Вы находитесь на странице: 1из 21

Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya

tidak mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat


membuat seseorang merasa tidak nyaman dan percaya
diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat
membantu mengobati penyakit dermatitis.
Pengertian dermatitis adalah istilah umum yang
menggambarkan suatu peradangan pada kulit. Ada
berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik
dan dermatitis atopik (eksim). Meskipun gangguan
tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi
dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan
antara lain bengkak, memerah dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup
berbagai gangguan yang semua mengakibatkan ruam,
merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya
mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, sedangkan
yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis
dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan
yang lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu
berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap
kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen.
Biasanya, substansi yang datang dalam kontak langsung
dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang
karena ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua
kasus, menggaruk terus menerus atau menggosok
akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan
kulit.

Dermatitis mungkin merupakan reaksi singkat untuk


substansi. Dalam kasus seperti itu dapat menghasilkan
gejala-gejala, seperti gatal dan kemerahan, hanya
beberapa jam atau hanya satu atau dua hari. Dermatitis
kronis bertahan selama jangka waktu tertentu. Tangan
dan kaki sangat rentan terhadap dermatitis kronis, karena
tangan sering kontak dengan zat-zat asing dan kaki
berada di bagian bawah yang kondisinya hangat lembab
sehingga penggunaan kaus kaki dan sepatu dapat
mendukung pertumbuhan jamur.
Dermatitis kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur,
atau penyakit kulit lainnya yang tidak cukup di diagnosis
atau diobati, atau mungkin salah satu dari beberapa
kelainan kulit kronis yang tidak diketahui asalnya. Karena
dermatitis kronis menghasilkan retak dan lecet di kulit,
semua jenis dermatitis kronis dapat menyebabkan infeksi
bakteri. Terdapat berbagai jenis penyakit dermatitis,
namun dermatitis kontak dan dermatitis atopik merupakan
jenis yang paling sering ditemukan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan organ tubuh yang terpenting yang berfungsi
sebagai sawar (barrier), karena kulit merupakan organ pemisah
antara bagian di dalam tubuh dengan lingkungan di luar tubuh.
Kulit secara terus-menerus terpajan terhadap faktor lingkungan,
berupa faktor fisik, kimiawi, maupun biologik.
Bagian terpenting kulit untuk menjalankan fungsinya sebagai
sawar adalah lapisan paling luar, disebut sebagai stratum
korneum atau kulit ari. Meskipun ketebalan kulit hanya 15
milimikro, namun sangat berfungsi sebagai penyaring benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Apabila terjadi kerusakan
yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan melampaui
kapasitas toleransi serta daya penyembuhan kulit, maka akan
terjadi penyakit.
Kulit adalah bagian tubuh manusia yang cukup sensisitif
terhadap berbagai macam penyakit. Penyakit kulit bisa
disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya, faktor lingkungan
dan kebiasaan sehari-hari. Lingkungan yang sehat dan bersih
akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula
sebaliknya. Salah satu lingkungan yang perlu diperhatikan

adalah lingkungan kerja, yang bila tidak dijaga dengan baik


dapat menjadi sumber munculnya berbagai penyakit kulit.
Penyakit kulit akibat kerja adalah semua keadaan patologis kulit
dengan pajanan pada pekerjaan sebagai faktor penyebab utama
atau hanya sebagai faktor penunjang.
Menurut Evita Halim dan Retno Widowati dalam buku
Pedoman Diagnosis Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan
Penyakit Akibat Kerja, penyakit kulit akibat kerja adalah setiap
penyakit kulit yang disebabkan oleh pekerja atau lingkungan
kerja. Meliputi penyakit kulit baru yang timbul karena pekerjaan
atau lingkungan kerja dan penyakit kulit lama yang kambuh
karena pekerjaan atau lingkungan kerja.
Sejak dahulu di seluruh dunia telah dikenal adanya reaksi tubuh
terhadap bahan atau material yang ada di lingkungan kerja.
Dalam Ilmu Kesehatan Kulit dikenal, pada individu atau pekerja
tertentu baik yang berada di negara berkembang maupun di
negara maju, dapat mengalami kelainan kulit akibat
pekerjaannya. Penyakit Kulit Akibat Kerja (PAK) dikenal secara
populer karena berdampak langsung terhadap pekerja yang
secara ekonomis masih produktif. Istilah PAK dapat diartikan
sebagai kelainan kulit yang terbukti diperberat oleh jenis
pekerjaannya, atau penyakit kulit yang lebih mudah terjadi
karena pekerjaan yang dilakukan.
Apabila ditinjau lebih lanjut, penyakit kulit akibat kerja (PKAK)
sebagai salah satu bentuk penyakit akibat kerja, merupakan jenis
penyakit akibat kerja terbanyak yang kedua setelah penyakit
muskulo-skeletal, berjumlah sekitar 22 persen dari seluruh
penyakit akibat kerja. Data di Inggris menunjukkan 1.29 kasus
per 1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja. Apabila
ditinjau dari jenis penyakit kulit akibat kerja, maka lebih dari
95% merupakan dermatitis kontak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit kulit dermatitis kontak?
2. Apa etiologi dari penyakit kulit dermatitis kontak?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit kulit dermatitis
kontak?

4. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit kulit dermatitis


kontak?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari penyakit kulit
dermatitis kontak?
6. Bagaimana pengobatan/penatalaksanaan dari penyakit kulit
dermatitis kontak?
7. Bagaimana pencegahan dari penyakit kulit dermatitis
kontak?
8. Apa diagnosa keperawatan yang muncul pada penyakit kulit
dermatitis kontak?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi dari penyakit kulit dermatitis kontak.
2. Mengetahui etiologi dari penyakit kulit dermatitis kontak.
3. Mengetahui patofisiologi dari penyakit kulit dermatitis
kontak.
4. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit kulit dermatitis
kontak.
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit kulit
dermatitis kontak.
6. Mengetahui pengobatan dari penyakit kulit dermatitis
kontak.
7. Mengetahui pencegahan dari penyakit kulit dermatitis
kontak.
8. Mengetahui diagnosa-diagnosa keperawatan yang muncul
pada penyakit kulit dermatitis kontak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau
kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai
kulit. Dermatitis kontak (dermatitis venenata) merupakan reaksi
inflamasi kulit terhadap unsure unsure fisik, kimia, atau
biologi. Penyakit ini adalah kelainan inflamasi yang sering
bersifat ekzematosoa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap
sejumlah bahan yang iritatif atau alergenik. Dermatitis kontak

adalah peradangan oleh kontak dengan suatu zat tertentu,


ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki
batas yang tegas.
Dermatitis kontak terbagi 2 yaitu :
Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)
Dermatitis yang terjadi akibat kontak dengan bahan yang secara
kimiawi atau fisik merusak kulit tanpa dasar imunologik,
biasanya terjadi sesudah kontak pertama dengan iritan.
Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)
Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV yang terjadi akibat
kontak kulit dengan bahan alergik.
2.2 Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian
besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat
kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa
menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan
dengan alergi. (Arief Mansjoer.1998.Kapita selekta)
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2
yaitu
a) Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen,
asam, basa), fisik (sinar uv, suhu), mikroorganisme (bakteri,
jamur).
b) Dalam (endogen) misalnya pada seseorang yang memiliki
riwayat kepekaan terhadap zat tertentu.

2.3 Patofisiologi
a) Dermatitis Kontak Iritan
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat
kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja
kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk,
dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan
tersebut akan berdifusi melalui membran untuk merusak
lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan
rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan

diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik akan


membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor
sirkulasi dari komplemen dan sistem kinin. Juga akan menarik
neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan
membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan
mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan perubahan
vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang ekspresi gen dan
sintesis protein. Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan
keratinosit dan keluarnya mediator- mediator. Sehingga
perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik
sangat tipis yaitu dermatitis. Kontak iritan tidak melalui fase
sensitisasi.
Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah.
Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan
pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya
pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak
berulang-ulang.
b) Dermatitis Kontak Alergik
Tipe ini memiliki periode sensitisasi 10 14 hari. Reaksi
hipersensitivitas tipe IV terjadi melalui 2 fase yaitu:
Fase sensitisasi
Terjadi saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit
mengenal dan memberi respons, yang memerlukan 2-3 minggu.
Pada fase induksi/fase sensitisasi ini, hapten masuk ke dalam
kulit dan berikatan dengan protein karier membentuk antigen
yang lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu
oleh makrofag dan sel langerhans. Kemudian memacu reaksi
limfosit T yang belum tersensitisasi di kulit sehingga sensitisasi
terjadi pada limfosit T. melalui saluran limfe, limfosit tersebut
bermigrasi ke darah parakortikal kelenjar getah bening regional
untuk berdiferensiasi dan berproliferasi membentuk sel T
efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel memori.
Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian
kembali ke kulit dan sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh,
menyebabkan keadaan sensitisasi yang sama di seluruh kulit
tubuh.

