Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bangsa dapat dikatakan semakin maju jika tingkat pendidikan
penduduknya tinggi, derajat kesehatannya tinggi, usia harapan hidupnya
panjang, dan pertumbuhan fisiknya optimal. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang dilakukan berkelanjutan merupakan tujuan pembangunan
nasional. Tujuan utama pembangunan nasional kemudian direalisasikan dalam
tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs).
Target utama MDGs dalam hal menurunkan angka kematian anak adalah
menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara tahun 1990
hingga tahun 2015. Untuk menurunkan angka kematian balita pemerintah
mempunyai target menurunkan prevalensi gizi buruk menjadi <3,5% dan gizi
kurang <15% (Depkes RI, 2010).
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam
mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia. Hal mana merupakan faktor
kunci dalam keberhasilan pembangunan suatu bangsa (Almatsier, 2009).
Secara nasional sudah terjadi penurunan prevalensi kurang gizi (berat
badan menurut umur) pada balita dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun
2010. Penurunan terjadi pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4% pada tahun
2007 menjadi 4,9% tahun 2010. Tidak terjadi penurunan pada
prevalensi gizi kurang, yaitu tetap 13,0%. Prevalensi pendek pada balita adalah
35,7%, menurun dari 36,7% pada tahun 2007. Penurunan terutama terjadi
pada prevalensi balita pendek yaitu dari 18,0% tahun 2007 menjadi 17,1%
tahun 2010. Sedangkan prevalensi balita sangat pendek hanya sedikit menurun
yaitu dari 18,8% tahun 2007 menjadi 18,5% tahun 2010. Penurunan juga terjadi
pada prevalensi anak kurus, dimana prevalensi balita sangat kurus menurun
dari 13,6% tahun 2007 menjadi 13,3% tahun 2010 (Depkes RI, 2010). Menurut
WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan. Terbagi dalam usia 0-3 tahun
(infancy toddlerhood), usia 3-6 tahun (early childhood) dan usia 6-12 tahun
(middle childhood).
Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan inteligensia berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Kelompok
Bermain
Sekar
Melati
Desa
Cinunjang
Kecamatan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka perumusan
masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Kelompok
Bermain Sekar Melati Desa Cinunjang Kecamatan Gunungtanjung Tahun
2016 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia Toddler 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati
Desa Cinunjang Kecamatan Gunungtanjung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati
Desa Cinunjang Kecamatan Gunungtanjung pada tingkat baik.
b. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati
Desa Cinunjang Kecamatan Gunungtanjung pada tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Kelompok Bermain Sekar Melati
Desa Cinunjang Kecamatan Gunungtanjung pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dan penelitian selanjutnya.
2. Bagi penulis
a. Mendapatkan pengalaman nyata dari kegiatan penelitian
dan dalam membuat karya tulis.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan
selama kuliah dengan di lapangan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya Gizi pada Balita bagi pembaca dan
juga menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan
Teori
Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu dari
menusia, yang sekedar menjawab pertanyaan WHAT misalnya apa air,
apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
membagi
tiga
tingkat
perkembangan
ilmu
2) Tahap Metafisik
Dalam tahap kedua ini orang mulai berspekulasi berasumsi,
atau membuat hipotesis-hipotesis tentang metafisik (keberadaan)
melalui
panca
indera
manusia
yaitu
indera
penglihatan,
adalah
suatu
usaha
untuk
mengembangkan
pendidikan
dimana
diharapkan
seseorang
dengan
Peningkatan
pengetahuan
tidak
mutlak
diperoleh
di
2) Media Massa/informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate
peningkatan
impact)
sehingga
pengetahuan.
menghasilkan
Majunya
teknologi
perubahan
akan
atau
tersedia
demikian
seseorang
akan
bertambah
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,
baik
lingkungan
fisik,
biologis,
maupun
sosial.
Lingkungan
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan
cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
selama
kemampuan
bekerja
mengambil
akan
dapat
keputusan
mengembangkan
yang
merupakan
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak menggunakan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya
akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua
sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :
ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah)
itu
merupakan
suatu
cara
untuk
dan
atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara
cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa
melalui proses penalaran atau berfikir.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat
manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang.
Dari sinilah manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.
i) Induksi
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa
induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang
dimulai
dari
pernyataan-pernyataan
khusus
ke
adalah
pembuatan
kesimpulan
dari
sebagai berikut:
1) Anak sudah mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh
kembang seperti motorik dan bahasa.
