Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
T = 9,74 . 105
T = 9,74 . 105
Pd
n
(kg mm)
8,82
10000
T = 859,1 kg .mm
19
Agar dapat menahan beban pada perhitungan di atas, dipilih baja batang difinishing dingin
S45C-D, yang mendapat perlakuan panas dengan penormalan serta kekuatan tarik B sebesar
58 kg/mm2.
Faktor keamanan yang perlu dipertimbangkan adalah sebesar :
Sf1 = 6,0 untuk bahan S-C
Sf2 = 3,0
Harga 6,0 diambil untuk bahan S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan, sedangkan
harga 3,0 diambil karena pengaruh konsentrasi yang cukup besar dan apabila beban
dikenakan kejutan atau tumbukan yang besar.
d. Tegangan geser yang di izinkan (a)
B
sf 1 .sf 2
a =
58
6,0 x1,3
=
= 7,44 kg/mm2
Faktor koreksi untuk pemakaian beban lentur (Cb) yang dianjurkan oleh ASME adalalah :
Cb = 1,2 - 2,3
Jika terjadi beban lentur Cb = 1,5
Jika tidak terjadi beban lentur Cb = 1,0
e. Diameter poros (ds)
Untuk menghitung diameter poros digunakan persamaan (4).
ds =
5,1.Kt.Cb.T
1
3
7,44
1
3
20
= 10,98 mm
Sesuai dengan tabel 2.2 normalisasi diameter poros dengan beban puntir, maka kita ambil ds
= 15 mm.
5,1. T
a
ds 3
5,1.1242,8859,1
7,44kg / mm 2
3
(15)
=
= 3,312 kg/mm2 7,44 kg/mm2
Karena tegangan geser yang terjadi lebih kecil daripada tegangan geser yang diizinkan
(
) atau 3,312 kg/mm2 7,44 kg/mm2, maka konstruksi poros aman untuk digunakan.
Perhitungan spline yang akan direncanakan dapat ditentukan dengan standar spline dan
naf pada tabel 2.4:
a. Diameter luar spline (DL) = 90 mm
b. Tinggi spline (h) = 6 mm
Maka diameter dalam spline (Dd) = DL h
= 90 6
= 84 mm
W=
90 84
1
x
2
2.21
= 4,364 mm
d. Panjang spline (L) = 9 x masing-masing plat
= 9 x 3 mm
= 27 mm
e. Gaya tangensial
2T
Dm
F=
2(859,1)2
90 84
= 19,75 kg
f. Tegangan geser
F
L.W
19,75kg
3mm(4,364mm)
q
=
q
= 1,508 kg/mm2
Dari perhitungan di atas dapat di simpulkan bahwa kontruksi dari perencanaan ini aman
Karena a > q
22
3.3 Pasak
Untuk menghitung pasak digunakan persamaan :
T
(ds / 2)
F=
859,1
(10,98 / 2)
=
= 156,48 Kg
Tegangan geser yang diizinkan beban (P)
B
sf 1 .sf 2
P=
60
6.3
= 3,33 kg/mm
2
k=
F
Pa
l1 .l 2
156,48
8
l1 .10
sehingga
l1 10,9mm
23
maka :
F
l 2 .t 2
156,48
8
l 2 .7,12
=
L = 3,912 harga terbesar diantara
sehingga l2 15,2mm
l1
dan
l2
L = panjang pasak 38 mm
3.4 Perencanaan Baut dan Mur
Gaya yang dialami baut
- Gaya awal ( F1 = 26,7 kg)
- Gaya tekan (F2 = 23,55 kg)
Maka gaya total yang terjadi:
Ftotal = 26,7 + 23,55
= 50,25 kg
a. Tegangan tarik yang terjadi :
Ftotal
n d2
4
50,25
0,16
2
4 10
4
kg/mm2
b. Tegangan geser
24
Fg
n d2
4
Di mana :
Fg (gaya geser) = T/rmi
Maka :
T
r i
m
n d2
4
T
D2 D1
i
4
n d2
4
859,15
110 90
10
4
0,0341
3,14 2
4
10
4
kg/mm2
Untuk menentukan apakah suatu konstruksi aman atau tidak, maka harus dicari tegangan
geser maksimum :
max
max
2 4 g2
2
(0,16) 2 4(0,0341) 2
2
0,12kg / mm 2
25
Dalam perancangan ini bahan yang digunakan adalah baja S35 C-D (JIS G 3123). Dengan
kekuatan tarik b = 53 kg/mm2. Faktor keamanan : Sf1 = 6 dan Sf2 = 3.
