Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
RizkyAbdillah
Hadi Rifki Ramadhan
Diputra Prima
Sarah Levita
MursyidahSholihati
Pembimbing:
dr. MasrulSyafri, Sp.PD Sp.JP (K), FIHA
dr. EkaFithraElfi, Sp.JP, FIHA
2
3
3
4
5
5
5
5
6
7
8
9
11
13
17
19
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penyebab Gagal Jantung ...................................................................... 7
Tabel 2.2 Bukti adanya kongesti dan perfusi rendah pada profil hemodinamik... 11
Tabel 2.3 Kelainan pada EKG dengan gagal jantung akut................................... 11
Tabel 2.4 Kelainan Foto Toraks pada Pasien Gagal Jantung ............................... 12
Tabel 2.5 Kriteria Framingham ............................................................................ 13
Tabel 2.6 Klasifikasi Derajat Gagal Jantung ....................................................... 14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Profil hemodinamik pada gagal jantung akut .................................. 10
Gambar 2.2 Skema diagnostik untuk pasien dicurigai gagal jantung................. 14
Gambar 2.3 Karakteristik Gagal Jantung Sistolik dan Diastolik......................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagal jantung (akut dan kronik) merupakan masalah kesehatan yang
menyebabkan penurunan kualitas hidup. Seorang pasien yang menderita
gagal jantung biasanya sering kembali datang ke rumah sakit
karena
kekambuhan yang tinggi dan peningkatan angka kematian yang tinggi pada
penyakit ini. Sekitar 45% pasien gagal jantung akut akan dirawat ulang paling
tidak satu kali, 15% paling tidak dua kali dalam dua belas bulan pertama.
Estimasi risiko kematian dan perawatan ulang antara 60 hari berkisar 30-60%,
tergantung dari studi populasi.1 Gagal jantung merupakan penyebab paling
banyak perawatan di rumah sakit pada populasi Medicare di Amerika Serikat,
sedangkan di Eropa dari data-data Scottish memperlihatkan peningkatan dari
perawatan gagal jantung, apakah sebagai serangan pertama atau sebagai
gejala utama atau sebagai gejala ikutan dengan gagal jantung. Peningkatan ini
sangat erat hubungannya dengan semakin bertambahnya usia seseorang.1,2
Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejalagejala atau tanda-tanda akibat fungsi jantung yang abnormal, dapat berupa
serangan pertama gagal jantung, atau perburukan dari gagal jantung kronik
sebelumnya. Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit jantung
sebelumnya.2 Disfungsi jantung bisa berupa disfungsi sistolik, disfungsi
diastolik atau bahkan keduanya.2,3
Penyakit jantung koroner merupakan etiologi gagal jantung akut pada 6070% pasien terutama pada pasien usia lanjut, sedangkan pada usia muda,
gagal jantung akut diakibatkan oleh kardiomiopati dilatasi, aritmia, penyakit
jantung kongenital atau valvular dan miokarditis.2,4 Gagal jantung akut
maupun gagal jantung kronik sering merupakan kombinasi kelainan jantung
dan organ sistem lain terutama penyakit metabolik. 2,4 Boleh dikatakan bahwa
gagal jantung adalah bentuk terparah atau fase terminal dari setiap penyakit
jantung.3 Oleh sebab itu, gagal jantung di satu sisi akan dapat dengan mudah
dipahami sebagai suatu sindrom klinis, namun di sisi lain gagal jantung
merupakan suatu kondisi dengan patofisiologis yang sangat bervariasi dan
kompleks.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Epidemiologi Gagal Jantung Akut
Penyebab
Beragam manifestasi
Hipertensi
Kardiomiopati
Obat-obat
Golongan sitotoksik
Toksin
Endokrin
Nutrisi
Infiltratif
Sarkoidosis, amiloidosis
Lain-lain
2.3 Patofisiologi
Kegagalan pada jantung dapat disebabkan oleh 1 atau lebih dari beberapa
mekanisme utama di bawah ini(10):
1. Kegagalan pompa
Terjadi akibat kontraksi otot jantung yang lemah, tidak adekuat, atau
karena relaksasi otot jantung yang tidak cukup untuk terjadinya pengisian
ventrikel.
2. Obstruksi aliran
Obstruksi dapat disebabkan adanya lesi yang mencegah terbukanya katup
atau keadaan lain yang dapat menyebabkan peningkatan ventrikel jantung,
seperti stenosis aorta dan hipertensi sistemik.
3. Regurgitasi
Regurgitasi dapat meningkatkan aliran balik dan beban kerja ventrikel,
seperti yang terjadi pada keadaan regurgitasi aorta serta pada regurgitasi
mitral.
4. Gangguan konduksi yang menyebabkan kontraksi miokardium yang tidak
maksimal dan tidak efisien.
