Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
According to the WHO in 2013 stated that there are more than 527.624 new cases and 265 .deaths
from cervical cancer, 90% of which occur in developing countries. In Indonesia based on data from
the Health Research (Rikesdas) in 2013, the incidence rate for cervical cancer in Indonesia is 14.2
per 100,000 women and the mortality rate is 7 per 100,000 women. While the incidence rate for
breast cancer is 43.3 per 100,000 women and mortality rate of 30.0 per 100,000 women. Therefore, in
the prevention of cervical cancer and breast cancer, the Indonesian government using visual
inspection with acetic acid (VIA) with the approach of Single Visit Approach, and Clinical Breast
Examination (CBE), which aims to reduce morbidity and mortality from cervical cancer and cancer
breast. Evaluation of prevention of cervical and breast cancer in sub-district Puskesmas Kutawaluya,
Karawang regency period of January to November 2015 carried out by comparing the coverage of
the program to the target using a systems approach. Counseling group gained no coverage and
coverage of cervical cancer screening and breast cancer by 32.67%. The cause is the lack of trained
personnel, lack of service to the villages into the work area, and the lack of information regarding the
service of cervical cancer screening and breast cancer in the clinic. Efforts to resolve the issue is with
the training of midwives and cadres to act IVA and breast examinations, conducting group counseling
for women by involving groups of men (husband), carried out a scheduled routine counseling and
working with various stakeholders.
Keywords: cervical cancer, breast cancer, IVA, CBE
1
PENDAHULUAN
Kanker leher rahim adalah keganasan
dari leher rahim (serviks) yang disebabkan
oleh virus HPV (Human Papiloma Virus).
Menurut WHO tahun 2013 mengatakan bahwa
terdapat lebih dari 527.624 kasus baru, dan
265.672 kasus kematian akibat kanker leher
rahim, 90% diantaranya terjadi di negara
berkembang. Angka insidens tertinggi
ditemukan di negara-negara Amerika bagian
tengah dan selatan, Afrika timur, Asia selatan,
Asia tenggara dan Melanesia.1,2
Berdasarkan
data
International
Agencies for Research on Cancer (IACR)
tahun 2012, kanker leher rahim menempati
urutan kedua dengan incidence rate 17 per
100.000 perempuan, sekitar 7.9% kasus baru
ditemukan dan angka kematian 7.5% per tahun
dari seluruh kasus kanker pada perempuan di
dunia. Sedangkan untuk urutan pertama yaitu
kanker payudara dengan incidence rate 40 per
100.000 perempuan, kasus baru yang
ditemukan 25.1% dengan jumlah kematian
14.7% per tahun dari seluruh kasus kanker
pada perempuan di dunia.3
Kanker payudara adalah keganasan yang
berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara. Kanker payudara merupakan
salah satu penyebab utama kematian yang
diakibatkan oleh kanker pada perempuan di
seluruh dunia.
Di Indonesia, berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013,
Incidence rate untuk kanker leher rahim di
Indonesia adalah 14.2 per 100,000 wanita
dengan mortality rate 7 per 100,000 wanita.
Sedangkan incidence rate bagi kanker
payudara adalah 43.3 per 100,000 wanita dan
mortality rate 30.0 per 100,000 wanita.2,3
Berdasarkan data dari Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2011
diketahui bahwa kanker leher rahim
menempati urutan kedua pada pasien rawat
inap (11,78%) dan pasien rawat jalan
(17,00%). Kanker payudara menempati urutan
pertama pasien rawat inap (16,85%) dan
pasien rawat jalan (21,69%).3 Oleh karena itu,
Indonesia
mengembangkan
upaya
pengendalian kanker leher rahim dan payudara
melalui deteksi dini. Deteksi dini kanker leher
rahim menggunakan metode Single Visit
TOLOK UKUR
Evaluasi dilakukan dengan cara
mengetahui cakupan program pencegahan
kanker leher rahim dan kanker payudara di
Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten Karawang
periode Januari sampai dengan November
2015 yang kemudian dibandingkan dengan
tolak
ukur
yang
ditetapkan
dengan
mengadakan pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data dan interpretasi data dengan
menggunakan pendekatan sistem sehingga
dapat ditemukan masalah yang ada dari
pelaksanaan program pencegahan kanker leher
rahim dan kanker payudara di Puskesmas
Kutawaluya dan kemudian dibuat usulan dan
saran sebagai pemecahan masalah tersebut
berdasarkan
penyebab
masalah
yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Konseling
Tolak Ukur (5
tahun)
100%
Tolak Ukur
(11 bulan)
91,67%
Pencapaian
Masalah
32,67%
(+)
59%
2.
Penyuluhan kelompok
1x/bulan/desa
1x/bulan/desa
(+)
3.
Persentase penapisan
kanker leher rahim
85%
77,92%
32,67 %
(+)
45,25%
5-10%
3,33-6,67 %
0,6 %
(+)
2,73-6,07%
5.
Persentase penanganan
dengan krioterapi pada
penapisan kanker leher
rahim
100%
91,67 %
(+)
6.
100%
91,67%
0%
(+)
91,67%
7.
Persentase penapisan
kanker payudara
85%
77,92%
32,67 %
(+)
45,25%
8.
100%
91,67%
0%
(+)
91,67%
1.
Variabel
Variabel
Tolak ukur
1.
Tenaga
Dokter terlatih
Bidan terlatih
Pencapaian
Masalah
1 orang
(+)
5 orang
3 orang
(+)
Variabel
Penyuluhan kelompok
2.
3.
