Вы находитесь на странице: 1из 9

38

RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak

ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI PREMATUR / BBLR
I. TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram (berat lahir ditimbang 1 jam setelah
lahir).
Ada 2 macam BBLR :
1. Bayi Kurang Bulan (KB) yaitu bayi yang dilahirkan dengan umur
kehamilan kurang dari 37 minggu.
2. Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu bayi yang dilahirkan
dengan berat badan lahir kurang dari presentil ke-10 kurva
pertumbuhan janin dari Battaglia dan Lubchendko.
Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi
berat lahir sangat rendah (BBLSR).
Berat badan menurut usia kehamilan digolongkan :
1. KMK : Kecil menurut masa kehamilan yaitu jika bayi lahir
dengan BB dibawah persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin.
2. SMK : Sesuai menurut masa kehamilan yaitu jika bayi lahir
dengan BB diantara persentil ke-10 kurva dan ke-90
kurva pertumbuhan janin.
3. BMK : Berat menurut masa kehamilan yaitu jika bayi lahir
dengan BB diatas persentil ke-90 kurva pertumbuhan
janin.
Menurut umur kehamilan dapat digolongkan :
1. Kurang bulan : < 37 minggu.
2. Cukup bulan : 38-42 minggu.
3. Lebih bulan : > 42 minggu.
B. Patofisiologi.
Temperatur dalam kandungan sekitar 37C sedangkan
temperatur ruang berkisar antara 28C - 32C. adanya perubahan
temperatur ini harus diperhitungkan terutama untuk bayi kurang
bulan.
Pada BBLR belum dapat mempertahankan suhu normal karena :
1. Pusat pengaturan suhu badan masih dalam perkembangan.
2. Intake cairan dan kalori sangat kurang/dibawah kebutuhan.
3. Cadangan energi sangat kurang (glikogen di jaringan dan lemak
di subkutan sedikit).
4. Luas permukaan tubuh relatif lebih luas, sehingga risiko
kehilangan panas dan air lebih besar.

39
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak

5. Jaringan lemak subcutan lebih tipis (isolator kurang), sehingga


risiko kehilangan panas lebih besar.
Kebutuhan nutrisi untuk BBLR diperlukan untuk metabolisme
basal aktivitas, stres dingin, kehilangan melalui feses dan juga
untuk pertumbuhan. Pada keadaan tertentu kebutuhan kalori
meningkat pada keadaan : kejang, suhu lingkungan lebih dingin,
infeksi maupun asfiksia.
Pemberian minum peroral mudah kembung, otot dinding
perut masih lemah, otot saluran pencernaan masih lemah, malas
minum, berat badan tidak bertambah untuk waktu cukup lama.
Pada bayi BBLR penurunan BB sangat banyak, sehingga
harus di kontrol jangan sampai 10%.
BBLR daya tahan lebih rendah, sehingga sangat rentan
terhadap infeksi.
Demikian juga fungsi organ belum baik (terutama umur
kehamilan < 34 minggu), sehingga sering dijumpai masalah klinis
seperti sindrom gawat napas (HMD, perrdarahan paru, sindrom
aspirasi, pneumonia kongenital, pneumo thorax, apneu berulang),
hipotermis, tidak stabilnya sirkulasi edema, hipoglikemia,
hipokalsemia, hiperbilirubinemia.
Gejala neurologik yang berhubungan dengan anoksia otak,
sepsis oleh bakteri, anemia dan juga DIC ( Diseminated
Intravaskular Coagolation).
C. Etiologi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BBLR yaitu :
1. Faktor ibu :
Umur ibu
Poritas
Ras
Infertilitas
Riwayat kehamilan tak baik.
Rahim abnormal.
Jarak kelahiran terlalu dekat.
BBLR kelahiran terlalu dekat.
Malnutrisi sebelum hamil (pertambahan BB kurang selama
hamil).
Penyakit akut dan kronik.
Kebiasaan tak baik (pengobatan selama hamil seperti
merokok, alkohol, radiasi).
Keadaan penyebab insufisiensi plasenta (penyakit jantung,
ginjal, paru, hipertensi, DM, pre eklamsi).