Beberapa keadaan di atas dapat menyebabkan overload volume dan tekanan
serta disfungsi regional pada jantung sehingga akan meningkatkan beban kerja
jantung dan menyebabkan remodeling structural jantung. Jika beban kerja jantung
semakin progresif, maka akan semakin memperberat remodeling sehingga akan
menimbulkan gagal jantung10,11.
2.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang terdapat pada gagal jantung akut antara lain11:
Gagal jantung dekompensai (de novo atau gagal jantung kronik yang
mengalami dekompensasi) dengan gejala atau tanda gagal jantung akut
dengan gejala ringan, dan belum memenuhi syarat untuk syok kardiogenik,
septik.
Gagal jantung kanan yang ditandai dengan sindrom low output, peninggian
tekanan vena jugularis, pembesaran hepar, dan hipotensi.
ischemia.
Profil B dan C khas pada pasien dengan edema paru akut12.
Pasien dengan profil B menggambarkan kondisi paru yang mengalami
kongesti (mengindikasikan terjadinya volume overload: ronki paru,
distensi vena jugularis, dan edema ekstremitas bawah)namun perfusi
jaringan masih dapat dipertahankan (warm)12.
Profil C merupakan keadaan yang lebih serius, dengan adanya temuan
kongesti, gangguan lebih lanjut pada cardiac output sehingga terjadi
vasokonstriksi sistemik, dan ekstremitas yang dingin (cold, menandakan
penurunan perfusi jaringan). Pasien dengan profil C memiliki prognosis
2.5 Pemeriksaan
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada gagal jantung
akut antara lain:
1. EKG
Pemeriksaan EKG harus dilakukan pada semua pasien diduga gagal jantung.
Pemeriksaan EKG menunjukkan irama dan konduksi listrik jantung, sehingga
dapat diketahui apakah terdapat gangguan sinoatrial, blok atrioventrikular
10
Causes
Clinical implications
Sinustachycardia
DecompensatedHF,anaemia,fever,hy Clinicalassessment
perthyroidism
Laboratoryinvestigation
Sinusbradycardia
BetaReviewdrugtherapy
blockade,digoxin,ivabradine,verapami Laboratoryinvestigation
l,diltiazem
Antiarrhythmics
Hypothyroidism
Atrialtachycardia/flu Sicksinussyndrome
Hyperthyroidism,infection,mitralvalv Slow AVconduction,
tter/
Fibrillation
edisease
DecompensatedHF,infarction
anticoagulation,pharmacological
cardioversion,electricalcardioversi
on,catheterablation
Ventriculararrhythm Ischaemia,infarction,cardiomy
ias
opathy,myocarditis
hypokalaemia,hypomagnesa
emia
Digitalisoverdose
Laboratoryinvestigation
Myocardialischaemia Coronaryarterydisease
/infarction
Qwaves
Infarction,hypertrophic
cardiomyopathy
LBBB,pre-excitation
Lvhypertrophy
Hypertension,aorticvalvedis
Echocardiography,troponins,perfusion/via
bilitystudies,coronary
angiography,revascularization
Echocardiography,perfusion/viabilitystudies
,coronary angiography
Exercisetest,perfusion/viabilitystudies,c
oronary angiography,
electrophysiologytesting,ICD
Echocardiography/CMR
ease,hypertrophic
cardiomyopathy
Avblock
LowQRSvoltage
Infarction,drugtoxicity,myocarditis,s
arcoidosis,genetic cardiomyopathy
(laminopathy,desminopathy),Lymedi
sease
Obesity,emphysema,pericardialeffusi
on,amyloidosis
Reviewdrugtherapy,
evaluateforsystemicdisease;familyhistory/
genetictestingindicated.PacemakerorICDm
aybeindicated.
Echocardiography/CMR,chestXray;foramyloidosisconsider
furtherimaging(CMR,99mTc-DPD
scan)andendomyocardial biopsy
2. Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi memberikan penilaian yang cepat terhadap
volume ventrikel, fungsi sistolik dan diastolik ventricular, penebalan
dinding jantung, dan fungsi katup13.
3. Foto toraks
11
Penyebab
Implikasi klinis
Ekokardiografi,
Doppler
Ekokardiografi,
Doppler
Tampak paru
Bukan kongesti paru
normal
Mendukung
diagnosis gagal
jantung kiri
Edema
interstitial
Mendukung
diagnosis gagal
jantug kiri
Efusi pleura
Pikirkan etiologi
non-kardiak (jika
efusi banyak)
Tatalaksana kedua
Pneumonia dapat sekunder akibat penyakit:ngagal
kongesti paru
jantung dan infeksi
paru
Pemeriksaan
diagnostic lanjutan
2.6 Diagnosis
Diagnosis gagal jantung akut ditegakkan berdasarkan gejala dan penilaian
klinis, didukung oleh pemeriksaan penunjang seperti EKG, foto toraks, biomarker,
12
13
14
fisik
Stadium B
Telah terbentuk penyakit struktur
jantung yang berhubungan dengan
perkembangan gagal jantung, tidak
terdapat tanda atau gejala.
