Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sinopsis:
Di padang Efrata, Zakaria bertengkar dengan Zebulon. Mereka berebut padang
penggembalaan. Simeon menengahi pertengkaran itu. Mereka sepakat untuk menyampaikan
persoalan ini kepada majikan masing-masing.
Di tempat lain, Naftali dan Dina (adik-adik Simeon) dikejar-kejar
tentara Romawi karena mengamen di pasar. Dia bersembunyi di
dalam rumah. Tentara Romawi menyusul sampai di rumah. Sarah
(ibu Naftali) memintakan maaf untuk anak-anaknya. Tentara Romawi
bersedia melepaskan setelah meminta uang suap.
Di rumah pak Yoas, Simeon menyampaikan persoalan di padang
Efrata kepada majikannya itu. Pak Yoas malah mengeluhkan
keadaan yang semakin sulit. Padang rumput semakin susah didapat karena dipakai oleh
tentara Romawi untuk membangun benteng pertahanan dan pasar. Padang-padang rumput
yang tersisa juga dikuasai oleh tentara Romawi. Setiap peternak harus membayar sewa untuk
menggembalakan di situ. Yoas tidak merasa tidak mampu membayar sewa. Yoas punya
rencana untuk berhenti berternak domba saja.
Simeon pulang ke padang Efrata dengan hati gundah. Kalau Yoas benar-benar menutup
usahanya, maka dia akan kehilangan pekerjaan. Padahal dia harus menghidupi ibunya, yang
sudah menjanda dan Naftali, adiknya. Saat Simeon sampai di padang Efrata, ibu dan adiknya
sudah menyusul di sana. Mereka memberitahukan bahwa kehabisan uang untuk makan
besok. Simeon hampir putus asa. Sebelum pulang, ibunya mengingatkan Simeon tentang janji
Tuhan yang akan mengirimkan seorang Mesias, yang akan memerintah dengan adil. Simeon
menanggapinya dengan dingin.
Tak lama kemudian, terjadi peristiwa luarbiasa. Malaikat mendatangi Simeon dan kawankawannya, untuk memberitahukan kedatangan Juruselamat. Para gembala segera pergi ke
Betlehem, seperti yang diperintahkan malaikat. Sesudah itu Simeon pulang untuk
memberitakan dua kabar baik. Pertama, kabar baik tentang kedatangan juruselamat. Kedua,
tentang perkenalannya dengan para Majus di Betlehem. Para Majus itu memberitahukan ada
padang rumput yang sangat subur dan luas di sebelah Timur. Simeon lalu berpamitan untuk
untuk menggembala di sana.
Tokoh-tokoh:
1.Simeon
2.Sarah
Ibu Simeon. Janda dari seorang nelayan yang mati tenggelam. Penyabar,
lembut, penyayang, penuh pengertian.
3.Dina
Adik perempuan Simeon. Berumur 8-9 tahun. Ulet dan rajin. Menyayangi
keluarga.
4.Naftali
5.Yoas
6.Yunius
7.Zakaria
8.Zebulon Penggembala.
9.Gabriel
Malaikat
Alat:
Sandiwara ini membutuhkan sebuah layar putih besar di pojok panggung. Lampu besar
disorotkan dari arah belakang layar. Dibutuhkan juga beberapa boneka dari karton yang akan
ditampilkan di balik layar.
Boneka-boneka tersebut adalah:
Kawanan domba
Rumah besar
Tentara Romawi
Kandang Betlehem
Maria
Keledai
Yesus
Kambing
Yusuf
Gembala (3 buah)
Onta
Babak I
Pertengkaran Gembala
Di padang Efrata yang berumput hijau, terlihat ada banyak domba yang digembalakan.
Layar: Menampilkan kawanan domba yang sedang merumput. Terdengar suara domba-domba yang
mengembik.
Narator:
Tersebutlah sebuah kisah di sebuah negeri Israel. Bangsa yang tinggal dan
berdiam di negeri ini adalah umat pilihan Tuhan. Mereka telah
menyaksikan mukjizat dan pertolongan Tuhan, ketika Tuhan
membebaskan mereka dari perbudakan di tanah Mesir.
