Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pedoman
Pengorganisasian
IGD
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahana kecacatan lebih lanjut. Sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 pasal 32 tentang kesehatan
menyebutkan bahwa dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan jiwa pasien dan
pencegagahan kecacatan . Dalam pelayanan kesehatan tersebut juga harus dilengkapi dengan
peralatan medis dan non medis yang memadai sesuai dengan standar mutu, keamanan dan
keselamatan.
Dalam Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit dijelaskan
bahwa penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberi perlindungan terhadap keselamatan
pasien (patient safety), masyarakat,lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia
dirumah sakit, serta meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
Oleh karena itu rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, anti deskrimatif dan efektif dengan mengutamakan kepentingan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit. Sesuai dengan hal diatas maka perlu menetapkan standar
pelayanan Instalasi Gawat Darurat peralatan, ruang dan tenaga.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/Menkes/Per/I/2010
tentang perizinan Rumah Sakit menyebutkan bahwa untuk mendapatkan izin operasional,
rumah sakit harus memenuhi persyaratan yang meliputi: sarana prasarana, peralatan, sumber
daya manusia, administrasi dan manageman. Salah satu persyaratan izin rumah sakit
menyatakan bahwa rumah sakit memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan
gawat darurat selama 24 jam sehari. Dalam melakukan pelayanan juga harus mempunyai
sumber daya manusia yang berkompeten dalam melakukan upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang dilaksananakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu instalasi yang ada di RSUD Kota
Dumai. Pelayanan 24 jam yang merupakan ciri khas Instalasi Gawat Darurat merupakan
2
pelayanan dimana semua pelayanan di Instalasi Gawat Darurat mulai pelayanan medis,
pelayanan penunjang dan pelayanan administrasi dapat dilaksanakan.
B. Tujuan
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan, standar prosedur operasional dalam
pengaturan sumber daya manusia sehingga dalam memberikan pelayanan Gawat Darurat
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai.
C. Landasan Pelayanan
Pelayanan Kesehatan terselenggara dengan mengacu kepada :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA DUMAI
ini sesuai persyaratan Undang-Undang Republik Indonesia No.44Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, pada bab 5 Pasal 7 ayat (3).
Tahun 2009 dan 2010 kapasitas tempat tidur rawat inap RSUD Kota Dumai sebanyak
178 tempat tidur. Tahun 2009 Pembangunan Gedung Poliklinik Lantai II Terdiri dari: Lantai I
sebagai Ruang Tunggu, Poliklinik Spesialis, Ruang Menyusui, Pemeriksaan USG, Ruang
pendaftaran pasien RWJ, Pendaftaran Peserta Askes, sedangkan lantai II terdiri dari Komite
Medis, Rekam Medis, Perkantoran JKN.
Sedangkan Pembangunan Gedung Poliklinik Lantai III yang berfungsi sebagai: Lantai
I terdiri dari Instalasi Gawat Darurat, Ruang Tunggu Pasien IGD, Tempat Pendaftaran Pasien
IGD, Tempat Informasi, Tempat Nurse Station, Pemeriksaan Laboratorium, Ruang
Pengambilan Obat Rawat Inap, Ruang Ruang pendaftaran pasien RWJ, Pendaftaran Peserta
Askes, Komite Medis. Lantai II Terdiri dari Ruang Manajemen , Perkantoran Pelayanan dan
ruang pertemuan. Lantai III terdiri dari Ruang Penyimpanan Obat, Fhisioteraphi, Lelang dan
Dharma Wanita.
Tahun 2011 kapasitas tempat tidur rawat inap RSUD Kota Dumai sebanyak 186
tempat tidur. Tahun 2012 dan 2013 kapasitas tempat tidur rawat inap RSUD Kota Dumai
sebanyak 211 tempat tidur.
Tahun 2013 ( 13 September 2013 ) RSUD Kota Dumai mendapatkan Akreditasi Dasar
5 (lima) Pelayanan (Administrasi & Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis). Seiring dengan peningkatan jumlah
kunjungan, maka penambahan tempat tidur pada tahun 2014 terus mengalami peningkatan
dengan jumlah TT 211.
