Вы находитесь на странице: 1из 47

Mrs.

Tarys Children
Makalah PROTEIN
FBS 1

Disusun Oleh:

Andya Yudhi
Oki Fahmi A.
Hendra Leofirsta
Viny Octofiad
Mentari
Dhisa Zainita Habsari
Laras Indri Palupi
Hasyati Dwi Kinasih
Rosiana Afida
Henny Hasyyati
Dionissa Shabira
Risdi Pramesta

[101
[101
[101

[101
[101

[101 0211
[101 0211
0211 013]
[101 0211
0211 018]
[101 0211
0211 021]
[101 0211
[101 0211
0211 025]
0211 029]
[901 0211

004]
006]
016]
020]
023]
024]

125]

Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta


November 2010
CASE IV
FBS 1

Mrs. Tarys Children


Mrs. Tari, 35 years old woman, visit nutritional clinic with her older
son, Ronald 15 years old and her younger daughter, rieke 10 years old.
Mrs. Tari complaint about her childrens appetite problems and the
physical changes that happen on them. According to Mrs. Tari, since
Ronald is in his puberty periode, he start to reduce his meal. He only
eat steam vegetables, fruits and drink fresh milk. In his opinion, in
order to have a posture like the boy model that he often see in his
popular magazine, he needs to stop eating rice, bread and meat. On
the other hand, her younger daughter rieke, fells that she need get
more taller since she wants to have and older boyfriend. Rieke thinks
that by eating a lot of food, she will be able to get more taller in her
age now. So, rieke eats not only at meal time but everytime she feels
hungry, she will take some food with high carbohydrate and rich in
amino acid.
Being worried about her children, mrs. Tari visit nutritionist to
have an accurate information about proper diet and gain some
knowledge for growing children.

Nyonya Tari, wanita usia 35 tahun, mengunjungi klinik gizi


bersama anak laki-laki yang pertama, Ronald 15 tahun dan anak
perempuannya, Rieke 10 tahun. Ibu Tari complain terhadapa kebiasaan
anak-anaknya dan perubahan fisik yang terjadi pada mereka. Menurut
Ibu Tari, semenjak Ronald memasuki masa pubertas, dia mulai
mengurangi makan. Ia hanya makan sayuran yang direbus, buah, dan
minum susu segar. Menurut Ronald, untuk mendapatkan postur tubuh
seperti model laki-laki yang sering ia lihat di majalah popular, ia
berhenti makan nasi, roti, dan daging.
Sementara itu, anak
perempuannya, Rieke, merasa jika ia harus lebih tinggi sejak ia ingin
mendapatkan pacar yang lebih tua. Rieke berpikir jika makan banyak
makanan, ia akan lebih mudah bertambah tinggi di usianya saat ini.
Jadi, Rieke tidak hanya makan saat waktunya makan, tetapi setiap saat
ia lapar, ia akan makan makanan yang tinggi karbohidrat dan asam
amino.
Merasa khawatir dengan kedua anaknya, Ibu Tari mengunjungi ahli
gizi untuk mendapat Informasi yang akurat tentang diet yang tepat

dan memperoleh Beberapa pengetahuan untuk pertumbuhan anakanaknya.

PROTEIN
Definisi:

Istilah protein berasal dari kata yunani proteos, yang berarti yang
utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli
kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat
bahwa protein adalah zat yang penting dalam organisme.

protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul


antara lima ribu hingga beberapa juta.

Klasifikasi:

Protein terdapat dalam bentuk serabut (fibrous), globular, dan


konjugasi.
Protein bentuk serabut terdiri atas beberapa rantai peptida
terbentuk spiral yang terjalin satu sama lainnya sehingga
menyerupai batang dan kayu. Karasteristiknya adalah rendah
daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan
terhadap enzim pencernaan. Contohnya seperti kolagen, elatin,
keratin, dan miosin.

Protein globular berbentuk bola,terdapat di dalam cairan jaringan


tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam ecer,
mudah berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam
serta mudah mengalami denaturasi

Contoh : albumin, globulin, histon, dan protamin.

Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan


bahan-bahan nonasam amino. Gugus nonasam amino ini
dinamakan gugus protestik.

Contoh : lipoprotein,fosfoprotein, dan metaloprotein.

Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan berbagai


cara :

Berdasarkan komponen-komponen yang menyusun


protein :

a. Protein bersahaja (simple protein)


hasil hidrosa total protein jenis ini merupakan campuran yang
hanya terdiri
atas asam-asam amino
b. Protein kompleks (complex protein)
hasil hidrosa total dari protein jenis ini, selain terdiri atas
berbagai jenis asam amino, juga terdapat komponen lain
c. Protein derivat (protein derivative)
ini merupakan ikatan antara (intermediate product) sebagai hasil
hidrosa parsial dari protein native

Berdasarkan sumber protein, protein memiliki klasifikasi


menjadi :
a. Protein hewani :yaitu protein dalam bahan makanan yang
berasal dari binatang
b. Protein nabati :ialah protein yang berasal dari bahan makanan
tumbuhan.
Berdasarkan fungsi fisiologiknya, berhubungan dengan
daya dukungnya bagi pertumbuhan badan dan bagi
pemeliharaan jaringan:
a. Protein sempurna
bila protein ini sanggup mendukung pertumbuhan badan dan
pemeliharaan jaringan
b. Protein setengah sempurna
bila sanggup mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak
sanggup mendukung pertumbuhan badan
c. Protein tidak sempurna
bila sama sekali tidak sanggup menyokong oertumbuhan badan,
maupun pemeliharaan jaringan