Selama empat puluh tahun bangsa Israel mengembara di padang pasir
menuju tanah perjanjian. Selama itu pula Tuhan mencukupi segala
kebutuhan mereka. Meski Allah sudah membebaskan bangsa Israel dari
perbudakan dan memberikan tanah yang berlimpah susu dan madu, tapi
mereka sering memberontak kepada Tuhan. Hukuman demi hukuman,
peringatan demi peringatan, teguran demi teguran, tak juga membuat
mereka jera.
Kira-kira duaribu tahun yang lalu, Allah membiarkan Israel dijajah dan
dikuasai kerajaan Romawi. Di bawah pemerintahan Romawi, kebebasan
mereka dibatasi. Mereka harus membayar pajak yang tinggi. Kegiatan
mereka dimata-matai. Mereka tak boleh menentukan nasib mereka
sendiri.
Di tengah kesesakan, Israel kembali berpaling dan berseru kepada Tuhan.
Mereka menantikan pembebasan yang dijanjikan. Datangnya Penyelamat
yang datang dengan penuh keperkasaan. Yang memimpin mereka
berperang melawan penindasan.
Tapi, mengapa sang Pembebas tak kunjung menjelang? Kapankah
Penyelamat akan datang? Kapankah kesesakan itu 'kan terhilang?
FADE IN
Zebulon masuk dari arah kiri panggung sambil menghardik domba-domba milik orang lain supaya
menjauh. Tak lama kemudian Zakaria masuk dari arah kanan panggung dengan wajah marah.
1. Zakaria
2. Zebulon
: Zakaria, kamu bisa menggembala, tidak sih?!! Lihat, tuh! Dombadombamu masuk ke dalam wilayah penggembalaanku. Makanya
kuhalau saja domba-dombamu.
3. Zakaria
: Lho, emangnya padang rumput ini milikmu saja??!! Setiap orang bebas
menggembala di sini. Siapa yang lebih dulu menggembala ada di sini,
dia berhak melepas domba-dombanya di situ. Kami sudah ada di sini
lebih dulu daripada kalian. Jadi kamu dan teman-temanmu itu uang
sebenarnya mengganggu tempat kami.
4. Zebulon
: Salah, Bung! Justru kami yang berhak atas padang rumput ini. Tahu,
: Ijin? Ijin apaaan? Dari jaman nenek moyang kita sampai sekarang tidak
ada ijin-ijinan untuk menggembala domba.
6. Zebulon
7. Zakaria
8. Zebulon
: Ya, pemerintah Romawi. Kamu punya ijin, nggak? Kalau nggak punya,
giringlah domba-domba kalian dari tempat ini!
9. Zakaria
10. Zebulon
11. Zakaria
12. Zebulon
13. Zakaria
Keduanya menyanyi bersahut-sahutan saling menantang. Lagu: "Ada Gerakan Roh Allah di Sini"
Zakaria:
Hai kau pengganggu di sini
Pergilah dari sini
Ke Barat ke Timur, Utara atau Selatan
Terserah kemana kau pergi
Zebulon:
Hai kau gembala liar
Kau yang harusnya pergi
Kamilah yang punya
Ijin di tempat ini
Pergilah dari sini
15. Zebulon
16. Zakaria
: Enak saja. Justru Zebulon ini yang menyerobot wilayah kita. Aku
sudah ngomong baik-baik dengannya, tapi dia malah mengatakan aku
gembala liar. Apa tidak keterlaluan tuh!
17. Zebulon
: Kalau orang yang tidak punya ijin itu disebut apa? Liar, 'kan? Lha kalau
memang liar, harus dibilang apa lagi? Kalau liar, ya liar. . . liar . . . liar!!!
18. Zakaria
19. Simeon
20. Zakaria
: Kalau dia tidak bisa diomongi baik-baik, ya mau pakai cara apa lagi?!!
21. Simoen
: Hati boleh panas, tapi kepala harus tetap dingin. Mari kita bicarakan
jalan keluarnya. . . .
22. Zebulon
: Lihatlah . . . padang rumput ini sangat terbatas. Tempat ini tidak cukup
untuk memberi makan dua kawanan domba kita. Maka satu-satunya
cara maka salah satu di antara kita harus meninggalkan tempat ini.
