Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB I

PENDAHULUAN
Serak merupakan kualitas suara yang digambarkan sebagai parau dan
disebabkan oleh pendekatan pita suara yang tidak adekuat.Serak bisa karena
peradangan, neoplasia, penyakit neurologi atau kelainan fungsional.Sering serak bisa
merupakan satu-satunya gejala dini penyakit.Ia bisa disertai dengan sejumlah gejala
lain yang lebih menyusahkan seperti disfagia aspirasi atau nyeri.1
Penelitian yang dilakukan di seksi endoskopi Lab/UPF THT FK
UNAIR/RSUD. Dr. Soetomo Surabaya tahun 1987 didapatkan tiga penyakit
terbanyak yang menyebabkan suara serak pada orang dewasa adalah parese adduktor
korda vokalis, vokal nodul, dan tumor laring.Sedangkan tiga penyakit terbanyak
penyebab suara serak pada anak berturut-turut adalah vokal nodul, laryngitis akut,
dan papiloma laring. Utami dan Siswantoro (1994) di tempat yang sama mendapatkan
tiga penyakit terbanyak penyebab suara serak pada anak yaitu papiloma laring, vokal
nodul dan laryngitis akut. Sedangkan pada orang dewasa adalah parese adduktor
korda vokalis, vokal nodul dan tumor laring.2
Diagnosis gangguan suara menekankan anamnesis menyeluruh yang
mencakup pertanyaan mengenai awitan, durasi, dan perjalanan penyakit, perubahan
suara dan fluktuasi suara serta fatigue. Pertanyaan harus memerhatikan kebiasaan
umum pasien, antara lain konsumsi tembakau, asupan makanan, dan pengeluaran
suara di tempat kerja, terutama apabila diperlukan penggunaan suara yang terus
menerus atau intensitas suara yang keras.3
Pengobatan gangguan suara

sesuai dengan kelainan atau penyakit yang

menjadi etiologinya. Terapi dapat berupa medikamentosa, vocal hygeane, terapi suara
dan bicara (Voice-speech therapy) dan tindakan operatif.Tindakan operatif untuk
mengatasi gangguan suara disebut voice surgery.4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi dan Fisiologi Laring
Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran napas atas.Bentuknya
menyerupai limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar daripada
bagian bawah.Batas atas laring adalah aditus laring, sedangkan batas bawahnya ialah
batas kaudal kartilago krikoid.1
Bagunan kerangka laring tersusun dari satu tulang, yaitu tulang hyoid, dan
berbentuk seperti huruf U, yang permukaan atasnya dihubungkan dengan lidah,
mandibular dan tengkorak oleh tendo dan otot-otot. Sewaktu menelan, kontraksi otototot ini akan menyebabkan laring tertarik ke atas, sedangkan bila laring diam, maka
otot-otot ini bekerja untuk membuka mulut dan membantu menggerakkan lidah. 1
Tulang rawan yang menyusun laring adalah kartilago epiglottis, kartilago
tiroid, kartilago krikoid, kartilago arytenoid, kartilago kornikulata, kartilago
kuneiformis dan kartilago tritisea.Kartilago krikoid dihubungkan dengan kartilago
tiroid oleh ligamentum krikotiroid.Bentuk kartilago ini berupa lingkaran.1
Terdapat 2 buah (sepasang) kartilago arytenoid yang terletak dekat permukaan
belakang laring, dan membentuk sendi dengan kartilago krikoid, disebut artikulasi
krikoaritenoid. Sepasang kartilago kornikulata (kiri dan kanan) melekat pada
kartilago arytenoid di daerah apeks, sedangkan sepasang kartilago kuneiformis
terdapat di dalam lipatan ariepiglotik, dan kartilago tritisea terletak di dalam
ligamentum hiotiroid lateral.1

Gambar 1. Anatomi Laring 2


Pada laring terdapat 2 buah sendi, yaitu artikulasi krikotiroid dan artikulasi
krikoaritenoid. Ligamentum yang membentuk susunan laring ialah ligamentum
seratokrikoid (anterior, lateral dan posterior), ligamentum krikotiroid medial,
ligamentum krikotiroid posterior, ligamentum kornikulofaringeal, ligamentum
hiotiroid lateral, ligamentum hiotiroid medial, ligamentum hioepiglotika, ligamentum
ventrikularis, ligamentum vocale yang menghubungkan kartilago arytenoid dengan
kartilago tiroid, dan ligamentum tiroepiglotika.1
Gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan otot-otot
intrinsic.Otot-otot ekstrinsik terutama bekerja pada laring secara keseluruhan,
sedangkan otot-otot intrinsic menyebabkan gerak bagian-bagian laring tertentu yang
berhubungan dengan gerakan pita suara.1
Otot-otot ekstrinsik laring ada yang terletak di atas tulang hyoid (suprahioid)
dan ada yang terletak di bawah tulang hyoid (infrahioid).Otot-otot ekstrinsik yang
suprahioid ialah M. digastrikus, M. geniohioid, M. stilohioid, dan M. milohioid.Otot
infrahyoid ialah M. sternohioid, M. omohioid, dan M. tirohioid.1

Otot-otot ekstrinsik laring yang suprahioid berfungsi menarik laring ke


bawah, sedangkan yang infrahioid menarik laring ke atas.1

Gambar 2. Otot-otot Ekstrinsik Laring3


Otot-otot intrinsic laring ialah M. krikoaritenoid lateral, M. tiroepiglotika, M.
vocalis, M. tiroaritenoid, M. ariepiglotika dan M. krikotiroid. Otot-otot ini terletak di
bagian lateral laring.Otot-otot intrinsic laring yang terletak di bagian posterior, ialah
M. arytenoid transversum, M. arytenoid oblik dan M. krikoaritenoid posterior.
Sebagian besar otot-otot intrinsic adalah otot aduktor (kontraksinya akan
mendekatkan kedua pita suara ke tengah) kecuali M. krikoaritenoid posterior yang
merupakan otot abductor (kontraksinya akan menjauhkan kedua pita suara ke
lateral).1

