Вы находитесь на странице: 1из 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASFIKSIA
I. Konsep Dasar Medis
a. Pengertian
Asfiksia adalah keadaan yang disebabkan oleh karena otak mengalami hipoksemia dan
hiperkarbia,selanjutnya dapat menyebabkan oedema otak dan bermacam-macam
gangguan sirkulasi,secara klinis ditandai dengan skor Apgar rendah dan asidosis.(Taslim
S,Neurologi Anak).
Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah dilahirkan. (Mochtar, 1989).
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 1998).
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Mansjoer, 2000).
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini
berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.Asfiksia
juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya.(Saiffudin, 2001).
Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar oksigen (O 2)
dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO2) secara bersamaan dalam darah dan jaringan
tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen (udara) dalam alveoli paru-paru dengan
karbon dioksida dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia
dan kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia. Asfiksia berarti hipoksia yang
progresif karena gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga
terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan kesulitan mengeluarkan CO2, saat janin di
uterus hipoksia.
Penilaian menurut score APGAR merupakan tes sederhana untuk memutuskan apakah
seorang bayi yang baru lahir membutuhkan pertolongan. Tes ini dapat dilakukan dengan
mengamati bayi segera setelah lahir (dalam menit pertama), dan setelah 5 menit.
Lakukan hal ini dengan cepat, karena jika nilainya rendah, berarti tersebut membutuhkan
tindakan.
Observasi dan periksa :

A = Appearance (penampakan) perhatikan warna tubuh bayi.


P = Pulse (denyut). Dengarkan denyut jantung bayi dengan stetoskop atau palpasi
denyut jantung dengan jari.
G = Grimace (seringai). Gosok berulang-ulang dasar tumit ke dua tumit kaki bayi
dengan jari. Perhaitkan reaksi pada mukanya. Atau perhatikan reaksinya ketika lender
pada mukanya. Atau perhatikan reaksinya ketika lender dari mulut dan tenggorokannya
dihisap.
A = Activity. Perhatikan cara bayi yang baru lahir menggerakkan kaki dan tangannya
atau tarik salah satu tangan/kakinya. Perhatikan bagaimana kedua tangan dan kakinya
bergerak sebagai reaksi terhadap rangsangan tersebut.
R = Repiration (pernapasan). Perhatikan dada dan abdomen bayi. Perhatikan
pernapasannya.
TANDA
Frekwensi

0
Tidak

1
Kurang dari

2
Lebih dari

jantung

ada

100 x/menit

100

Usaha

Tidak

Lambat,

x/menit
Menangis

bernafas

ada

tidak

kuat

Tonus otot

Lumpu

teratur
Ekstremitas

Gerakan

fleksi

aktif

lemas
Tidak

sedikit
Gerakan

Menangis

ada

sedikit

batuk

respon
Biru /

Tubuh:

Tubuh dan

pucat

kemerahan,

ekstremitas

ekstremitas:

kemerahan

h
Refleks

Warna

biru
Apgar Skor : 7-10; bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa
Apgar Skor 4-6; (Asfiksia Neonatorum sedang); pada pemeriksaan fisik akan terlihat
frekwensi jantung lebih dari 100 X / menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,
reflek iritabilitas tidak ada

Apgar Skor 0-3 (Asfiksia Neonatorum berat); pada pemeriksaan fisik ditemukan
frekwensi jantung kurang dari 100 X / menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan
kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada.
b. Etiologi
1. Faktor ibu
Hipoksia ibu
Keracunan CO
Hipotensi akibat perdarahan
Gangguan kontraksi uterus
Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Hipertensi pada penyakit eklampsia
2. Faktor plasenta
Plasenta tipis
Plasenta kecil
Plasenta tidak menempel
Solusio plasenta
Perdarahan plasenta
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus
Tali pusat menumbung
Tali pusat melilit leher
Kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir
4. Faktor neonatus
Prematur
Kelainan kongential
Pemakaian obat anestesi
Trauma yang terjadi akibat persalinan

c. Tanda dan Gejala


Bayi pucat dan kebiru-biruan
Usaha bernafas minimal atau tidak ada
Hipoksia
Asidosis metabolik atau respirator
Perubahan fungsi jantung
Kegagalan sistem multiorgan
Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang,
nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak menangis.
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100
x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap refleks
rangsangan.
II. WOC / Pathway