23. Zakaria
24. Zebulon
25. Zakaria
: Kamu!
26. Zebulon
: Kamu!
27. Zakaria
: Kamu!
Simeon menyanyi:
Lihat betapa baik dan indahnya
|
Saudara yang rukun bersama.
|2x
Disatukan dalam persatuan, la la la la la la la 2X
28. Simeon
2X
: Dengarkanlah baik-baik. Kita ini 'kan hanya menggembalakan dombadomba milik majikan kita. Iya, to? Jadi biarlah majikan-majikan kita
yang menyelesaikan masalah ini. Iya to? Sekarang begini saja. Mari kita
melaporkan persoalan ini kepada majikan kita masing-masing. Biarlah
mereka yang memutuskan apa yang harus dilakukan. Iya to? Untuk
31. Simeon
Zebulon keluar melalui pintu kiri, Simeon keluar lewat pintu kanan
FADEOUT
Babak II
Pemerasan Tentara Romawi
Layar: Suasana perkotaan. Terlihat bangunan-bangunan khas Timur Tengah. Ada orang yang berlalu
lalang ambil menuntun onta dan keledai. Tiba ada tentara Romawi yang mengejar dua anak kecil. Back
Sound: Suasana perkotaan. Lampu layar mati
FADEIN
Sarah masuk sambil membawa baju baru yang belum selesai dijahit. Dia mencari-cari sesuatu
32. Sarah
[Sarah menyanyi]
Tak usah ku takut Allah besertaku
Tak usah ku bimbang Tuhan pliharaku
Tak usah ku susah Dia s'lalu hiburku
Tak usah ku cemas Dia memberkatiku
El Shaddai 2X Allah Maha Kuasa
Dia besar 2Xx El Shaddai Mulia
El Shaddai 2X Allah Maha Kuasa
BerkatNya melimpah El Shaddai
Tiba-tiba Naftali dan Dina menerobos masuk. Mereka kelihatan ketakutan sambil mencari-cari tempat
bersembunyi. Sarah menjadi heran. Dia ingin bertanya kepada kedua anaknya, tetapi tidak sempat karena
ada tentara Romawi yang menerobos masuk. Sikapnya terlihat sok kuasa.
33. Yunius
34. Sarah
: [Terkejut, tapi menjawab dengan sabar dan lembut] Mari, Pak. Silakan duduk,
Pak.
35. Yunius
: [Tidak menghiraukan Sarah] Hei Bocah! Ayo keluar!!! Aku tahu kalian
: Bapak . . . Ada perlu apa Bapak bertamu ke rumah kami? Bapak ini
siapa?
37. Yunius
38. Sarah
39. Yunius
: Aku ke sini untuk mencari dua anak yang masuk ke dalam rumah ini.
40. Sarah
: Oh, mereka anak-anak saya, Pak. Namanya Dina dan Naftali. Apa
Bapak ada perlu dengan mereka?
41. Yunius
42. Sarah
: Dina! Naftali! Ke marilah, Nak! Bapak Yunius ini mencari kalian.
Dina dan Naftali keluar dari persembunyiannya dengan wajah takut-takut. Dina masih memegang alat
musik dan Naftali memegang batok kelapa
43. Yunius
44. Sarah
45. Yunius
46. Sarah
: [Berpaling kepada Dina dan Naftali] Apa yang telah kalian lakukan?
47. Dina
48. Naftali
49. Yunius
50. Dina
51. Naftali
52. Yunius
53. Dina
54. Sarah
55. Yunius
56. Sarah
57. Yunius
58. Sarah
59. Dina
: Saya kasihan pada Ibu karena akhir-akhir ini tidak banyak mendapat
pesanan jahitan baju. Makanya saya mengajak Naftali untuk mencari
uang.
60. Yunius
61. Sarah
: Mereka 'kan masih kecil, Pak. Mereka belum paham soal hukum.
62. Yunius
63. Sarah
64. Yunius
65. Sarah
66. Yunius
69. Sarah
70. Yunius
: Gampang . . . beli saja di pasar. Supaya tidak merepotkan Ibu, biar aku
yang membelika di pasar, sekalian kembali ke markas nanti. Ibu cukup
menitipkan uang sebanyak 500 shekel kepadaku.