Gambar 3. Otot-otot intrinsic laring 4


Rongga Laring
Batas atas rongga laring (cavum laryngis) ialah aditus laring, batas bawahnya
ialah bidang yang melalui pinggir bawah kartilago krikoid.Batas depannya adalah
permukaan belakang epiglotis, tuberkulum epiglotik, ligamentum tiroepiglotik, sudut
antara kedua belah lamina kartilago tiroid dan arkus kartilago krikoid. Batas
lateralnya ialah membrane kuadrangularis, kartilago arytenoid, konus elastikus dan
arkus kartilago krikoid, sedangkan batas belakangnya ialah M. arytenoid transversus
dan lamina kartilago krikoid.1
Dengan adanya lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan ligamentum
ventrikulare, maka terbentuklah plika vokalis (pita suara asli) dan plika ventrikularis
(pita suara palsu).Bidang antara plika vokalis kiri dan kanan, disebut rima glottis,
sedangkan antara kedua plika ventrikularis disebut rima vestibule.Plika vokalis dan
5

plika ventrikularis membagi rongga laring dalam 3 bagian, yaitu vestibulum laring,
glotik dan subglotik.1
Vestibulum laring

ialah

rongga laring yangterdapat

di atas

plika

ventrikularis.Daerah ini disebut suptraglotik.Antara plika vokalis dan plika


ventrikularis, pada tiap sisinya disebut ventrikulus laring Morgagni.1
Rima glotis terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian intermembran dan bagian
interkartilago.Bagian intermembran ialah ruang antara kedua plika vokalis, dan
terletak di bagian anterior, sedangkan bagian interkartilago terletak antara kedua
puncak kartilago arytenoid, dan terletak di bagian posterior.Daerah subglotik adalah
rongga laring yang terletak di bawah plika vokalis.1

Gambar 4. Laring5
Persarafan laring
Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus, yaitu N. laringis superior
dan N. laringis inferior.Kedua saraf ini merupakan campuran saraf sensorik dan
motorik.1

Nervus laringis superior mensarafi M. krikotiroid, sehingga memberikan


sensasi pada mukosa laring di bawah pita suara. Saraf ini mula-mula terletak di atas
M. konstriktor faring medial, di sebelah medial a. karotis interna dan eksterna,
kemudian menuju kornu mayor tulang hyoid, dan setelah menerima hubungan dengan
ganglion servikal superior, membagi diri dalam 2 cabang, yaitu ramus eksternus dan
ramus internus.1
Ramus eksternus berjalan pada permukaan luar M. konstriktor faring inferior
dan menuju ke M. krikotiroid, sedangkan ramus internus tertutup oleh M. tirohioid
terletak di sebelah medial A. tiroid superior, menembus membrane hiotiroid, dan
bersama-sama dengan A. laringis superior menuju ke mukosa laring. 1
Nervus laringis inferior merupakan lanjutan dari N. rekuren setelah saraf itu
memberikan cabangnya menjadi ramus kardia inferior.Nervus rekuren merupakan
cabang dari N. vagus. 1
Nervus rekuren kanan akan menyilang A. subklavia kanan di bawahnya,
sedangkan N. rekuren kiri akan menyilang arkus aorta. Nervus laringis inferior
berjalan di antara cabang-cabang A. tiroid inferior, dan melalui permukaan
mediodorsal kelenjar tiroid akan sampai pada permukaan mediodorsal kelenjar tiroid
akan sampai pada permukaan medial M. krikoaritenoid, saraf ini bercabang 2 menjadi
ramus anterior dan ramus posterior. Ramus anterior akan mempersarafi otot-otot
intrinsic laring bagian lateral, sedangkan ramus posterior memersarafi otot-otot
intrinsic laring bagian superior dan mengadakan anastomosis denagn N. laringis
superior ramus internus. 1

Gambar 5. Persarafan Laring6

Pendarahan
Pendarahan untuk laring terdiri dari 2 cabang, yaitu A. laringis superior dan A.
laringis inferior.1
Arteri laringis superior merupakan cabang dari A. tiroid superior. Arteri
laringis superior berjalan agak mendatar melewati bagian belakang membrane
tirohioid bersama-sama dengan cabang internus dari N. laringis superior kemudian
menembus membrane inti untuk berjalan ke bawah di submukosa dari dinding lateral
dan lantai dari sinus piriformis, untuk memperdarahi mukossa dan otot-otot laring. 1

Arteri laring inferior merupakan cabang dari A. tiroid inferior dan bersamasama dengan N. laringis inferior berjalan ke belakang sendi krikotiroid, masuk laring
melalui daerah pinggir bawah dari M. konstriktor faring inferior.Di dalam laring arteri
itu bercabang-cabang, mempendarahi mukosa dan otot serta beranastomosis dengan
A. laringis superior. 1
Pada daerah setinggi membrane krikotiroid A. tiroid superior juga
memberikan cabang

yang berjalan mendatari sepanjang membrane itu sampai

mendekati tiroid. Kadang-kadang arteri ini mengirimkan cabang yang kecil melalui
membrane krikotiroid untuk mengadakan anastomosis dengan A. laringis superior. 1
Vena laringis superior dan vena laringis inferior letaknya sejajar dnegan A.
laringis superior dan inferior dan kemudian bergabung dengan vena tiroid superior
dan inferior. 1

