Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
kesehatan
penduduk
Untuk
mencapai
visi
tersebut,
puskesmas
secara
umum
bertujuan
untuk
terlaksananya
pelayanan
di puskesmas dan sebagai pedoman bagi dinas kesehatan dalam pembinaan pelayanan
kefarmasian di puskesmas. Puskesmas memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
a. Berupaya menggerakkan lintas sektoral dan dunia usaha di wilayah
kerjanya
agar
menyelenggarakan
pembangunan
yang
berwawasan
kesehatan.
b. Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat:
a. Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat.
b. Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan.
c. Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan.
d. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
e. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
f. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (kontinyu) mencakup pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2014).
6.
7.
8.
9.
UPT Kesmas Blahbatuh I didirikan pada Tahun 1974 yang merupakan salah satu
dari 2 (dua) UPT Kesmas yang ada di Kecamatan Blahbatuh dengan luas wilayah
kerja 19,65 km dimana Desa Pering merupakan desa dengan wilayah terluas.
Wilayah UPT Kesmas Blahbatuh I meliputi 5 Desa dan 29 Dusun.
Tabel 2.1 Kondisi Geografi UPT Kesmas Blahbatuh I Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
Desa/Keluraha
Jml Desa
Waktu tempuh
Tertinggal
ke UPT
Medahan
Keramas
Pering
Belaga
Bona
UPT Kesmas
B. Kondisi Demografi
0
0
0
0
0
0
Jumlah Dusun
Kesmas
15
4
15
6
15
7
15
6
15
6
Menit
29
(UPT Kesmas Blahbatuh I, 2015)
Jumlah penduduk yang cukup besar menjadi peluang bagi UPT Kesmas
Blahbatuh I untuk meningkatkan peran sebagai salah satu provider pelayanan
kesehatan dasar di wilayah kerjanya. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,
rasio beban tanggungan, rasio jenis kelamin, jumlah rumah tangga, rata-rata jiwa dan
kepadatan penduduk per Km yang tercatat berada di wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh I dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I
No
Desa/Keluraha
Rata-rata
Kepadata
jiwa/RT
n
penduduk
1
2
3
4
5
Medahan
Keramas
Pering
Belaga
Bona
Puskesmas
2.685
4.354
4.437
2.685
2.069
16.230
per Km2
2.671
5
1.370
4.343
5
1.843
4.222
6
1.370
2.677
6
2.145
2.076
5
1.884
15.989
27
8.612
(UPT Kesmas Blahbatuh I, 2015)
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas Tahun 2015 sejumlah 32.219
jiwa yang terdiri dari laki-laki 16.230 orang dan perempuan 15.989 orang dengan sex
ratio 102 dengan kepadatan penduduk 8.612 per km di mana Desa Belega
merupakan desa dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi yaitu 2,145 per km
sedangkan jumlah KK di UPT Kesmas Blahbatuh I Tahun 2013 sebanyak 6.615 KK
dengan keluarga miskin yang dilayani sebanyak 2.504 kepala keluarga dan kartu
sehat sulinggih sebanyak 11 orang.
Indonesia Sehat 2010 diperlukan adanya kebijakan dan langkah langkah strategi
yang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK/II/2004.
1. Kedudukan UPT Kesmas :
a. Sistem Kesehatan Nasional :
Kedudukan UPT Kesmas Blahbatuh I adalah sebagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat wilayah kerja UPT
Kesmas Blahbatuh I.
b. Sistem Kesehatan Kabupaten :
Kedudukan UPT Kesmas Blahbatuh I adalah sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten
Gianyar di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I.
c. Sistem Pemerintahan Daerah
Kedudukan UPT Kesmas Blahbatuh I adalah sebagai Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar yang merupakanunit struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar bidang kesehatan di tingkat
Kecamatan Blahbatuh.
d. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai Mitra Kerja dengan berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta (Praktek
dokter swasta, bidan, klinik). Sebagai Pembina terhadap bentuk upaya
kesehatan, kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat (Posyandu, Pos
Obat Desa, Pos UKK).