III. Penatalaksanaan Kasus


a. Terapi Suportif
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang
bertujuan untuk rnempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala

sisa

yang mungkin muncul. Tindakan resusiksi bayi baru tahir mengikuti tahap tahapantahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi :
1. Memastikan saluran nafas terbuka :
Meletakkan bayi pada posisi yang benar.
Menghisap mulut kemudian hidung kalau perlu trakea
Bila perlu masukkan ET untuk memastikan pernafasan terbuka
2. Memulai pernapasan :
Lakukan rangsangan taktil
Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif
3. Mempertahankan sirkulasi darah :
Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada atau bila perlu
menggunakan obat-obatan.
4. Koreksi gangguan metabolik (cairan, glukosa darah, elektrolit )
Cara resusitasi dibagi dalam tindakan umum dan tindakan khusus :
a). Tindakan Umum
1) Pengawasan suhu
2) Pembersihan jalan nafas
3) Rangsang untuk menimbulkan pernafasan
b). Tindakan khusus
1). Asfiksia berat
Resusitasi aktif harus segera dilaksanakan langkah utama

memperbakti

ventilasi paru dengan pemberian 02 dengan tekanan dan intemitery cara terbaik
dengan intubasi endotrakeal lalu diberikan 02 tidak lebih dari 30 mmHg.
Asfikasi berat hampir selalu disertai asidosis, koreksi dengan bikarbonas
natrium 2-4 mEq/kgBB, diberikan pula glukosa 15-20 % dengan dosis 2-4
mEq/kgBB Kedua obat ini disuntikan ke dalam intra vena perlahan melalui vena
umbilikatis, reaksi obat ini akan terlihat jelas jika ventilasi paru sedikit banyak
telah berlangsung. Usaha pernapasan biasanya mulai timbul setelah tekanan
positif diberikan 1-3 kali, bila setelah 3 kali inflasi tidak didapatkan perbaikan.

Pernapasan atau frekuensi jantung, maka masase jantung eksternal dikerjakan


dengan & frekuensi 80-I00/menit. Tindakan ini diselingi ventilasi tekanan dalam
perbandingan 1 : 3 yaitu setiap kali satu ventilasi tekanan diikuti oleh 3 kali
kompresi dinding torak. Jika tindakan ini tidak berhasil bayi harus dinilai
kembali, mungkin hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan asam dan basa
yang belum dikorekrsi atau gangguan organik seperti hernia diaftagmatika atau
stenosis jalan nafas.
2). Asfiksia sedang
Stimulasi agar timbul reflek pernafasan dapat dicoba bila dalam waktu 30-60
detik tidak timbul pernapaan spontary ventilasi aktif harus segera dilakukan.
Ventilasi sederhana dengan kateter 02 intranasal dengan filtrat 1-2 x/mnt, bayi
diletakkan dalam posisi dorsofleksi kepala. Kemudian dilakukan gerakan
membuka dan menutup nares dan mulut disertai gerakan dagu keatas dan
kebawah dengan frekuensi 20 kali/menit, sambil diperhatikan gerakan dinding
torak dan abdomen. Bila bayi memperlihatkan gerakan pernapasan spontan,
usahakan mengikuti gerakan tersebut, ventilasi dihehtikan jika hasil tidak
dicapai dalam 1-2 menit sehingga ventilasi paru dengan tekanan positif secara
tidak langsung segera dilakukan, ventilasi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dari mulut ke rnulut atau dari ventilasi ke kantong masker. Pada ventitasi
dari mulut ke mulut, sebelumnya mulut penolong diisi dulu dengan 02, ventilasi
dilahirkan dengan frekuensi 20-30 kali permenit dan perhatikan gerakan nafas
spontan yang mungkin timbul. Tindakan dinyatakan tidak berhak jika setelah
dilekuknn berberapa saat teqadi penurunan frekuens jantung atau perbaikan
tonus otot intubasi endotrakheal harus segera dilahirkan, bikarbonas natrikus
dan glukosa dapat segera diberikan, apabila 3 menit setelah lahir tidak
memperlihatkan pernapasan teratur meskipun ventilasi telah dilakukan dengan
adekuat.