ASAM AMINO

1. STRUKTUR BERDASAR KEPENTINGAN ASPEK GIZINYA

Asam Amino Essensial


Asam amino essensial adalah asam amino yang harus
didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel sel tubuh tidak
dapat mensintesisnya. Sebagian besar asam amino ini hanya dapat
disintesis oleh sel tumbuhan, sebab untuk sintesisnya memerlukan
senyawa nitrat anorganik.
Contoh : Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treosin, Valin
dan Triptofan.
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun
protein atau sebagai kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut
esensial bagi suatu spesies organisme apabila spesies tersebut
memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau
selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk
memenuhi kebutuhan ini, spesies itu harus memasoknya dari luar
(lewat makanan). Istilah "asam amino esensial" berlaku hanya bagi
organisme heterotrof.
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam
amino esensial yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu
isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan
valin. Histidin dan arginin disebut sebagai "setengah esensial"
karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi
kebutuhannya. Asam amino karnitin juga bersifat "setengah
esensial" dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan.

Asam Amino Semi Essensial


Asam amino semi essensial adalah asam amino yang dapat
menghemat pemakaian beberapa asam amino essensial. Definisi
semi essensial juga dapat diartikan asam amino yang dapat
mencukupi untuk proses pertumbuhan orang dewasa, tetapi tidak
mencukupi untuk proses pertumbuhan anak anak.
Contoh : Arginin, Histidin, Sistin, Glisin, Serin dan Triosin

Asam Amino Nonessensinnal


Asam amino nonessensial adalah asam amino yang dapat
disintesis oleh tubuh manusia dengan bahan baku asam amino
lainnya.
Contoh : Alanin, Asparagin, Asam Aspartat, Asam Glutamat,
Glutamin dan Prolin

2. STRUKTUR BERDASARKAN KIMIANYA:

Asam amino alfa yang bersifat netral


Yaitu asam amino alfa yang mengandung 1 gugus amino <NH2>
dan 1 gugus karboksil<- COOH> dalam molekulnya.

Asam amino alfa yang bersifat asam


Asam amino alfa yang bersifat basa
Yaitu asam amino alfa yang mengandung 2 gugus amino <NH2> dan 1 gugus karboksil <-COOH> dalam molekulnya

3. STRUKTUR BERDASARKAN JALUR METABOLISME :

Asam amino alfa ketogenik


Yaitu asam amino alfa yang dioksidasi dengan menempuh
jalur oksidasi lemak saja.

Asam amino alfa glikoketogenik


Yaitu asam amino alfa yang dioksidasi dengan menempuh
jalur oksidasi karbohidrat maupun lemak.

Asam amino alfa glikogenik


Yaitu asam amino alfa yang dioksidasi dengan menempuh
jalur oksidasi karbohidrat saja.
ASAM AMINO STANDAR

Asam amino yang menyusun protein organisme ada 20 macam


disebut sebagai asam amino standar.
Diketahui asam amino ke 21 disebut selenosistein (jarang
ditemukan) Terdapat di beberapa enzim seperti gluthatione
peroxidase
Selenenosistein mempy kode genetik: UGA biasa utk stop
kodon tjd pd mRNA dgn struktur 2nd yg banyak.

Gugus R
rantai samping yang berbeda-beda
pada setiap jenis asam amino
Gugus R yang berbeda-beda tersebut menentukan:
-. Struktur
-. Ukuran
-. Muatan elektrik
-. Sifat kelarutan di dalam air

ASAM AMINO NON STANDAR

Merupakan asam
amino diluar 20
mcm as. Amino standar
Terjadi karena modifikasi yang terjadi setelah suatu asam amino
standar menjadi protein.

Kurang lebih 300 asam amino non standar dijumpai pada sel

modifikasi prolin
posttranslasi,
oleh

dlm proses
modifikasi
prokolagen
prolin
hidroksilase.Ditemukan
pada kolagen untuk menstabilkan struktur.

Dari modifikasi Glu oleh vit K.


karboksi glutamat mampu mengikat Ca penting utk
penjendalan darah.

Ditemukan pd protein protombin

Modifikasi lisin Terdapat di kolagen dan miosin (protein kontraksi


pd otot) dan berperan untuk sisi terikatnya polisakarida.
Beberapa ditemukan asam amino nonstandar yang tidak menyusun
protein merupakan senyawa antara metabolisme (biosintesis arginin
dan urea).

KLASIFIKASI ASAM AMINO

Diklasifikasikan berdasar gugus R (rantai samping).

Biasanya sifat-sifat seperti: hidrofobik/hidrofilik, polar/non polar,


ada/tidaknya gugus terionisasi.

ASAM AMINO NON POLAR

Memiliki gugus R alifatik.

Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin.

Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu a.a spt Ile (I) biasa
terdapat di bagian dlm protein.

Prolin berbeda dgn a.a siklis. Tapi mempunyai byk kesamaan sifat
dgn kelompok alifatis ini.

Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid.

Asam amino dengan gugus R aromatik

Fenilalanin, tirosin dan triptofan

Bersifat relatif non polar hidrofobik

Fenilalanin bersama dgn V, L & I asam amino paling hidrofobik

Tirosin gugus hidroksil , triptofan cincin indol

Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen penting untuk


menentukan struktur enzim.

Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV 280 nm sering


digunakan utk menentukan kadar protein.

Asam amino dengan gugus R bermuatan positif

Lisin, arginin, dan histidin.

Mempunyai gugus yg bersifat basa pada rantai sampingnya.

Bersifat polar terletak di permukaan protein dapat mengikat air.

Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pada gugus imidazol)


dibanding

lisin gugus amino

arginin gugus guanidino


Karena histidin dapat terionisasi pada pH mendekati pH fisioligis
sering berperan dalam reaksi enzimatis yg melibatkan
pertukaran proton.

Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif

Aspartat dan glutamat


Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnya bermuatan
(-) / acid pada pH 7

STUKTUR PROTEIN

STUKTUR PRIMER

Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun


protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida)

urutan asam-asam amino yang membentuknya, asam amino terikat


satu sama lain dengan ikatan peptida. Ikatan peptida mempunyai sifat
yang sebagian mirip dengan ikatan rangkap antara C dan N. maka
ikatan ini tegar dan membentuk bidang datar.

STRUKTUR SEKUNDER

Struktur sekunder protein adalah mengenai cara as. amino ditata dlm
ruang sepanjang polipeptidanya

Pada struktur sekunder, memiliki ciri-ciri, yaitu heliks dan


lembaran atau lembaran gelombang. Protein dengan heliks
mempunyai 3,6 asam amino untuk tiap putaran,

heliks ialah prolin, karena ketegangan dan sudut ikatan yang


trdapat di dalam molekulnya. Bila suatu heliks ada dalam
molekul
protein,
maka
struktur
ini
akan
terhenti
kesinambunagannya. Karena itulah prolin dianggap sebagai
penyelang kesinambungan heliks .

ciri yang kedua yaitu lembaran atau lembaran gelombang.


Seperti halnya heliks , seluruh ikatan peptida dapat ikut
membentuk ikatan hidrogen. Oleh karena adanya interaksi sterik

antara gugus R, lembaran bergelombang hanya dapat terbentuk


bila struktur primer mengandung asam-asam amino dengan rantai
samping kecil.

STUKTUR TERSIER

Gabungan aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan


struktur tiga dimensi yang dinamakan Struktur Tersier.

konfigurasi yang ditampilkan oleh ruang, dan ditentukan oleh


asam-asam amino. Interaksi ion antara gugus gugus R yang
bermuatan, interaksi hidrifobik dan ikatan sulfida semuanya
penting untuk memantapkan struktur tersier.

STUKTUR KWATERNER

Banyak molekul protein yg memiliki lebih dari satu struktur


tersier, dgn kata lain multi sub unit. Interaksi intermolekul antar
sub unit protein ini membentuk Struktur Kwaterner.

Penataan suatu rantai protein dengan protein yang lain dan


dengan koenzim yang tidak terikat dengan kovalen. Rantai
protein secara individu dapat berikatan dengan rantai protein
yang lain ( identik atau berbeda )sebagai subunit dari struktur
yang lebih besar.

DERIVAT PROTEIN

Derivat Protein Primer


Senyawa yang dihasilkan dari dekomposisi
Contoh : Koagulum protein, Protean, Metaprotein.

protein.

Derivat Protein Sekunder


Senyawa yang dihasilkan dari hidrolisis protein. Contoh :
Proteosa, Pepton, Peptide.
Fungsi Protein
1. Pertumbuhan dan pemeliharaan
Sebelum sel-sel dapat mensintesis protein baru, harus tersedia semua
asam amino esensial yang diperlukan dan cukup nitrogen atau ikatan
amino guna pembentukan asam asam amino nonesensial yang di
perlukan. Pertumbuhan atau penambahan otot hanya mungkin bila
tersedia cukup asam amino yang sesuai termasuk untuk pemeliharaan
dan perbaikan.
2. Pembentukan ikatan ikatan esensial tubuh
Hormon hormon seperti tiroid, insulin dan epineprin adalah protein,
demikian pula berbagai enzim. Ikatan ini bertindak sebagai katalisato
atau membantu perubahan biokimia yang terjadi di dalam tubuh.
Hemoglobin,pigmen darah yang berwarna merah dan berfungsi
sebagai pengakut oksigen dam karbonmonoksida adalah ikatan
protein.protein adalah fotoreseptor pada mata.
3. Mengatur keseimbangan air
Distibusi cairan di dalam kompartemen-kompartemen ini harus di jaga
dalam keadaan seimbang,keseimbangan ini di peroleh melalui sistem
kompleks yang melibatkan protein dan elektrolit
4. Memelihara netralitas tubuh
Protein tubuh bertindak sebagai buffer,yaitu beraksi dengan asam dan
basa untuk menjaga PH pada taraf konstan.
5. Pembentukan antibodi
Kemampuan tubuh untuk melakukan detoksifikasi terhadap bahan
bahan racun, di kontrol oleh enzim enzim yang terdapat di hati.
6. Mengangkut zat-zat gizi
Protein memegang peranan esensisl dalam mengangkut zat-zat gizi
dari saluran cerna melalui dinding saluran cerna ke dalam darah,dari
darah ke jaringan jaringan dan melalui membran sel kedalam sel sel.

Kekurangan protein menyebabkan gangguan pada absorpsi dan


transportasi zat-zat gizi.
7. Sumber energi
Protein adalah sumber energi ke 3 setelah karbohidrat dan lipid
8. Koordinasi gerak
Kontaksi otot dapat terjadi karena pengerasan dua filamen
protein.contohnya pergerakan kromosom saat proses mitosis dan
pergerakan sperma oleh flagela.
9. Membangkitkan dan menghantarkan implus saraf
Respon sel saraf terhadap rangsangan spesifik diperantai oleh protein
reseptor.misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap
cahaya.

