
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil sampel seluruh jumlah pegawai
Kantor Arsip Daerah Kota Medan yaitu 32 pegawai.

5. Teknik pengumpulan data


Dalam menyusun Skripsi, perlu adanya metode atau pedoman yang menjadi dasar dalam
pengambilan
bahan
atau
data
yang
relevan
dengan
judul.
Oleh karena itu dalam menganalisa data, peneliti menggunakan metode penelitian sebagai
berikut
1.

Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu data yang penulis peroleh dari
perusahaan dengan cara membaca buku-buku, literatur-literatur dan artikel-artikel yang
erat hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan Skripsi Minor
ini.

2.

Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penulis langsung malakukan penelitian di


Kantor arsip daerah kota Medan dengan menggunakan teknik pengumpulan data.

6. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa korelasional yang memberi
gambaran peranan arsip dalam peningkatan pelayanan prima di kantor arsip kota Medan.
7. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh antara Variabel Bebas terhadap Variabel terikat dengan
menggunakan rumus Person Moment Corelation. Dengan demikian data dan kata yang di
peroleh di lokasi penelitian dengan cara mengumpulkan, mengklarifikasikan, dan
menginterpretasikan data yang diberhubungan dengan masalah yang dihadapi, dimana data dan
fakta digambarkan dan dijelaskan sebagaimana adanya.
Sugiyono (2005:212)
Dalam hal ini :
Rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y
X
: Variabel Bebas
Y
: Variabel Terikat
N
: Jumlah Sampel
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Variabel X dan Y menggunakan
Rumus Determinan dari Sugiyono (2003:215) yaitu:
X 100%
Sugiyono (2005 : 213)
Keterangan :
D
: Koefesien Determinan
Rxy : Koefesien Korelasi Produck Momen

BAB I

BAB II

J. Sistematika Penulisan
Untuk dapat memudahkan melihat dan memahami apa yang dibahas dalam Penelitian ini
,maka penelitimenguraikan dalam lima bab sebagai berikut :
:Pendahuluan yang menguraikan tentang Latar Belakang Masalah Pokok Penelitian,
Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Lokasi Penelitian dan
Sistematikapembahasan.
:Landasan teori yang mengemukakan tentang Pengertian Kearsipan, Pengertian Manajemen
Kearsipan, Pengertian Sistem Kearsipan Dinamis, Pengertian, Fungsi Kearsipan, Penyusutan
Arsip dan Perlindungan arsip dan pelayanan prima

BAB III
BAB IV

BAB V

:Gambaran umum objek penelitian yang melihat Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja di
kantor arsip Kota Medan.
:Hasil dan Pembahasan, yang membahas mengenai Penyimpanan dan Penyusutan Arsip,
Pemakaian dan Pemeliharaan Arsip Dalam Menunjang Efisiensi Kerja di Kantor arsip daerah
kota Medan, serta Permasalahan Yang Dihadapi.
:Penutup yang terdiri atas Simpulan dan Saran-saran

Вам также может понравиться