71. Sarah
72. Yunius
73. Sarah
: Jangan . . . jangan . . . pak. Anak saya jangan ditangkap ya, pak. Kami
75. Sarah
76. Yunius
: Wah, bagaimana ya . . . . Sebenarnya masih kurang, sih. Tapi ngomongngomong, di samping rumah aku melihat ada seekor kambing terikat di
pohon. Saya akan membawa kambing untuk menggenapi
kekurangannya.
77. Dina
: Tapi . . . [keberatan]
78. Sarah
Yunius keluar. Dina duduk bersimpuh di kaki ibunya, diikuti oleh Naftali. Lampu meredup sejenak.
Layar: Yunius menuntun kambing. Kambingnya berontak. Yunius berusaha keras menarik, tapi malah
diseruduk. Laampu layar dimatikan, lampu panggung hidup.
79. Dina
80. Sarah
: Tidak apa-apa Dina. Ibu senang dan terharu karena kamu dan adikmu
juga ikut terbeban pada persoalan keluarga.
81. Dina
82. Sarah
83. Dina
: Bagaimana tidak, kita yang taat pada Tuhan, hidupnya susah melulu.
Tapi lihat tuh pejabat-pejabat Romawi yang tidak mengenal Tuhan.
Hidup mereka sungguh enak. Hampir setiap hari mereka mengadakan
pesta. Sedangkan kita, untuk cari makan sehari saja, sulitnya bukan
main. Apakah itu adil namanya.
84. Sarah
: Sabar, Nduk! Gusti Allah ora sare. Tuhan itu tidak tidur. Raja Daud
pernah berkata: "Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan,
bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara."
85. Dina
86. Sarah
87. Dina
88. Sarah
: Begini lagunya:
Sarah menyanyi:
Jangan kamu kuatir burung di udara Dia plihara
Jangan kamu kuatir bunga di padang Dia hiasi
Jangan kamu kuatir apa yang kau makan, minum pakai
Jangan kamu kuatir Allah di Surga memelihara
10
89. Dina
90. Sarah
91. Naftali
92. Sarah
: Coba deh kita tanya abangmu, Simeon. Mungkin dia masih punya
sedikit uang untuk membeli makanan. Sekalian kita beritahukan
tentang kambing itu, kepadanya. Ayo kita susul Abangmu ke padang
Efrata.
Sarah, Dina dan Naftali menyusul Simeon ke padang
FADEOUT
11
Babak III
Keluhan Majikan
FADEIN
[Di rumah yang besar, Yoas duduk di belakang meja. Dia terlihat serius menghitung uang dan mencatat di
buku. Simeon masuk]
93.
Simeon
94.
Yoas
95.
Simeon
96.
Yoas
97.
Simeon
98.
Yoas
99.
Simeon
100. Yoas
101. Simeon
102. Yoas
103. Simeon
104. Yoas
105. Simeon
106. Yoas
107. Simeon
108. Yoas
109. Simeon
12
110. Yoas
111. Simeon
112. Yoas
113. Simeon
: Oooo jadi yang dikatakan oleh Zebulon itu benar. Jadi kita harus punya
ijin penggembalaan.
114. Yoas
: Tepat sekali.
115. Simeon
116. Yoas
117. Simeon
118. Yoas
: Itulah yang sedang bikin aku pusing saat ini. Uang yang harus
dibayarkan itu sangat tinggi. Setelah aku hitung-hitung, ternyata tidak
seimbang dengan pendapatan yang aku dapat dari hasil ternak domba
ini. Yang membuat aku semakin pusing, harga domba juga sedang
jatuh . . .
119. Simeon
120. Yoas
121. Simeon
: Kalau begitu, apakah kami berpindah ke padang rumput yang lain saja,
Pak?
122. Yoas
: Percuma saja. Kamu mau pindah kemana lagi? Sekarang ini padang
rumput semakin menyempit karena dipakai untuk mendirikan bentengbenteng pertahanan tentara Romawi dan untuk membangun pasarpasar. Sedangkan semua padang rumput yang tersisa sudah diambil alih
pemerintah Romawi. Semua penggunaannya harus memakai ijin.
