Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH
KELOMPOK 6 :
EKA NOVITA SARI S.Kep
ILMA PURWANINGSIH S.Kep
RIZKI APRIANI S.Kep
FITA SUKMA S.Kep
RISKA TRISWANDI S.Kep
RIYAN REZA PRATAMA S.Kep
RIFAN AZHARI S.Kep
M. RAMADANI NOOR S.Kep
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : Halusinasi
B.
Tujuan
a.
b.
C.
Tujuan Umum
1) Pasien dapat mengontrol atau mengendalikan halusinasi yang
dialaminya melalui kegiatan aktivitas kelompok.
Tujuan Khusus
1) Pasien dapat mengenal halusinasi.
2) Pasien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3) Pasien mengenal situasinya terjadinya halusinasi.
4) Pasien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
5) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
Landasan Teori
2. Halusinasi
a) Pengertian
Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang sampai
rangsang itu disadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi:
proses penerimaan rangsang (Stuart, 2007).
Perubahan persepsi sensori ditandai oleh adanya halusinasi. Beberapa
pengertian mengenai halusinasi di bawah ini dikemukakan oleh
beberapa ahli:
Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan
(stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di
telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari,
2005).
Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien
merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap
meskipun tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera
tersebut (Izzudin, 2005).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah
(Stuart, 2007).
b) Macam-macam Halusinasi
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap
antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar
dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk
melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya,
gambar
bau-bauan
yang
tidak
menyenangkan.
Halusinasi
kortikal
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau
keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas
adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup
klien.
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan,
bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,
perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian
individu
terhadap
stressor
dan
masalah
koping
dapat
mempengaruhi
respon
individu
dalam
menanggapi stressor.
d) Tanda dan Gejala
Menurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi
adalah sebagai berikut:
Bicara sendiri.
Senyum sendiri.
Ketawa sendiri.
Menggerakkan bibir tanpa suara.
Pergerakan mata yang cepat
Respon verbal yang lambat.
Menarik diri dari orang lain.
Berusaha untuk menghindari orang lain.
Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa
detik.
Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
Sulit berhubungan dengan orang lain.
Ekspresi muka tegang.
Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
Tampak tremor dan berkeringat.
Perilaku panik.
Agitasi dan kataton.
Curiga dan bermusuhan.
Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
Ketakutan.
Tidak dapat mengurus diri.
Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.
e) Rentang Respon
Adaptif
Pikiran logis
Persepsi kuat
Emosi
Konsistendengan
Pengalaman
Perilaku sesuai
Berhubungan sosial
Distorsi pikiran
Ilusi
Reaksi emosi berlebihan
atau kurang
Perilaku aneh/tidak biasa
Menarik diri
Maladaptif
Gangguanpikir/delusi
Halusinasi
Sulit berespon
Perilaku disorganisasi
Isolasi sosial
D.
Pasien
Karakeristik / Kriteria
1.
b.
c.
d.
3.
Jumlah pasien
Pasien halusinasi yang mengikuti TAK berjumlah 6 orang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
E.
Tn. H
Tn. A
Tn. B
Tn. I
Tn. U
Tn. R
Pengorganisasian
1. Uraian Struktur Kelompok
a. Tempat Pertemuan
b. Hari/Tanggal
c. Waktu
d. Lama
: 30 Menit
2. Metode
a.
b.
c.
d.
Dinamika Kelompok
Diskusi dan tanya jawab
Simulasi, berkenalan, memperkenalkan diri
Mengontrol halusinasi
Laptop
Speaker
Bola
Kursi dan Meja
Buku catatan dan pulpen
Lembar Observasi
4. Tim Terapis
a.
b.
Membantu
leader
dalam
mengorganisir
anggota
kelompok
-
c.
Fasilitator :
1. Fita sukma, S.kep
2. Ilma Purwaningsih, S.kep
3. Rizki Apriani, S.kep
4. Eka novita sari, S.kep
5. Riyan Reza Pratama, S.Kep
Tugas :
Membantu leader memfasilitasi dan memotivasi anggota untuk
berperan aktif
10
5.
Setting Tempat
11
Setting Tempat
Gambar Setting Tempat
C
L
Keterangan:
: Leader
: Co-leader
: Observasi
: Fasilitator
: Klien
12
F.
Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu gangguan persepsi sensori :
halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik :
1. Salam dari terapis
2. Perkenalan nama dan panggilan terapis
b. Evaluasi / validasi :
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan Masalah yang dialami
c. Kontrak :
1. Topik : menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
2. Waktu : lama kegiatan maksimal 30 menit
3. Tempat : di ruang Kelas I, II, VIP, RBD Pria
4. Menjelaskan tata tertib aturan main berikut :
Peserta diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hingga
akhir
Peserta diharapkan mampu menjawab sesuai pada tujuan
khusus
Peserta tidak boleh berbicara bila belum diberi kesempatan;
peserta tidak diperkenankan memotong pembicaraan orang
lain.
Tidak boleh ada peserta lain yang ikut ketika acara TAK sudah
berjalan
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu akan dihidupkan lagu dari laptop serta bola
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat lagu dimatikan maka anggota kelompok yang memegang
bola memperkenalkan dirinya.
13
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Achir Yani. (2000). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa
Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Hawari, Dadang. (2001). Pendekatan Holistik pada gangguan Jiwa Skizofrenia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Isaacs, Ann. (2005). Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Keliat, Budi Anna. (2006) Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Maramis, W. F. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya: Airlangga
University Press.
Townsend, Mary. C. (2000). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts Of
Care. Edisi 3. Philadelphia: F. A. Davis Company
Stuart dan Laraia. (2007). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6.
St. Louis: Mosby Year Book.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Reflika Aditama.
Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC
16
Nama Klien
Aspek yang
NO
dinilai
Tn.H
Tn.A
Tn.B
Tn.I
Tn.U
Tn.R
Menyebutkan
cara yang selama
ini
digunakan
untuk
mengatasi
halusinasi
2
Menyebutkan
efektivitas
cara
yang digunakan
3
Menyebutkan
cara
mengatasi
halusinasi dengan
menghardik
4
Memperagakan
cara menghardik
halusinasi
Petunjuk:
1. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara
mengatasi halusinasi dengan menghardik dan memperagakan cara menghardik
halusinasi. Beri tanda jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak
mampu.