2. Fungsi UPT Kesmas
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan ;
kesehatan
serta
melaporkan
terjadinya
dampak
akibat
Struktur organisasi UPT Kesmas Blahbatuh I mengacu kepada Perda No.6 Tahun
2008 dan Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2006. Susunan struktur organisasi dapat
dilihat pada gambar berikut:
Koordinator
Pembinaan
Pengobatan
Tradisional
(A.A.Dewi
Untari,A.Md.Kep)
5. Koordinator Kesehatan Penunjang
a. Sub Koordinator Sistem Informasi kesehatan (I Kdk Muliastra)
b. Sub Koordinator Catatan/Rekam Medik ( Ida Ayu Putu Anom)
c. Sub Koordinator Pencatatan Pelaporan Terpadu (Dewa Ayu Mas Sri Parwati)
d. Sub Koordinator Farmasi ( Luh Putu Oka Kartika Dewi,A.Md.Keb)
e. Sub Koordinator Laboratorium Sederhana (I Dewa Ayu Lidya Ari,S.Kep)
f. Sub Koordinator Penanganan Rujukan (I Dewa Ayu Mas Sri Parwati)
6. Koordinator Jejaring ( UPT Kesmas Pembantu)
a. Sub Koordinator Pustu Desa Medahan (Ni Nyoman Nurani,A.Md.Keb)
b. Sub Koordinator Pustu Desa Pering (Ni Made Suyanti,A.Md.Keb)
c. Sub Koordinator Pustu Desa Belega (Ni Kt Tetep,A.Md.Keb)
d. Sub Koordinator Pustu Desa Bona (Ni Wayan Trisnawati,A.Md.Keb)
e. Sub Koordinator UPT Kesmas Keliling (A.A.Gde Rai Sujana)
keterpaduan
(program
dan
sektor)
untuk
mengatasi
h. Kesehatan anak.
Melihat definisi dan tugas pokok puskesmas, maka fungsi pokok UPT. Kesmas
Blahbatuh I Kabupaten Gianyar adalah:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
2.7.5 Program UPT Kesmas Blahbatuh I
Kedudukan UPT Kesmas Blahbatuh I dalam sistem kesehatan kabupaten
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar yang
bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten Gianyar di wilayah UPT Kesmas Blahbatuh I. Program yang dimiliki UPT
Kesmas Blahbatuh I yang digunakan untuk mencapai upaya pembangunan kesehatan,
meliputi :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib UPT Kesmas Blahbatuh I adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap UPT Kesmas yang ada di
wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib UPT Kesmas Blahbatuh I adalah :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan dasar
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
farmasi
adalah
obat,
bahan
obat,
obat
tradisional
dan
pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan adalah agar dana yang tersedia
dapat digunakan sebaik-baiknya dan berkesinambungan guna memenuhi kepentingan
masyarakat yang berobat ke UPT Kesmas. Ruang lingkup pengelolaan obat secara
keseluruhan mencakup perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, pengendalian dan pencatatan serta pelaporan (Depkes RI, 2014).
Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:
anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan Obat, buffer stock,
serta menghindari stok berlebih.
2. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan kebijakan pemerintah daerah setempat.
3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar Obat yang
diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh
Puskesmas. Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung
jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.
Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan
jumlah Obat, bentuk Obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), ditandatangani oleh
petugas penerima, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat,
maka petugas penerima dapat mengajukan keberatan. Masa kedaluwarsa minimal dari
Obat yang diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah
satu bulan.
4. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap Obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, mempertimbangkan halhal sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan
dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian Obat
per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan pendistribusian
ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan
kebutuhan (floor stock).
yang sesuai dengan kebutuhan individualnya, untuk jangka waktu pengobatan yang
adekuat, dan biaya yang terjangkau bagi pasien dan masyarakat banyak. Sasaran
penggunaan obat yang rasional adalah penggunaan obat dalam jenis, bentuk sediaan,
dosis, dan jumlah yang tepat disertai informasi yang benar, lengkap, dan tidak
menyesatkan. Manfaat penggunaan obat yang rasional adalah meningkatkan mutu
pelayanan, mencegah pemborosan sumber dana, dan meningkatkan akses terhadap
obat esensial.
Penggunaan obat dikatakan rasional apabila memenuhi kriteria yaitu tepat
indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, dan waspada terhadap efek samping.
1. Tepat indikasi
Berkaitan dengan penentuan perlu tidaknya suatu obat diberikan pada kasus
tertentu dan disesuaikan dengan indikasi medis pasien.
2. Tepat obat
Berkaitan dengan pemilihan kelas terapi dan jenis obat berdasarkan pertimbangan
manfaat, keamanan, mutu, dan harga.
3. Tepat pasien
Berkaitan dengan pemilihan obat yang sesuai untuk kondisi spesifik pasien, serta
memperhatikan pasien dengan populasi khusus yaitu pasien pediatri, geriatri,
wanita hamil dan menyusui, obesitas, pasien dengan gangguan ginjal dan hati.
4. Tepat dosis
Berkaitan dengan penentuan dosis (termasuk frekuensi dan durasi pengobatan)
disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
-
Tepat Jumlah
Jumlah obat yang diberikan harus dalam jumlah yang cukup.