123. Simeon
124. Yoas
: Itu juga sudah aku pikirkan. Tapi tahu, nggak. . . sejak ongkos angkutan
naik, maka harga pakan ternak juga ikut naik. Setekah dihitung-hitung,
cara seperti ini malah rugi.
125. Simeon
126. Yoas
: Aku juga tidak tahu harus bagaimana lagi. Sekarang ini aku sedang
13
128. Yoas
: Aku akan menutup usaha ini. Aku akan menjual semua dombadombaku . . .
129. Simeon
130. Yoas
: Itulah yang membuatku merasa sedih. Sebenarnya aku juga tidak tega
melakukan ini. Tapi bagaimana lagi? Sekarang cobalah kamu ikut
memikirkan jalan keluarnya. Begini saja, kalau kamu punya usulan yang
bagus, aku berjanji akan memberikan sepersepuluh dari dombadombaku. Tapi kalau dalam tujuh hari ini tidak ada usulan yang bagus,
aku terpaksa menutup usaha ini.
131. Simeon
132. Yoas
: Oh, ya. Ini ada sedikit rejeki buatmu. Terimalah [memberi uang kepada
Simeon]
14
Babak IV
Kedatangan Malaikat
FADEIN
[Zakaria dan Zebulon duduk mengelilingi api unggun. Sayup-sayup terdengar suara lolongan serigala]
: Suara apa?
: Oh, itu . . . saya mendengar sih. Tapi mereka 'kan ada di kejauhan.
137. Zebulon : Iya sih, tapi bagaimana kalau mereka datang mendekat pada saat kita
sedang tertidur. Lalu mereka menerkam kita . . . hiiii . . . ngeri!!!
138. Zakaria
: Makanya, kita membuat api unggun. Selama api ini masih menyala,
anjing-anjing hutan ini takut mendekat.
139. Zebulon : Tapi bagaimana dengan singa? Bagaimana kalau dia mengendap-endap
di sekeliling kita, lalu tiba-tiba menerkam kita?
140. Zakaria
: Zebulon, Zebulon . . . Hidup dan mati kita itu ada di tangan Tuhan.
Percayalah, Tuhan akan menjaga kita. Tuhan itu menjadi Gembala kita.
Sama seperti kita menjaga domba-domba kita, Allah juga menjaga
domba-domba kita.
141. Zebulon : Ah, kamu ini ada-ada saja. Tuhan kok menjadi gembala. Masa' Tuhan
disamakan dengan kita.
142. Zakaria
144. Sarah
: Kabar baik, nak Zakaria. Lho, ini malah ada nak Zebulon di sini, juga.
15
147. Zakaria
: Dia sedang pergi ke rumah pak Yoas, bu. Tapi sebentar lagi juga
datang. Tunggu saja.
148. Zebulon : Ini kok datang ramai-ramai. Dina dan Naftali juga ikut . . .
149. Sarah
: Simeon, tadi siang Dian dan Naftali ini akan ditangkap tentara Romawi
karena mengamen di pasar. Supaya tidak ditangkap, Ibu terpaksa
memberi uang dan kambing peliharaan kita kepada tentara itu.
Sekarang Ibu tak punya uang untuk membeli makan hari esok. Apakah
kamu masih menyimpan uang?
153. Simeon : Ada, bu. Kebetulan aku tadi diberi uang oleh pak Yoas. Tapi setelah
ini, saya tidak tahu apa saya masih bisa punya uang lagi [sedih].
154. Sarah
157. Simeon : Di bawah pemerintah Romawi, keadaan kita semakin sulit saja.
Pemerintah Romawi membuat kebijakan-kebijakan yang membuat
sengsara rakyat Israel. Tentara-tentara Romawi juga bertindak kejam
pada kita.
158. Sarah
159. Simeon : Bersabar? Kita sudah cukup lama bersabar. . . sampai kapan lagi kita
harus bersabar?
160. Sarah
161. Simeon : Janji? Janji apa? Kita sudah kenyang dengan janji-janji manis, tapi tidak
semanis kenyataannya.
162. Sarah
163. Naftali
: [bersemangat] Aku ingat, Bu. Waktu itu Tuhan menuntun bangsa Israel
melewati padang gurun yang gersang.
