Вы находитесь на странице: 1из 14

Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran

BAB I PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah, perilaku
motorik yaitu perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku kognitif ialah perilaku
dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam dis ekitarnya. Perilaku konatif
ialah perilaku yang berupa dorongan dari dalam individu. Perilaku afektif ialah
perilaku dalam bentuk perasaan atau emosi.
Pendekatan utama dalam psikologi yaitu:
Pendekatan behaviorisme, lebih mengutamakan hal-hal yang nampak dari
individu. Perilaku adalah segala sesuatu yang bisa di amati oleh alat indera
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungnnya. Pendekatan psikoanalisa, lebih
mengutamakan hal-hal yang ada di bawah kesadaran individu. Pendekatan
kognitif, perilaku sebagai proses internal, yang merupakan suatu proses inputoutput yaitu penerimaan dan pengolahan hasil dari informasi, untuk kemudian
menghasilkan keluaran. Pendekatan humanistik, bahwa manusia sudah awalnya
mempunyai dorongan untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia di
lingkungannya. Pendekatan neurobiologi yang mengaitkan perilaku individu
dengan kejadian di dalam otak dan syarafnya.
Psikologi pendidikan yaitu cabang psikologi secara khusus mengkaji berbagai
perilaku inddividu dalam kaitannya dengan pendidikan, tujuannya untuk
menemukan fakta, generalisasi, dan teori psikologis yang berkaitan dengan
pendidikan untuk digunakan dalam upaya melaskanakan proses pendidikan yang
efektif.
Peranan psikologi dalam pembelajaran dan pengajaran yaitu : memahami siswa
sebagai pelajar, memahami prinsip dan teori pembelajaran, memilih metodemetode pengajaran, menetapkan tujuan pembelajaran, menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif, memilih dan menetapkan isi pengajaran, membantu
siswa yang mendapat kesultan dalam pembelajaran, memilih alat bantu
pengajaran, menilai hasil pembelajaran, memaham kepribadian dan profesi guru,
membimgbing kepribadian siswa.
Komentar /refleksi:
Psikologi merupakan suatu ilmu pengetahuan karena psikologi menggunakan
metode-metode ilmiah. Psikologi pendidikan sangat penting untuk dipelajari,
dipahami, dan ditelaah oleh mahasiswa keguruan. Karena pendidikan merupakan
kegiatan yang melibatkan individu yang berperilaku yang ikut terlibat dalam

pendidikan. Seyogyanya mereka yang terlibat dapat menunjukkan perilaku yang


seusai agar proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif sesuai dengan
landasan dan tujuan yang akan dicapai.

BAB II PENGERTIAN PEMBELAJARAN


Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahanperilakuu yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut ialah :
Pembelajaran sebagai suatu usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini
bermakna bahwa prosees pembelajaran itu ialah adanya perubahan perilaku
dalam diri individu.
Hasil pembelajarn ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa
pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang berkesinambungan.
Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada
sustu tujuan yang ingin dicapai.
Pembelajaran merupakan suatu pengalaman.
Komentar /refleksi:
Pembelajaran merupakan aktivitas paling utama dalam proses pendidikan di
sekolah. Untuk itu pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran
akan mempengaruhi cara guru itu mengajar. Dalam bab ini dibahas tentang
pengertian pembelajaran dan keterkaitan dengan pengertian lain. Untuk itu bisa
dijadikan acuan untuk mengetahhui arti pembelajaran agar keberhasilsan
pencapaian tujuan pendidikan bisa tercapai denggan efektif.
BAB III PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku dalam upaya
memenuhi kebutuhannya. Halini berarti bahwa individu akan melakukan kegiatan
belajar apabila ia menghadapi situasi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh
insting atau kebiasaan.
Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas sebagai berikut :
Individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai.

Kesiapan (readiness) individu untuk mengetahui kebutuhan dan mencapai tujuan.


