Вы находитесь на странице: 1из 5

Model Numerik Aliran 2 Dimensi dengan kedalaman rata-rata dan

Transportasi Sedimen pada saluran terbuka dengan vegetasi


By: Weiming Wu and Sam S.Y. Wang
Sebuah model numerik kedalaman rata-rata dua dimensi (2-D) untuk simulasi
aliran dan sediment transport dan perubahan morfologi pada vegetasi di dasar
saluran terbuka dibentuk. Model aliran memecahkan persamaan kedalaman ratarata 2-D air dangkal, dengan viskositas eddy yang ditentukan oleh model standar k turbulence model. Efek vegetasi diperhitungkan dengan memasukkan gaya seret
(drag force) yang diberikan oleh aliran pada vegetasi dalam persamaan momentum,
dan pembangkitan dan disipasi energi turbulent karena adanya vegetasi pada
persamaan k dan . Karena kerapatan vegetasi muncul dalam persamaan pengatur,
model ini berlaku pada kerapatan vegetasi yang tinggi. Model angkutan sedimen
mensimulasikan non-ekuilibrium transpor dari nonuniform total load. Persamaan
pengatur diselesaikan dengan menggunakan metode volume hingga diterapkan
pada curvilinier, non-staggered grid. Model ini telah diuji terhadap data yang diukur
dari tiga percobaan laboratorium. Profil melintang kecepatan aliran dan tegangan
geser Reynold pada flume lurus sebagian tertutup oleh vegetasi, pola aliran
berkelok-kelok di flume dengan zona vegetasi alternatif, dan perkembangan pulau
bervegetasi diakomodir oleh model yang dibuat.

PENDAHULUAN

Vegetasi yang tumbuh di dasar saluran, tebing dan dataran banjir memainkan
peranan penting tidak hanya pada proses biologi, tetapi juga pada proses
hidrodinamika aliran 1. Aliran yang berada di dekat vegetasi akan menjadi lambat,
sedangkan aliran yang berada jauh dari itu akan menjadi cepat, sehingga akan
mengubah morfologi saluran. Transportasi polutan dan habitat air juga akan akan
terpengaruh oleh vegetasi. Dengan meningkatnya perhatian akan kualitas ekologi
sistem air permukaan dan restorasi sungai menuju keadaan alaminya, penelitian
tentang efek vegetasi di sungai telah diperluas dan dipercepat. Banyak bidang dan
studi laboratorium, dan analisis numerik telah dilakukan oleh banyak peneliti.
Diantaranya, Tsujimoto et al. [1992]; Lopez dan Garcia [1996]; Hodge et al. [1997];
Fairbanks and Diplas [1998]; Carollo et al. [2001]; stone and Shen [2002]
mengadakan penelitian untuk membahas efek kekakuan, fleksibilitas, vegetasi yang
terendam atau setengah terendam pada kecepatan rata-rata aliran, karakteristik
turbulen dan hambatan aliran. Li and Shen [1973]; Reid dan Whitaker [1976]; Dunn
et al. [1996]; Fathi-Maghadam dan Kowen [1997}; Tsujimoto [1998] belajar tentang
proses angkutan sedimen dan filtrasi dalam saluran bervegetasi. Bennett et al.
[2002] mengadakan percobaan tentang aliran pada saluran dengan alternatif
batang vegetasi, dan Tsujimoto [1998] membuat eksperimen dan studi lapangan
1 Brookes and Shields, 1996

tentang pengembangan geomorfology pulau bervegetasi (delta) di sungai. Shimizu


dan Tsuimoto [1994]; Lopez dan Garcia [2001] menciptakan model vertikal 2-D
untuk aliran turbulen dengan efek dari vegetasi, dan Tsujimoto et al. [1996]
melaporkan model kedalaman rata-rata 2D untuk aliran dan angkutan sedimen
pada saluran bervegetasi. Studi telah memberikan pemahaman secara fisik dan
numerik untuk masalah rekayasa sungai yang terkait dengan vegetasi.
Namun demikian, proses interaksi antara vegetasi, aliran, sedimen, dan saluran
dipandang sangat kompleks. Penalaran yang kuat terhadap studi numerik terhadap
seluruh sistem diperlukan. Paper ini menyajikan dasar dari model matematika aliran
dan angkutan sedimen pada saluran bervegetasi. Model numerik 2D kedalaman
rata-rata dibuat untuk melengkapi penelitian sebelumnya yang dipimpin oleh
Shimizu dan Tsujimoto [ 1994]; Tsujimoto et al. [1996]; Lopez dan Garcia [2001].
Secara khusus, model yang dibuat mempertimbangjan kerapatan vegetasi pada
persamaan pengatur, dan mensimulasi aliran turbulen, total distribusi beban yang
tak seragam dan perubahan dasar saluran bervegetasi.