Besarnya tegangan geser yang diizinkan :
b
Sf 1 ( Sf 2 )
53
kg / mm 2
6(3)
= 2,94 kg/mm2
Syarat aman :
a > q
2,94 > 0,1 kg/mm2
Wl =
F
6
23,55
6
26
= 3,91 kg
3.6.1
Bahan pegas
Bahan pegas dapat dibuat dari beberapa jenis bahan. Menurut pemakaiannya, bahan baja
dengan penampang lingkaran adalah yang banyak dipakai. bahan yang dipakai adalah baja
pegas SUP 4 yaitu pegas untuk tumpuan kendaraan.
a. Tegangan rencana (b)
Dalam perencanaan besarnya tegangan rencana harus diambil maximal 80% maka d
diperoleh :
b = 0,8.a
= 0,8.2,94
= 2,352 kg/mm2
b. Tegangan geser yang terjadi (a)
a = K
8 DWl
d3
Diameter rata-rata lilitan dapat diperoleh dari, yaitu untuk a = 65 Kg/mm2 maka diameter
lilitannya diperoleh 18 mm. Indek pegas adalah C = D/d dimana Harga D/d terletak antara
4 sampai 10 ,dalam hal ini C didapat sekitar 6
d=
D
C
27
18
6
= 3 mm
d. Faktor tegangan (K)
K
4C 1 0,615
4C 1
C
Dimana :
C =6
Faktor ini dapat dicari dengan persamaan
K
4.6 1 0,615
4.6 1
6
= 1,25
e. Frekwensi pegas (Ns)
Ns = C.n
= 6.10000
= 60000 L/mm
f. Lilitan aktif (na)
na = 2,13.107
= 2,13.107
d
Ns.D 2
3
60000.18 2
28
N = na +
1,5
2,0
=4+2
=6
: 15 mm
: 32 mm
: 9 mm
: 440 kg
Xo = 0,6 ; Yo = 0,5
= 23,55 kg
= 12,69 kg
33,3
fn
10000
1
3
0,149
29
fh fn
C
Po
0,149(440)
12,69
= 5,166
Maka umur bantalan dapat dihitung dengan persamaan:
Lh = 500 fn3
= 500 (5,166)3
= 68933,96 jam
= 7,98 tahun
Be
Baris tunggal
Baris ganda
Fa/Fr >e
Fa/VFr
ba
n
Beban
putar pada
cincin
dalam
pu
tar
pa
da
Baris tunggal
Baris ganda
e Fa/VFr > e
e
cin
cin
lua
r
Xo
Yo
Yo
Fa/Co
= 0,014
= 0,028
= 0,056
Banta
= 0,084
lan
= 0,11
bola
= 0,17
alur
= 0,28
dalam
= 0,42
1,2
0,56
= 0,56
0,43
=
Banta
20
lan
= 250
bola
= 300
sudut
0,41
= 35
= 40
0,39
1
1,2
0,37
0,35
2,30
2,30
0,19
1,99
1,90
0,22
1,71
1,71
0,26
1,55
1,55
0,28
1,45
1,45
0,30
1,31
1,31
0,34
1,15
0,59
1,15
0,38
1,04
1,04
0,42
1,00
1,00
0,44
0,6
0
0,5
0,5
1,00
1,09
0,70
1,63
0,57
0,42
0,84
0,87
0,92
0,67
1,41
0,68
0,38
0,76
0,76
0,78
0,63
1,24
0,80
0,33
0,66
0,60
107
0,95
0,55
0,57
0,93
1,14
0,66
0,57
0,5
0,29
0,26
0,66
1
0,58
0,52
Sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta : Pradnya Paramita, 1987
31