Pemahaman situasi lingkungan.
Menafsirkan situasi yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek yang
terdapat dalam situasi.
Tindak balas (respons)
Akibat (hasil) pembelajaran.
Hasil dari proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Individu akan
memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari, dsb.
Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku keseluruhan yang
mencakup aspek kognitiif, konatif, afektif, dan motorik.
Jenis-jenis pembelajaran berdasarkan dari aspek pembelajaran yang akan dicapai
yaitu : pembelajaran keterampilan, pembelajaran sikap, dan pembelajaran
pengetahuan. Dari sifatnya dibedakan antara pembelajaran formal, informal, dan
non formal.
Komentar /refleksi:
Dalam bab III ini dibahas mengenai proses pembelajaran, yang bisa dipelajari
bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Hasildari proses pembelajaran
ada dua kemungkinannya yaitu sukses atau gagal. Apabila hasilnya sukses maka
tercapai segala tujuannya dan akan memperoleh kepuasan dan apabila gagal
akan mersa kecewa. Disini guru diharapkan dapat membantu murid-murid yang
gagal agar mereka tidak berputus asa dan mampu belajar deengan baik.

BAB III PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN


Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku dalam upaya
memenuhi kebutuhannya. Halini berarti bahwa individu akan melakukan kegiatan
belajar apabila ia menghadapi situasi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh
insting atau kebiasaan.
Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas sebagai berikut :
Individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai.
Kesiapan (readiness) individu untuk mengetahui kebutuhan dan mencapai tujuan.
Pemahaman situasi lingkungan.

Menafsirkan situasi yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek yang
terdapat dalam situasi.
Tindak balas (respons)
Akibat (hasil) pembelajaran.
Hasil dari proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Individu akan
memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari, dsb.
Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku keseluruhan yang
mencakup aspek kognitiif, konatif, afektif, dan motorik.
Jenis-jenis pembelajaran berdasarkan dari aspek pembelajaran yang akan dicapai
yaitu : pembelajaran keterampilan, pembelajaran sikap, dan pembelajaran
pengetahuan. Dari sifatnya dibedakan antara pembelajaran formal, informal, dan
non formal.
Komentar /refleksi:
Dalam bab III ini dibahas mengenai proses pembelajaran, yang bisa dipelajari
bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Hasildari proses pembelajaran
ada dua kemungkinannya yaitu sukses atau gagal. Apabila hasilnya sukses maka
tercapai segala tujuannya dan akan memperoleh kepuasan dan apabila gagal
akan mersa kecewa. Disini guru diharapkan dapat membantu murid-murid yang
gagal agar mereka tidak berputus asa dan mampu belajar deengan baik.
BAB IV TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (1)
Teori merupakan suatu perangkat prinssip-prinsip yang terorganisasi mengenai
peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Karakteristik suatu teori ialah
memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu iinformasi dan dapat prinsip
yang dapat diuji. Fungsi teori pembelajaran dalam pendidikan adalah:
Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pengajaran.
Menilai hasil-hasil yang telah dicapai untuk digunakan dalam ruang kelas.
Mendiagnosis masalah-masalah dalam ruang kelas.
Menilai hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarrkan teori-teori tertentu.
Teori pembelajaran behaviorisme yang berpendapat bahwa perilaku terbentuk
melelui perkaiatan antara rangsangan (stimulus) dengan tindak balas (respon).
Perubahan perilaku lebih banyak karena pengaruh lingkungan. Teori behaviorisme
dibedakan antara teori pelaziman klasik dan teori pelaziman operan. Teori

pelaziman klasik dipelopori oleh Ivan Pavlov, konsep atau prisip pembelajaran
yaitu:
Excitation (pergetaran) yaitu suatu rangsangan tak terazim atau alami dapat
membangkitkanreaksi sel-sel tertentu, sehingga dapat menghasilkan tindak
balas.
Irradiaton (penularan) yaitu terjadi reaksi dari sel-sel lain yang berbeda di sekitar
kawasann sl-sel yang bekenan debgan rangasangan tak terlazim.
Stimulus generalization (generalisasi rangsangan) yaitu keadaan dimana individu
memberika tindak balas yang sama terhadap ranggsangan tertentuu yang
memiliki kesamaan walaupun tidak serupa.
Extintion (penghapuan) yaitu suatu tidak balas akan hilang secarra perlahanlahan apabila makin berkurangnya keterkaitann dengan rangsangan tak terlazim.
Teori pelaziman operan yang tokohnya yaitu Throndike, pada dasarnya poses
pembelajaran merupakan pembinaan hubungan antara rangsangan tertentu
dengan perilaku tertentu. Semua pembelajaran dilakukan melalui suatu prroses
coba-salah (trial and error). Ada tiga hukum pembelajaran yaitu hukum hasil (law
of effect) menyatakan bahwa hubungan antara rangsangan dan perilaku akan
makin kukuh apabila ada kepuasan, dan akan makin diperlemah apabila terjadi
ketidakpuasaan, hukum latihan (law of exercise) menyatakan suatu rangsangan
dan perilaku akan makin kukuh apabila sering dilakukan latihan,