40
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak

2. Faktor plasenta.
Penyakit vaskular
Kehamilan ganda.
Malformasi.
Tumor.
3. Faktor janin.
Kelainan kromosom
Malformasi.
Infeksi bawaan yang didapat dalam kandungan (misal infeksi
TORCH).
Kehamilan ganda.
D. Tanda dan Gejala
1. Belum dapat mempertahankan suhu normal karena :
Pusat pengatur suhu badan masih dalam perkembangan.
Masukan cairan dan kalori sangat kurang dari kebutuhan.
Cadangan energi sangat kurang (glikogen di jaringan dan
lemak coklat di sub kutan sedikit)
Luas permukaan tubuh relatif lebih luas, sehingga risiko
kehilangan panas dan air lebih besar.
Jaringan lemak subcutan lebih tipis (isolator kurang),
sehingga risiko kehilangan panas lebih besar.
2. Nutrisi.
Reflek hisap dan menelan belum sempurna.
Pada pemberian minum peroral mudah kembng, , otot
dinding perut masih lemah, otot saluran pencernaan masih
lemah.
Malas minum, berat badan tidak bertambah untuk waktu
cukup lama.
Pertahanan tubuh lebih rendah sehingga rentan terhadap
infeksi.
Fungsi organ belum baik (terutama umur kehamilan 35
minggu), misalnya sistem pernapasan, saluran cerna, hati,
ginjal, metabolisme dan kekebalan.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kocok (shake test).
2. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu elektrolit, analisa gas
darah.
3. Foto rontgen dada ataupun baby gram diperlukan pada bayi
baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada 8
jam atau jika didapat atau diperkirakan akan terjadi SDR.

41
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak

4. USG kepala tertama pada bayi umur kehamilan 35 minggu,


dimulai pada umur 2 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang
didapat
F. Komplikasi
1. Gangguan perkembangan.
2. Gangguan pertumbuhan.
3. Retinopati karena prematuritas.
4. Penyakit paru kronik.
5. Kenaikan angka kesakitan.
6. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.
G. Penatalaksanaan
1. Sebelum lahir
a. Mencegah kehamilan kurang bulan, dengan mengurangi
faktor-faktor risiko terjadinya BBLR.
b. Pemberian mukolitik pada persalinan kurang bulan
(salbutamol, terbutalin)
c. Pemberian kortikosteroid pada ibu, jika diperkirakan akan
terjadi kelahiran kurang bulan, untuk mempercepat
pematangan pada janin (betametason 12 mg/kg BB dibagi
dalam 2 dosis IM selama 2-3 hari).
2. Selama persalinan.
a. Menghindari kemungkinan dampak persalinan kurang bulan,
misal persiapan petugas dan perlengkapan resusitasi di
kamar bersalin ataupun di kamar operasi.
b. Pada keadaan yang sudah diperkirakan akan terjadi
persalinan kurang bulan sebaiknya dikirim ke fasilitas
kesehatan yang mempunyai fasilitas kesehatan yang
lengkap.
c. Resusitasi dan stabilitasi dengan perencanaan yang tepat
untu menghindari hasil yang sering terjadi.
d. Oksigen dan sumber panas untuk menjaga suhu tubuh bayi
akan memberi hasil yang baik.
3. Setelah lahir.
a. Umum
Membersihkan jalan nafas.
Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya.
Perawatan tali pusat dan perawatan mata.
b. Khusus
Suhu tubuh dijaga/dipertahankan pada suhu aksila
36,5C-37,5C, bayi baru lahir dengan umur kehamilan
35 minggu perlu perhatian ketat, bayi dengan berat lahir
< 2000 gram dilakukan perawatan bayi lekat .