BAB III
Disamping terus meningkatkan sarana dan prasana pelayanan untuk dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat pelayanan yang telah adapun terus dikembangkan dengan memberikan
nilai tambah terhadap pelayanan yang telah ada tersebut.
4. Memantapkan fungsi manajerial yang akuntabel dan transparan, berbasis teknologi informasi.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Untuk itu dibutuhkan manajemen yang tangguh, transparan
dan akuntabel agar fungsi manajerial dan pelayanan kesehatan dapat terselenggara secara
efektif dan efisien.
C. Nilai-Nilai Utama
1. Ihklas dalam memberikan pelayan kesehatan yang diridhoi oleh ALLAH SWT.
2.
3. Disiplin dalam melayani konsumen serta meningkatkan kualitas inan pelayanan agar
D. Tujuan
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standar
2. Terwujudnya sumber daya manusia yang professional dan terampil
3. Meningkatnya sarana dan prasarana rumah sakit
4. Terwujudnya manajeman yang dinamis dan akuntabel
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD KOTA DUMAI
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah ditetapkan sebagai berikut :
A. DIREKTUR
Direktur
mempunyai
tugas
memimpin,
menentukan
kebijakan,
membina,
10
kepala
bidang
keuangan
dan
program
dalam
perencanaan,
kepala
bidang
keperawatan
dalam
perencanaan,
penyelenggaraan,
11
5. BIDANG PELAYANAN
Menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengawasan, pengendalian
dan perencanaan kegiatan pelayanan medis dan penunjang medis, penerimaaan dan
pemulangan pasien, rujukan dan pengurusan jenazah. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh :
a. Seksi Pelayanan Medis
Membantu kepala bidang pelayanan dalam perncanaan, pengadaan, penyelenggaraan,
pengembangan dan pembinaan kegiatan penerimaan dan pemulangan pasien, rujukan dan
pengurusan jenazah serta kebutuhan tenaga medis, logistik pelayanan medis dan penggunaan
fasilitas pelayanan medis
b. Seksi Penunjang Medis
Membantu
kepala
bidang
pelayanan
dalam
perencanaan,
pengadaan,
12
13
BAB V
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN IGD
A. Visi
Menjadi pintu masuk pelayanan di RSUD Kota Dumai yang responsif, berkwalitas
dan paripurna.
B. Misi
1. Memberikan pelayanan gawat darurat dan bencana dengan respontime yang cepat.
2. Memberikan pelayanan dengan SDM yang kompeten dan fasilitas yang memadai.
3. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar.r
C. Falsafah
Melayani dengan hati
D. Nilai
Cepat, Tepat, Aman, Nyaman dan Bertanggungjawab.
E. Tujuan
1. Mencegah kematian dan kecacatan pasien gawat darurat.
2. Memberikan pelayanan terus menerus selama 24 jam.
3. Menanggulangi korban bencana.
4. Menanggulangi false emergensi.
5. Menerima dan merujuk pasien gawat darurat melalui sisitem rujukan.
6. Menjadi sarana pendidikan dan latihan bagi tenaga kesehatan dan non kesehatan.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI IGD
14
DIREKTUR
KEPALA ININSTALASI
KEPALA RUANGAN
PJ.PONEK
PJ.TRAUMA
PJ.NON TRAUMA
PELAKSANA
PELAKSANAP
15
PJ.RESUSITASI
BAB VI
URAIAN JABATAN
17
2. Kepala Ruangan
Nama Jabatan : Kepala Ruangan
Iktisar Jabatan
: Seorang
18
20
b) Kursus/Pelatihan
c) Pengalaman kerja
d) Kondisi Fisik
3. Ketua Tim
Nama Jabatan : Ketua Tim
Iktisar Jabatan :Seorang
1) Membuat rencana dan jumlah kategori tenaga keperawatan serta tenaga lainnya sesuai
kebutuhan
21
22
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
A. Instalasi Farmasi
Kebutuhan obat dan bahan habis pakai di IGD diperoleh dari instalasi farmasi sesuai
SPO terlampir
B. Instalasi Logistik
Kebutuhan alat-lat rumah tangga dan alat tulis kantor di IGD diperoleh dari instalasi
logistik dengan prosedur permintaan sesua dengan SPO yang ada.