164. Dina
16
166. Dina
167. Sarah
168. Simeon : Ya, itu 'kan cerita jaman dulu. Cerita itu sudah kunoooo . . . Tidak ada
artinya pada jaman sekarang. Nyatanya, lihat saja! Dimanakah
pertolongan Allah dalam keadaan yang serba susah saat ini?!!!
169. Sarah
172. Simeon : Sudahlah . . . Ibu dan adik-adik pulang saja. Kepala saya sedang pusing,
nih. Saya mau istirahat sebentar.
173. Sarah
: Ya, sudah . . . Jaga dirimu baik-baik ya. Ibu dan adik-adikmu akan
pulang.
Sarah, Dina dan Naftali pulang ke rumah. Simeon membaringkan diri untuk istirahat. Zebulon dan
Zakaria masih berjaga-jaga.
Layar: Tiba-tiba datanglah malaikat yang disertai dengan sinar yang terang. Para gembala itu menjadi
takut. Malaikat menyanyi : "Hai Gembala Efrata" dari Kidung Pelengkap Jemaat no. 65
174. Malaikat : Jangan takut!
175. Simeon
: Siapakah Tuan?
178. Malaikat : Aku akan memberitakan kabar gembira untuk seluruh bangsa
17
182. Malaikat : Carilah seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam
palungan. Sekarang pergilah!
Malaikat pergi. Terdengar suara malaikat yang bernyanyi: "Gita Sorga Bergema" KJ no. 99
183. Simeon
: Ayo kita segera pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di
sana!
184. Zakaria
: Ayo . . . .
185. Zebulon : Bagaimana dengan domba-domba kita? Siapa yang akan menjaga?
186. Simeon
: Kita tinggal saja. Kabar ini lebih penting daripada domba-domba kita.
Ayo segera berangkat!
Simeon, Zebulon dan Zakaria pergi ke Betlehem sambil bernyanyi: "Hai Mari Berhimpun" KJ 109
Layar: di kandang Betlehem ada Yusuf,Maria dan bayi Yesus. Orang Majus menyembah bayi Yesus dan
menyerahkan hadiah. Disusul para gembala menyembah bayi Yesus.Background: Lagu: "Malam Kudus"
KJ no. 92. Lampu layar padam.
FADEOUT
18
Babak V
Pengharapan Baru
FADEIN
Di rumah, Sarah sedang menjahit baju. Dina dan Naftali sudah tertidur. Simeon menghambur masuk.
Kedua adiknya terbangun.
189. Simeon : [terengah-engah] Yang dikatakan Ibu tadi sore memang benar.
190. Sarah
191. Simeon : Itu lho, tentang janji Tuhan bahwa akan memberikan soerang
Penyelamat. Janji itu sudah ditepati.
192. Sarah
193. Simeon : Bu, tadi aku baru saja didatangi malaikat Tuhan. Aku diperintahkan
pergi ke Betlehem. Aku pergi ke sana dan bertemu dengan Penyelamat
itu, Bu. Namanya Yesus [girang]
194. Dina
: Benarkah itu?
: Apa itu?
199. Simeon : Waktu di Betlehem tadi, aku berkenalan dengan orang Majus yang
datang dari negeri Timur. Mereka memberitahu kalau ada padang
rumput di sebelah Timur negeri kita. Katanya, di sana kita bebas
menggembalakan domba.
200. Naftali
201. Simeon : Besok aku akan melihat tempat itu. Kalau informasi itu memang benar,
maka kita dapat hidup lebih baik.
202. Dina
203. Simeon : Kalau aku dapat menemukan padang rumput yang baru, maka pak
Yoas akan memberikan sepersepuluh domba-domba kepada kita.
19
204. Naftali
205. Simeon : Ya, betul. Nanti aku menggembala domba-domba pak Yoas dan kamu,
Naftali, boleh menggembala domba-domba milik kita.
206. Naftali
: Asyiiiik!!!
207. Sarah
: [bersyukur] Tuhan memang baik. Ayo, jangan lupa kita harus mengucap
syukur kepada Tuhan!!
Sarah, Simeon, Dina dan Naftali bergandengan tangan dan bersama-sama menyanyi lagu:"Hai Dunia
Gembiralah" KJ no. 119
LAYAR DITUTUP
TAMAT
20