Gambar 6. Sistem Arteri pada laring 7

Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa untuk laring banyak, kecuali di daerah lipatan vocal.Disini
mukosanya tipis dan melekat erat dengan ligamentum vokale.Di daerah lipatan vocal
pembuluh limfa dibagi dalam golongan superior dan inferior.
Pembuluh eferen dari golongan superior berjalan lewat lantai sinus piriformis
dan A. laringis superior, kemudian ke atas dan bergabung dengan kelenjar dari bagian
superior rantai servikal dalam.Pembuluh eferen dari golongan inferior dan bergabung
dengan kelenjar servikal dalam, dan beberapa di antaranya menjalar sampai sejauh
kelenjar supraklavikular.
2.2. Fisiologi Laring
Laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi
serta fonasi.
1. Fungsi laring untuk proteksi ialah untuk mencegah makanan dan benda asing
masuk ke dalam trakea, dengan jalan menutup aditus laring dan rima glottis
secara bersamaan.
2. Dengan reflex batuk, benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dapat
dibatukkan ke luar. Demikian juga dengan bantuan batuk, sekret yang berasal
dari paru-paru dapat dikeluarkan.
3. Fungsi respirasi dari laring adalah dengan mengatur besar kecilnya rima
glottis. Bila M. krikoaritenoid posterior berkontraksi akan menyebabkan
prosesus vokalis kartilago arytenoid bergerak ke lateral, sehingga rima glottis
terbuka (abduksi).
4. Laring berfungsi sebagi alat pengatur sirkulasi darah. Dengan adanya
perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeo-bronkial akan dapat
memperngaruhi sirkulasi darah dari alveolus, sehingga mempengaruhi
sirkulasi darah tubuh.
5. Laring berfungsi membantu dalam proses menelan dengan 3 mekanisme,
yaitu gerakan laring bagian bawah ke atas, menutup aditus laringis dan

10

mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk ke


dalam laring.
6. Laring juga mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi, seperti
berteriak, mengeluh, menangis dan lain-lain.
7. Fungsi laring yang lain ialah untuk fonasi, dengan membuat suara serta
menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh
ketegangan plika vokalis. Bila plika vokalis adduksi, maka M. krikotiroid
akan merotasikan kartilago tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi kartilago
arytenoid. Pada saat yang bersamaan M. krikoaritenoid posterior akan
menahan atau menarik kartilago arytenoid ke belakang. Plika vokalis kini
dalam keadaan yang efektif untuk berkontraksi. Sebaliknya kontraksi M.
krikoaritenoid akan mendorong kartilago arytenoid ke depan, sehingga plika
mengendor. Kontraksi serta mendorongnya plika vokalis akan menentukan
tinngi rendahnya nada,
2.3. Definisi Suara Serak
Serak merupakan kualitas suara yang digambarkan sebagai parau dan
disebabkan oleh pendekatan pita suara yang tidak adekuat.Serak bisa karena
peradangan, neoplasia, penyakit neurologi atau kelainan fungsional.Sering serak bisa
merupakan satu-satunya gejala dini penyakit.Ia bisa disertai dengan sejumlah gejala
lain yang lebih menyusahkan seperti disfagia aspirasi atau nyeri.1
2.4. Epidemiologi
Menurut laporan The AmericanCancer Society tahun 2006 di Amerika tercatat
12.000 kasus baru dan 4740 kasus meninggal karena tumor ganas pita suara. Pusat
Kanker Nasional Amerika melaporkan 8,5 kasus karsinoma pita suara ditemukan per
100.000 penduduk laki-laki dan 1,3 kasus per 100.000 penduduk wanita per tahun. Di
beberapa negara Eropa tumor ganas laring merupakan tumor ganas terbanyak di
bidang THT-KL. Sementara laporan WHO yang mencakup 35 negara memperkirakan
1,5 orang dari 100.000 penduduk meninggal karena karsinoma. Di Indonesia angka
kekerapan karsinoma pita suara menempati urutan ketiga tumor ganas terbanyak di

11

bidang THT setelah tumor ganas nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus
paranasal.Polip pada pita suara ditemukan pada orang dewasa, lebih banyak pada pria
daripada wanita, dan sangat jarang didapatkan pada anak-anak.

2.5. Etiologi
Suara serak bisa diakibatkan oleh adanya peradangan, neoplasia, penyakit
neurologi atau kelainan fungsional.Sering serak bisa merupakan satu-satunya gejala
dini penyakit.Setiap lesi pada laring dapat mempengaruhi pergerakan gelombang
suara yang menyebabkan penyimpangan modulasi udara melalui glottis. Hal ini
meliputi inflamasi dan massa pita suara, gangguan kekakuan asimetris dan simetris
laring.
Suara parau, yang dapat terjadi secara akut atau kronik, memiliki
banyakpenyebab.Penyebab parau biasanya terjadi pada laring dan organ di sekitarnya,
mulai dari yang sederhana berupa infeksi saluran pernafasan atas hingga penyakit
serius seperti kanker.Ada beberapa kondisi kelainan pita suara yang selalu ditandai
dengan adanya suara parau, yaitu nodul pita suara, polip, kista, paresis, dan kanker
pita suara.
Kasus nodul pita suara terbanyak ditemukan pada orang dewasa, dimana
sebagian besar penderitanya adalah wanita.Nodul jinak dapat terjadi unilateral dan
timbul akibat penggunaan pita suara (korda vokalis) yang tidak tepat dan berlangsung
lama.Kondisi yang terjadi biasanya terletak pada sepertiga anterior, ditengah pita
suara, unilateral atau bilateral.
Nodul pita suara adalah pembengkakan pitasuara bilateral dengan ukuran
bervariasi yangditemukan pada bagian tengah membranepita suara.Nodul ini
memiliki karakteristikberupa penebalan epitel dengan tingkatanreaksi inflamasi
berbeda pada lapisansuperfi sial lamina propia.Kelainan inisering juga disebut dengan
singers nodes,screamers nodes atau teachers nodes.