C. Instalasi Laboratorium
23
D. Instalasi Radiologi
E. IPSRS
G. Admision
H. Inner
I. IRNA
J. Instalasi Gizi
L. ICU
24
M. IRJ
N. Keamanan
O.
BAB 1X
25
No
Nama
Jabatan
Kualifikasi
Sertifikasi / Pelatihan
Kualifikasi
Dokter Spesialis Orthopedi
Berjiwa kepemimpinan,
sehat jasmani dan rohani
Pendidikan
Kepala Instalasi
Kepala Ruangan
Bersertifikat pelatihan
PPGD, BTCLS, ATCN,
EKG,TOT GADAR
Dokter IGD
Dokter Umum
Bersertifikat pelatihan
EKG, ATLS,ACLS,GELS
Pj. PONEK
DIII Kebidanan
Bersertifikat PPGD,
BTCLS,
Pj. TRAUMA
DIII Keperawatan
Bersertifikat PPGD,
BTCLS, APN
Pj. NON
TRAUMA
DIII Keperawatan
Bersertifikat PPGD,
BTCLS,
Perawat /Bidan
Pelaksana
DIIIKeperawatan/
Kebidanan
Bersertifikat PPGD,
BTCLS, APN
3. Perawat IGD
Penghitungan ketenagaan perawat IGD berdasarkan rumus Formula PPNI yaitu:
Jam Perawatan x 52 minggu x 7 hari xjumlah kunjungan/hari + 10%
41 minggu x 40 jam dalam seminggu
Jumlah kunjungan /hari
Jam perawatan
:50
: 2,5
Kebutuhan tenaga
: 2,5 x 52 x 7 x 60 + 10%
41 x 40
:3
:36
Koreksi 10%
Total
= 33
27
28
BABX
PENILAIAN KINERJA
A. Penilaian Kinerja IGD
Penilaian kinerja tim IGD
dilaporkan kepada Direktur Penilaian dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan sekali.
Penilaian berdasarkan uraian jabatan masing-masing.
No
Uraian Tugas
Kepala Ruangan IGD
Menyusundanmerencanakanpelaksanaankegiatan
program kerja IGD
29
PENILAIAN
Ya
Tidak
Penanggungjawab Ruangan
1
Pelaksana
1
30
BAB XI
KEGIATAN ORIENTASI
31
Orientasi karyawan baru adalah Kegiatan karyawan baru sebagai proses adaptasi
untuk mendapatkan input sebagai bekal dalam melaksanakan pekerjaan serta dalam penilaian
kinerja
Tujuan orientasi karyawan baru adalah agar semua karyawan mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang sama tentang keadaan umum RSUD Kota Dumai dan
bidang tugasnya.Orientasi karyawan baru menjadi tanggung jawab Kepala Instalasi Diklat.
Masa Orientasi karyawan baru maksimal 3 bulan. Setelah masa orientasi selesai
dilakukan test evaluasi orientasi umum dan khusus. Hasil test tersebut sebagai bahan
pertimbangan Direktur untuk menentukan keputusan bagi karyawan baru tersebut.
I. Orientasi karyawan baru terdiri dari :
A. Orientasi Umum
Orientasi Umum adalah Kegiatan karyawan baru sebagai proses adaptasi untuk
mendapatkan pengetahuan tentang keadaan umum RSUD Kota Dumai.