Sumber-sumber Protein

Protein Hewani
Protein hewani adalah sumber-sumber protein yang berasal dari
hewan.
Contoh:
o
Ikan
o
Daging
o
Susu
o
Telur

Protein Nabati
Protein nabati adalah sumber-sumber protein yang berasal dari
tumbuhan.
Contoh:
o
Padi-padian
o
Kacang-kacangan
o
Kelapa
o
Sayur-sayuran

Malnutrisi Protein

Akibat Kekurangan Protein

Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan akibat kekurangan protein


adalah:
o

Marasmus
Gambaran penderita marasmus dapat terwakili dalam tulisan
tulang terbalut kulit. Jaringan lemak di bawah kulit (nyaris)
lenyap, otot mengecil, dan berat badan penderita marasmus
biasanya hanya sekitar 60% dari berat yang seharusnya.
Pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan
pertama) karena terlambat diberi makanan tambahan. Dapat terjadi
karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer
dan tidak higienis atau sering terkena infeksi terutama
gastroenteritis. Penyakit marasmus dapat berpengaruh jangka
panjang terhadap mental dan fisik yang sukar untuk diperbaiki.
Gejala-gejala pada marasmus:

Kulit kering, tipis, tidak lentur, serta mudah berkerut.


Rambut tipis, jarang, kering, tanpa kilap normal, dan mudah
dicabut tanpa meninggalkan rasa sakit.
Tidak terdapat edema seperti pada penyakit kwashiorkor.
Anak sering terlihat waspada dan lapar.
Sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi,
infeksi saluran pernafasan, tuberculosis,dll.
Sering disertai defisiensi vit. A dan D.
Detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh rendah, namun
takikardia sering terjadi.

Kwashiorkor
Penyakit kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia 2-3 tahun.
Sering terjadi pada anak yang terlambat sehingga komposisi protein
tidak seimbang.
Gejala-gejala pada kwashiorkor:
Edema terutama pada perut, kaki, dan tengan. Merupakan
cirri khas dari penyakit kwashiorkor.
Pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan melemah,
dan gangguan psikomotor.
Moonface (wajah bulat seperti bulan).
Anak menjadi apatis, tidak ada nafsu makan, tidak gembira,
dan suka merengek.
Luka sukar sembuh.

Rambut mengalami depigmentasi, menjadi lurus, mudah


rontok, mudah dicabut tanpa meninggalkan rasa sakit, rambut
kering.

Akibat Kelebihan Protein


Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan akibat kelebihan protein
adalah:
o

Obesitas
Di dalam tubuh kita tidak ada tempat untuk penyimpanan
protein, sehingga apabila kelebihan protein di dalam tubuh maka
protein akan diubah menjadi lemak. Akibatnya lemak yang terdapat
di dalam tubuh menjadi meningkat dan berlebih sehingga
mengakibatkan obesitas.

Asidosis
Asidosis adalah keadaan dimana darah di dalam tubuh menjadi
asam. Kandungan terbesar protein adalah asam amino yang juga
bersifat asam, sehingga apabila kandungan protein berlebih di
dalam tubuh maka dapat mengakibatkan asidosis.

Dehidrasi
Kelebihan protein dapat menghasilkan senyawa keton yang
bersifat racun. Senyawa tersebut menyebabkan kerja ginjal bekerja
lebih berat untuk mengeluarkan senyawa keton dari tubuh manusia.
Oleh karena itu, ginjal membutuhkan lebih banyak air disbanding
kerja normal sehingga terjadilah dehidrasi.

Kenaikan ureum darah


Akibat defisiensi ornitin transkarbokmoilase pada siklus urea
yaitu peningkatan glutamine dalam darah sehingga mengakibatkan
terganggunya siklus urea mengakibatkan meningkatnya kadar urea
dalam darah.

Enzim
Enzim adalah molekul protein yang mengkatalisis reaksi kimia
substansi lain tanpa merusak dirinya sendiri atau berubah. (Kamus
Kedokteran Dorland)

* Fungsi:

Sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel


maupun di luar sel.

Enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia

* Klasifikasi Enzim
Enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan
didasarkan atas reaksi kimia dimana enzim memegang peranan.
Enam golongan tersebut ialah :
- Oksidoreduktase

- Transferase

- Hidrolase

- Liase

- Isomerase

- Ligase

(Dasar-dasar Biokimia)

1. Oksidoreduktase
Enzim yang terlibat dalam proses oksidasi dan reduksi. Enzim
yang termasuk golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:

Dehidrogenase

Bekerja pada reaksi-reaksi dehidrogenase,


pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa.
Contoh: reaksi pembentukan aldehida dari alkohol.

Oksidase

yaitu

reaksi

Bekerja sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen dari


suatu substrat.
Contoh: reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat.

2. Transferase
Bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari
suatu senyawa kepada senyawa lain.
contoh:
metiltransferase,
hidroksimetaltransferase,
karboksiltransferase, asiltranferase, amino transferase.

3. Hidrolase
Enzim yang termasuk dalam kelompok ini bekerja sebagai katalis
pada reaksi hidrolisis.
Ada tiga jenis hidrolase:
Memecah ikatan ester
Memecah glikosida
Memecah ikatan peptida

4. Liase
Enzim golongan ini mempunyai peranan penting dalam reaksi
pemisahan suatu gugus dari suatu substrat (bukan cara hidrolisis) atau
sebaliknya.

Contoh:
Dekarboksilasi
Aldolase
Hidratase

5. Isomerase
Enzim golongan ini bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler,
misalnya perubahan glukosa menjadi fruktosa.

6. Ligase
Enzim golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua

molekul.

* Faktor yang mempengaruhi Kerja Enzim

Konsentrasi Enzim

Konsentrasi Substrat

Suhu

Pengaruh pH

Pengaruh Inhibitor

* Mekanisme kerja enzim


Enzim Spesifik terhadap substrat tertentu.

Teori

enzim

LOCK AND KEY

Bekerja sangat spesifik. Substrat yang cocok akan menempati sisi


aktif dari suatu enzim membentk kompleks enzim-substrat seperti
kunci masuk ke dalam gembok.

INDUCED FIT

Ikatan dari substrat yang cocok memicu perubahan struktur dari


enzim yang ukurannya tidak cocok yang akan mengkatalisis suatu
reaksi sampai posisi maupun bentuknya benar untuk memfasilitasi
suatu reaksi.