Fase elisitasi
Fase kedua (elisitasi) hipersensitivitas tipe lambat terjadi pada
pajanan ulang alergen (hapten), hapten akan ditangkap sel
langerhans dan diproses secara kimiawi menjadi antigen, diikat
oleh HLA-DR, kemudian diekskresi di permukaan kulit.
Selanjutnya kompleks HLA-DR-antigen akan dipresentasikan
kepada sel T yang telah tersensitisasi baik di kulit maupun di
kelenjar limfe sehingga terjadi proses aktivasi. Fase elisitasi
umumnya berlangsung antara 24-48 jam. Gambaran klinisnya
dapat berupa vasodilatasi dan infiltrat perivaskuler pada dermis,
edema intrasel, biasanya terlihat pada permukaan dorsal tangan.
2.4 Manifestasi Klinis
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda
radang akut terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh,
kemerahan, edema misalnya pada muka (terutama palpebra dan
bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
a) Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel
atau bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b) Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat
mengering menjadi kusta.
c)
Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal
dermatitis memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit
stadium kronis.
2.5 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
gangguan integument yaitu :
a) Biopsi kulit
Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil cintih
jaringan dari kulit yang terdapat lesi.
Biopsi kulit digunakan untuk menentukan apakah ada keganasan
atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
b) Uji kultur dan sensitivitas
Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui adanya virus, bakteri,
dan jamur pada kulit.

Kegunaan
lain
adalah
untuk
mengetahui
apakah
mikroorganisme tersebut resisten pada obat obat tertentu.
Cara pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan
mengambil eksudat pada lesi kulit.
c) Pemeriksaan Darah
Hb, leoukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin.
d) Uji tempel
Uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi.
Untuk mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan
factor imunologis, mengidentifikasi respon alergi.
Uji ini menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit,
selanjutnya dilihat bagaimana reaksi local yang ditimbulkan.
Apabila ditemukan kelainan pada kulit, maka hasilnya positif.
2.6 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan
kontak alergik yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan
menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual
yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada
kulit. Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan
topikal dan sistemik.
a) Pengobatan topikal
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip
umum pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah
(kompres terbuka), bila kering berikan terapi kering. Makin akut
penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut
berikan kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim atau
linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan salep. Bila
basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak,
bedak kocok, krim atau pasta, bila kering di dalam, diberi salep.
Medikamentosa topikal saja dapat diberikan pada kasus-kasus
ringan. Jenis-jenisnya adalah :
1. Kortikosteroid
Pemberian steroid topikal pada kulit menyebabkan hilangnya
molekul CD1 dan HLA-DR sel Langerhans, sehingga sel
Langerhans kehilangan fungsi penyaji antigennya. Juga

menghalangi pelepasan IL-2 oleh sel T, dengan demikian


profilerasi sel T dihambat. Efek imunomodulator ini meniadakan
respon imun yang terjadi dalam proses dermatitis kontak. Jenis
yang dapat diberikan adalah hidrokortison 2,5 %, halcinonid dan
triamsinolon asetonid. Cara pemakaian topikal dengan
menggosok secara lembut. Untuk meningkatan penetrasi obat
dan mempercepat penyembuhan, dapat dilakukan secara tertutup
dengan film plastik selama 6-10 jam setiap hari. Perlu
diperhatikan timbulnya efek samping berupa potensiasi, atrofi
kulit dan erupsi akneiformis.
2. Radiasi ultraviolet
Paparan ultraviolet di kulit mengakibatkan hilangnya fungsi sel
Langerhans dan menginduksi timbulnya sel panyaji antigen
yang berasal dari sumsum tulang yang dapat mengaktivasi sel T
supresor. Paparan ultraviolet di kulit mengakibatkan hilangnya
molekul permukaan sel langerhans (CDI dan HLA-DR),
sehingga menghilangkan fungsi penyaji antigennya. Kombinasi
8-methoxy-psoralen dan UVA (PUVA) dapat menekan reaksi
peradangan dan imunitis. Secara imunologis dan histologis
PUVA akan mengurangi ketebalan epidermis, menurunkan
jumlah sel Langerhans di epidermis, sel mast di dermis dan
infiltrasi mononuklear. Fase induksi dan elisitasi dapat diblok
oleh UVB. Melalui mekanisme yang diperantarai TNF maka
jumlah HLA- DR + dari sel Langerhans akan sangat berkurang
jumlahnya dan sel Langerhans menjadi tolerogenik. UVB juga
merangsang ekspresi ICAM-1 pada keratinosit dan sel
Langerhans.
3. Siklosporin A
Pemberian siklosporin A topikal menghambat elisitasi dari
hipersensitivitas kontak pada marmut percobaan, tapi pada
manusia hanya memberikan efek minimal, mungkin disebabkan
oleh kurangnya absorbsi atau inaktivasi dari obat di epidermis
atau dermis.
4. Antibiotika dan antimikotika
Superinfeksi dapat ditimbulkan oleh S. aureus, S. beta dan alfa
hemolitikus, E. coli, Proteus dan Candida sp. Pada keadaan
superinfeksi tersebut dapat diberikan antibiotika (misalnya