Kegiatan orientasi Umum antara lain :
a.
c.
d.
e.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Ketua Komite
Kegiatan Orientasi
a. Pengenalan dan Pemahaman Visi dan Misi
b. Pengenalan dan Pemahaman Motto dan Nilai-nilai
c. Pengenalan keadaan umum dan lingkungan
d. Pengenalan tentang Struktur Organisasi
e. Pengenalan terhadap pejabat dan karyawan lain
f. Peraturan, Tatalaksana dan ketentuan kerja karyawan
g. Pembinaan dan Pengembangan Staf karyawan
Topik KPRS (Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
32
KPRS
Ketua Komite
K3RS
Sakit)
b. Pengenalan program dan SPO Disaster Plan
a. Topik PPI (Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi)
B. Orientasi Khusus
Orientasi Khusus adalah Kegiatan karyawan baru dalam mengenal dan
memahami uraian tugasnya.Dalam menjalankan orientasi khusus karyawan
baru tersebut dibimbing oleh Kepala Ruangan IGD. Karyawan orientasi
tersebut belum diperbolehkan untuk mengerjakan pekerjaannya sendiri. Belum
mendapat tanggung jawab dan belum berlaku sanksi apabila yang bersangkutan
melakukan kesalahan.
Kegiatan orientasi khusus sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Sebagai
bukti pelaksanaan orientasi khusus harus ada materi kegiatan orientasi khusus,
tanda tangan pembimbing, karyawan orientasi dan hasil bimbingan.
II. Evaluasi Orientasi
Setelah masa orientasi selesai dilakukan test evaluasi orientasi umum dan khusus.
Karyawan dinyatakan lulus orientasi apabila memperoleh nilai minimal 70 atau C.Hasil
evaluasi Orientasi harus dilaporkan oleh Kepala Instalasi Diklat kepada Direktur.
Hasil test tersebut sebagai bahan pertimbangan Direktur untuk menentukan keputusan
bagi karyawan baru tersebut.
Karyawan yang telah dinyatakan lulus orientasi berhak atas :
33
a. Surat Keterangan lulus masa orientasi yang dibuktikan dengan Surat Penggangkatan
karyawan yang ditanda tangani oleh Direktur.
b. Mendapatkan Insentif
Karyawan yang tidak lulus masa orientasi maka dinyatakan tidak mampu dan
mengundurkan diri sebagai karyawan RSUD Kota Dumai.
BAB XII
PERTEMUAN/RAPAT
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah
tertentu
B. Tujuan
1. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pelayanan yang kesehatan yang
diberikan.
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan masalah yang terkait dengan
pelayanan kesehatan yang diberikan.
C. KegiatanRapat
Rapat diadakan oleh instalasi gawat darurat yang dipimpin oleh kepala
instalasi dan atau kepala ruangan dan diikuti oleh seluruh staf. Rapat yang
diadakan ada 2 macam yaitu:
1. Rapat Rutin Bulanan (terjadwal)
34
Rapat diadakan setiap satu bulan sekali yang dihadiri oleh seluruh staf IGD. Rapat
dipimpin oleh Kepala Instalasi IGD dan atau Kepala Ruangan IGD.Rapat
dilaksanakan sesuai perencanaan selama 1 tahun denagn agenda rapat yang telah
ditentukan
2. Rapat tidak terjadwal
Rapat tidak terjadawal adalah rapat yang sifatnya insidential dan dadakan oleh
kepala instalasi dan atau kepala ruangan untuk membahas permasalahan atau
menyelesaikan permasalahann yang sifatnya insidential.
BAB XIII
PELAPORAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
sesuatu bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan gawat darurat
di IGD
B. Jenis Laporan
1. Laporan Harian
a. Laporan kunjungan jumlah pasien
b. Laporan SDM IGD
c. Laporan saran dan prasarana
d. Laporan mutu pelayanan
2. Laporan Bulanan
a. Laporan kunjungan pasien : jumlah, kasus
b. Laporan SDM : kualitas, kuantitas
c. Laporan sarana prasarana : kelengkapan, kondisi
d. Laporan mutu : angka kematian, respon time
3. Laporan Triwulan
a. Laporan kunjungan pasien : jumlah, kasus
b. Laporan SDM : kualitas, kuantitas
c. Laporan sarana prasarana : kelengkapan, kondisi
d. Laporan mutu : angka kematian, respon time
4. Laporan Tahunan
a. Laporan kunjungan pasien dan evaluasi : jumlah, kasus
b. Laporan SDM dan evaluasi : kualitas, kuantitas
c. Laporan sarana prasarana dan evaluasi : kelengkapan, kondisi
35
.
36
BAB XIV
PENUTUP
37
ini
mempunyai peranan
38