Teori pelaziman operan yang tokohnya yaitu Throndike, pada dasarnya poses
pembelajaran merupakan pembinaan hubungan antara rangsangan tertentu
dengan perilaku tertentu. Semua pembelajaran dilakukan melalui suatu prroses
coba-salah (trial and error). Ada tiga hukum pembelajaran yaitu hukum hasil (law
of effect) menyatakan bahwa hubungan antara rangsangan dan perilaku akan
makin kukuh apabila ada kepuasan, dan akan makin diperlemah apabila terjadi
ketidakpuasaan, hukum latihan (law of exercise) menyatakan suatu rangsangan
dan perilaku akan makin kukuh apabila sering dilakukan latihan, dan hukum
kesiapan (law of readiness) menyatakan bahwa hubungan rangsangan dan
perilaku akan semakin kukuh apabila disertai dengan kesiapan individu.
Teori pembelajaran Gestalt, dalam pandangan ini pembelajaran merupakan suatu
fenomena kognitif yang melibatkan persepsi terhadap suatu benda, orang, atau
peristiwa dalam cara-cara yng berbeda. Beberapa aplikasi tori gestalt dalam
proses pembelajaran adalah pengalaman tilikan (insight), pembelajaran yang
bermakna (meaningful learning), perilaku bertujuan (purposive behavior), prinsip
ruangg hidup (life space), dan transfer dalam pembelajaran.
Komentar /refleksi:

Pada dasarnya teoori-teori pembelajaran menurut para ahli serprti teori


behaviorisme dengan rangssangan dan stimulusnya dan Gestalt,k eduannya
memiliki fingsi yang sama dalam proses pendididkan
BAB V TEORI-TEORI PEMBELAJARAN (2)
Teori perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan mental
yang bertujuan : (1) memissahkan kenyataannya dengan fantasi, (2) menjelajah
kenyataan dan menemukan hukum-hukumnya, (3) memilih kenyataan-kenyataan
yang berguna bagi kehidupan, (4) menentukan kenyataan yang sesungguhnya di
balik sesuatu yang nampak. Pekembangan kognitif merupakan suatu proses di
mana tujuan individu melalui suatu ranggkaian yang secara kualittatiif beerbeda
dengan berfikir. Perkembangan kgnitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari
masa bayi hingga dewasa, yang berrlangsung melali empat peringkat yaitu:
Peringkat sensori motor (0-1,5 tahun), aktivitas kognitip berpusat pada lat indera
(sensori) dan gerak (motor). Aktivitas ini terbentuk melalui proses penyesuaian
fisik sebagai hasil dari inteeraksi dengan liingkungan.
Peringkat pre-operational (1,5-6 tahun), aktivitas berfikirnya belum mempunyai
sistem yang terorganisir. Cara berfikir ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten
dan tidak logis.
Peringkat concrete operational (6-12 tahun), perkembangan kognitif pada
peringkat operasi kongkrit, memberikan kecakapan anak berkenaan dengan
konsep-konsep klasifikasi, hubungan dan kuantitas.
Peringkat formal operational (12 tahun ke atas), perkembangan kognitif ditandai
dengan kemmpuan individu untuk berfikir secara hipotetis dan berbeda dengan
fakta, memahami konsep abstrak.
Impilkasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pengajaran antara lain :
Bahasa dan cara fikir anak berbeda dengan orang dewasa oleh karena itu dalam
mengajar guru hendaknya menggnakan bahasa yan sesuai dengan ara berfikir
anak.
Anak-anak akan beajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dnan
baik. Guru harus membantu agar dapat berinteraksi dengan lingkungan denggan
bak.
Bahan yang akan dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
Beri peluang agar anak mau belajar sesuai dengan peringkat perkembangannya.
Teori pemrosesan informasi (Robert Gagne), hasil pembelajaran manusia pada
dasarnya bersifat kumulatif, yang berarti bahwa hasil dari pembelajaran yang