KONSEP DAN DEFINISI

2.1 Deskripsi Vegetasi


Vegetasi alami memiliki bentuk yang tidak teratur, bisa kaku atau fleksibel, dan juga
kemungkinan terendam atau setengah terendam. Hal tersebut sangat susah
dipresentasikan ke dalam bentuk geometri yang sederhana. Namun demikian,
sebagai pendekatan, element vegetasi
biasanya dikoseptualisasikan sebagai
bentuk silinder dengan tinggi hv dan diameter. Variabel tinggi didefinisikan sebagai
tinggi aktual vegetasi itu sendiri tanpa dipengaruhi aliran. Varibel diameter D dapat
direpresentatifkan kepada volume aktual dari satu vegetasi, yakni

D= 4 V / h v

Proyeksi area penampang basah elemen vegetasi yang terendam atau tidak yang
tegak lurus arah aliran dinyatakan dengan:

A v = v Dmin ( h v ,h ) (1)
Dimana,

= kedalaman aliran

= faktor koreksi bentuk vegetasi

= 1 untuk silinder kaku, jika vegetasi tidak normal atau fleksibel, maka

akan memiliki nilai

berbeda. Vegetasi yang fleksibel akan menekuk

terhadap gerakan air, dan dengan demikian maka nilai

untuk vegetasi

yang fleksibel akan berubah sesuai dengan kondisi aliran. Faktor koreksi
bentuk

v , harus mampu faktor bentuk dan fleksibilitas vegetasi.

2.2 Kerapatan Vegetasi


Mempertimbangkan volume campuran yang terdiri dari sekelompok elemen
vegetasi dan air, kerapatan vegetasi (atau konsentrasi volumetrik), c, didefinisikan
sebagai rasio volume vegetasi terhadap gabungan volume vegetasi dan air.
Volume basah elemen vegetasi dinyatakan oleh

D2 min ( h v , h ) /4 . Oleh sebab itu

maka jumlah elemen vegetasi dalam unit volume campuran adalah

nv=

4c
D min ( h v , h)
2

(2)

Dan proyeksi total area element vegetasi dalam 1 unit volume campuran adalah

a =nv A v =

4 vc
D

(3)

2.3 Gaya pada vegetasi


Vegetasi yang terbenam pada air akan mengalami gaya apung, gaya seret, gaya
virtual massa, gaya Basset [Basset 1961], gaya Saffman [saffman 1965], dan gaya
lateral (angkat) karena bentuknya yang asimetris. Karena gaya tersebut, maka gaya
seret adalah gaya yang paling penting pada vegetasi. Apabila dibandingkan dengan
gaya seret, gaya virtual massa, gaya Basset dan gaya Saffman biasanya lebih kecil
[lihat Wu dan Wang 2000], dan gaya-gaya tersebut tidak diperhitungkan dalam
model ini. Gaya lateral karena bentuk asimetris dalam kelompok element vegetasi
biasanya diabaikan karena arah dari bentuk vegetasinya terdistribusi secara acak.
Gaya seret pada elemen-elemen vegetasi dalam 1 unit volume campuran
diekspresikan sebagai

1
|U =Cd v 2 c U
U
fd= C d a|U
2
D

(4)
Dimana

Cd

adalah koefisien seret, yang berhubungan kondisi aliran, ukuran dan

bentuk vegetasi, diantara yang lain; adalah massa jenis air;


kecepatan aliran;

adalah vektor

adalah besaran skalar kecepatan aliran.

Gambar 1 Sketsa Aliran Pada Saluran Terbuka dengan Vegetasi

Pada model kedalaman rata-rata, jika vegetasi pada kondisi terendam sebagian,
kecepatan aliran

adalah kecepatan rata-rata dari total kedalaman aliran,

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1(a). Jika vegetasi terbenam seluruhnya,
kecepatan aliran yang bekerja pada vegetasi berbeda dari distribusi kecepatan
kedalaman rata-rata, tetapi persamaan (4) masih dapat diaplikasikan dengan
mendefinisikan koefisien

Cd

sebagai
' '2 2
C d=C d U
/U

(5)
Dimana,

'
U

= kecepatan aliran rata-rata setinggi vegetasi, ditunjukkan pada

gambar 1(b), dan

C'd

= koefisien seret yang berhubungan dengan

'
U
. Kecepatan

diperoleh dengan menggunakan metode Stone dan Shens [2002]

'
U

dapat

PERSAMAAN PENGATUR DAN KONDISI BATAS

3.1 Persamaan Pengatur Aliran


Kecepatan di sekitar vegetasi diasumsikan unsteady
dan 3 dimensi, akibat
gangguan dari vegetasi. Akan tetapi hal yang paling dipertimbangkan pada profil
aliran pada applikasi teknik adalah perilaku waktu rata-rata dan jarak rata-rata,
dibandingkan detail fitur aliran di setiap elemen vegetasi. Waktu rata-rata dan jarak
rata-rata dari persamaan Navier-Stokes, dapat diturunkan persamaan pengatur 3
dimensi untuk aliran dengan efek vegetasi. Mengintegrasikan persamaan 3D
terhadap kedalaman aliran, diperoleh kontinuitas kedalaman yang terintegrasi dan
persamaan momentum untuk aliran pada saluran terbuka yang bervegetasi:

[ ( 1c ) h ] [ ( 1c ) Uh] [ ( 1c ) Vh]
+
+
=0
t
x
y
(6)

3.2 Persamaan Pengatur Sedimen


3.3 Kondisi Batas

Вам также может понравиться