Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
baik
pabrik,
masyarakat
maupun
bagi
pemerintah.
memiliki
kemampuan
menetralisir
limbah
dan
akan
menimbulkan
pencemaran
yang
yang
yang
mengacu
pada
baku
mutu
pencemaran
DENAH UNIT
PENGOLAHAN
LIMBAH
PT.
MALAKASARI
10
11
SLUDGE
9
12
8
13
14
8
3
14
1. INLET
2. BAK PENAMPUNG LIMBAH
3. BAK EQUALISASI
2
1
4. BAK PENAMBAHAN ASAM
6
5. BAK PENAMBAHAN KOAGULAN
4
6. BAK FLOKULASI - KOAGULASI
7. SALURAN PENGADUKAN
RUANG MAKE-UP
RUANG CHEMICAL
KARYAWAN DAN LABORATORIUM
HIDROLIK
8. CLARIFIER
9. PENAMPUNG SLUDGE
10. BELTPRESS
11. POS PENAMPUNG SLUDGE
4.2.2.
Alat Kerja
12. BAK AERASI
13. MOTOR AERATOR
14. OUTLET
5
kedalam
bak
tersebut
untuk
digabungkan.
Bak
pengadukan
juga
membantu
mengurangi
2. Bak Pengatur pH
Setelah masuk kedalam bak equalisasi, limbah kemudian
dipompa masuk kedalam bak pengatur pH. Bak tersebut
berbentuk balok dengan dimensi panjang 0,7 meter, lebar 0,7
meter dan kedalaman 1,5 meter. Memiliki lubang masuk
limbah dibagian bawah dan keluaran limbah ada diatas,
dibagian
atasnya
dijatuhkan
lagi
kebawah,
dengan
Gambar 4.
larutan
kemudian
melalui
alat
pembaca
dan
Gambar 4.
3. Bak Koagulasi
Gambar 4.
Bak koagulasi
4. Bak Flokulasi
Bak flokulasi memiliki dimensi panjang 2 meter, lebar 2
meter dan kedalaman 0,75 meter. Pada bak tersebut dipasang
motor pengaduk dengan kecepatan 60 rpm. Dari bak flokulasi
dilanjutkan ke clarifier.
Gambar 4.
Bak Flokulasi
5. Clarifier
Ada 2 buah clarifier yang digunakan pada Unit Pengolahan
Limbah PT. Malakasari. Clarifier pertama dipakai sebagai alat
sedimentasi limbah setelah teatment pengendapan. Memiliki
bentuk tabung dengan kerucut terbalik dibagian bawahnya
dan memiliki dimensi kedalaman 4 meter dan diameter 6
meter dan dengan lebar weir 25-30 centimeter, sedangkan
untuk clarifier kedua dipasang setelah bak aerasi digunakan
sebagai tempat pengendapan kedua bila mana masih ada
endapan yang terbawasetelah bak aerasi. Clarifier kedua
memiliki bentuk yang sama dengan clarifier pertama.
Gambar 4.
Clarifier
6. Beltpress
Beltpress digunakan sebagai alat pemisah air yang masih
tercampur dalam material limbah yang mengandung air
sehingga menghasilkan padatan yang mengandung hanya
sedikit air . Belt press yang digunakan memiliki kapasitas 500
kg/jam.
Gambar 4.
Beltpress
7. Kolam Aerasi
Kolam
aerasi
digunakan
sebagai
tempat
pemberian
masih
mengandung
cukup
limbah
yang terlarut.
Pembahasan Bahan
produk
utama industri
kimia.
Kegunaan
utamanya
penyimpanan
dihubungkan
dengan
didalan
torn
chemical
dosing
pump
yang
yang
jumlah
oleh
pompa
tersebut
ketika
pH
limbah
C. 50,7 persen
2-
berkembang, pH tidak
H2O
Jika reaksi kedua terjadi, kapur atau natrium karbonat dapat
ditambahkan untuk menetralkan asam terbentuk karena
endapan akan larut.
untuk
Penyimpanannya
limbah
dengan
ditempatkan
dalam
konsentrasi
torn
pekat.
chemical
dan
3. Flokulan
Polimer Anion Dan Kation
Polimer biasanya merupakan jenis flokulan pembantu yang
banyak digunakan untuk bahan pembantu pengndapan.
Flokulan polimer adalah zat yang bisa terlarut dalam air
dengan berat molekul relatif (Mr) antara 1000 5.000.000
gr/mol dalam proses komersil sering kali sampai 1.000.000
gr/mol yang berbentuk pola kecil dinamik dengan ukuran
beberapa ratus nanometer.
Jika mekanisme flokulasi didominasi oleh jembatan polimer,
efisiensi flokulasi biasa akan bertambah dengan penambahan
berat molekul. Pemanfaatan senyawa molekular yang sangat
besar akan menaikkan berat molekul dan akan menurunkan
sifat pelarutan.
Bahan
kimia
polimer
sering
dipakai
sebagai
yang
akan
menahan
abrasi
setelah
terjadi
280 g
pengadukan
menggunakan
motor.
Pengdukan
Pembahasan Proses
pembagian
prosesnya
ada
empat
bagian
utama
1. Equalisasi
Merupakan tempat dimulainya pengolahan limbah. Semua
limbah dari pabrik dikumpulkan didalamnya seperti dari
proses desizing, pencelupan, merserisasi dan penetralan.
Semua limbah dimasukan dengan kondisi yang berbedabeda, mulai temperatur, pH, konsentrasi zat kimia dan
padatan tidak terlarut. Limbah kemudian dikumpulkan di
bak tersebut untuk kemudian pompa ke bak pengolahan
untuk diolah.
Beberapa parameter seperti pH dan konsentrasi limbah
sangat menentukan pada pengolahan berikutnya. Pada
kondisi limbah yang pekat dan pH tinggi (basa) akan
memerlukan kogulan yang lebih banyak, namun karena
koagulanyang digunakan adalah tawas yang bersifat asam
maka penggunaan asam pun disesuaikan karena bila
terlalu banyak dapat membuat pH lebih rendah dan
membuat endapan alum terlarut kembali.
Kondisi limbah yang pekat membuat pengolahan lebih sulit
dalam pengaturan laju limbah dan bahan, pereaksian
pengendapan
dan
dapat
mengganggu
keseimbangan
ikut
terbawa
bersama
endapan.
Sehingga
Flokukan
pun
digunakan
untuk
proses
Proses
sedimentasi
dilakukan
pada
clarifier,
dimana
hasil
pengolahan
perlu
diturunkan
dengan
cara
oksidasi
dapat
kedalam
air
dilakukan
limbah.
dengan
Udara
pemberian
dimasukan
oksigen
dengan
cara
bak,
pada
keadaan
seperti
itu
biuh
dapat
dibuang
maka
air
hasil
pengolahan
dapat