12

Gambar 8. Vocal Nodules

Kelainan pita suara selanjutnya adalah polip. Polip pada pita suara ditemukan
pada orang dewasa, lebih banyak pada pria daripada wanita, dan sangat jarang
didapatkan pada anak-anak. Dalam pemeriksaan, polip paling sering ditemukan di
sekitar komisura anterior, tampak bulat, kadang kadang menggelembung, berwarna
pucat, mengkilat dengan dasarnya yang lebar di pita suara, dan tampak kapiler darah
sangat sedikit.
Polip atau kista dapat terjadi sepanjang bagian membran pita suara, namun
paling banyak terjadi dekat komisura anterior dan kebanyakan tumbuh unilateral
meskipun dapat tumbuh bilateral.Polip yang bilateral disebut Kissing Polip.

Gambar 9. Polip Pita Suara


Jenis kelainan pita suara lain yang juga membentuk benjolan adalah kista.
Kista pada pita suara merupakan massa yang terdiri dari membran (sakus). Kista
dapat berlokasi dekat permukaan pita suara atau lebih dalam, dekat ligament.Sama
13

seperti nodul dan polip, besarnya ukuran dan lokasi benjolan yang terjadi pada
penderita polip mengakibatkan gangguan pada getaran pita suara sehingga
menyebabkan suara parau.

Gambar 10. Kista Pita Suara


Suara parau juga dapat terjadi akibat persarafan dan otot dari pita suara yang
tidak berfungsi dengan baik.Paresis (paralisis) otot pita suara dapat disebabkan
gangguan persarafan baik sentral maupun perifer, dan biasanya paralisis motoric
bersamaan dengan paralisis sensorik.

Gambar 11. Paresis Pita Suara


Salah satu penyakit kelainan pita suara yang ganas dan sebagian besar kasus
yang terjadi mengakibatkan kematian adalah karsinoma atau biasa disebut dengan
kanker pita suara.

14

Gambar 12. Kanker Pita Suara

2.6. Gejala Klinis


Suara serak biasanya memberikan kualitas suara yang parau dan kasar
meskipun dapat menyebabkan perubahan dalam pitch atau volume suara. Pada
kecepatan onset dan gejala terkait akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya
yang menyebabkan suara serak.
Keluhan yang menyertai suara parau bervariasi pada setiap orang, tergantung
intensitas dan etiologi yang mendasari suara parau tersebut, dapat dirasakan
sementara atau intermitten maupun terus menerus atau kontinu.
Gejala klinis yang umum antara lain:

Rasa gatal ditenggorokkan


Perasaan adanya benda asing ditenggorokkan
Suara tercekik di tenggorokan
Ketidakmampuan menghasilkan suara yang jernih
Perubahan suara baik disertai nyeri tenggorokan atau tidak
Nyeri dan sulit menelan
Batuk
Gejala klinis yang spesifik timbul berkaitan dengan etiologi yang mendasari :

Laringitis Akut

15

Selain suara serak, penderita juga bisanya di sertai gejala lain seperti demam,
dedar (malaise), nyeri menelan atau berbicara, batuk, disamping gangguan suara.
Kadang-kadang dapat terjadi sumbatan laring dengan gejala stridor serta cekungan di
suprasternal, epigastrium dan sela iga.

Laringitis Kronis
Gejala klinis yang nampak pada laringitis kronis selain Suara parau yang

menetap, juga rasa tersangkut di tenggorok sehingga sering mendehem tanpa sekret,
kadang juga terdapat sakit tenggorokan.

Kanker Laring
Gejala yang timbul selain suara serak yang biasanya menetap adalah nyeri

tenggorokan.nyeri

leher,

batuk

darah.

bunyi

pernafasan

yang

abnormal,

bengkak/benjolan ditenggorokan, nyeri ketika bicara atau menelan, rasa terbakar di


tenggorokan saat menelan cairan panas, dyspnea, lemah, berat badan menurun,
pembesaran kelenjar limfe dan nafas yang bau.

Nodul Pita Suara


Kelainan ini biasanya disebabkan oleh penyalahgunaan suara dalam waktu

yang lama, seperti pada seorang guru, penyanyi dan sebagainya. Gejalanya terdapat
suara parau yang kadang-kadang disertai batuk. Pada awalnya pasien mengeluhkan
suara pecah pada nada tinggi dan gagal dalam mempertahankan nada.Selanjutnya
pasien menderita serak yang digambarkan sebagai suara parau, yang timbul pada
nada tinggi, terkadang disertai dengan batuk.Nada rendah terkena belakangan karena
nodul tidak berada pada posisi yang sesuai ketika nada dihasilkan.Kelelahan suara
biasanya cepat terjadi sebelum suara serak menjadi jelas dan menetap. Jika nodul
cukup besar, gangguan bernafas adalah gambaran yang paling umum

Polip pita suara

16

Pada polip pita suara biasanya disebabkan oleh penggunaan suara yang
terlampau lama, reaksi menahun pada laring, menghirup iritan.Gejala klinis yang
nampak pada polip pita suara selain suara serak yang menetap, juga mungkin
menunjukkan gejala seperti ketidaknyamanan pada saat ucapan dan ketidaknyamanan
ditenggorokan.

Kista pada laring


Kista pita suara umumnya terrmasuk kista resistensi kelenjar liur minor laring,

terbentuk akibat tersumbatnya kelenjar tersebut, faktor iritasi kronik, refluks


gastroesofageal dan infeksi diduga berperan sebagai faktor predisposisi.Kista terletak
di dalam lamina propria superfisialis, menempel pada membran basal epitel atau
ligamentum vokalis.Ukurannya biasanya tidak besar sehingga jarang menyebabkan
sumbatan jalan nafas atas.
Gejala utamanya adalah parau, kadang kala disertai rasa sakit di leher akibat
penekanan pada tenggorokan dan kesulitan menelan.

