Вы находитесь на странице: 1из 3

1.

Tsunami 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam, Nias, Asia Selatan,


Asia Tenggara dan Afrika. Korban lebih 200.000 orang (150.000 orang di Aceh dan
Nias).

Ketinggian
tsunami mencapai 35 meter
karena ge
mpa bumi tektonik berkekuatan 8,5
SR
berpusat di Samudra India (2,9 LU
dan 95,6
BT di kedalaman 20 km (di laut
berjarak
sekitar 149 km selatan kota
Meulaboh,
Nanggroe Aceh Darussalam).
Gempa itu
disertai gelombang pasang
(Tsunami)
yang menyapu beberapa wilayah
lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh,
Malaysia, Maladewa dan Thailand.
Menurut Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jumlah korban tewas
akibat badai tsunami di 13 negara mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban
tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan
pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan
sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Sementara itu data
jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara
menurut Kementerian Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut
kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa
dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005).
Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya
dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara

2. Gunung Tambora (atau Tomboro) di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat


(NTB) meletus, tahun 1815. Korban 92.000 orang

Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya
terjadi pada bulan April 1815. Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh VEI (Indeks
Letusan Gunung Internasional), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 1011 meter
kubik. Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktivitas
Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Juli 1815.
Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai beberapa pulau di
Indonesia pada tanggal 10 April 1815 dengan ketinggian diatas 4 m. Tinggi asap
letusan mencapaiketinggian lebih dari 43 km. Karena daya tarik grafitasi yang ringan di
angkasa, abu dan debu Tambora melayang dan menyebar mengelilingi dunia. Debu
Tambora menetap di lapisan troposfer selama beberapa tahun dan turun melalui angin
dan hujan kembali ke Bumi
Letusan gunung Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa, dan
Irlandia. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang
menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di
Inggris.Kegelapan menyelimuti Bumi. Tambora juga jadi salah satu pemicu kerusuhan
di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga mengubah sejarah saat
Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan dan kelaparan pada 1815 di
Waterloo.

3. Tsunami Gunung Krakatau (letaknya di Selat Sunda antara pulau Jawa dan
Sumatra) meletus, 26 Agustus 1883. Korban 36.417 orang

Bayangkan apa yang terjadi 129 tahun lalu, ketika Gunung Krakatau meletus tepatnya
pada tanggal 26 Agustus 1883. Daya ledaknya saja diperkirakan 30.000 kali lipat bom
atom Nagasaki dan Hiroshima di Jepang. Suara letusannya terdengar hingga Australia
(Alice Spring) dan bahkan Afrika (Pulau Rogrigues) sejauh 4.653 km. Dan korban jiwa
mencapai lebih dari 36.000 jiwa.
Ledakan ini menimbulkan gelombang setinggi 40 meter, gempa bumi dan menimbulkan
tsunami hingga mencapai Hawaii. Menghancurkan 195 desa-desa di sepanjang Merak
hingga Karawang, Ujung Kulon hingga Sumatera bagian selatan.
Atmosfer dipenuhi dengan debu vulkanik. Dunia sempat mengalami kegelapan selama
dua hari. Matahari meredup selama setahun ke depan. Perubahan iklim global sedang
terjadi.

Вам также может понравиться