2) Anak sudah mulai latihan jalan sendiri, berbicara dan pada
tahap ini pula anak akan merasakan malu apabila orang tua
terlalu melindungi atau tidak memberikan kemandirian atau
kebebasan anak dan menuntut tinggi harapan anak.
anak
bisa
mengeluarkan
suara
yang
memungut
mainannya
sendiri
atau
tubuh
untuk
melakukan
fungsinya,
yaitu
proses-proses
oksidasi. Air
diperlukan
untuk
1) Energi
Zat-zat gizi yang mengandung energi terdiri dari protein,
lemak, dan karbohidrat. Dianjurkan agar jumlah energi yang
diperlukan didapat dari 50-60% karbohidrat, 25-35% lemak,
sedangkan selebihnya 10-15% berasal dari protein.
2) Protein
Angka kecukupan protein yang dianjurkan Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 25 g/kg
BB. Semua protein hewani kecuali gelatin, merupakan protein
4) Lemak
Asam lemak esensial atau asam lemak yang dubutuhkan tubuh
diperlukan untuk pertumbuhan janin dan bayi, karena pada periode
inilah terjadi pertumbuhan paling cepat sel-sel tubuh. Kebutuhan
lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan 15-20%
energi total berasal dari lemak. Masukan lemak setelah umur 6
5) Hidrat Arang
Pada ASI dan sebagian besar susu formula bayi, 40-50%
kandungan kalori berasal dari hidrat arang terutama laktosa.
Karbohidrat diperlukan anak-anak yang sedang tumbuh sebagai
sumber energi, dan tidak ada ketentuan tentang kebutuhan minimal
karbohidrat, karena glukosa dalam sirkulasi dapat dibentuk dari
protein dan gliserol. Gula yang terdapat dalam minuman manis,
selai, kue, gula-gula dan cokelat harus dibatasi dan tidak melebihi
10% dari jumlah energi. Monosakarida dan disakarida lainnya
terdapat dalam buah-buahan dan susu serta produk susu. Buah,
susu dan produk susu merupakan sumber vitamin dan trace
element untuk anak yang sedang tumbuh.
B1
berfungsi
untuk
metabolisme
karbohidrat,
hati,
ginjal,
serealia
tumbuk,
kacang-
makanan
tidak
dibutuhkan.
Makanan
hewani
dan Gizi (2004), untuk anak umur 1-3 tahun adalah 5g/kg
BB.
g) Vitamin E berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil
serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel
sedang membelah. Angka kecukupan vitamin E menurut
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), untuk anak usia
1-3 tahun adalah 6 mg/kg BB. Sumber utama vitamin E adalah
minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum
dan biji-bijian. Sayuran, buah-buahan, daging, unggas, ikan dan
kacang-kacangan merupakan sumber vitamin E yang baik.
h) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protombin yang berarti
penting dalam proses pembekuan darah. Angka kecukupan
vitamin K menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(2004), untuk anak usia 1-3 tahun adalah 15 g/kg BB. Sumber
utama vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau, kacang
buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daundaunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan
makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih
kecil adalah susu, daging, telur, serealia, buah-buahan, dan
sayuran lain.
B. Kerangka Teori
Sumber
Pengetahuan
Penginderaan :
1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Penciuman
4. Rasa dan raba
Pengetahuan
3. Tahap
perkembangan
anak usia
Toddler
Toddler
3. Manfaat
pemenuhan
kebutuhan gizi
pada anak usia
4. Karekteristik
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Media massa
Toddler
5. Tahap
pertumbuhan dan
perkembangan
anak usia
Toddler
3. Sosial budaya
dan ekonomi
Toddler
4. Kebutuhan gizi
pada anak usia
Toddler
5. Penyiapan
menu pada anak
usia toddler
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
C. Kerangka Konsep
Baik
Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Kebutuhan Gizi Pada
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk
menyelidiki
keadaan,
kondisi,
situasi,
(Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Sekar Melati
Desa Cinunjang Kecamatan Gunungtanjung.
2. Waktu
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2016.
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan
untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010).
a. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010).
b. Bentuk Kuesioner
Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu.
Kuesioner ini menggunakan pilihan Ya atau Tidak. Pertanyaan dalam
kuesioner ini menggunakan pertanyaan favorabel atau pertanyaan
positif yang berjumlah 21 soal dan pertanyaan unfavorabel atau
pertanyaan negatif yang berjumlah 9 soal, sehingga apabila responden
menjawab dengan benar maka mendapat skor 1, dan jika menjawab
dengan salah mendapat skor 0 (Notoatmodjo, 2003).