gentamisin) dan antimikotika (misalnya clotrimazole) dalam


bentuk topikal.
5. Imunosupresif topikal
Obat-obatan baru yang bersifat imunosupresif adalah FK 506
(Tacrolimus) dan SDZ ASM 981. Tacrolimus bekerja dengan
menghambat proliferasi sel T melalui penurunan sekresi sitokin
seperti IL-2 dan IL-4 tanpa merubah responnya terhadap sitokin
eksogen lain. Hal ini akan mengurangi peradangan kulit dengan
tidak menimbulkan atrofi kulit dan efek samping sistemik. SDZ
ASM 981 merupakan derivat askomisin makrolatum yang
berefek anti inflamasi yang tinggi. Pada konsentrasi 0,1%
potensinya sebanding dengan kortikosteroid klobetasol-17propionat 0,05% dan pada konsentrasi 1% sebanding dengan
betametason 17-valerat 0,1%, namun tidak menimbulkan atrofi
kulit. Konsentrasi yang diajurkan adalah 1%. Efek anti
peradangan tidak mengganggu respon imun sistemik dan
penggunaan secara topikal sama efektifnya dengan pemakaian
secara oral.
b) Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan
atau edema, juga pada kasus-kasus sedang dan berat pada
keadaan akut atau kronik. Jenis-jenisnya adalah :
1. Antihistamin
Maksud pemberian antihistamin adalah untuk memperoleh efek
sedatifnya. Ada yang berpendapat pada stadium permulaan tidak
terdapat pelepasan histamin. Tapi ada juga yang berpendapat
dengan adanya reaksi antigen-antobodi terdapat pembebasan
histamin, serotonin, SRS-A, bradikinin dan asetilkolin.
2. Kortikosteroid
Diberikan pada kasus yang sedang atau berat, secara peroral,
intramuskular atau intravena. Pilihan terbaik adalah prednison
dan prednisolon. Steroid lain lebih mahal dan memiliki
kekurangan karena berdaya kerja lama. Bila diberikan dalam
waktu singkat maka efek sampingnya akan minimal. Perlu
perhatian khusus pada penderita ulkus peptikum, diabetes dan
hipertensi. Efek sampingnya terutama pertambahan berat badan,
gangguan gastrointestinal dan perubahan dari insomnia hingga

depresi. Kortikosteroid bekerja dengan menghambat proliferasi


limfosit, mengurangi molekul CD1 dan HLA- DR pada sel
Langerhans, menghambat pelepasan IL-2 dari limfosit T dan
menghambat sekresi IL-1, TNF-a dan MCAF.
3. Siklosporin
Mekanisme kerja siklosporin adalah menghambat fungsi sel T
penolong dan menghambat produksi sitokin terutama IL-2, INFr, IL-1 dan IL-8. Mengurangi aktivitas sel T, monosit, makrofag
dan keratinosit serta menghambat ekspresi ICAM-1.
4. Pentoksifilin
Bekerja dengan menghambat pembentukan TNF-a, IL-2R dan
ekspresi ICAM-1 pada keratinosit dan sel Langerhans.
Merupakan derivat teobromin yang memiliki efek menghambat
peradangan.
5. FK 506 (Takrolimus)
Bekerja dengan menghambat respon imunitas humoral dan
selular. Menghambat sekresi IL-2R, INF-r, TNF-a, GM-CSF .
Mengurangi sintesis leukotrin pada sel mast serta pelepasan
histamin dan serotonin. Dapat juga diberikan secara topikal.
6. Ca++ antagonis
Menghambat fungsi sel penyaji dari sel Langerhans. Jenisnya
seperti nifedipin dan amilorid.
7. Derivat vitamin D3
Menghambat proliferasi sel T dan produksi sitokin IL-1, IL-2,
IL-6 dan INF-r yang merupakan mediator-mediator poten dari
peradangan. Contohnya adalah kalsitriol.
8. SDZ ASM 981
Merupakan derivat askomisin dengan aktifitas anti inflamasi
yang tinggi. Dapat juga diberikan secara topical, pemberian
secara oral lebih baik daripada siklosporin.
2.7 Pencegahan
Pencegahan dermatitis kontak berarti menghindari berkontak
dengan bahan yang telah disebutkan di atas. Program perawatan
kulit sebaiknya diikutsertakan dalam program pendidikan,
memuat informasi tentang kulit sehat dan penyakit kulit yang
terkait dengan pekerjaan. Juga pengenalan diri penyakit kulit