42
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak

Oksigen dengan head box/nasal /CPAP/oksigen


inkubator ataupun ventilator di sesuaikan dengan
masalah pernafasan yang didapat.. pantau dengan puls
oksimeter (SPO2), kalau perlu AGD
Sirkulasi di pertahankan dengan pemantauan ketat
denyut jantung, perfusi darah dan tekanan darah.
Pada bayi kecil keadaan umunya tidak baik, sering di
perlukan komponen ekspander dan komponen darah.
Awasi keseimbangan cairan, jaga jangan sampai kurang
atau lebih. Dopamin 5-8 gram/kg/BB/menit sering
diperlukan untuk mempertahankan perfusi jaringan,
ekskresi urin dan mencegah asidosis metabolik.
Pemberian cairan dan nutrisi jika tak ada masalah [ada
pernafasan dan keadaan umum baik :
Prinsip diberikan minum peroral sesegera mungkin.
Periksa reflek menghisap dan menelan.
Motifasi ASI, jika memungkinkan ibu dianjurkan
tinggal di ruang yang tersedia untuk ibu.
Pemberian nutrisi secara intravena jika ada indikasi.
Pada BBLR sering pemberian secara oral tidak
mencukupi
kebutuhan,
terutama
pada
awal
kehidupan. Nutrien meliputi karbohidrat, lemak, asam
amino, vitamin dan mineral.
Berikan multivitamin jika minuman enteral bisa
diberikan secara kontinyu.
Antibiotik profilaksis diberikan pada bayi yang
mempunyai potensi infeksi, yaitu BBLSR, ketuban pecah
dini, ketuban keruh, ataupun lahir dengan berbagai
tindakan.
Ampicilin 50-100 mg/kg BB/hari IV atau IM di bagi 2
dosis, diberikan selama 3-5 hari.
Gentamicin 5 mg/kg BB/hari IV/IM dibagi 2 dosis
diberikan selama 3-5 hari, kemudian dipantau
kemungknan adanya infeksi.
Pencegahan infeksi :
Cara kerja aseptik, cuci tangan sampai ke siku
dengan sabun dan air mengalir. Rangan dibasuh
dengan handscrub atau alkohol 70% setiap akan
memegang bayi.
Mencegah terlalu banyak bayi dalam satu ruangan.
Melarang petugas yang menderia infeksi masuk ke
tempat bayi di rawat.
Antibiotik rasional disesuaikan dengan pola kuman
setempat.

43
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak

Membatasi tindakan seminimal mungkin


Pencegahan perdarahan : vitamin K 1 mg IM sekali
pemberian.

II. ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Pengkajian fisik :
1. Anamnesa riwayat kehamilan
2. Anamnesa riwayat kelahiran.
3. Anamnesa riwayat persalinan.
4. Anamnesa riwayat keluarga.
5. Pemeriksaan fisik meliputi :
a. Tanda-tanda vital (TD, nadi, RR, suhu)
b. Ukuran-ukuran tubuh (BB, PB, lingkar dada, lingkar kepala)
Chepalo kaudal
Kepala :
Ukuran lebih besar dibanding badan.
Otak
: mesocepal, osifikasi tengkorak sedikit, fontanel dan
sutura lebar.
Rambut : tipis dan halus
Mata
: bersih, tampak udem pada kelopak mata, pupil
bereaksi terhadap cahaya.
Telinga : tak ada kartilago sebelum 36 minggu.
Hidung : kartilago sedikit
Mulut
: warna bibir dan lidah merah muda.
Leher

Dada

Punggung
Abdomen

:
:

Genitalia

Ekstremitas

Reflek

Kulit tipis, jaringan mamae dan putting susu


belum terbentuk, suara napas vesikuler, simetris.
Lanugo banyak
Kulit tipis dan transparan, gerakan peristaltik
kelihatan, pembuluh darah terlihat, turgor kulit
lembek, hati dan ginjal mudah dipalpasi, distensi
abdomen, peristaltik usus terdengar.
Laki-laki : penis dan scrotum kecil, testis tak
teraba karena belum turun.
Perempuan : labia mayora tak ada, labia minora
dan klitoris tampak menonjol.
Kulit tak ada lemak, kuku lembek dan belum
melewati ujung jari, garis telapak kaki sedikit.
Menghisap dan menelan lemah sebelum 32
minggu.
Reflek moro lemah sebelum 32 minggu
Reflek ekstensi silang :sedikit fleksi sebelum
32 minggu, fleksi penuh pada 34 minggu

44
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak

B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot
pernapasan di tandai sianosis, retraksi dada, pernapasan
cuping hidung, respirasi tidak teratur, tachipneu.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan prematuritas ditandai reflek hisap lemah,
umur kehamilan < 37 minggu.
3. Gangguan pengaturan suhu tubuh berhubungan dengan belum
sempurnanya pusat pengaturan suhu tubuh ditandai suhu
kurang 36C, akral dingin dan pucat, kulit tipis, menggigil.
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh
rendah.
5. Risiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan kulit
tipis.
6. Risiko tinggi /aktual terjadi kecemasan orang tua berhubungan
dengan kelahiran prematur (BBLR)
7. Risiko tinggi / aktual terjadinya hipoglikemia berhubungan
dengan kurangnya cadangan glikogen ditandai dengan kulit
dingin dan lembeb, perubahan status mental, dan perubahan
kadar gula darah.
8. Risiko tinggi / aktual terjadi hiperglikemia berhubungan dengan
belum sempurnanya fungsi pankreas ditandai dengan bayi
tampak haus, adanya glukosa dalam urin, pernafasan kusmaul
dan output urine meningkat.
9. Risiko tinggi / aktual terjadinya hipokalsemia berhubungan
dengan kurangnya cadangan calsium (Ca) ditandai dengan
cyanosis, distensi abdomen dan edema
C. Perencanaan Keperawatan.
No

Diagnosa keperawatan

Pola napas tidak efektif


berhubungan dengan
kelemahan
otot
pernapasan di tandai
sianosis, retraksi dada,
pernapasan
cuping
hidung, respirasi tidak
teratur, tachipneu.

Gangguan pemenuhan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
berhubungan dengan

Perencanaan keperawatan
Tujuan dan kriteria
Rencana keperawatan
hasil
Tujuan :
1. Bersihkan jalan nafas.
pasien dapat memper 2. Berikan
posisi
yang
tahankan pernafasan
memudah kan pertukaran
yang efektif
udara / membuka jalan
Kriteria :
nafas.
RR 35-45 X/menit, 3. Berikan oksigen secara
reguler, kulit warna
tepat.
merah.
4. Monitor respirasi, perubahan
warna kulit.
5. Monitor auskultasi dada.
6. Kolaborasi dengan dokter.
Tujuan :
1. Observasi dan catat intake
Kebutuhan
nutrisi
output selama 24 jam.
terpenuhi.
2. Timbang BB tiap hari. Dalam
waktu yang sama.

45
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak

prematuritas ditandai
reflek hisap lemah,
umur kehamilan < 37
minggu.

Kriteria :
BB tidak turun lebih
dari 10%, tidak terjadi
muntah

Gangguan pengaturan
suhu
tubuh
berhubungan dengan
belum
sempurnanya
pusat pengaturan suhu
tubuh ditandai suhu
kurang 36C, akral
dingin dan pucat, kulit
tipis, menggigil

Tujuan :
Dapat
mempertahankan suhu
tubuh dalam batas
normal.
Kriteria :
Suhu 36C-37C, akral
hangat,
tidak
menggigil

Risiko tinggi infeksi


berhubungan dengan
daya
tahan
tubuh
rendah.

Tujuan :
Tidak terjad infeksi
selama perawatan.