Penanganan
krioterapi
dengan
4.
Penapisan
payudara
kanker
Tolak Ukur
Penyuluhan kelompok
1kali/bulan/desa
Pencapaian
Tidak tersedia.
Seharusnya dilakukan
penyuluhan
secara
berkelompok
terlebih
dahulu
kemudian
dengan Konseling.
Masalah
(+)
Dilakukan Senin-Selasa
oleh
bidan
terlatih
hanya di puskesmas.
(+)
Tidak tersedia
(+)
Dilakukan Senin-Selasa
oleh
bidan
terlatih
hanya di puskesmas.
(+)
Pencapaian
Mayoritas istri meminta
persetujuan suami
Masalah
(+)
Variabel
Dukungan suami
Tolak Ukur
2.
Sosial Budaya
(+)
PRIORITAS MASALAH
Masalah menurut keluaran :
A. Cakupan konseling masih kurang
(32,67%) dari target sebesar 91,67%.
Besar masalahnya 59%
B. Cakupan penyuluhan kelompok tidak ada
dari target sebesar 1 kali / bulan / desa.
C. Cakupan penapisan kanker leher rahim
masih kurang (32,67%) dari target
sebesar 77,92%. Besar masalahnya
45,25%.
D. Cakupan penemuan IVA positif masih
kurang (0,6%) dari target sebesar 3,336,67%. Besar masalahnya 2,73-6,07%.
E.
Parameter
Masalah
A
Besarnya masalah
2.
3.
4.
5.
23
24
19
20
22
19
24
19
Total
Keterangan derajat masalah : 5 = Sangat penting
2 = Kurang penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
Penyelesaian Masalah
Masalah 1 :
KESIMPULAN
Telah dilaksanakan evaluasi program
deteksi dini kanker leher rahim dan payudara
yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem
di Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten
Karawang periode Januari 2015 sampai
dengan November 2015 didapatkan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
Cakupan
konseling
masih
kurang
(32,67%) dari target sebesar 91,67%.
Besar masalahnya 59%
Cakupan penyuluhan kelompok tidak ada
dari target sebesar 1 kali / bulan / desa.
Cakupan penapisan kanker leher rahim
masih kurang (32,67%) dari target sebesar
77,92%. Besar masalahnya 45,25%.
Cakupan penemuan IVA positif masih
kurang (0,6%) dari target sebesar 3,336,67%. Besar masalahnya 2,73-6,07%.
Cakupan penanganan dengan krioterapi
pada penapisan kanker leher rahim tidak
ada dari target sebesar 91,67%.
Cakupan kasus rujukan kanker leher rahim
tidak ada (0%) dari target sebesar 91,67%.
Besar masalahnya 91,67%.
Cakupan penapisan kanker payudara
masih kurang (32,67%) dari target sebesar
77,92%. Besar masalahnya 45,25%.
Cakupan kasus rujukan kanker payudara
tidak ada (0%) dari target sebesar 91,67%.
Besar masalahnya 91,67%.
Dipilih dua prioritas masalah yaitu :
Cakupan penyuluhan kelompok tidak ada
dari target sebesar 1 kali / bulan / desa.
Cakupan penapisan kanker payudara
masih kurang (32,67%) dari target sebesar
77,92%. Besar masalahnya 45,25%.
SARAN
Saran diberikan kepada kepala Puskesmas
Kutawaluya untuk memperbaiki masalah yang
1. Melaksanakan
kegiatan
program
pencegahan kanker
leher rahim dan
kanker
payudara
sesuai
dengan
perencanaan sebelumnya. Semua kegiatan
terjadwal, dilaksanakan, dimotonitoring,
dicatat dan dilaporkan setiap bulannya
pada rapat bulanan.
2. Melatih bidan desa untuk dapat melakukan
pemeriksaan IVA dan CBE, agar setiap
desa mempunyai bidan terlatih
3. Melatih bidan desa dan kader melakukan
penyuluhan kelompok di setiap desa.
4. Penyuluhan yang diberikan tidak hanya
untuk kelompok wanita, namun juga
dilakukan untuk kelompok pria (suami)
untuk meningkatkan tingkat pengetahuan
akan pentingnya pencegahan kanker leher
rahim dan payudara sehingga diharapkan
adanya dukungan dari pihak pria (suami)
terhadap kegiatan pencegahan kanker
leher rahim.
5. Menyediakan unit krioterapi di puskesmas
dan melatih bidan puskesmas untuk dapat
menggunakan unit krioterapi jika telah
tersedia.
6. Membangun kerja sama lintas program
dan lintas sektor.
7. Pihak puskesmas membuat usulan kepada
Suku Dinas Kesehatan tentang penyediaan
media-media promosi seperti spanduk,
poster, video dan pamflet di wilayah
Kecamatan Kutawaluya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. Paduan layanan integrasi :
Deteksi dini kanker leher rahim dengan
inspeksi visual asam asetat (IVA) dan
deteksi
dini
kanker
payudara.
Jakarta:Depkes RI, 2014
2. Nugroho K. Ilmu kandungan. Edisi ketiga.
Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohadjo, 2011
3. Ferlay J, Shin HR, et.al. CancerIincidence
and
Mortality
Worldwide:
IARC
CancerBase No 10. (Internet). Lyon,
France: International Agency for Research
on Cancer, 2013. diundur dari :
7
http://globocan.iarc.fr.Diunduh tanggal 14
Desember 2015
4. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman
Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan
Kanker Leher Rahim. Jakarta: Kepmenkes
RI No. 796/Menkes/ SK/ VII/ 2013.