Stadium C
Gagal jantung yang simptomatik
berhubungan dengan penyakit
structural jantung yang mendasari
Stadium D
Penyakit jantung structural lanjut
serta gejala gagal jantung yang
sangat bermakna saat istirahat
walaupun sudah mendapat terapi
medis maksimal (refrakter)
Kelas I
Tidak terdapat batasan dalam
melakukan aktifitas fisik.
Aktifitas fisik sehari-hari tidak
menimbulkan kelelahan, palpitasi
atau sesak napas.
Kelas II
Terdapat batasan aktifitas ringan.
Tidak terdapat keluhan saat istirahat,
namun aktifitas fisik sehari-hari
menimbulkan kelelahan, palpitasi
atau sesak nafas.
Kelas III
Terdapat batasan aktifitas bermakna.
Tidak terdapat keluhan saat istirahat,
tetapi aktifitas fisik ringan
menyebabkan kelelahan, palpitasi
atau sesak
Kelas IV
Tidak dapat melakukan aktifitas fisik
tanpa keluhan.
-Terdapat gejala saat istirahat.
Keluhan meningkat saat melakukan
aktifitas
15
16
Tata laksana gagal jantung akut di layanan primer dapat dilakukan tindakan
sebagai berikut(6):
a. Modifikasi gaya hidup:
(berat)
Pembatasan asupan garam maksimal 2 gram/hari (ringan), maksimal 1
gram/hari (berat)
Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
b. Aktivitas fisik:
Pada pasien dengan gagal jantung akut, dimana kondisi klinis mengalami
perburukan dalam waktu cepat, harus segera dirujuk ke layanan sekunder (Sp.JP
atau Sp.PD) untuk penanganan lebih lanjut(6). Pada layanan kesehatan yang lebih
tinggi PERKI merekomendasikan terapi pasien gagal jantung akut berdasarkan beberapa
kondisi sebagai berikut14 :
1.
2.
3.
4.
5.
17
DAFTAR RUJUKAN
1. American Heart Association. Heart Disease and Stroke Statistic-2004
Update. Dallas, TX: American Heart Association: 2003
2. Sudoyo, Aru. W. et.al. (editor) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III,
Ed. 5. Jakarta Pusat : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
3. Leonard, S. Lilly (editor) Patophysiology of the heart : a collaborative
project of medical students and faculty 5th Ed. : Lippicont Williams
&Wikkins, a WolterKhower Business, 2011
4. Fox KF, Cowle MR, Wood DA et.al. Coronary artery disease as the cause
incident heart failure in the population. Eur Heart J 2001:22:228-36
5. Price SA, Wilson ML, Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit
Ed.6.(Brahm U. Pendit..., Penerj.) Editor edisi bahasa Indonesia, Hartanto
H, et.al. Jakarta : ECG, 2005
6. Permenkes No 5 Tahun 2014 : Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, 2014
7. Krumbolz HM, Parent EM, Tu N et.al. Readmission after hospitalization
for congestive heart failure among Medicare beneficiaries. Arch Intern
Med 1997 : 157:99-104
8. Cleland JG, Swederg K, Follath F, et.al. The Euroheart failure survey
programme a survey on the quality of care among patients with heart
failure in Europe, Part 1 : patient characteritics and diagnosis. Eur Heart J
2003:24:442-63
9. Rilantono, Lyli I. et.al., (editor) Tim Kardiologi FKUI. Buku Ajar
Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2002
10. Dewi WK. 2009. Hubungan antara Riwayat Gagal Ginjal Kronik dengan
Mortalitas di Rumah Sakit pada Pasien dengan Diagnosis Gagal Ginjal
Akut di Lima Rumah Sakit di Indonesia pada Desember 2005 Desember
2006. Skripsi. Jakarta. Program Studi Pendidikan Dokter Umum Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
11. Manurung D. 2010. Tata Laksana Gagal Jantung Akut. Dalam (Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S ed). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Ed 5. Jakarta: InternaPublishing, 1515-9.
12. Chatterjee NA, Fifer MA. 2011. Heart Failure. In(Lilly LS ed).
Pathophysiology of Heart Disease. Ed 5. Philadelphia: Lippincott Williams
&Wilkins, 216-43.
13. McMurray JJV, Adamopoulos S, Anker SD, Auricchio A, Bohm M,
Dickstein K, et al. 2012. ESC Guidelines for the Diagnosis and Treatment
of Acute and Chronic Heart Failure 2012. Eur Heart J, 33: 1787-847.
14. Siswanto BB, Hersunarti N, Erwinanto, Barack R, Pratikto RS, Nauli SE,
dkk. 2015. Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung. PERKI.
18