Risiko tinggi gangguan


integritas
kulit
berhubungan dengan
kulit tipis.

Tujuan :
Tidak
kerusakan
kulit.

terjadi
integritas

Kulit tidak iritasi/luka,


tidak ada kemerahan.

Risiko tinggi /aktual


terjadi
kecemasan
orang tua berhubungan
dengan
kelahiran
prematur (BBLR)
.

Tujuan :
Orang tua
tidak cemas

Risiko tinggi / aktual


terjadinya hipoglikemia
berhubungan dengan
kurangnya cadangan
glikogen
ditandai
dengan kulit dingin dan

Tujuan : tidak trjadi


hipoglikemia

merasa

Kriteria :
Kecemasan orang tua
berkurang/hilang dan
bisa
di
ajak
berpartisipasi
dalam
perawatan

Kriteria :
Kulit bayi hangat, kada
gula darah normal (60-

3. Berikan nutrisi dengan NGT.


4. Berikan nutrisi parenteral
sesuai program.
5. Amati reaksi pasien bila
muntah/kembung.
1. Rawat bayi dalam inkubator.
2. Ciptakan lingkungan yang
hangat.
3. Observasi suhu tubuh.
4. Observasi suhu inkubator.
5. Segera keringkan bila bayi
basah.
6. Gunakan
penutup/topi
kepala.
7. Observasi k.u
1. Perhatikan tindakan aseptik
selama melakukan tindakan
perawatan.
2. Perhatikan
yanda-tanda
timbulnya infeksi.
3. Monitor suhu tiap 2 jam.
4. Isolasi penderota.
5. Berikan
nutrisi
yang
adekuat.
6. Jaga
lingkungan
tetap
bersih.
1. Segera ganti pakaian bila
basah/kotor.
2. Berikan
pakaian
yang
lembut
dan
mudah
menyerap keringat.
3. Beri talk pada bagian
lipatan.
4. Jaga kebersihan.
5. Monitor
tanda-tanda
lecet/merah.
1. Berikan penjelasan tentang
proses
penyakit
dan
prosedur pengobatan serta
perawatan.
2. Berikan
informasi
perkembangan
pasien
sesuai
dengan
daya
tangkap orang tua.
3. Berikan bantuan support bila
diperlukan.
4. Pelihara komunikasi yang
baik.
1. Kaji perubahan tingkah laku
dan perubahan mental.
2. Berikan
nurisi
secara
adekuat.
3. Monitor kadar gula darah.
4. Kolaborasi dokter untuk

46
RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak

lembeb,
perubahan
status mental, dan
perubahan kadar gula
darah
Risiko tinggi / aktual
terjadi
hiperglikemia
berhubungan dengan
belum
sempurnanya
fungsi
pankreas
ditandai dengan bayi
tampak haus, adanya
glukosa dalam urin,
pernafasan
kusmaul
dan
output
urine
meningkat.
Risiko tinggi / aktual
terjadinya
hipokalsemia
berhubungan dengan
kurangnya cadangan
calsium (Ca) ditandai
dengan
cyanosis,
distensi abdomen dan
edema

100 mg/100 ml), tidak


terjadi
perubahan
status mental.
Tujuan :
Tidak
hiperglikemia.

terjadi

Kriteria : kada gula


darah normal (60-100
mg/100 ml), respirasi
35-45 X/menit, tidak
ditemukan
glukosa
dalam urin, tidak ada
peningkatan
jumlah
urin

pemberian
vena.

glukosa

intra

1. Monitor respirasi.
2. Periksa urin, jka perlu.
3. Monitor kadar gula darah
tiap 2 jam, jika kadar gula
darah 120 mg/100 ml.
4. Berikan makanan secara
adekuat sesuai kebutuhan.

1. Amati
adanya
apnea,
syanosis,
edema
dan
distensi abdomen.
2. Kolaborasi dengan dokter

Вам также может понравиться