Papiloma laring
Gejala klinis yang timbul tergantung pada letak dan besarnya tumor.Gejala

yang paling sering dijumpai adalah perubahan suara.Suara serak merupakan gejala
dini dan keluhan yang paling sering dikemukakan apabila tumor tersebut terletak di
pita suara.Papilloma laring dapat membesar, Kadang-kadang dapat mengakibatkan
sumbatan jalan nafas yang mengakibatkan stridor dan sesak. Timbulnya sesak
merupakan suatu tanda bahwa telah terjadi sumbatan jalan nafas bagian atas

Paralisis pita suara


Paralisis otot laring dapat disebabkan gangguan persarafan, baik sentral

maupun perifer, dan biasanya paralisis motorik bersama dengan paralisis


sensorik.Kejadiannya dapat unilateral maupun bilateral.Selain suara parau, dapat juga

17

di jumpai gejala klinis yang lainnya, seperti gangguan respirasi dan stridor, anestesi
yang menyebabkan inhalasi makanan dan sekresi faring yang merangsang batuk dan
tersedak, suara menjadi lemah. Kelumpuhan pita suara bisa mempengaruhi proses
berbicara, bernafas dan menelan. Kelumpuhan menyebabkan makanan dan cairan
terhidup ke dalam trakea dan paru-paru.
Jika hanya 1 pita suara yang lumpuh (kelumpuhan 1 sisi), maka suara menjadi
serak.Biasanya saluran udara tidak tersumbat karena pita suara yang normal bisa
membuka sebagaimana mestinya. Jika kedua pita suara mengalami kelumpuhan
(kelumpuhan 2 sisi), maka kekuatan suara akan berkurang. Penderita juga mengalami
gangguan pernafasan karena terjadi penyumbatan saluran udara ke trakea.

Laringomalasia
Keadaan ini merupakan akibat dari flaksiditas dan inkoordinasi kartilago

supraglotik dan mukosa aritenoid, plika ariepiglotik dan epiglotis.Biasanya, pasien


dengan keadaan ini menunjukkan gejala pada saat baru dilahirkan, dan setelah
beberapa minggu pertama kehidupan secara bertahap berkembang stridor inspiratoar
dengan nada tinggi dan kadang kesulitan dalam pemberian makanan.
Ini merupakan kelainan kongenital ang di dapat sejak lahir. Gejala klinis yang
di jumpai selain suara serak juga terdapat bising inspirasi (stridor inspiratoir)
dimana stridor saat inspirasi ini terdengar seperti suara hidung tersumbat, tidak
dijumpai sekret hidung, Stridor cukup kuat sehingga jika meletakkan tangan di dada
penderita maka dapat merasakan getaran dan stridor berkurang saat penderita tidur
telungkup (prone).

Cri du chatting sindrom


Cri du chatting sindrom adalah sekelompok gejala yang disebabkan

kehilangan sepotong kromosom nomor 5. Nama sindrom ini didasarkan pada tangisan
bayi, yang bernada tinggi dan suara seperti kucing.Ini merupakan kelainan pada
18

kromosom yang di dapat sejak lahir. Selain ganguan suara seperti suara kucing dan
serak, juga di jumpai keluhan lain seperti berat lahir rendah dan pertumbuhan yang
lambat, selama masa pertumbuhan pun, tubuh penderita kecil dengan tinggi badan di
bawah rata-rata, penderita memiliki otak yang kecil (mikrochepal) sehingga bentuk
kepala juga kecil saat lahir, keterbelakangan mental (cacat intelektual), masalah
perilaku seperti hiperaktif, agresi, amukan, dan gerakan berulang-ulang, pertumbuhan
badan dan kepala lambat. Ciri fisik lain meliputi bentuk wajah bulat dengan pipi
besar, jari-jari yang pendek, dan bentuk kuping yang rendah letaknya.

2.7. Diagnosis
Diagnosis

ditegakkan

melalui

anamnesis,

pemerikasaan

fisik,

dan

pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
1

Setiap pasien dengan suara parau yang menetap lebih dari 2 minggu
tanpa adanya infeksi saluran napas atas memerlukan pemeriksaan.
Sangat penting untuk mengetahui durasi dan karakter perubahan suara.

Riwayat merokok dan minum alkohol, dimana dapat mengiritasi


mukosa mulut dan laring dan beresiko kanker kepala leher

Riwayat pekerjaan, pola/ tipe pemakaian suara seperti menyanyi


berteriak

Riwayat penyalahgunaan suara (voice abuse)

Keluhan yang berhubungan meliputi nyeri, disfagia, batuk, susah


bernapas

Keluhan refluks gastroesofageal seperti merasakan asam di mulut pada


pagi hari

Penyakit sinonasal (rhinitis alergi atau sinusitis kronik)

19

Kelainan neurologis

Riwayat trauma atau pembedahan

10 Riwayat pemakaian obat-obatan seperti ACE inhibitor


b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kepala dan leher secara keseluruhan, meliputi penilaian
pendengaran, mukosa saluran napas atas, mobilitas lidah dan fungsi saraf
kranial.. Pemeriksaan yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1

Pemeriksaan laringoskopi
Untuk mengidentifikasi setiap lesi dari pita suara seperti kanker,
singers node, polip tuberkulosis atau sifilis.Selain itu dapat menilai
adanya paralisis pita suara, yang berhubungan dengan kanker paru,
aneurisma aorta dan lain-lain.

Pemeriksaan kelenjar getah bening


Jika terdapat kelainan dapat menunjukkan neuropati perifer, sindrom
Guillain-Barre, tumor otak atau penyakit serebrovaskuler
c. Pemeriksaan Penunjang Lainnya

Laringoskopi fibreoptik.