dan kegunan prosedur perlindungan, sebagai contoh program


perlindungan kulit pada pekerja di pekerjaan basah, yaitu
mencuci tangan dengan air biasa, lalu bilas dan keringkan
tangan dengan sempurna setelah mencuci, karena kulit yang
tidak dilindungi lebih mudah terkena iritasi, maka disarankan
memakai sarung tangan untuk melindungi kulit terhadap air,
kotoran, deterjen, sampo, dan bahan makanan.
Yang juga penting diperhatikan, hindari pemakaian cincin selagi
bekerja, karena dermatitis umumnya dimulai pada jari yang
memakai cincin sebagai reaksi terhadap iritan yang terjebak
dibawah cincin. Pemakaian disinfektan sebaiknya disesuaikan
dengan kebutuhan tempat kerja. Sebab, umumnya disinfektan
bersifat iritan dan turut berperan terhadap perkembangan
menjadi dermatitis kontak di tangan.
Cara lainnya gunakan pelembab sewaktu bekerja atau setelah
bekerja. Pilih pelembab yang banyak mengandung lemak dan
bebas parfum, serta bahan pengawet berpotensi alergenik
terendah. Pelembab terbukti dapat mempermudah regenerasi
fungsi sawar kulit dan kandungan lemak berhubungan dengan
kecepatan proses regenerasi tersebut. Pelembab sebaiknya
dipakai diseluruh tangan, termasuk sela jari, ujung jari, dan
punggung tangan. Pekerja yang mempunyai riwayat alergi pada
kulit cenderung terkena dermatosis daripada yang tidak
mempunyai riwayat alergi kulit. Pekerja yang kebersihan
perorangannya buruk lebih banyak yang dermatosis daripada
yang kebersihan perorangannya baik atau sedang.
Strategi pencegahan meliputi:

Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan air dan


sabun. Bila dilakukan secepatnya, dapat menghilangkan banyak
iritan dan alergen dari kulit.

Gunakan sarung tangan saat mengerjakan pekerjaan rumah


tangga untuk menghindari kontak dengan bahan pembersih.

Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung atau


sarung tangan untuk menghindari kontak dengan bahan alergen
atau iritan.

Pekerja dengan usia di atas 40 tahun atau usia lanjut


sebaiknya mengurangi kontak dengan bahan kimia. Karena

semakin tua usia kulit menjadi semakin menipis dan kehilangan


kelenturan. Hal ini memudahkan terjadinya dermatitis
(Occupational Safety and Health Branch, 2004).
2.8 Komplikasi
Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah
sindrom pernapasan akut, gangguan ginjal, Infeksi kulit oleh
bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus
aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks.
2.9 Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan
perubahan fungsi barier kulit
Sasaran : pemeliharaan integritas kulit
Hasil yang diharapkan :
Mempertahankan integritas kulit
Tidak ada laserasi
Tidak ada tanda tanda cedera termal
Tidak ada infeksi
Memberikan obat topical yang diprogramkan
Menggunakan obat yang diresepkan sesuai jadwal.
INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri:
pantau keadaan kulit pasien

1.
Mengetahui kondisi kuli
dilakukan pilihan intervensi yang
Jaga dengan cermat terhadap resiko 2.
Penderita
dermatosis
terjadinya cedera termal akibat penggunaan mengalami
penurunan
sen
kompres hangat dengan suhu yang terlalu terhadap panas.
tinggi dan akibat cidera panas yang tidak
terasa (bantalan pemanasan, radiator)
HE:
Anjurkan pasien untuk menggunakan
kosmetik dan preparat tabir surya.
1.
Banyak masalah kosmetik
Kolaborasi

hakekatnya semua kelainan m


kulit dapat dikaitkan dengan ke

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian kulit kronik.


obat anti histamine dan salep kulit
1.
Penggunaan anti histamin
mengurangi
respon
gatal
mempercepat proses pemulihan

2. Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit


Sasaran : peredaan ketidaknyamanan
Hasil yang diharapkan :
Mencapai peredaan gangguan rasa
Mengutarakan dengan kata kata bahwa gatal telah reda
Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena
garukan
Mematuhi terapi yang diprogramkan
Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.

Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan


dalam penampilan yang sehat.
INTERVENSI
Mandiri:
1. Periksa daerah yang terlibat
2.
Upaya untuk menemukan penyebab
gangguan rasa nyaman
3.
Mencatat hasil hasil observasi
secara rinci dengan memakai terminology
deskriptif.

4.