Proses Digesti Protein


Protein terdiri dari berbagai kombinasi asam amino yang disatukan
oleh ikatan peptida. Melalui proses pencernaan,protein diuraikan
menjadi asam amino serta beberapa polipeptida kecil. Ke-2 nya
merupakan satuan protein yang bisa diserap oleh tubuh .proses digesti
protein di dalam tubuh melalui saluran-saluran, yaitu:
1. Mulut
Protein masuk ke dalam mulut dalam bentuk makanan .di mulut
terjadi mastikasi (pengunyahan).kemudian makanan bercampur
dengan air ludah dan ditelan.
2. Kerongkongan/esophagus
Setelah mengalami mastikasi di mulut ,makanan berubah
menjadi bolus dan di bawa menuju ke kerongkongan.tiadk terjadi
pencernaan sama sekali di sini.bolus yang masuk kemudian di

dorong secara peristaltic oleh kontraksi dinding otot polos


esophagus menuju lambung.
3. Lambung
Makanan/bolus yang masuk ke lambung diubah dan dihancurkan
menjadi kimus.pencernaan/hidrolisis protein dimulai di dalam
lambung
.asam
klorida
lambung
membuka
gulungan
protein(proses denaturasi),sehingga enzim pencernaan dapat
memecah ikatan peptide.kemudian,asam klorida mengubah
enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa
lambung menjadi bentuk aktif pepsin.kemudian protein diubah
oleh
enzim
pepsin
menjadi
polipeptida
lebih
pendek,yaiti:protease dan pepton.
4. Usus halus
Pencernaan protein dilanjutkan dalam usus halus oleh campuran
enzim protease .pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat
sedikit
basa
dan
mengandung
precursor
protease,seperti:tripsinogrn,kimotripsinogen,prokarboksipeptidas
e dan proelastase.enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan pepetida
tertentu.sentuhan kimus
terhadap mukosa
usus
halus
merangsang dikeluarkannya enzim enterokinase yang merubah
tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pancreas menjadi tripsin
aktif.tripsin juga dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain
berasal
dari
pancreas.kimotripsinogen
diubah
menjadi
karboksipeptidase dan elastase aktif.enzim-enzim pancreas ini
memecah protein dari polipeptida menjadi peptide lebih
pendek,yaitu tripeptida dan sebagian menjadi asam amino yang
akan diabsorpsi di usus halus.
5. Usus besar
Protein/asam amino yang tidak diabsorpsi masuk ke dalam usus
besar.dalam usus besar terjadi metabolism mikroflora kolon dan
produknya dikeluarkan melalui feses,terutama dalam bentuk
protein bakteri.

Absorpsi Protein
Yang dicerna dan diserap tidak saja protein dari makanan, tetapi
protein endogen (dari dalam tubuh) yang masuk ke lumen saluran
pencernaan dari tiga sumber berikut juga dicerna dan diserap :
1. Enzim pencernaan, yang semuanya adalah protein yang telah
disekresikan ke dalam lumen.
2. Protein di dalam sel yang lepas dari vilus ke dalam lumen
selama proses pertukaran mukosa.
3. Sejumlah kecil protein plasma yang dalam keadaan normal
bocor dari kapiler ke dalam lumen saluran pencernaan.
Setiap hari, dari ketiga sumber ini sekitar 20-40 gr protein endogen
masuk ke lumen. Jumlah ini dapat mencapai lebih dari separuh dari
protein yang disajikan ke usus halus untuk dicerna dan diserap. Semua
protein endogen harus dicerna dan diserap bersama protein makanan
untuk mencegah pengurangan simpanan protein tubuh. Asam amino

yang diserap daari makanan dan protein endogen digunakan untuk


mensintesis protein baru ditubuh.
Protein yang disajikan ke dalam usus halus untuk diserap terutama
berada dalam bentuk asam amino dan beberapa fragmen peptide
kecil. Asam-asam amino diserap menembus sel usus melalui transport
aktif sekunder, serupa dengan penyerapan glukosa dan galaktosa.
Dengan demikian, glukosa galaktosa dan asam amino semuanya
memperoleh tumpangan gratis dari transportasi Na + yang
menggunakan energi. Peptida-peptida kecil masuk melalui bantuan
pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh
aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel. Seperti
monosakarida, asam amino masuk ke jaringan kapiler yang berada di
dalam vilus.
Dengan demikian, proses penyerapan produk akhir pencernaan
karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi khusus yang
diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta
kotransportasi Na+ dan kedua jenis produk akhir tersebut kemudian
diserap ke dalam hati dan pembuluh darah.
*Lauralee Sherwood Fisiologi Manusia. Halaman 576-578

Ekskresi Protein
A. Definisi

* Ekskresi : Pengeluaran zat buangan atau sisa hasil metabolisme


(dalam kasus ini sisa metabolisme protein) yang berlangsung dalam
tubuh organisme makhluk hidup menggunakan alat-alat ekskresi.
[Dorland]
* Ekskresi: pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna yang berasal
dari sisa metabolisme atau bahan yang berlebihan dari sel atau
suatu organisme [Sumanto, 1996 : 102].
* Berdasarkan metabolisme nitrogen asam amino, maka dikenal 2
macam kelompok hewan yaitu urikolitik dan ureolitik.
* Pada hewan urikolitik dijumpai asam urat sebagai produk akhir
metabolisme proteinnya. Contoh hewan urikolitik ialah burung,
unggas, dll.
* Sementara pada hewan ureolitik dijumpai urea sebagai produk
akhirnya. Manusia termasuk salahsatu hewan ureolitik. Urea yang
dihasilkan merupakan produk hasil siklus urea yang terjadi di hati
dengan mengubah ion ammonium NH4+ menjadi urea yang
selanjutnya diekskresi keluar tubuh.

