Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Defenisi
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap
manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan
adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau
kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnyaIstilah anxietas mulai
diperbincangkan pada permulaan abad ke-20. Kecemasan adalah respon terhadap situasi
tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan,
perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan
identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun
cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi
seseorang dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai
ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut
pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai
perubahan fisiologis dan psikologis
Kata dasar anxietas dalam bahasa Indo Jerman adalah angh yang dalam bahasa
latin berhubungan dengan kata angustus, ango, angor, anxius, anxietas, angina.
Kesemuanya mengandung arti sempit atau konstriksi. Pada tahun 1894, Freud
menciptakan istilah anxietas neurosis. Kata anxiety diambil dari kata angst yang berarti
ketakutan yang tidakperlu . Pada mulanya Freud mengartikan anxietas inu sebagai
transformasi lepasnya ketegangan seksual yang menumpuk melalui system saraf otonom
dengan menggunakan saluran pernafasan. Kemudian anxietas ini diartikan sebagai perasaan
takut atau khawatir yang berasal dari pikiran atau keinginan yang direpresi. Akhirnya nxietas
diartikan sebagi suatu respon terhadap situasi yang berbahaya. Anxietas merupakan
pengalaman yang bersifat subjektif,tidak menyenangkan. tidak menentu, menakutkan dan
mengkhawatirkan akan adanya kemungkuna bahaya atau ancaman bahaya, dan seringkali
disertai oleh gejala-gejala atau reaksi fisik tertentu akibat peningkatan aktifitas otonomik.
Menurut DSM-IV yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh adalah suatu keadaan
ketakutan atau kecemasan yang berlebih-lebihan, dan menetap sekurang kurangnya selama
enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas disertai oleh berbagai gejala somatik
13
yang menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi - fungsi
lainnya Sedangkan menurut ICD-10 gangguan ini merupakan bentuk kecemasan yang
sifatnya menyeluruh dan menatap selama beberapa minggu atau bulan yang ditandai oleh
adanya kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik, dan aktivitas otonomik yang
berlebihan.
3.2 Epidemiologi
Gangguan cemas menyeluruh merupakan gangguan anxietas yang paling sering
dijumpai, diklinik, diperkirakan 12 % dari seluruh gangguan anxietas. Prevalensinya di
masyarakat diperkirakan 3 %, dan prevelansi seumur hidup ( life time) rata-rata 5 %. Di
Indonesia prevalensinya secara pasti belum diketahui, namun diperkirakan 2% -5%.
Gangguan ini lebih sering dijumpai pada wanita dengan ratio 2 : 1, namun yang datang
meminta pengobatan rationya kurang lebih sama atau 1 :1 antara laki-laki dan wanita.
3.3 Etiologi
Etiologi dari gangguan ini belum diketahui secara pasti, namun diduga dua faktor yang
berperan terjadi di dalam gangguan ini yaitu, faktorbiologic dan psikologik. Faktor biologik
yang berperan pada gangguan ini adalah neurotransmitter. Ada tiga neurotransmitter
utama yang berperan pada gangguan ini yaitu, norepinefrin ,serotonin, dan gamma
amino butiric acid atau GABA . Namun menurut Iskandar neurotransmitter yang memegang
peranan utama pada gangguan cemas menyeluruh adalah serotonin, sedangkan norepinefrin
terutama berperan pada gangguan panik.
Dugaan akan peranan norepinefrin pada gangguan cemas didasarkan percobaan pada
hewan primata yang menunjukkan respon kecemasan pada perangsangan locus sereleus yang
ditunjukan pada pemberian obat-obatan yang meningkatkan kadar norepinefrin dapat
menimbulkan
tanda-tanda
kecemasan,
sedangkan
obat-obatan
menurunkan
kadar
16
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri kecemasan atau
ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat secara intensif ditampilkan
dalam cara-cara yang jelas. Gangguan kecemasan dalam beberapa jenis, yaitu :
a. Fobia Spesifik : yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
b. Fobia Sosial : suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi dimana
dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina 20 atau
dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan perilaku
lain yang memalukan. Cema ini menumjukkan suatu ketakutan berada dalam suatu
tempat atau situasi dimana ia merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik
secara fisik maupun psikologis untuk melepaskan diri. Orang-orang yang memiliki
agrophobia takut pada kerumunan dan tempat-tempat ramai.
