Вы находитесь на странице: 1из 30

A.

Definisi Hipertirod
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan
kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh,
yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan
banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh.
Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan
energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan
lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium
radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium :
Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah
pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang
berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika
hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum
dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau
pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling
sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid
dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut
diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan
hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.

Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan
kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid.
Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan

tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala
hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan beberapa
gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat,
mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama bermanfaat dalam
mengatasi badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar
pemakaian yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25%
penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan. Pembedahan
merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar,
penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah
menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih
hormon sepanjang hidupnya.

B.

Anatomi fisiologi
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem
pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin (Guyton &
Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat, misalnya
kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan
sekresi beberapa kelenjar endokrin (Guyton & Hall: 703). Sedangkan, sistem hormonal
terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme tubuh, seperti pengaturan
kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan-bahan melewati membran sel
atau aspek lain dari metabolisme sel seperti pertumbuhan dan sekresi (Guyton & Hall:1159).
Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang disebut sistem
endokrin.Salah satu

kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat berperan dalam

metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan hormon tiroid
tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan berkesinambungan. Penurunan
total sekresi tiroid biasanya menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira
40 sampai 50 persen di bawah normal, dan bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat
dapat menyebabkan naiknya kecepatan metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100
persen di atas normal (Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat timbul secara spontan

maupun sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337-338).
Tiroksin dan triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam hampir
semua sel tubuh, jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum. Kalsitonin berfungsi
memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi tingkat
metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:

Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan

tulang
Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi

otot dan menambah irama jantung


Merangsang pembentukan sel darah merah
Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh terhadap

kebutuhan oksigen akibat metabolism.


Bereaksi sebagai antagonis kalsium.

C.

Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke salam
folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada
normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut
TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat
TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya
adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat.
Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12
jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon
tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar
hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar


batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan
salah satu efek hormone tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otototot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

D.

Manifestasi klinis
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsng
aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid
itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan,
kelelahan, tremor : gugup berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran
tiroid.

E.

Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat
rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah
karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :

1.

Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih
sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH
receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan
mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata,
mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri
dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan
kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.

2.

Toxic Nodular Goiter


Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak.
Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH

3.

sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.


Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter
yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum

4.

hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga

5.

merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.


Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan,
dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala

hpotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul
apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
F.

Tanda dan Gejala Hipertiroid


Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
Banyak keringat
Tidak tahan panas
Sering BAB, kadang diare

Denyut

nadi

cepat,

seringkali

>100x/menit
Berat badan turun, meskipun banyak

Jari tangan gementar (tremor)


makan rasa capai
Nervus, tegang, gelisah, cemas, Otot lemas, terutama lengan atas dan
mudah tersinggung
Jantung berdebar cepat
Haid menjadi tidak teratur
Bola mata menonjol dapat disertai

paha
Rambut rontok
Kulit halus dan tipis
Pikiran sukar konsentrasi
Kehamilan sering berakhir dengan

dengan penglihatan ganda


Denyut nadi tidak teratur terutama keguguran
Terjadi perubahan pada mata
pada usia diatas 60 th
bertambahnya pembentukan air
- Tekanan darah meningkat
mata, iritasi dan peka terhadap
cahaya
G.

1.
2.
3.

Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid,
yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4.

Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan


Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan

tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama
jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena
hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :

H.

Infeksi

Diabetes yang kurang terkendali

Pembedahan

Ketakutan

Stress

Kehamilan atau persalinan

Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)

1.

Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a.
Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.

b.

Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah

pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.


c.
Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e.
Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat

Dosis Awal (mg/hari)

Pemeriksaan (mg/hari)

Karbitamol

30-60

5-20

Metamazol

30-60

5-20

Propilitiourasil

300-600

50-200

Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya
diberikan propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi.
Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari
air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2.

Pengobatan dengan yodium radioaktif


Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :

a.
b.
c.
d.
e.
3.

Pasien umur 35 tahun atau lebih


Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah:

a.
b.
c.
d.
e.

Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari
selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4.
a.
b.

Pengobatan tambahan
Sekat -adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40-200

mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
c.
Yodium
d.
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium
radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
e.
Ipodat
f.
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis
tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis
g.
h.

hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.


Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid alergi
terhadap yodium

I.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :

1.
2.
3.
4.

TSH serum (biasanya menurun)


T3, T4 (biasanya meningkat)
Test darah hormon tiroid
X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
1.

Pengkajian
Aktivitas atau istirahat
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot

2.

Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis)
3.

Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat,
kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia
berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).

4.

Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang

5.

Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu,
haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda

kebutuhan

Kulit

kering

metabolisme

atau

bersisik,

dengan

muntah,

pengingkatan

pembesaran
gula

darah),

thyroid
bau

(peningkatan
halitosis

atau

manis, bau buah (napas aseton)


6.

Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori
baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA).

7.

Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati.
8.

Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan
meningkat

9.

Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)

10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif secara
mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
II.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah

1.

sebagai berikut :
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid

tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.


2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
3.
Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
4.
III.

badan).
Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
Intervensi keperawatan

No

Diagnose

Tujuan

dan

criteria Intrvensi

Rasional

hasil
1

Risiko

Klien akan

tinggi

Pantau

terhadap

mempertahankan curah darah

penurunan

jantung yang adekuat baring,

curah jantung sesuai


berhubungan

kebutuhan

tekanan

pada
duduk

dengan berdiri

Hipotensi umum

posisi atau

ortostatik

dan dapat

terjadi

jika sebagai akibat dari

tubuh, memungkinkan.

vasodilatasi perifer
dengan kriteria :
Perhatikan
besarnya
Nadi perifer dapat
yang
berlebihan
hipertiroid
tekanan nadi
teraba normal
dan
penurunan
tidak
Vital sign dalam
volume sirkulasi
terkontrol,
batas normal.

: Merupakan
keadaan
Pengisian kapiler
tanda
adanya
hipermetabolis normal
peningkatan
Status mental baik
me,
- Tidak ada disritmia
kebutuhan oksigen

Periksa
peningkatan
oleh
kemungkinan adanya
beban
kerja
otot jantung atau
nyeri dada atau angina
jantung
iskemia
yang dikeluhkan

Murmur yang
dengan

pasien

menonjol
berhubungan
dengan

curah

jantung meningkat
pada

keadaan

hipermetabolik
Dehidrasi yang
Observasi tanda dan
yang cepat dapat terjadi
akan
hebat,mukosa membran yang
gejala

haus

nadilemah, menurunkan
sirkulasi
penurunan
produksi volume
dan
menurunkan
urine dan hipotensi
kering,

curah jantung

Auskultasi

suara

nafas,

perhatikan

adanya

suara

yang

tidak normal (seperti


krekels)
2

Kelelahan

Klien

akan

Pantau tanda vital Nadi secara luas

berhubungan

mengungkapkan secara dan catat nadi baik meningkat

dengan

verbal

hipermetabolik

peningkatan tingkat

dengan

energi

tentang istirahat maupun saat bahkan


aktivitas

istirahat,

takikardia mungkin
ditemukan

Menurunkan

peningkatan

stimulasi

kebutuhan

lingkungan

Ciptakan dapat menimbulkan


yang agitasi, hiperaktif

tenang
Risiko

akan

tinggi Klien

terhadap

menunjukkan

perubahan

badan

stabil

dan insomnia
Catat

berat anoreksia,
dengan muntah

adanya
mual

Peningkatan

dan aktivitas adrenergic


dapat menyebabkan

nutrisi kurang kriteria :

gangguan

dari kebutuhan
berhubungan dengan

sekresi

peningkatan

Nafsu makan baik.


Berat badan normal
Tidak ada tanda-

insulin/terjadi
resisten

tanda malnutrisi

hiperglikemia
Penurunan berat

(peningkatan

badan

nafsu

menerus

makan/pemasu

terus
dalam

keadaan

dengan

masukankalori yang

penurunan
berat badan).

yang

mengakibatkan

metabolisme

kan

yang

kemungkinan besar

energi

dan

masukan cukup merupakan


makanan setiap hari, indikasi kegagalan
terapi
timbang berat badan terhadap
Pantau

setiap hari

antitiroid

Mungkin
memerlukan
bantuan

untuk

menjamin
pemasukan zat-zat
makanan

yang

adekuat

dan

mengidentifikasi
makanan pengganti
yang sesuai

Kolaborasi untuk
pemberian diet tinggi
kalori,
karbohidrat

protein,
dan

vitamin
4

Ansietas

Klien akan melaporkan

berhubungan

ansietas

Observasi tingkah

berkurang laku

Ansietas ringan

yang dapat

dengan faktor sampai tingkat dapat menunjukkan

ditunjukkan

tingkat dengan

peka

fisiologis:

diatasi dengan kriteria : ansietas

rangsang dan

status

Pasien tampak rileks

insomnia

hipermetabolik

Rentang
perhatian mungkin
menjadi

pendek,

konsentrasi

yang
singkat berkurang,
dengan
kata
yang membatasi
kemampuan untuk
sederhana
mengasimilasi
Bicara

informasi

Memberikan

informasi

yang

akurat yang dapat


menurunkan
kesalahan
interpretasi

Menciptakan
lingkungan

yang

terapeutik

Jelaskan prosedur
tindakan

Kurangi stimulasi
dari luar

IV.

Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana
tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan


insomnia

: Rentang perhatian mungkin menjadi pendek,konsentrasi


berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi
Menciptakan lingkungan yang terapeutik

V.
1.
2.
3.
4.

Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
Klien akan menunjukkan berat badan stabil
Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

BAB IV
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari.Pada
gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek
umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang
disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).

B.

Saran

Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara berlebihan
karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-organisme dapat menyebabkan infeksi
karena ada virus.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media Aesculapius


Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.

Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com

Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com

1.1 LATAR BELAKANG


Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan
dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan.
Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri.
Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak
berhubungan dengan hipertiroidisme.

Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada
gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek
umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang
disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone
(TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating
hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjarkelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan,
dengan demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi
produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
1.2 Rumusan Masalah
1)

Apakah yang menyebabkan penyakit Hipertiroid ?

2)

Bagaimana gejala dan pengobatan penyakit Hipertiroid ?

3)

Bagaimana asuhan keperwatan penyakit Hipertiroid ?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipertiroid
Tujuan Khusus
1)

Mampu menjelaskan definisi Hipertiroid

2)

Mampu menjelaskan penyebab penyakit Hipertiroid

3)

Mampu menjelaskan gejala dan pengobatan penyakit Hipertiroid

4)

Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipertiroid

1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:

1)

Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hipertiroid

2)

Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Hipertiroid

3)

Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit Hipertiroid

4)

Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan penyakit Hipertiroid


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif
menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam
darah.Thyrotoxicosis adalah suatu kondisi keracunan yang disebabkan oleh suatu kelebihan
hormon-hormon tiroid dari penyebab mana saja. Thyrotoxicosis dapat disebabkan oleh suatu
pemasukan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid atau oleh produksi hormon-hormon
tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan
kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh,
yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan
banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh.
Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan
energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan
lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium
radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium :
Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah

pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang
berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika
hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum
dilakukan tindakan pembedahan).
Yodium

tidak

digunakan

pada

pengobatan

rutin

atau

pengobatan

jangka

panjang. Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling sering digunakan untuk
mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi
pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan),
dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah
terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan
kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid.
Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan
tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala
hipotiroid.
Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka diproduksi oleh
kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple.
Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang
menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu
bagian tengah (isthmus).
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari makananmakanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi
hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah thyroxine (T4)
triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid.
Hormon yang paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh)
sebenarnya adalah T3. Sekali dilepas dari kelenjar tiroidkedalam darah, suatu jumlah yang
besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme selsel. Dan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada
gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek

umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang
disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone
(TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating
hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjarkelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan,
dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak
ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang
normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi
tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah
berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari
mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid.
2.2 ETIOLOGI
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a)

Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih
sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH
receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan
mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata,
mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri
dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan
kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.

b)

Toxic Nodular Goiter

Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak.
Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH
sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c)

Minum obat Hormon Tiroid berlebihan


Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter
yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum
hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.

d)

Produksi TSH yang Abnormal


Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

e)

Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)


Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan,
dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala
hpotiroid.

f)

Konsumsi Yoidum Berlebihan


Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila
sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

2.3 MANIFESTASI KLINIS


Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut,
lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya
hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat.
Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :
Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus
Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik
Intoleransi panas dan banyak keringat

Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin


pada sel-sel miokardium
Amenorea dan infertilitas
Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)
Osteoporosis disertai nyeri tulang
2.4 PATOFISIOLOGI
Hipertiroid dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang telah dijelaskan pada
etiologi, akan tetapi Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH
yang merangsang aktivitas tiroid sedang. Pada goiter multimodular toksik berhubungan
dengan autonomi tirad itu sendiri. Ada pula hipertiroid sebagai akibat peningkatan sekresi
TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3 tiroto sikosis mungkin
diakibatkan oleh delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan di luar tiroid.
Pada tirotoksikosis yang tidak disertai hipertiroid seperti tiroiditis terjadi kebocoran hormonhormon. Masukan hormon tiroid dari luar yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid
ektopik dapat mengakibatkan tirotoksikosis tanpa hipertiroid.

2.5

WOC

2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid,
yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa

Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)


Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan
memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan
ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok. Badal tiroid
biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat,
dan bisa dipicu oleh :
Infeksi
Pembedahan
Stress
Diabetes yang kurang terkendali
Ketakutan
Kehamilan atau persalinan
2. 8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
1.

Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau
kelenjar tiroid.
T4 dan T3 serum : meningkat (normal : T3 = 26-39 mg, T4 = 80-100 mg)

2.

TSH (Tiroid Stimulating Hormone) tertekan dan tidak bereson pd TRH

3.

Bebas T4 (tiroksin)

4.

Bebas T3 (triiodotironin)

5.

Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran


kelenjar tiroid

6.

Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

7.

Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.

8.

Tiroglobulin : meningkat

9.

ikatan protei iodiun : meningkat

10. gula darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)


11. kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
12. pemeriksaan fungsi heper : abnormal
13. elektrolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek dilusi dalam
tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada kehilangan melalui
gastrointestinal dan diuresis
14. katekolamin serum : menurun
15. kreatinin urine : meningkat
16. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
2.9 PENATALAKSANAAN
1.

Konservatif

a.

Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien
mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut :

Thioamide
Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
Potassium Iodide
Sodium Ipodate
Anion Inhibitor

b.

Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala


hipotiroidisme.

Contoh:

Propanolol

Indikasi :
Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma
ringan sedang dan tiroktosikosis
Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan
yodium radioaktif
Persiapan tiroidektomi
Pasien hamil, usia lanjut
Krisis tiroid
2.

Surgical

a.

Radioaktif

iodine.

Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif


b.

Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar

2.10 TERAPI
Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio urasil
(PTU), karbimazol.
Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau pasien yang
hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkan
hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien
yang alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi
penyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HIPERTIROID
3.1 Pengkajian
A.

Anamnesa
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Insomnia, sensitivitas meningkat ; Otot lema, gangguan koordinasi ; Kelelahan berat
Tanda

: Atrofi Otot

Sirkulasi
Gejala
Tanda

: Palpitasi, nyeri dada ( angina )

: Disritmia ( vibrilasi atrium ), irama gallop, murmur ; Peningkatan tekanan darah

dengan tekanan nada yang berat, takikardia ; Sirkulasi kolaps, syok ( krisis tirotoksikosis )

Integritas Ego
Gejala

: Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik

Tanda

: Emosi labil ( euforia sedang sampai delirium ), depresi

B.

Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )

1)

Pernafasan B1 (breath)
sirkulasi

kolaps,

syok

(krisis

tirotoksikosis),

frekuensi

pernafasan

meningkan,dipneu,dipsneu,dan edema paru.


2)

Kardiovaskular B2 (blood)
hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung, limfositosis, anemia, splenomegali, leher
membesar

3)

Persyarafan B3 (brain)
Bicaranya

cepat

dan

parau,

gangguan

status

mental

dan

perilaku,

seperti:

bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium,psikosis, stupor, koma, tremor halus

pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak sentak, hiperaktif refleks tendon
dalam (RTD).
4)

Perkemihan B4 (bladder)
oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti

5)

Pencernaan B5 (bowel)
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya
sering, kehausan, mual dan muntah.

6)

Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
rasa lemah, kelelahan

C.

Diagnosa Keperawatan

Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi


Ketidak seimbangan nutirsi kurang dari keb.tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan
mengabsorbsi nutrisi
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
Ketidakseimbangan pola nafas berhubungan dengan Keletihan otot pernafasan
D.

Intervensi Keperawatan

1.

Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi


Tujuan: setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam suhu tubuh normal
Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda dehidrasi,mukosa bibir lembab
Intervensi:

Berikan kompres air hangat sesuai kebutuhan


R/ Dapat membantu penurunan panas yang dialami pasien
Anjurkan klien menggunakan baju yang dapat menyerap keringat

R/ karena kondisi tubuh yang lembab memicu pertumbuhan jamur sehingga beresiko
menimbulkan komplikasi.
Pertahankan lingkungan yang sejuk
R/ untuk membantu menjaga suhu tubuh pasien agar dalam keadaan normal
Kolaborasi dengan TIM medis dalam pemberian obat
R/ membantu menuunkan suhu tubuh pasien
2.

Ketidak seimbangan nutirsi kurang dari keb.tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan
mengabsorbsi nutrisi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X 24jam diharapkan kebutuhan
nutrisi tercukupi
Kriteria Hasil: Porsi makan kembali normal BB normal,Pemeriksaan lab.normal dan tidak
menunjukan tanda-tanda malnutrisi.Mual(-) Muntah(-).
Intervensi:

awasi pemasokan diet,berikan makan sedikit tapi sering


R/ untuk menghindari mual dan muntah dan memenuhi keb.nutrisi pasien
Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
R/ meningkatkan nafsu makan
Berikan HE tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
R/ Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi
Kolaborasi dengan TIM medis dalam pemberian obat
R/ Memberikan terapi yang tepat bagi pasien
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari


produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik.
Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik dalam
limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid
(Dorland, 2005).
Sedangkan goiter nodular toksik yaitu Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat
peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid
terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas
atau kehamilan. ( Elizabeth J. Corwin, 2009 )
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, C. Long.1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan ),Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: Bandung
Corwin, E,J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta
Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
Carpenitto, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC :
Jakarta.
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3
jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI

Вам также может понравиться