dicapai individu adalah merupakan kumpulan keseluruhan hasil-hail


pembelajaran sebelunya yang saling terkait. Pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil pembelajaran. Peringkat dalam proses pembelajaran menurut
teori Gagne melalui fase : (1) motivasi, (2) pemahaman, (3) pemerolehan, (4)
penahanan, (5) ingatan kembali, (6) generalisasi, (7) perlakuan, (8) umpan balik.
Dalam setiap fase terjadi pemrosesan tertentu.
Dalam kaitan dengan pengajaran ada sembilan langkah pengajaran yaitu:
Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
Memberikan infomasi kepada siswa mengenai tujuan pengajaran.
Merangsang siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran.
Menyampaikan isi yang akan di bahas sesuai dengan topik.
Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa.
Memberikan peneguhan kepada perilaku pembelajaran siswa.
Memberikan umppan balik terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
Melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran.
Memberkan kesempatan kepada siswa untuk mengingat dan menggunakan hasil
pembelajaran.
Teori pembelajaran sosial kognitif, disebut teori ini karena proses kognitif yang
terjadi dalam individu memegang peranan dalam pembelajaran, edangkan
pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkunggan sosial. Individu akan
mengamati perilaku I lingkungannya sebagai model, kemudian ditirunya
sehingga menjadi perilaku miliknya. Dengan demikian teori ini disebut teori
pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu terbentuk melalui peniruan
terhadap perilaku di lingkuna,p embelajaran merupakan suatu proess bagaimana
membuat peniruan sebaikbaiknya sehingga bersesuaian dengan keadaan
dirinya dan tujuannya.
Komentar /refleksi:
Teori-teori pembelajaran yang haruus diketahui adalah beragam dan
kesemuannya berperan penting terhadap proses pembelajaran dan pengajaran.
Seperti menurut teoriperkembangan kognitif proses pembelajaran akan berhasil
apabila disesuaikan dengan peringkat perkembangan kognitif siswa. Siswa
hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik
yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya, dan dibantu oleh
pertanyaan tilikan dari guru dan guru hendaknya banyak memberikan

rrangsanan kepada siswa agar mu berinteraksii dengan lingkunganya dan secara


aktif mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungannya. Menurut teori
pembelajaran sosial kognitif yang menekankan pada peniruan bahwa dalam
pengajaran di dalam kelas guru hendaknya merupakan tokoh perilaku bagi siswasiswanya. Proses kognitif siswa hendaknya mendapat perhatian dari guru,
kemudian hendaknya lingkungan memberikan dukungan bagi proses
pembelajaran, dan guru membantu siswa dalam mengembangkan perilaku
pembelajaran.

BAB VI ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN


PENGAJARAN
Perilaku belajar siswa, dalam psikologi pendidikan, belajar diartikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang baru secara keseeluruhan sebagi hasil penglaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam hubungan dengan proses
belajar ini, yang harus dikenal betuloleh para pengajar adalah apa yang disebut
dengan metakognisi dan persepsi sosial-psikologis pelajar. Yang dimaksd dengan
metakognisi adalah pengetahuan seorang individu proses dan hasil belajar yang
terjadi dalam dirinya serta hal-hal yang terkait. Hal ini mengandung arti bahwa,
agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif, maka pelajar seharusnya
mampu mengenal proses dan hasil yang terjadi dalam dirinya. Untuk itu para
pengajar hendaknya mamppu mengenal dan membantu siswa. Yang dimaksud
dengan persepsi sosio-psikologis adalah sampai seberapa jauh pelajar
mempersepsi proses belajar yang berlangsung beserta situasi-situasi yang
berpengaruh.
Perilaku hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Para
pengajar sangat diharapkan mampu mengantisipasi aspek-aspek perubahan
perilaku ini yang dimulai dengan perencanaan kegiatan belajar-mengajar, dan
mengembangkannya setelah kegiatan belajar berakhir. Dengan perilaku belajar
yang efektif disertai proses mengajar yang tepat, maka proses belajar-mengajar
diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai
karakteristik sebagai: (1) pribadi yang mandiri, (2) pelajar yang efektif, (3)
pekerja yang produktif, (4) anggota masyarakat yang baik. Untuk mewujudkan
kualitas manusia seperti itu, maka ada empat kualitas belajar yang harus
dikembangkan dalam diri pada siswa, yiatu: (1) belajar untuk menjadi (learning to
do), (2) belajar untuk belajar (learning to learn), (3) belajar untuk berbuat
(learning to do), (4) belajar untuk hidup bersama (learning to live together)
Perilaku mengajar guru, guru dituntut harus mampu mewujudkan perilaku
mengajar secara tepat agar menjadi perilku belajar yang efektif dalam diri siwa.
Guru juga di tuntut untuk menciptakan situasi balajar-menajar yang kondusif.
Guru tidak terbatas sebagai pengajar dalam arti penyampai pengetahuan, akan