B. Alat & Zat yang diekskresi


- Alat-alat ekskresi manusia:
+ Ginjal
+ Hati
+ Paru-paru
+ Kulit
+ Rektum
- Zat-zat yang diekskresi sisa hasil metabolisme protein antara lain:
> NH4
> NH3
> Urea
> Kreatinin
- Urea dan kreatinin sisa metabolime bisa langsung dikeluarkan melalui
urine maupun alat ekskresi yang lain karena kelarutannya dalam air
yang cukup tinggi serta tingkat toksisitasnya rendah. Namun,
amoniak karena kelarutannya dalam air sangat rendah dan tingkat
toksisitasnya masih sangat tinggi , harus didetoksifikasi terlebih
dahulu menjadi urea, salah satunya melalui siklus urea di hati.

C. Mekanisme Ekskresi Protein


1. Ginjal
Ginjal merupakan salahsatu alat ekskresi utama sisa
metabolisme protein. Di ginjal terjadi ekskresi zat sisa metabolisme
yang mengandung nitrogen (amonia) merupakan hasil
pemecahan protein dan garam-garam dari proses deaminasi atau
pembusukan mikroba dalam usus. Ekskresi melalui ginjal dibagi
dalam 3 tahap, yaitu:
-> Filtrasi
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus kapsul Bowman.
Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori
(podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa
faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan
hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain
penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali
sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein
plasma.
Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti
glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat,
garam lain, dan urea melewati saringan tersebut dan
menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus
(urine primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi
tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat
ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.

-> Reabsorpsi
Volume urine manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh
karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorpsi secara aktif
pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zatzat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang
masih berguna pada urine primer seperti glukosa dan asam
amino dikembalikan ke darah melalui pembuluh kapiler yang
berada di sekitar pembuluh. Glukosa dan asam amino diabsorpsi
pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Selain itu air yang

terdapat pada filtrat glomerulus juga diserap kembali melalui proses


osmosis.
Penyerapan air terjadi di dalam tubulus distal, lengkung Henle,
dan pembuluh pengumpul. Substansi yang tidak berguna, kelebihan
garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urine. Tiap
hari tabung ginjal mereabsorpsi lebih dari 178 liter air, 1.200 gram
garam, dan 150 gram glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini
direabsorpsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorpsi maka tubulus
akan menghasilkan urine sekunder yang komposisinya sangat
berbeda dengan urine primer. Pada urine sekunder, zat-zat
yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya,
konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya ureum dari 0,03% dalam urine primer dapat
mencapai 2% dalam urine sekunder.

-> Augmentasi
Pada proses augmentasi, urine sekunder dari lengkung
Henle akan masuk ke tubulus kontortus distal. Di dalam
tubulus distal urine mengalami augmentasi, yaitu proses
penambahan zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam
tubulus kontortus distal. Komposisi urine yang dikeluarkan lewat
ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisanya
substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi
warna dan bau pada urine.

2. Hati
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di sam ping berfungsi
sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati menjadi bagian
dari sistem ekskresi karena menghasilkan empedu. Hati juga
berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dan biliverdin,
setelah mengalami oksidasi akan berubah menjadi urobilin yang
memberi warna kekuningan pada feses. Demikian juga kreatinin
hasil pemecahan protein, ammoniak sisa hasil metabolisme
protein sebelum diekskresikan harus diubah dahulu menjadi
urea karena kadar toksin dalam urea lebih rendah daripada
kadar toksin dalam amoniak. Pembuangannya diatur oleh

hati melalui siklus urea kemudian diangkut oleh darah ke


ginjal.
3. Rektum
Absorpsi protein mungkin tidak terjadi secara komplit, Beberapa
protein tidak dapat dicerna dan dikeluarkan dari sus halus
tanpa perubahan dan asam amino tidak 100% diserap
apalagi jika fungsi usus halus terganggu contohnyaketika
terjadi gangguan infeksi gastrointestinal. Lalu asam-asam
amino yang tidak diabsorpsi tersebut masuk ke kolon,
terjadi metabolisme mikroflora kolon yang akhirnya
dikeluarkan dalam bentuk protein bakteri di feses. Tetapi
pada dasarnya, protein tidak diekskresi dalam bentuk yg utuh tanpa
proses metabolisme kecuali yang mengalami gangguan proses
pencernaan.
4. Paru-paru
Paru-paru memiliki fungsi utama sebagai alat pernapasan. Akan
tetapi, karena mengekskresikan zat sisa metabolisme maka dibahas
pula dalam sistem ekskresi. Sisa hasil metabolisme protein
yang diekskresi melalui paru-paru ialah karbondioksida dan
juga uap air sisa hasil metabolisme dalam proses
glukoneogenesis(telah dibahas dalam proses metabolisme
karbohidrat). Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di
jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke
jantung, dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk
berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 berdifusi
atau dieksresikan ke alveolus paru-paru karena pada
alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput
tipis.
Karbon dioksida dari jaringan, sebagian besar (75%) diangkut
oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HCO3, sedangkan sekitar
25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksihemoglobin
(HbCO2).
5. Kulit
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung
kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5%
sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu
pada susunan saraf pusat akan mengatur aktivitas kelenjar keringat
dalam mengeluarkan keringat. Keringat mengandung air,

larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan


bagi pekerja berat menimbulkan hilangnya garam-garam mineral
sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan. Kulit selain
berfungsi mengekskresikan keringat, juga berfungsi sebagai
pelindung terhadap kerusakan, penyinaran, serangan kuman,
penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta
pengatur suhu tubuh. Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu:
epidermis dan dermis.
a. Epidermis (lapisan terluar) dibedakan lagi atas:
1. stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu
mengelupas,
2. stratum lusidum,
3. stratum granulosum yang mengandung pigmen, bersama
stratum lusidum mengganti sel-sel di lapisan straum korneum,
4. stratum germinativum adalah lapisan yang selalu membentuk
sel-sel kulit ke arah luar.
b. Dermis
Dermis memiliki 2 lapisan, yaitu stratum papilar dan stratum
retikularis. Baik stratum papilar dan stratum retikularis tersusun
atas serabut-serabut kolagen, elastis, dan retikulus. Serabut
kolagen memberikan kekuatan pada kulit. Serabut elastis bertujuan
memberi kelenturan kulit. Serabut retikulus memberikan kekuatan
pada alat di sekitar kelenjar dan folikel rambut. Dermis merupakan
bagian yang terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh
darah, serabut saraf, serta otot penegak rambut. Kelenjar
keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler
darah karena letaknya yang berdekatan. Selanjutnya, air
dan garam mineral akan dikeluarkan di permukaan kulit
(pada pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan
menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap.
Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per
jam. Jumlah ini akan berkurang atau bertambah jika ada faktorfaktor tertentu, misalnya suhu lingkungan yang tinggi, gangguan
dalam penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara,
aktivitas tubuh yang meningkat sehingga proses metabolisme
berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan
emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan
pada saraf simpatik.

KATABOLISME PROTEIN
Transaminasi
o Merupakan proses katabolisme protein yang melibatkan transfer
gugus amino, membentuk asam keto & asam amino baru, tanpa
adanya amonia dalam keadaan bebas.
o Bersifat reversible (bolak-balik), jadi reaksi berperan pada proses
penguraian maupun pembentuka asam amino.
o Terjadi di dalam mitokondria & dalam cairan sitoplasma
(Dasar-Dasar Biokimia, Anna P.)
o Menggunakan : Enzim = transaminase / aminotransferase
Kofaktor = piridoksal fosfat (PLP) turunan Vit. B6

Reaksi umum :
Asam amino1

Asam -keto1

Asam -keto2

Asam amino2

Umumnya, nitrogen dipindahkan dari asam amino asal, ke asam ketoglutarat, sehingga terbentuk asam amino berikutnya,
sementara asam amino asal berubah menjadi asam -ketoglutarat
padanannya (pasangannya).

Contoh
transaminase yang didapatkan pada hampir seluruh mamalia
adalah :
As. Amino + As. Piruvat

alanin transaminase

As. Amino + as. ketoglutarat


as. glutamat

as. keto + alanin

glutamat transaminase

(Biokimia Kedokteran Dasar, Dawn B. Marks, dkk)

as. keto +

Deaminasi

Victor W. Rodwell, PhD . Biokimia Harper

ReReaksi ini jika dilihat dari sisi katabolik merupakan reaksi


deaminasi yaitu pelemasan amino pada glutamat dan amino tersebut
digunakan untuk biosintesis ureum . Reaksi ini dibantu oleh enzim
glutamat dehidrogenase dan nad+ sebagai oksidan.
Deaminasi Oksidatif
as. Glutamat mengalami proses deaminasi oksidatif yg
menggunakan glutamat dehidrogenase sbg katalis, dlm proses ini
as. Glutamat melepaskan gugus amino dlm bentuk NH 4. Selain dgn
NAD+, glutamat dehidrogenase jg dapat menggunakan NADP + sbg
aseptor elektron.
As. Glutamat + NAD+
NADH + H+

as. ketoglutarat + NH4+ +


(Dasar-Dasar

Anna .P)

Biokimia,

Biosintesis Kreatin
A. Definisi
Kreatin : Asam amino yang terbentuk melalui metilasi
guanidoasetat, mengkaitkan 2 organ yaitu hati dan ginjal,
serta ditemukan di beberapa jaringan terutama otot.
Kreatin : Merupakan substrat energi tinggi untuk aktivitas
yang memerlukan banyak energi (contohnya ketika olahraga)
yang terbentuk dari 3 macam asam amino yaitu: arginin,
glisin, dan metionin.
B. Fungsi Kreatin
- Sebagai substrat energi tinggi
- Untuk membentuk otot, memberi peningkatan pada performa
olahraga
- Merupakan bahan makanan protein hewani (daging, ikan)
C. Reaksi Biosintesis Kreatin
Biosintesis keratin melibatkan 2 reaksi yang merupakan reaksi
katabolisme protein. 2 reaksi tersebut ialah:
1. Transamidinasi
Awal sintesis keratin berlangsung di ginjal melalui reaksi
transamidinasi antara arginin (senyawa donor gugus amida) dan
glisin
(senyawa
reseptor
gugus
amida)
menghasilkan
guanidoasetat yang selanjutnya ditransfer ke hati dan juga
menghasilkan ornitin. Guanidoasetat yang dihasilkan dari
transamidinasi inilah yang dipergunakan untuk biosintesis
keratin dalam reaksi berikutnya yaitu reaksi transmetilasi.
L-Arginin + Glisin

transamidinasi
(ginjal)

L-Ornitin + Guanidoasetat

2. Transmetilasi
Transmetilasi ialah setiap anggota subkelas enzim golongan
transferase yang mengkatalis pemindahan satu gugus metil dari
satu senyawa ke senyawa lain. [Dorland]
Guanidoasetat yang berasal dari reaksi transamidinasi di
transmetilasi oleh S-adenosil-metionin (sebagai senyawa donor
gugus metil) yang dikatalisis oleh enzim transmetilase,
menghasilkan keratin dan S-adenosil-homosistein.