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini valid atau reliabel,
terlebih
dahulu
dilakukan
uji
validitas
dan
reliabilitas
dengan
Tabel 3.1
Kisi-kisi kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Gizi
Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun)
Variabel
Sub Variabel
No.Item
Favorabel
1, 4, 14
12, 16, 22, 24
Tingkat
1. Pengertian
Pengetahuan
2. Tujuan
Ibu Tentang
pemenuhan gizi
Kebutuhan Gizi
pada anak usia
Pada Anak Usia
toddler
Toddler (1-3 tahun) 3. Manfaat
6, 10, 18, 21
pemenuhan gizi
pada anak usia
toddler
4. Kebutuhan gizi 2, 8, 9, 19, 20,
pada anak usia
26
toddler
5. Penyiapan menu
3, 5, 25
pada anak usia
toddler
Jumlah
No.Item
Unfavorabel
11
7
Jumlah
Soal
4
5
23
13
15, 17
5
26
2. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Suatu
instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus
product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r
hitung
> r tabel.
N. XY - X . Y
r
xy
{N X 2
}{N Y
- Y
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi setiap item dengan skor
total N : Jumlah responden
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah suatu item pertanyaan valid, maka angka
korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel. Suatu pertanyaan
dinyatakan valid jika rhitung > rtabel, dengan taraf signifikansi 0,05 dan rtabel
3. Uji Reliabilitas
r
11
2.rb
1 r
b
Keterangan:
r11
rb
dengan taraf signifikasi 0,05, rtabel 0,364 dan dk: n-2 (Hidayat, 2011).
1. Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan
oleh orang yang melakukan penelitian (Hidayat, 2007).
Data primer pada penelitian yang dilakukan adalah data dari
hasil pemberian kuesioner kepada ibu dari murid Kelompok Bermain
Sekar Melati Desa Cinunjang Kecamatan Gunungtanjung sehingga
didapatkan hasil berupa identitas responden dan diketahui tingkat
pengetahuan responden.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari
orang atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri.
Data yang digunakan berasal dari studi pendahuluan.
Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang diperoleh
berupa data jumlah ibu, umur, pendidikan, pekerjaan ibu dari
anak di Kelompok Bermain Sekar Melati Desa Cinunjang
Kecamatan Gunungtanjung.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep penelitian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin,
pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapat,
penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Anak Usia Toddler
(1-3 tahun).
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011). Definisi
operasional pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Definisi Operasional Penelitian
Nama Variabel
Pengertian
Hasil Ukur
Alat
Skala
Ukur
1. Tingkat
Segala sesuatu 1. Baik
: Bila nilai Kuesioner Ordinal
pengetahuan yang diketahui
responden
Yang
Ibu tentang ibu tentang
diperoleh (x) > mean + 1
Kebutuhan Kebutuhan Gizi
SD
Gizi Pada
Pada Anak Usia 2. Cukup
: Bila Nilai
Anak Usia
Toddler (1-3
responden mean -1 SD
Toddler (1-3 tahun)
x mean + 1 SD
tahun)
3. Kurang : Bila Nilai
responden
Yang
diperoleh (x) < mean 1
SD
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data melalui tahaptahap antara lain:
a. Penyuntingan (Editing)
Kegiatan yang dilakukan dalam penyuntingan ini adalah
memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dilakukan responden, dengan
memperhatikan beberapa hal dalam pemeriksaan yaitu:
1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan.
2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan.
3) Mengecek macam isian
data. b. Pengkodean (Coding)
Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang
dilakukan memberi kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika
perlu
dicek
kembali
untuk
melihat
kemungkinan-
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap
variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi
frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan teknik komputerisasi
dengan program SPSS for windows.
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean -1 SD
x mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < mean -1 SD
Nilai rata-rata (mean) diperoleh dari menjumlahkan semua data yang
x
i
Keterangan:
X
: Rata-rata (mean)
xi
: Jumlah data
Standar Deviasi adalah simpangan baku, artinya seberapa
(X i
(n
X )2
)
Keterangan:
SD
: Simpangan baku
xi
: Besaran/nilai data
: Jumlah data
Skor prosentase sering digunakan untuk merubah skor mentah menjadi
kategori misalnya dalam kategori baik, cukup dan kurang. Prosentase ini
I.
1000 0
Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2011), etika penelitian merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan
langsung
dengan
manusia,
maka
segi
etika
penelitian
harus
1. Informed Concent
Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed
concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka
peneliti harus menghormati hak pasien.
etika
dengan
memberikan
jaminan
kerahasiaan
hasil
J. Jadwal Kegiatan
Dalam Jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari
mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan
penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan
tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian ini terlampir.