tetapi lebih meningkat sebagai perancang pengajaran, manajer pengajaran,


pengevaluasi hasil belajar dan sebagai direktur belajar.
Dalam mewujudkan perilaku mengajar secara tept, karakteristik pengajar yang
diharapkan adalah:
Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelaajaran yang
diajarkannya.
Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian ddan suasana hati secara
tepat serta membuat kontak dengan kelompok secara tepat.
Memiliki kesabaran, keakraban, dan sensivitas yang diperlukan untuk
menumbuhkan semangat belajar.
Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha
memberikan penjelasan kepada pesrta didik.
Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode.
Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dam metode dan teknik.
Pengajar akan mengajar dengan baik apabila memiliki sikap dasar yang benar,
sasaran yang benar, informasi faktual yang diperlukan, memahami macammacam metoda dan teknik dan mengetahui bagaimana memilihnya, membantu
pelajar dalam merencanakan tindak lanjut
Perwujudan perilaku guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar akan
nampak pada interaksi antar keduanya. Dalam interaksi ini terjadi proses saling
mempengaruhi sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri pelajar dalam
bentuk tercapainya hasil belajar. Sekurang-kurangnya ada tiga hal dalam
interaksi pelajar-pengajar yaitu proses belaja, metode mengajar, dan pola-pola
interaksi.
Model pembelajaran yang dipandang cukup komprehensif yang dikembangkan
oleh Ernest Chang dan Don Simpson, The circle of learning: individual and Group
Process menurut model ini, pembelajaran dapat berlangsung tidak hanya
tanggung jawab individual, akan tetapi dapat dalam bentuk kolaboratif melalui
proses kehidupan kelompok. Model ini mendasarkan atas paradigma hubungan
antara aktivitas dan orientasi. Dalam proses berlangsungnya pembelajaran ada
dua dimensi yaitu dimensi aktivitas pembelajaran dan dimensi orientasi proses.
Hubungan dua dimensi itu menghasilkan empat pola pembelajaran yaitu: (1)
traditional lectures atau ceramah tradisional, (2) self study atau belajar mandiri,
(3) concurrent learning atau pembelajaran bersama, (4) colaborative learning
atau pembelajaran kolaboratif.
Komentar /refleksi:

Dalam bab ini kita dapat mengenal dan menerapkan bebgai aspek psikologis
dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada saat proses belajarmengajar. Yang ibicarakn aspek psikologis disini yaitu aspek perilaku individu
yang terkit dengan proses belajar-mengajar. Seperti kita ketahui dalam proses
kegiatan ini melibatkan intraksi individu antara pelajar dan pengajar aspek
prilkunya berarti perilaku belajar siswa dan perilaku mengajar guru.
Dalam mewujudkan proses mengajar yang efektif dan efisien maka perilaku
belajar siswa dan perilaku mengajar guru dapat di dinamiskan secara baik.
Pengajar (guru) hendaknya mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat
agar mampu mewujudkan perilaku belajar siswa melalui interaksi belajarmengajar yang efektif dalam situasi belajar-mengajar yang kondusif.
BAB VII ASPEK-ASPEK PERILAKU PEMBELAJARAN
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah
kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku belajar terjadi dalam situasi
interaksi belajar-mengajar dalam mencapai tujuan dan hasil belajar. Dalam
berbagai teori penelitian, ternyata terdapat kaitan yng erat antara kepuasan
yang dicapai dalam elajar denga unjuk kerja dan motivasi. Kepuasan yang
diperoleh siswa dari prosse belajar dapat menunjukkan unjuk kerja yang dan
dapat meningkatkan motivasi belajar. Unjuk kerja yang dicapai seseorang dapat
mendapatkan kepuasan dan kemudian dapat meningkatkan motivasi, dalam
kaitan ini hendaknya dapat ditimbulkan suasana belajar yang sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan kepuasan agar dapat menghasilkan unjuk kerja
yang baik. Faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa dalam belajar yaitu
imbalan hasil belajar, rasa aman dalam belajar, kondisi belajar yang memadai,
kesempatan untuk memperluas diri, hubungan pribadi.
Ada beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan yaitu prinsip
kompetisi, prinsip pemacu, prinsipganjaran dan hukuman, kejelasan dan
kedekatan tujuan, pemahaman hasil, peengembangan minat, lingkungan yang
kondusif, keteladanan.
Pengamatan dan perhatian merupakan aspek tingkah laku yang mempunyai
peranan penting dalam proese pembelajaran. Keefektipan suatu pross
peembelajaran akan banyak dipengaruhi oleh kulitas pengamatan dan perhatian
yang diberikan. Pengamatan atau perception, merupakan salah satu bentuk
perilaku kognitif, yaitu suatu proses mengenal lingkungan dengan menggunakan
alat indera. Prosses pengmatn tejadi karena adanya rangsangan dari lingkungan
yang diterima oleh individu denan enggunaan alat indera. Rangsangan itu
kemudian diteruskan ke pusat kesadaran yaitu otak untuk kemudian diberika
makna dan tafsiran. Dilihat dari proporsi penggunaan alat indera ada beberapa
gaya pengamatan yaitu: gaya pengamatan visual, gaya auditif, gaya taktil, gaya
kinestetik.