Guanidoasetat + S-adenosil-metionin
homositein + Kreatin

transmetilase

S-adenosil-

(hepar)

Selanjutnya, keratin akan digunakan sebagai substrat energi


tinggi jika diperlukan dengan mengubah terlebih dahulu menjadi
fosforilkreatin, tapi jika tidak diperlukan akan diubah kembali
menjadi keratin. Sementara itu, residu metabolismenya yaitu
kreatinin akan diekskresi melalui urine.
Kreatin

Fosforilkreatin

Kreatinin

Siklus Urea
Sekitar 80% dari nitrogen dikeluarkan adalah dalam bentuk urea
yang juga sebagian besar dibuat di hati, dalam serangkaian reaksi
yang didistribusikan antara matriks mitokondria dan sitosol. Rangkaian
reaksi yang bentuk urea dikenal sebagai Siklus Urea atau-Henseleit
siklus krebs.

Siklus urea terdiri atas lima reaksi yang mengubah amonia, CO2
dan nitrogen -amino dari asparat menjadi urea. Dua reaksi dalam
daur ini berlangsung didalam mitokondria dan sisanya di sitoplasma.
1. Reaksi 1
: sintesis karbamoil fosfat. Kondensasi 1 mol
masing masing ion
amonium, karbondioksida dan fosfat (dari
ATP) untuk membentuk karbamoil fosfat dikatalisis oleh karbamoil
fosfat sintase, enzim yang terdapat pada mitokondria hati organism
ureolitik, termasuk manusia. Dua mol ATP yang terhidrolisis selama

reaksi ini menyediakan tenaga penggerak untuk sintesis 2 ikatan


kovalen (ikatan amida dan ikatan campuran asam karboksilat.
2. Reaksi 2 : sintesis sitrulin. Pemindahan gugus karbamoil dari
karbamoil fosfat ke ornitin, membentuk sitrulin + Pi dikatalisis oleh
L-ornitin transkarbomoilase mitokondria hati.
3. Reaksi 3 : sintesis argininosuksinat. Sitrulin meninggalan
mitokondria, dalam sitoplasma sitrulin berkondensasi dengan
aspartat. Dalam reaksi ini ATP diubah menjadi AMP
4. Reaksi 4 : pembelahan argininosuksinat menjadi arginin dan
fumarat. Pembelahan reversible argininosuksinat menjadi arginin
dan fumarat dikatalis oleh argininosuksinase. Raksi berlangsung
melalui mekanisme pembuanngan trans. Fumarat yang didapat
dikonversi menjadi oksaloasetat melalui reaksi fumarase dan melat
dehidragenase dan selanjutnya ditransaminasi untuk membentuk
aspartat kembali.
5. Reaksi 5 : pembelahan arginin menjadi ornitin dan urea.
Reaksi ini menyempurnakan siklus urea dan membentuk kembali
(regenerasi ornitin) substrat untuk reaksi kedua.pembelajhan
hidrolitik gugus guanidine dari arginin dikatalis oleh arginase.
Secara keseluruhan diperlukan 4 ikatan fosfat kaya energy atau
ekuivalen ATP untuk sintesis satu molekul urea. Dua ikatan adalah
karbamoil fosfat dan dua lagi untuk kondensasi aspartat dan sitrulin.

ANABOLISME

Biosintesis asam amino non esensial


12 Asam amino nonesensial

9 asam amino zat intermediate amfibolik


3 asam amino
esensial
Enzim yang berperan :
1. Glutamat dehidrogenase

2. Glutamin sintetase
3. Transaminase
Asam amino non esensial dapat dibentuk dengan 3 cara :
1. Dibentuk dari senyawa/zat perantara amfibolik
2. Dibentuk dari asam amino non esensial yang lain
3. Dibentuk dari asam amino esensial

Asam amino dari zat antara amfibolik


1. Alanin, dibentuk dari piruvat melalui transminasi.

2. Aspartat, dibentuk dari oksaloasetat melalui transminasi.


3. Glutamat, Terbentuk dari -ketoglutarat.

4. Glutamin, Sintesanya memerlukan ATP, glutamin sintetase, NH4

5. Asparagin, Sintesisnya memerlukan : ATP, asparagin sintetase,


aspartat

6. Glisin, dibentuk melalui:


a)Transminasi asam glioksilat

b) Pemecahan Serin (memerlukan tetrahidrofolat)

c) pemecahan treonin

d)Dari kolin

7. Serin, dihasilkan dari dari 3-fosfogliserat (zat antara glikolisis


EM) dalam 2 reaksi yaitu :
a) P dilepaskan sehingga dihasilkan asam gliserat kemudian
dioksidasi oleh enzim dehidrogenase menghasilkan hidroksi
piruvat.
b) Fosfogliserat langsung dioksidasi sehingga membentuk asam
keto yang masih mengandung fosfat.
Asam amino yang dibentuk dari asam amino Non-esensial
1.

Prolin, Dibentuk dari glutamate

2.

Hidroksi Prolin

Asam amino yang terbentuk dari asam amino esensial


1. Sistein, Dibentuk dari metionin. Metionin terlebih dahulu diaktifkan
menjadi S-adenosil-metionin yang labil yaitu mudah melepas gugus
metil.

2. Tirosin, Dibentuk dari fenilalanin. Reaksi: hidroksilasi(penambahan


gugus hidroksil). Diperlukan faktor tetrahidrofolat.

3. . Hidroksi Lisin, Dibentuk dari lisin. Hampir seluruhnya terdapat pada


jaringan kolagen.

Literatur

Hardjasasmita, Pantjita. 2000. Ikhntisar Biokimia Dasar B. Jakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus kedokteran Dorland Edisi 29.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Poedjadi, Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Вам также может понравиться