Mengantisipasi reaksi alergi yang

RASIONAL
1.
Pemahaman tentang luas dan
karakteristik kulit meliputi bantuan dalam
menyusun rencana intervensi.
2.
Membantu
mengidentifikasi
tindakan yang tepat untuk memberikan
kenyamanan.
3. Deskripsi yang akurat tentang erupsi
kulit diperlukan untuk diagnosisi dan
pengobatan. Banyak kondisi kulit tampak
serupa tetapi mempunyai etiologi yang
berbeda. Respons inflamasi kutan
mungkin mati pada pasien lansia.
4. Ruam menyeluruh terutama dengan

mungkin terjadi ; mendapatkan riwayat aeitan


yang
mendadak
dapat
pemakaian obat.
menunjukkan reaksi alergi terhadap obat.
5.
Rasa gatal diperburuk oleh panas,
5. Kendalikan factor factor iritan
kimia, dan fisik.
6.
Dengan kelembaban yang rendah,
6. Pertahankan kelembaban kira kira kulit akan kehilangan air.
60 % ; gunakan alat pelembab.
7. Kesejukan mengurangi gatal
7. Pertahankan lingkungan dingin
8.
Upaya ini mencakup tidak adanya
8.
Gunakan sabun ringan (Dove) atau larutan detegen, zat pewarna atau bahan
sabun yang dibuat untuk kulit sensitive pengeras.
( Neutrogena, Avveno ).
9.
Meningkatkan lingkungan yang
9.
Lepaskan kelebihan pakaian atau sejuk
peralatan di tempat tidur.
10. Cuci linen tempat tidur dan pakaian 10.
Sabun
yang
keras
dapat
dengan sabun ringan
menimbulkan iritasi kulit.
11.
Hentikan pemajanan berulang 11. Setiap substansi yang mneghilangkan
terhadap detergen, pembersih, dan pelarut. air, lipid atau protein dari epidermis akan
mengubah fungsi barier kulit.
12. Gunakan tindakan perawatan kulit 12. Kulit merupakan barier yang penting
untuk mempertahankan integritas kulit dan yang harus dipertahankan keutuhannya
meningkatkan kenyamanan pasien.
agar dapat berfungsi dengan benar.
13. Penghisapan air yang bertahap dari
13. lakukan kompres penyejuk dengan air kasa kompres akan menyejukkan kulit
suam suam kuku ataukompres dingin dan meredakan pruritus.
guna meredakan rasa gatal.
14.
Kulit
yang
kering
dapat
14.
Atasi kekeringan ( serosis ) menimbulkan daerah dermatitis dengan
sebagaimana dipreskripsikan.
kemerahan, gatal, deskuamasi dan pada
bentuk yang lebih berat, pembengkakan,
pembentukan lepuh, keretakan dan
eksudat.
Kolaborasi:
1. Oleskan lotion dan krim kulit segera 1. Hidrasi yang efektif pada stratum
korneum mencegah gangguan lapisan
setelah mandi
barier pada kulit.
2.
Gunakan terapi topical seperti yang 2. Tindakan ini membantu meredakan
gejala
dipreskripsikan.
Masalah pasien dapat disebabkan
3.
Anjurkan pasien untuk menghindari 3.

pemakaian salep ayau lotion yang dibeli oleh iritasi atau sensitisasi karena
tanpa resep dokter.
pengobatan sendiri.
4. Jaga agar kuku selalu terpangkas.
4. Pemotongan kuku akan mengurangi
kerusakan kulit karena garukan.
3. Perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus
Sasaran : Pencapaian tidur yang nyenyak.
Hasil yang diharapkan :
Mencapai tidur yang nyenyak
Melaporkan peredaan rasa gatal
Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat
Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang
tidur pada malam hari.
Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.
Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.
INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri :
1.
Bantu pasien melakukan gerak 1. Gerak badan memberikan efe
menguntungkan
untuk
tidur
badan secara teratur
dilaksanakan pada sore hari.
2. jaga kamar tidur agar tetap memiliki 2.
Udara yang kering membua
ventilasi dan kelembaban yang baik.
terasa gatal. Lingkungan yang n
meningkatkan relaksasi.
Kolaborasi:
1. Cegah dan obati kulit yang kering
1. Pruritus nocturnal menggangg
yang normal.
HE:
1. Anjurkan kepada klien menjaga kulit 1. Tindakan ini mencegah kehi
selalu lembab
air. Kulit yang kering dan gatal bi
tidak dapat disembuhkan tetap
dikendalikan.
2.
Anjurkan klien Menghindari 2. Kafein memiliki efek puncak
minuman yang mengandung kafein jam sesudah dikonsumsi.
menjelang tidur di malam hari.
3. Anjurkan klien Mengerjakan hal 3. Tindakan ini memudahkan pe
hal yang ritual dan rutin menjelang tidur.

dari keadaan terjaga menjadi k


tertidur.
4.
Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan
penampakan kulit yang tidak baik.
Sasaran : Pengembangan peningkatan penerimaan diri.
Hasil yang diharapkan :

Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima


keadaan diri.

Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan


perawatan mandiri.

Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.

Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.

Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih


sehat.