Stroboskopi (videolaryngostroboscopy)
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan gambaran dari pergerakan
laring
3

Pemeriksaan untuk mengukur produksi suara seperti amplitudo, range,


pitch dan efisiensi aerodinamik

Pemeriksaan darah
Meliputi hitung jenis dan LED, fungsi tiroid, nilai C1 esterase inhibitor
untuk pembengkakan pita suara dan diduga angioedema, serta

20

pemeriksaan reseptor asetilkolin untuk suara parau yang diduga


disebabkan miastenia gravis.
5

Kultur hidung dan sputum


6

Foto torak x ray jika ditemukan paralisis pita suara pada pemeriksaan
laringoskopi

CT scan dada
Ct scan dan MRI jika ditemukan kelainan pada pemeriksaan
neurologis
8

USG tiroid untuk mendeteksi kanker tiroid yang menyebabkan


paralisis pita suara

2.8.Diagnosa Banding
Kelainan Kongenital
Mencakup web pharynx, laringomalasia, kista larynx, dan stenosis larynx
kongenital.Pasien

demikian

bisa

menampilkan

penilaian

obstruksi

saluran

pernapasan, perubahan tangisan dan / atau masalah makanan.Sangat sulit melakukan


pemeriksaan fisik pada bayi, sehingga aspek penting dalam diagnosis adalah evaluasi
radiografi yang tepat dan endoscopi dibawah anastesi umum.
Web laring merupakan pita mukosa yang melintasi laring, sehingga
menyumbat saluran pernafasan atas.Dengan mengubah aliran udara, web laring ini
dapat menyebabkan serak dan pada beberapa kasus bisa berlanjut ke obstruksi saluran
pernafasan.
Laringomalasia merupakan kelainan, tempat kartilago didalam laring dan
laring subglotis tidak cukup kuat menyokong saluran pernafasan selama
inspirasi.Kemudian

kartilago

ini

cenderung

menyebabkan stridor.

21

kolaps

selama

inspirasi

yang

Sebab Peradangan Serak


Laryngitis terlazim menyertai infeksi traktus respiratorius atas oleh
virus.Sebab kurang lazim mencakup difteria, variola dan morbili.Epiglottitis
merupakan infeksi spesifik saluran pernafasan atas.Ia menyebabkan pembengkakakn
dan edema epiglotis. Khas perjalanannya cepat, disertai demam tinggi dan obstruksi
saluran pernafasan.Croup merupakan infeksi virus yang menyebabkan edema dalam
daerah subglotis.
Jika serak tidak teratasi setelah beberapa minggu maka diindikasikan
laringoskopi tak langsung. Jika ia tidak mungkin atau tidak meyakinkan maka sangat
penting laringoskopi langsung di bawah anastesi umum. Radiograf bisa juga
digunakan untuk mengevaluasi saluran pernafasan atas. Hitung sel darah lengkap
merupakan tes laboratorium lainyang bisa membantu diagnosis. Sensitiviti tes biakan
merupakan tambahan bermanfaat dalam memberikan cakupan antibiotic yang tepat
dalam masalah peradangan.
Menelan Benda Asing/Kaustik
Benda asing dapat mengiritasi laring dan menyebabkan serak akut.Inhalasi
uap (fume) toksik serta luka bakar suhu dan kimia juga merupakan iritan yang
menyebabkan serak.
Keadaan Jinak Laring yang Menyebabkan Serak
Papiloma juvenilis merupakan neoplasma jinak laring terlazim dan ditemukan
tersering pada populasi pediatric.Biasanya papilloma tampak dalam beberapa tahun
pertama kehidupan dan beberapa telah dilaporkan beregresi spontan.Papilloma
dianggap disebabkan oleh virus, suatu teori yang disokong oleh observasi bahwa
tampak ada peningkatan insiden papilloma pada bayi yang dilahirkan ibu yang
menderita kondiloma akuminatum.Papilloma tampak sebagai pertumbuhan seperti
kutil tunggal atau majemuk dan bisa terletak di tempat manapun dalam laring.Anak

22

dengan papilloma laring biasanya menampilkan serak, tetapi mereka bisa juga
menampilkan stridor atau obstruksi saluran pernafasan atas.
Salah satu sebab terlazim pada orang dewasa dan anak adalah penyalahgunaan
suara.Penyalahgunaan suara dapat disebabkan oleh berteriak, bersorak, menjerit atau
bernyanyi. Biasanya ia memulai edema laring dank arena penyalahgunaan menjadi
lebih menahun. Maka ada perkembangan nodulus peradangan reaktif.Diagnosis dapat
ditegakkan atas pemeriksaan laringoskopi tak langsung.
Kelainan Sistemik
Kelainan sistemik yang dapat menyebabkan serak mencakup:
Edema angioneurotik merupakan edema yang difus yang timbul di saluran
pernafasan. Ini fenomena herediter yang dicetuskan oleh rangsangan antigen spesifik.
Masalah ini bisa menahun tetapi dokter memeriksa pasien hanya selama periode akut,
tempat pasien mendadak menjadi serak dan bisa disertai bstruksi saluran pernafasan.
Hipotiroidisme bisa menimbulkan edema menahun pita suara.
Uremia sekunder terhadap gagal ginjal menahun dapat juga menyebabkan
edema menahun pita suara.
Amyloid emrupakan endepan protein abnormal di dalam berbagai lokasi di
dalam tubuh, yang mencakup laring.Endapan materi ini dalam pita suara bisa
menimbulkan serak.
Sindroma Sjorgen menyebabkan kekeringan difus di seluruh traktus aerodigestif
atas.Ada pembentukan krusta pada laring yang dapat menyebabkan edema dan serak.
Sarkoid merupakan lesi ideopatik lain yang dapat menyebabkan pertumbuhan
jinak di dalam laring.

