Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Meningitis
adalah
peradangan
pada
selaput
otak
peningkatan sel-sel
Jenis
patogen
yang
menyebabkan meningitis
pada
patogen
aeruginosa,
yang
lebih
jarang,
Staphylococcus
seperti
aureus,
Pseudomonas
Salmonella,
atau
Bakteri patogen
<3
3bln-<18
18-
bln
+
thn
50thn
Sreptococcus grup
B
E. coli
Listeria
>50 thn
monocytogenes
Neisseria
meningitides
Streptococcus
pneumoniae
Hemophilus
influenzae
2.3. Epidemiologi
Meningitis bakterial merupakan kegawatan neurologis yang
mengancam nyawa. Kejadian tahunan diperkirakan mencapai 25% per 100.000 orang di dunia Barat dan angka itu 10 kali lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
negara
kurang
berkembang.
selamat
memiliki
gejala
sisa
neurologis
permanen.
dapat diperkirakan
pada
penyakit
Faringitis,
Tonsilitis,
Pneumonia,
26
Media,
Mastoiditis,
Trombosis
sinus
dan
Sinusitis.
polimorfonuklear
ke
dalam
ruang
subarakhnoid,
27
atau
sepsis
disertai
kejang
harus
dicurigai
28
Meningitis Tuberkulosis
Stadium prodromal
Berlangsung 1-3 minggu dengan gejala tidak khas dan belum
ditemukan gejala neurologis. Gejala berupa demam, lemas,
anoreksia, nyeri perut, sakit kepala, perubahan siklus tidur, mual,
muntah,
konstipasi,iritabel
hingga
apatis,
tapi
tidak
ada
Stadium transisional
Pada stadium ini tanda rangsang meningeal positif, yaitu kaku
kuduk, kernig, dan brudzinski. Terjadi penurunan kesadaran
namun tidak sampai koma atau delirium, hidrosefalus, papil
edema ringan, kelumpuhan saraf kranial. Sakit kepala hebat dan
muntah.
Stadium terminal
29
2.6. Diagnosis
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
Kultur CSS
Merupakan gold standard, sensitivitas 85% bila belum
mendapat
terapi
antimicrobial
sebelumnya
tetapi
Pewarnaan gram
Dapat memberikan hasil yang lebih cepat dan relative
murah untuk identifikasi bakteri penyebab. Sensitivitas 6090% dan spesifisitas 97%.
Latex agglutination
30
PCR
Dapat mendeteksi DNA dari pathogen meningen seperti N.
meningitides, S. pneumonia, H influenza, dan lain lain.
Analisis CSS
Selain mengisolasi bakteri pathogen penyebab, diagnosis
juga dapat ditegakkan berdasarkan karakteristik cairan
serebrospinal.
kasus
meningitis
-monocytogenes
(25-30%),
31
2.7.
-
Pencitraan
CT scan kepala
Pada permulaan penyakit, CT scan tampak normal.Adanya
eksudat purulen di basal, ventrikel yang mengecil, disertai
edema otak, atau ventrikel yang membesar akibat obstruksi
cairan serebrospinalis. Bila penyakit berlanjut, dapat terlihat
adanya daerah infark akibat vasculitis. Indikasi CT scan sebelum
LP : adanya defisit neurologis fokal, kejang pertama kali, edema
papil, penurunan kesadaran dan penekanan status imun
MRI kepala
Lebih baik dibandingkan CT scan dalam menunjukkan daerah
edema dan iskemik di otak. Penambahan kontras gadolinium
menunjukkan diffuse meningeal enhancement.
32
ditemukan
bukti
bahwa
penggunaan
antipiretik
,3-4
kali
sehari.
Meskipun
jarang,
asam
33
anak
kurang
dari
18
bulan,
sehingga
penggunaan
asam
2) Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada
saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang pada 30%60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg
setiap 8 jam pada suhu > 38,5 0C. Dosis tersebut cukup tinggi
dan menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi yang cukup berat
pada 25-39% kasus. Fenobarbital, karbamazepin, dan fenitoin
pada saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam
.
3) Pemberian obat rumat
3.1. Indikasi pemberian obat rumat
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam
menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu):
1. Kejang lama > 15 menit
2.Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya
hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental,
hidrosefalus.
3. Kejang fokal
4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
34
diberikan
selama
tahun
bebas
kejang,
35
Bersihkan
hidung.Walaupun
muntahan
atau
kemungkinan
lendir
lidah
di
mulut
tergigit,
atau
jangan
Meningitis Bakterialis
1) Terapi kausal
36
diatasi,
maka
harus
dipikirkan
adanya
Untuk
mengatasi
edema
otak
diberi
kortikosteroid
Nutrisi adekuat
Meningitis Tuberkulosis
1) Terapi Kausal
Obat anti tuberkulosis
37
2) Suportif
Nutrisi adekuat
2.10. Komplikasi
Meningitis Bakterialis
Ventrikulitis
SIADH
Subdural empyema
Abses serebri
Hidrosefalus komunikan
Gangguan vestibular
Epilepsi
Meningitis Tuberkulosis
Mata: atrofi optic dan kebutaan
THT: gangguan pendengaran dan keseimbangan
Sequele neurologis minor: kelainan saraf otak, nistagmus,
ataksia, gangguan pada koordinasi dan spastisitas
Kelainan
pituitari
dan
hipotalamus:
prekoks
seksual,
39