Tampak tidak begitu memperhatikan kondisi.menggunakan


teknik menyembunyikan kekurangan dan menekankan teknik
untuk meningkatkan penampilan.
INTERVENSI
Mandiri:
1. Kaji adanya gangguan pada citra diri
pasien (menghindari kontak mata, ucapan
yang merendahkan diri sendiri, ekpresi
keadaan muak terhadap kondisi kulitnya).
2. Identifikasi stadium psikososial tahap
perkembangan.

RASIONAL

1. Gangguan citra diri akan m


setiap penyakit atau keadaan yang
nyata bagi pasien. Kesan
terhadap
dirinya
sendiri
berpengaruh pada konsep diri.
2. Terhadap hubungan antara
perkembangan, citra diri dan rea
pemahaman pasien terhadap
3.
Berikan
kesempatan
untuk kulitnya.
pengungkapan. Dengarkan (dengan cara 3.
Pasien membutuhkan pen
yang terbuka, tidak menghakimi) untuk yang harus didengarkan dan dipah
mengekspresikan berduka/ansietas tentang
perubahan citra tubuh.
4. Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan
Tindakan
ini
mem
pasien. Bantu pasien yang cemas dalam 4.
kesempatan pada petugas k

mengembangkan
kemampuan
untuk untuk menetralkan kecemasan ya
menilai diri dan mengenali serta mengatasi perlu terjadi dan memulihkan
masalah.
situasi. Ketakutan merupakan
yang merusak adaptasi pasien.
5. dorong sosialisasi dengan orang lain
5. Meningkatkan penerimaan
sosialisasi.
5. Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara cara
menangani kelainan kulit.
Sasaran : Pemahaman terhadap perawatan kulit
Hasil yang diharapkan :

Memiliki pemahaman terhadap perawatan diri

Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat


mengungkapkan rasional tindakan yang dilakukan.

Menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai


yang diprogramkan.

Gunakan obat topical dengan tepat

Memahami pentingnya nutrisi unutk kesehatan kulit.


INTERVENSI
1.
Tentukan apakah pasien mnegetahui
(memahami dan salah mengerti) tentang
kondisi dirinya.
2.
Jaga agar pasien mendapatkan
informasi yang benar; memperbaiki
kesalahan konsepsi/informasi
3.
Peragakan penerapan terapi yang
diprogramkan (kompres basah; obat
topical)
4. Berikan nasihat kepada pasien untuk
menjaga agar kulit tetap lembab dan
fleksibel dengan tindakan hidrasi dan
pengolesan krim serta lotion kulit.

RASIONAL

1.
Memberikan data dasar
mengembangkan rencana penyulu

2.
Pasien harus memiliki
bahwa ada sesuatu yang dapat
perbuat. Kebanyakan pasien m
manfaatnya.
3. Memungkinkan pasien mem
kesempatan untuk menunjukk
yang tepat unutk melakukan terap
4. Stratum korneum memerlu
agar fleksibilitas kulit tetap
Pengolesan krim atau lotion
melembabkan kulit akan memceg
kulit tidak menjadi kering, kasa
dan bersisik.

5.
Dorong pasien untuk mendapatkan 5.
Penampakan kulit mence
status nutrisi yang sehat.
kesehatan umum seseorang. Pe
pada kulit dapat menandakan
nutrisi yang abnormal.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak bercak
merah pada kulit
Sasaran : tidak adanya komplikasi
Hasil yang diharapkan :

Tetap bebas dari infeksi

Mengungkapakn tindakan perawatan kulit yang


mneingktakan kebersihan dan mencegah kerusakan.

Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi untuk dilaporkan

Mengidentifikasi efek merugikan dari obat yang harus


dilaporkan ke petugas perawatan kesehatan

Berpartisipasi dalam tindakan perawatan kulit (mis :


penggantian balutan, mandi)
INTERVENSI
1. Miliki indeksi kecurigaan yang tinggi
terhadap suatu infeksi pada pasien yang
system kekebalannya teganggu.
2. Berikan petunjuk yagn jelas dan rinci
kepada pasien mengenai program terapi.

RASIONAL

1. Setiap keadaan yang mneg


status imun akan memperbesar
terjadinya infeksi kulit.
2.
Pendidikan pasien yang
bergantung
pada
ketram
keterampilan interpersonal profe
kesehatan dan pada pemberian in
yang jelas yang diperkuat
instruksi tertulis.
3.
Laksanakan pemakaian kompres
3. Kompres basah akan mengh
basah seperti yang diprogramkan untuk
pendinginan lewat pengisatan
mengurangi intensitas inflamasi
menimbulkan vasokontriksi pem
drah kulit dan dengan de
mengurangi eritema serta pr
serum.