23

Sebab iatrogenic
Sebab iatrogenic imobilitas fungsional laring juga merupakan masalah
terutama pada rongki basah.Penting menanyakan riwayat pembedahan leher.Karena
nervus vagus dan nervus laringeus rekuren bisa cedera selama tindakan seperti
tiroidektomi atau pembedahan diskus servikalis.Trauma langsung pita suara dapat
juga timbul selama intubasi endotrakeal. Hal ini terlazim menyebabkan dislokasi
kartilago aritenoidea, jika pita suara cedera sewaktu pipa dimasukkan Web atau
stenosis laring bisa akibat intubasi endotrakea yang lama.
Keadaan jinak tertentu bisa menimbulkan serak karna immobilitas atau
hipomobilitas laring.
Artritis Rheumatoid
Merupakan penyakit sistemik yang dianggap karna fenomena auto imun yang
melibatkan membrane sinofasialis.Tanda dan gejala penyakit ini berfariasi.Laring
telibat dalam hampir seperempat dari semua kasus.Gejala bisa meliputi serak karna
keterlibatan articulation cricoarytenoidea.

Miastenia Gravis
Merupakan penyakit neurologi karena cacat pelepasan asitekolin pada motor
and plate.Kelemahan laring dan serak akibatnya bisa merupkan gejala yang
ditampilkan dini dan kadang-kadang satu-satunya.Sering serak disertai regurgitas
nasal sewaktu menelan, aspirasi sekresi atau disfagia.
Infeksi menahun dan penyakit granulomatosa

24

Tuberkulosis akan menimbulkan lesi ulseratif atau massa pada laring dan
akhirnya bisa menyebabkan stenosis laring. Biasanya ia dikelirukan dengan
karsinoma laring karena kemiripan penampilannya.
Silisis dapat menyebabkan gumma dan nodulus didalam laring.lepra, tifoid
dan aktinomikosis dapat juga mengenai laring.Sinusitis kronika dapat menyebabkan
iritasi laring karena sekresi purulenta membasahi laring, terutama selama tidur.
Kista sakular merupakan pembentukan kantong keluar spesifik dari
laringosakula,struktur anatomi normal didalam laring, yang dapat menonjol kedalam
laring dan menyebabkan suara serak.
Neoplasma Ganas
Neoplasma ganas bertanggung jawab bagi sekitar 80% daru semua tumor
laring.Terlazim ditampilkan gejala serak.Sebgaian besar pasien tidak menganggap hal
ini gejala serius.
2.9 Penatalaksanaan
Pengobatan suara serak sesuai dengan kelainan atau penyakit yang menjadi

etiologinya.
Karena akibat yang timbul akibat kelelahan bersuara, maka perlu beberapa
langkah pencegahan maupun terapi. Bila belum timbul keluhan, pencegahan
merupakan hal yang terpenting. Beberapa peneliti menyarankan untuk minum
air setiap beberapa saat setelah berbicara. Laki-laki yang minum air akandapat
membaca dengan kualitas suara yang baik dalam waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan yang tidak diberi minum air. Hal yang sama didapatkan
pada penyanyi karaoke amatir. Istirahat bersuara merupakan salah satu tehnik

untuk mengistirahatkan organ-organ pembentuk suara.


Faktor-faktor lain yang menjadi faktor risiko terjadinya kelelahan bersuara
juga harus diperhatikan. Penggunaan alkohol, merokok, dan obat-obatan
tertentu sebaiknya dihindari karena dapat mempengaruhi kondisi permukaan

25

plikavokalis. Salah satu penyebab iritasi laring adalah refkuks dari esofagus.
Hal ini dapat mempercepat kelelahan bersuara karena akan mengakibatkan
hilangnya lapisan mukus permukaan pita suara serta terkelupasnya epitel.
Beberapa hal yang dianjurkan untuk mencegah refluks antara lain, pertama
menghindari konsumsi kafein dan coklat karena akan mengakibatkan relaksasi
spinkter esofagus. Kedua, hindari makan dan minum pada jam tidur dan
sebaiknya tunggu 2-3 jam setelah makan baru kemudian tidur atau posisi
ditinggikan. Bila sudah ada gejala refluks mungkin diperlukan obat-obatan
untuk menetralisir asam lambung atau mengurangi produksinya.
Ada beberapa pendekatan penatalaksanaan.
o Pertama, terapi suara dengan komponen utama berupa edukasi dasar anatomi
dan fisiologi produksi suara. Pasien harus mengerti hubungan antara gangguan
suara dan penyebabnya sehingga lebih menyadari apa yang boleh dilakukan
dan apa yang dihindari.
o Kedua, konservasi suara yang prinsipnya lebih praktis dan realistis
dibandingkan terpai suara. Caranya adalah dengan mengurangi penggunaan
suara atau istirahat bersuara (vocal rest) pada pasien dengan laringitis akut,
disamping pemberian obat-obatan, yang bertujuan mengurangi oedem
jaringan. Perlu juga mengurangi sumber penyalahgunaan suara dan
menggunakan alat pengeras suara.
o Terapi tingkah laku suara ditujukan untuk meningkatkan aspek teknik
penggunaan suara termasuk pernapasan perut, latihan penggunaan tinggi nada
dan istirahat yang benar, meningkatkan phrasing dan tehnik-tehnik spesifik
lainnya.
o Terapi medikamentosa terutama ditujukan untuk mengurangi oedem
jaringandengan pemberian obat-obat anti inflamasi steroid atau nonsteroid.

26

Indikasi penggunaan antibiotik atau dekongestan antihistamin pada pasien


dengan suara parau jarang walaupun pada pasien juga terdapat rhinosinusitis
atau bakterial laringotrakeitis, yang mungkin menyebabkan terjadi komplikasi
pada pasien dengan suara parau.
o Indikasi tindakan bedah dilakukan tergantung penyebab dari suara parau.
Misalnya adanya suatu nodul atau polip yang terdapat pada pita suara maka
tindakan bedah mungkin diperlukan selain juga harus menghilangkan faktor
pencetus terbentuknya nodul atau polip akibat penyalahgunaan suara. Pada
beberapa kondisi tertentu suara parau memerlukan terapi yang spesifik.

Penatalaksanaan secara umum dapat dilakukan sebagai berikut.