Perhatian dapat diartikan sebagai peningkatan aktivitas mental terhadap suatu


rangsangan tertentu. Perhatian dapat lebih memusatkan pengamatan individu
kepada suatu rangsangan, sehinnga pengamatan menjadi lebih efektif. Guru
dapat membantu siswa dalam memusatkan memelihara perhatan dalam proses
pembelajaran dengan hal-hal sebagai berikut:
Isyarat, memberikan isyarat-isyarat tertentu kepada siswa pada saat memulai
pelajaran atau pada saat pergantian aktivitas.
Gerakan, senantiasa bergerak dan berkeliling ke seluruh kelas selama
menyajikan pelajaran.
Variasi,menggunakan gaya variasi dalam gaya mengajar.
Minat, memberikan minat siswa sebelum dan selama proes pengajaran.
Pertanyaan, mengajukan pertanyaan selama proses pengajaran berlangsung,
mendorong siswa untuk memberikan jawaban denga kata-kata sendiri.
Suatu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif apabila informasi
yang dipelajari dapat diingat dengan baik dan terhindar dari lupa. Mengingat
adalah merupakan proses menerima, menyimpan, dan mengeluarkan kembali
inforrmasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian
disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran.
Yang dimaksud dengan transfer dalam pembelajaran ialah pemindahan hasil
pembelajaran dari suatu situasi kee situai lain. Transfer akan terjadi apabla
terdapat kesamaan antara pembelajaran yang satu dengan situasi lainnya.
Dalam proses pembelajaran kebutuhan merupakan sumber timbulnya motivasi.
Kebutuhan (need) dapat diartikan sebagai suatu sitiasi kekurangan dalam diri
inividu dan menunutut pemuasan agar dapat berfungsi secara efektif. Kebutuhan
merupakan sumber timbulnya motivasi yang mendorong individu untuk
berperilaku.
Komentar /refleksi:
Dalam bab ini dibahas mengenai beberapa aspek psikologi yang tekait dengan
proses pembelajaran dan pengajaran.dengan memperhatikan konsep psikologis
diharapkan guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang seefektif
mungkin . Aspek yang dibahas yaitu:
Motivasi,dalam hubungannya para guru mempunyai tanggungjawab dan
kewajiban untuk memotivasi dalam belajar dan membantu agar mereka terhindar
dari kemungkinan frustasi.

