Вы находитесь на странице: 1из 6

Case Report Session

Diabetic Foot
Disusun oleh:
Audy Sarah Putrini Adibrata

1301-1212-0522

Perseptor:
Dr. Bambang Tiksnadi, dr. SpOT(K), MM., FICS

DEPARTEMEN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG

2013

Identitas Pasien
Nama

: Tn. A

Usia

: 63 tahun

Alamat

: Bandung

Pekerjaan

: Buruh

Tanggal pemeriksaan

: 2 September 2013

Anamnesis
Keluhan utama: luka pada telapak kaki.
Dua bulan SMRS pasien mengeluhkan adanya luka pada talapak kaki kiri. Luka disertai
dengan rasa nyeri. Semakin lama luka semakin besar, jari 2, 3 dan 4 mulai menghitam.
Karena keluhannya pasien berobat ke RS Ebah. Karena tidak ada perbaikan, 2 minggu
kemudian pasien memutuskan berobat ke RS Al-Ihsan. Kemudian pasien dirujuk ke RSHS.
Di RSHS pasien menjalani amputasi pada kaki kirinya.
Pasien memiliki riwayat DM II sejak 2 tahun lalu. Pasien mengaku berobat secara teratur,
namun tidak menjaga pola makan. Riwayat hipertensi tidak ada.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
Gizi: cukup
Tanda vital:
Tekanan darah: 160/90 mmHg
Nadi: 92 x/menit
Respirasi: 22 x/menit
Suhu: 36,9C
Kepala: tidak ada kelainan
Leher: tidak ada kelainan
Toraks:
Bentuk dan gerak simetris
VBS kiri = kanan
Bunyi jantung murni reguler

Abdomen:
Datar lembut
Hepar: tidak teraba membesar
Lien: tidak teraba membesar
Ekstremitas atas: tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah: lihat status lokalis
Status lokalis: ekstremitas bawah kiri
Sebagian besar kaki kiri diamputasi

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:

1. Hematologi
PT: 12,7
APTT: 44,6
Hb: 10,6
Ht: 33
Leukosit: 9.500
Eritrosit: 4,04
Trombosit: 205.000
Index eritrosit
o MCV: 82,2
o MCH: 26,2
o MCHC: 31,9
Laju endap darah: 105
2. Kimia klinik
Albumin: 3,5
Protein total: 8,0
Ureum: 66
Kreatinin: 1,30
Glukosa darah puasa: 182
CRP kuantitatif: 48,7
Na: 137
K: 4,5
Cl: 95
Ca: 5,09
Mg: 1,83
Radiologi:

Diagnosis
Post debridement + amputation due to diabetic foot wagner IV
Hipertensi stage 2

Terapi
Kontrol luka
Insulin
Obat antihipertensi
Prognosis
Quo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad functionam: ad malam
Pembahasan
Diabetic foot adalah komplikasi yang sering terjadi pada diabetes yang sudah terjadi dalam
waktu lama, menyebabkan hendaya kronis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
diabetic foot antara lain:
penyakit pembuluh darah perifer,
kerusakan saraf perifer,
berkurangnya resistensi terhadap infeksi,
osteoporosis.
1. Penyakit pembuluh darah perifer
Atersklerosis terjadi terutama pada pembuluh darah berukuran sedang di bawah lutut. Pasien
biasa datang dengan keluhan klaudikasi atau ulkus pada telapak kaki. Ulkus superfisial terjadi
pada jari-jari kaki, sedangkan ulkus yang dalam biasa terjadi pada tumit. Ulkus terasa nyeri
dan sensitif terhadap penekanan (tender). Kaki terasa dingin, terjadi perubahan pada kuku
dan pulsasi lemah.
2. Kerusakan saraf perifer
Biasanya pasien tidak menyadari adanya kelainan tersebut, tetapi pemeriksaan seperti tes
vibrasi, lokalisasi sendi dan tes temperatur pada kaki akan menunjukkan penurunan. Gejala
yang biasa muncul adalah gejala sensoris seperti baal, parestesia, kulit kering dan terbentuk
bula serta kulit pecah-pecah atau ulkus karena sepatu atau tekanan konstan. Gejala motoris
biasa muncul sebagai claw toes.
3. Neuropathic joint disease
Sendi yang peling sering mengalami neuropathic joint disease adalah mid-tarsal joints,
diikuti MTP dan pergelangan kaki. Biasanya ada kejadian provokatif yang mendahului,
contohnya fraktur.

4. Infeksi
Diabetes yang tidak terkontrol diketahui dapat menurunkan fungsi sel darah putih. Hal
tersebut, digabung dengan iskemia lokal, ketidaksensitivan kulit terhadap cedera dan tekanan
terlokalisasi karena deformitas dapat memperbesar kemungkinan terjadinya sepsis.
5. Osteoporosis
Pada diabetes, terjadi penurunan densitas tulang. Hal tersebut dapat menyebabkan fraktur,
yang paling umum di pergelangan kaki dan tulang-tulang metatarsal.
Klasifikasi Wagner:
Grade
0
1
2
3
4
5

Lesi
Tidak ada lesi terbuka, dapat ada deformitas atau selulitis.
Ulkus diabetikum superfisial (pasrsial atau keseluruhan).
Ulkus menyebar ke ligamen, tendon, kapsul sendi atau fasia dalam tanpa abses atau
osteomielitis.
Ulkus dalam disertai abses, osteomielitis atau sepsis sendi.
Gangrene terlokalisasi pada kaki bagian depan atau tumit.
Gangrene terjadi pada seluruh kaki.

Penanganan diabetic foot dapat melalui diabetic foot care, pemberian antibiotik, debridemen,
amputasi dan penanganan fraktur.

Referensi
Apleys System of Orthopaedics and Fractures 9th Edition
Frykberg, Diabetic Foot Ulcers: Pthogenesis and Management.

Вам также может понравиться