1

Terapi konservatif dimana Setiap tindakan dilakukan untuk mengidentifikasi


dan menghilangkan faktor penyebab seperti stres, merokok, dan alkohol.
Minum

banyak

air

putih

dapat

mencegah

tenggorokan

dari

kekeringan.Istirahat berbicara selama dua sampai tiga hari.


Terapi Wicara aitu Speech therapist memegang peranan penting dalam
memberikan terapi terhadap pasien dengan gangguan pada suara, misal oleh

karena vocal nodule dan kesalahan penggunaan suara.


Terapi medikamentosa dengan obat dimana infeksi saluran pernafasan atas
seringkali disebabkan oleh infeksi virus. Tirah baring, pemberian parasetamol
atau larutan aspirin gargle dapat diberikan. Pemberian antibiotik dianjurkan
jika terdapat infeksi bakteri. Nasal spray diberikan pada pasien dengan
inflamasi kronik sinus. Pada pasien dengan gastroesofageal refluk, dapat

diberikan medikasi untuk mengurangi sekresi asam lambung.


Pembedahan dianjurkan untuk diagnosis (contoh:biopsi) dan terapi (contoh:
mengambil massa tumor dan laser surgery). Operasi dapat dilakukan dengan
fibre optic endoscope dengan anestesi umum. Pembedahan pada penyebab
suara parau non-cancer hanya diindikasikan jika penatalaksanaan dengan cara
lain gagal.
27

2.10

Pencegahan
Mengistirahatkan suara dengan cara berbisik atau tidak berbicara
Mengonsumsi banyak cairan dan istirahat
Mengevaluasi apakah memiliki infeksi jamur atau tidak, khususnya pada
orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau menggunakan inhaler

kortikosteroid untuk asma


Mengatasi jumlah asam berlebih di perut jika akibat acid reflux
Belajar teknik bernapas, berbicara dan bernyanyi yang tepat
Menghindari rokok, asap rokok dan alcohol
Mengurangi kontak atau paparan iritasi seperti debu atau uap dari zat kimia.

BAB III
KESIMPULAN
Serak merupakan kualitas suara yang digambarkan sebagai parau dan
disebabkan oleh pendekatan pita suara yang tidak adekuat.Serak bisa karena
peradangan, neoplasia, penyakit neurologi atau kelainan fungsional.Sering serak bisa
merupakan satu-satunya gejala dini penyakit.Menurut laporan The AmericanCancer
Society tahun 2006 di Amerika tercatat 12.000 kasus baru dan 4740 kasus meninggal
karena tumor ganas pita suara. Polip pada pita suara ditemukan pada orang dewasa,

28

lebih banyak pada pria daripada wanita, dan sangat jarang didapatkan pada anakanak. Suara serak biasanya memberikan kualitas suara yang parau dan kasar
meskipun dapat menyebabkan perubahan dalam pitch atau volume suara. Pada
kecepatan onset dan gejala terkait akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya
yang menyebabkan suara serak.
Diagnosis

ditegakkan

melalui

anamnesis,

pemerikasaan

fisik,

dan

pemeriksaan penunjang.Setiap pasien dengan suara parau yang menetap lebih dari 2
minggu tanpa adanya infeksi saluran napas atas memerlukan pemeriksaan.Sangat
penting untuk mengetahui durasi dan karakter perubahan suara.Riwayat merokok dan
minum alkohol, riwayat pekerjaan, pola/ tipe pemakaian suara seperti menyanyi
berteriak, riwayat penyalahgunaan suara (voice abuse), keluhan yang berhubungan,
riwayat trauma atau pembedahan, riwayat pemakaian obat-obatan.Pemeriksaan
kepala dan leher secara keseluruhan, meliputi penilaian pendengaran, mukosa saluran
napas atas, mobilitas lidah dan fungsi saraf kranial, pemeriksaan laringoskopi,
pemeriksaan kelenjar getah bening. Pemeriksaan penunjang lainnya dapat berupa
laringoskopi fibreoptik, stroboskopi (videolaryngostroboscopy), pemeriksaan untuk
mengukur produksi suara seperti amplitudo, range, pitch dan efisiensi aerodinamik,
pemeriksaan darah, kultur hidung dan sputum, pemeriksaan radiologi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Thaller,

Seth

R,

Mark

S.

Granick,

Eugene

N.

Serak

in

Diagram

DiagnostikPenyakitTelinga, HidungdanTenggorokan. Jakarta: EGC. 1993. P: 95-103


2. Haryuna,
T.
SitiHajar.
DistribusiGambaranKlinikLaringpadaPenderitadenganSuaraSerak.
Available

from

Medan.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18364/1/mkn-

mar2009-42%20(12).pdf. Cited on September 2015.

29

3. Hermani, Bambang, Syahrial M. Hutauruk, EfiatyArsyadSoepardi, nurbaitiIskandar,


Jenny

Bashiruddin,

RatnaDwiRestuti.

Disfonia

BukuAjarIlmuKesehatanTelingaHidungTenggorokanKepala&Leher.

in
Jakarta:

FakultasKedokteranUniversitas Indonesia. 2007. P: 231-6


4. http://3.bp.blogspot.com/4dRDlDFTE9A/T0rC5S7JSKI/AAAAAAAAARk/sTAUJgS
RiOo/s1600/Anatomy-of-the-larynx.jpg
5. http://image.slidesharecdn.com/anatomidanfisiologitht-kl-131207002950phpapp01/95/anatomi-dan-fisiologi-tht-kl-50-638.jpg?cb=1386376277
6. http://image.slidesharecdn.com/anatomidanfisiologitht-kl-131207002950phpapp01/95/anatomi-dan-fisiologi-tht-kl-51-638.jpg?cb=1386376277
7. https://josephinewidya.files.wordpress.com/2013/12/larynx-figure.jpg
8. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23227/4/Chapter%20II.pdf
9. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45173/4/Chapter%20II.pdf

30

Вам также может понравиться