Pengamatan dan perhatian, dalam aktivitas di sekolah guru harus mengusahakan


agar siswa dapat melakukan pengamatan yang efektif agar memperoleh hasil
pembelajaran yang sebaik-baiknya. Dalam mengajar hendaknya memberikan
kesempatann epada siswa untmlakukan pengamtan yang baik.
Mengingat dan lupa, tugas guru adalah membantu siswwa dalam proses
pembelajaran agar bahan-bahan yang dipelajari siswa dapat diingat dnga
baikdan terhindar dari lupa.
Transer dalam belajar.
Kebutuhan individu.
BAB VIII PSIKOLOGI MENGAJAR
Pendidikan diwujudkan melalui proses pengajaran. Proses pengajaran yang
efektif terbentuk melalui pengajaran yang meliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berpusat pada siswa
Interaksi edukatif antara guru dengan siswa
Suasana demokratis
Variasi metode mengajar
Guru profesional
Bahan yang sesuai dan bermanfaat
Lingkungan yang kondusif
Sarana belajar yang menunjang
Model mengajar dikelompokkan dalam empat rumpun yaitu
Rumpun model pemrosesan informasi, model ini berorientasi pada kecakapan
siswa dam memproses informasi. terdiri atas: model berpikir induktif, model
latihan inkuri, inkuri ilmiah, penemuan konsep, pertumbuhan kognitif, model
penata lanjutan dan memori.
Rumpun model-model personal, model ini berorientasi kepada individu dan
perkembangan keakuan (selfhood), terdiri atas; pengajaran non-direktif, latihan
kesadaran, sinektik, sistem-sistem konseptual dan pertemuan kelas.
Rumpun model interaksi sosial, model ini menekankan hubungan individu dengan
orang lain atau masyarakat, terdiri dari; penentuan kelompok, inkuiri (penemuan
sosial), metode laboratori, jurisprudensial, bermain peran, model penata lanjutan,
dan simulasi sosial.

Rumpun model behavior (perilaku), model ini menekankan pada aspek


perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati, terdiri dari:
manajemen kontingensi, kontrol diri, relaksasi, pengurangan ketegangan, latihan
asertif desensitasi, latihan langsung.
Komentar /refleksi:
Dalam bab ini meliputi psikologi belajar yang di dalamnya terdapat proses
pengajaran yang efektif. Agar dapat terjadi proses pengajaran seperti itu maka
guru harus mampu menciptakan proses pengajaran dalam suasana pembelajaran
yang baik. Selanjutnya yaitu mengenal model-model mengajar, seperti kita
ketahui bahwa mengajar merupakan tugas utama seorang guru, dengan bahasan
yang ada pada bab ini, dapat diharapkan ketika menjadi seorang guru dapat
mengenal model-model mengajar dan memilihnya secara tepat sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki serta keadaan lingkungannya.

BAB IX PSIKOLOGI GURU


Peranan (role) guru artinya keseluruhan perilaku yang harus dilakukan guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Di dalam keluarga guru perperan
sebagai pendidik dalam keluarga atau family educator, sedangkan di masyarakat,
guru berperan sebagai pembina masyarakat (sosial developer), pendorong (social
motivator), penemu (sosial inovator) dan sebagai agen masyarakat (social
agent).
Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi kinerja guru:
imbalan kerja
rasa aman dalam pekerjaan
kondisi kerja yang baik
kesempatan pengembangan diri
hubungan pribadi
Kompetensi guru adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus ada
pada seseorang agar dapat menunjukan perilakunya sebagai guru. Kompetensi
guru meliputi kompetensi personal, kompetensi profesional, kompetensi sosial,
kompetensi intelektual dan kompetensi spiritual. Guru profesional adalah guru
yang memiliki keahlian, tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang didukung
oleh etika profesi yang kuat.
Kepribadian merupakan keseluruhan perilaku dalam berbagai aspek yang secara

kualitatif akan membentuk keunikan atau kekhasan seseorang dalam interkasi


dengan lingkungan diberbagai situasi dan kondisi. Dalam lingkup pendidikan,
penampilan guru merupakan hal yang amat penting untuk mewujudkan kineja
secara tapat dan efektif. Dengan demikian sifat utama seorang guru adalah
kemampuannya dalam mewujudkan penampilan kualitas kepribadian dalam
interaksi pendidikan yang sebaik-baiknya agar kebutuhan dan tujuan tercapai
secara efektif.
Komentar /refleksi:
Dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya di sekolah guru memegang
peranan yang paling utama, perilaku guru dalam proses pendidikan akan
memberikan pengaruh bagi pembinaan siswa. Dalam psikologi guru pada bab ini
merupakan kajian psikologis terhadap berbagai aspek perilaku guru khasnya
dalam proses pendidikan di sekolah.

Di dalam kelas hendaknya anak-anak diberi peluang untuk saling berbicara dan
beriskusi dengan teman-temannya.

Вам также может понравиться