c. Gangguan Panik : gangguan ini memiliki karakteristik terjadinya serangan panik yang
spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada gangguan panik
antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang, mual, rasa sakit didada,
berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa gangguan
panik adalah bahwa individu merasa setiap serangan panik merupakan pertanda
datangnya kematian atau kecacatan ditandai dengan munculnya satu atau dua
serangan panik yang tidak diharapkan, yang tidak dipicu oleh hal-hal yang bagi orang
lain bukan merupakan masalah luar biasa. Ada beberapa simtom yang menandakan
kondisi panik tersebut, yaitu nafas yang pendek, palpilasi (mulut yang kering) atau
justru kerongkongan tidak bisa menelan, ketakutan akan mati, atau bahkan takut gila.
d. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) adalah kekhawatiran
yang berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom somatik, yang
menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial atau pekerjaan pada
penderita, atau menimbulkan stres yang nyata..
gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami
gangguan mental. Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah.
Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin, detak jantung makin
cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada
sesak.Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat
memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan.
Takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu
bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari
lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan kecemasan muncul
jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi individu.
Kecemasan berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam kepribadian sendiri, dan
tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau keadaan yang benar-benar ada.
Beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain :
a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian menimbulkan
rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk ketidakberanian terhadap
hal-hal yang tidak jelas.
b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering dalam
keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable, akan tetapi sering juga
dihinggapi depresi.
c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of persecution (delusi
yang dikejar-kejar).
d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak berkeringat,
gemetar, dan seringkali menderita diare.
e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan jantung
menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.
Gejala-gejala kecemasan dibagi dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu : a. Gejala fisik
dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit
bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau
tersinggung. b. Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar,
terguncang, melekat dan dependen c. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir
tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa
depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan
ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau
kebingungan, sulit berkonsentrasi
18
Gejala utama dari ganguan anxietas adalah rasa cemas, ketegangan motorik,
hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif. Kecemasan berlebihan dan mengganggu
aspek lain kehidupan pasien Gejala klinis Gangguan Cemas Menyeluruh meliputi:
Penderita menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap
hari untuk beberapa minggu sampai bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja (free floating atau mengambang)
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk seperti berada di ujung tanduk, sulit
berkonsentrasi, dll)
Ketegangan motorik (gelisah, gemetaran, sakit kepala, tidak dapat santai, dsb)
Overaktivitas otonomik (terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipnea, jantung
berdebar-debar, sesak napas, epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dan
gangguan lainnya)
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta
keluhan somatik berulang yang menonjol
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya
depresi, tidak membetalkan diagnosis utama Gangguan anxietas menyeluruh, selema hal
tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi, gangguan anxietas fobik,
gangguan panik atau gangguan obsesif kompulsif.
3.5 Tatalaksana Cemas
Karena gangguan bersifat jangka panjang, suatu rencana terapi harus dilakukan
dengan teliti. Terapi yang paling efektif untuk gangguan ansietas menyeluruh mungkin adalah
terapi yang menggabungkan pendekatan psikoterapeutik, farmakoterapeutik, dan suportif.
Terapi ini akan memakan waktu yang cukup lama bagi klinisi yang terlibat. Pendekatan
psikoterapeutik utama gangguan ansietas menyelutuh adalah terapi perilaku-kognitif,
suportif, dan psikoterapi berorientasi tilikan. Sedangkan pada farmakoterapi, tiga obat utama
yang harus dipertimbangkan untuk terapi gangguan ansietas menyeluruh adalah Buspiron,
Benzodiazepin dan SSRI. Obat lain yang dapat berguna adalah obat trisiklik (imipramin),
antihistamin, dan antagonis B-adrenergik (propanolol). Walaupun terapi obat untuk gangguan
ansietas kadang-kadang dilihat sebagai terapi 6-12 bulan tetapi sejumlah bukti menunjukkan
terapi haruslah jangka panjang mungkin seumur hidup. Sekitar 25% kambuh di bulan
pertama setelah penghentian terapi atau 60-80% kambuh pada perjalanan tahun berikutnya.
Walaupun beberapa pasien menjadi tergantung pada benzodiazepin tetapi tidak terjadi
toleransi terhadap efek terapeutik benzodiazepin, buspiron atau SSRI.
19
20