REFERENSI:
Anonim. 2012. Penyakit Kulit Akibat Kerja.
(http://www.psychologymania.com/2012/10/penyakit-kulitakibat-kerja.html, 15 Februari 2013).
Budiyanto, Cakro. 2010. Penyakit Kulit di Industri Percetakan.
(http://ackogtg.wordpress.com/2010/12/10/penyakit-kulit-diindustri-percetakan/, 15 Februari 2013).
Lestari, Ira Cinta. 2008. Penyakit Kulit Akibat Kerja.
(http://somelus.wordpress.com/2008/11/26/penyakit-kulitakibat-kerja/, 15 Februari 2013).
Rahmat. 2008. Penyakit Kulit Akibat Kerja. (jtptunimus-gdl-s12008-rachmatroe-522-3-bab2.pdf, 15 Februari 2013).
Utamiderlauw. 2010. Asuhan Keperawatan Dermatitis Kontak.
(http://utamiderlauw.wordpress.com/2010/06/08/asuhankeperawatan-dermatitis-kontak/, 15 Februari 2013)

Вам также может понравиться

  • Bubuy Bulan
    Bubuy Bulan
    Документ1 страница
    Bubuy Bulan
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ55 страниц
    Daftar Isi
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Dokcil
    Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Dokcil
    Документ3 страницы
    Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Dokcil
    Aulia Hidayat II
    Оценок пока нет
  • Faktor Anemia Remaja
    Faktor Anemia Remaja
    Документ97 страниц
    Faktor Anemia Remaja
    Yosi
    100% (2)
  • Beta Bloker
    Beta Bloker
    Документ3 страницы
    Beta Bloker
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Akad
    Akad
    Документ1 страница
    Akad
    Gracella Noni Taneo
    Оценок пока нет
  • Berita Acara Perbaikan
    Berita Acara Perbaikan
    Документ2 страницы
    Berita Acara Perbaikan
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Referat Parkinson
    Referat Parkinson
    Документ19 страниц
    Referat Parkinson
    Chitra Lolytha
    Оценок пока нет
  • Bubuy Bulan
    Bubuy Bulan
    Документ1 страница
    Bubuy Bulan
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Payung Teduh
    Payung Teduh
    Документ1 страница
    Payung Teduh
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Bubuy Bulan
    Bubuy Bulan
    Документ1 страница
    Bubuy Bulan
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Epidemiologi Filariasis
    Epidemiologi Filariasis
    Документ3 страницы
    Epidemiologi Filariasis
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Lirik Anji - Dia
    Lirik Anji - Dia
    Документ1 страница
    Lirik Anji - Dia
    Aprilia Veronica
    Оценок пока нет
  • Payung Teduh
    Payung Teduh
    Документ1 страница
    Payung Teduh
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • aKATA PENGANTAR
    aKATA PENGANTAR
    Документ2 страницы
    aKATA PENGANTAR
    Maria Romero
    Оценок пока нет
  • RHD WHO Terjemahan
    RHD WHO Terjemahan
    Документ248 страниц
    RHD WHO Terjemahan
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Akad
    Akad
    Документ1 страница
    Akad
    Gracella Noni Taneo
    Оценок пока нет
  • Cinta Kau dan Dia Hancurkan Hatiku
    Cinta Kau dan Dia Hancurkan Hatiku
    Документ1 страница
    Cinta Kau dan Dia Hancurkan Hatiku
    chr0m3b4tm4n
    Оценок пока нет
  • Payung Teduh
    Payung Teduh
    Документ1 страница
    Payung Teduh
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Hiper Paratiroid
    Hiper Paratiroid
    Документ1 страница
    Hiper Paratiroid
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Lirik Anji - Dia
    Lirik Anji - Dia
    Документ1 страница
    Lirik Anji - Dia
    Aprilia Veronica
    Оценок пока нет
  • Hiperurisemia
    Hiperurisemia
    Документ24 страницы
    Hiperurisemia
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Naif - Buta Hati
    Naif - Buta Hati
    Документ1 страница
    Naif - Buta Hati
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Morning Report ISK
    Morning Report ISK
    Документ15 страниц
    Morning Report ISK
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Responsi Tifoid
    Responsi Tifoid
    Документ26 страниц
    Responsi Tifoid
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Naif - Air Dan API
    Naif - Air Dan API
    Документ1 страница
    Naif - Air Dan API
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Kesempurnaan Cinta
    Kesempurnaan Cinta
    Документ1 страница
    Kesempurnaan Cinta
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • PNEUMOTORAKS
    PNEUMOTORAKS
    Документ27 страниц
    PNEUMOTORAKS
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • Kesempurnaan Cinta
    Kesempurnaan Cinta
    Документ1 страница
    Kesempurnaan Cinta
    Anonymous A1qFGIXAC
    Оценок пока нет
  • DEFENISI
    DEFENISI
    Документ9 страниц
    DEFENISI
    Fickry Adiansyah
    Оценок пока нет