b. Terapi Medikamentosa

1. Epinefrin
Indikasi:
Denyut jantung bayi < 60x/menit setelah paling tidak 30 detik dilakukan ventilasi
adekuat dan kompresi dada belun ada respon.
Sistotik
Dosis : 0,1-0,3 ml / kgBB dalam lanrtan I : 10.000 (0,1 mg 0,03 mg / kgBB).
Cara : i.v atau endotakheal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu
2. Volume Ekspander
Indikasi:
Bayi baru lahir yang dilahirkan resusitasi rnengalami hipovolernia dan tidak ada
respon dengan resueitasi.
Hipovolemi kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. Klinis ,diitandai
dangan adanya pucat perfusi buruk, nadi kecil / lemah dan pada resusitasi tidak
memberikan respons yang adekuat.
Jenis Cairan :
a) Larutan laistaloid isotonis (NaCL 0,9, Ringer Laktat). Dosis : dosis awal 10 ml /
kgBB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang sampai menunjukkan respon
klinis.
b) Transfursi darah gol O negatif jika diduga kehilangn darah banyak.
3. Bikarbonat
Indikasi:
Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahiryang mendapatkan resusitasi. Diberikan
bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik.
Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia Harus
disertai dengan pemerIksaan analisa gas darah dan kimia.
Dosis : 1-2 mEq/keBB atau 2 ml/kgBB (4,2%) atau 1 ml/kgBB (74%).
Cara : diencerkan dengan aqua bidest dan destrosa 5 % sama banyak diberikan secara
i.v dengan kecepaten min 2 menit.
Efek sarnping : pada keadaan hiperosmolarita, dan kandungan CO2 dari
bikarbonat merusak furgsi miokardium dan otak.

IV. Fokus Pengkajian


1. Pengkajian

a. Biodata
Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa, jumlah
saudara dan identitas orang tua. Yang lebih ditekankan pada umur bayi karena
berkaitan dengan diagnosa Asfiksia Neonatorum.
b. Keluhan Utama
Pada klien dengan asfiksia yang sering tampak adalah sesak nafas
c. Riwayat kehamilan dan persalinan
Bagaimana proses persalinan, apakah spontan, premature, aterm, letak bayi belakang
kaki atau sungsang
d. Kebutuhan dasar
1). Pola Nutrisi
Pada neonatus dengan asfiksia membatasi intake oral, karena organ tubuh terutama
lambung belum sempurna, selain itu juga bertujuan untuk mencegah terjadinya
aspirasi pneumonia
2). Pola Eliminasi
Umumnya klien mengalami gangguan b.a.b karena organ tubuh terutama
pencernaan belum sempurna
3). Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien, terutama saat b.a.b
dan b.a.k, saat b.a.b dan b.a.k harus diganti popoknya
4). Pola tidur
Biasanya istirahat tidur kurang karena sesak nafas
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Pada umumnya pasien dengan asfiksia dalam keadaan lemah, sesak nafas, pergerakan
tremor, reflek tendon hyperaktif dan ini terjadi pada stadium pertama.
b. Tanda-tanda Vital
Pada umunya terjadi peningkatan respirasi
c. Kulit
Pada kulit biasanya terdapat sianosis
d. Kepala

Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung, sutura
belum menutup dan kelihatan masih bergerak
e. Mata
Pada pupil terjadi miosis saat diberikan cahaya
f. Hidung
Yang paling sering didapatkan adalah didapatkan adanya pernafasan cuping hidung.
g. Dada
Pada dada biasanya ditemukan pernafasan yang irregular dan frekwensi pernafasan
yang cepat
h. Neurology / reflek
Reflek Morrow : Kaget bila dikejutkan (tangan menggenggam)
3. Test Diagnostik
a. Analisa gas darah
b. Elektrolit darah
c. Gula darah
d. Baby gram
e. Penilaian APGAR score
f. Pemeriksaan EGC dab CT- Scan
g. Pengkajian spesifik
V. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi mukus banyak.
b. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
c. Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
d. Risiko cedera b.d anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi pemajanan pada
agen-agen infeksius.
e. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kurangnya suplai O2 dalam darah.
f. Proses keluarga terhenti b.d pergantian dalam status kesehatan anggota keluarga.

VI. Intervensi Keperawatan


Diagnosa

Tujuan dan

Intervensi

Rasional

Keperawatan
Bersihan jalan nafas

Kriteria Hasil
Setelah dilakukan

1. Tentukan

1. pengumpulan

tidak efektif b.d

tindakan

kebutuhan oral/

data untuk

produksi mukus

keperawatan

suction tracheal.

banyak.

selama proses

2. Auskultasi suara

perawatan optimal
2. membantu

Tujuan : Setelah

keperawatan

nafas sebelum dan

mengevaluasi

dilakukan tindakan

diharapkan jalan

sesudah suction .

keefektifan upaya

keperawatan selama

nafas lancar.1.

proses keperawatan

Tidak

diharapkan jalan

menunjukkan

nafas lancar.

demam.

3. Rata-rata

3. Bersihkan daerah batuk klien


3. meminimaliasi
bagian tracheal
penyebaran
setelah suction
mikroorganisme
selesai dilakukan.
4. untuk
4. Monitor status
mengetahui
oksigen pasien,
efektifitas dari
status
suction.
hemodinamik

repirasi dalam

segera sebelum,

batas normal.

selama dan sesudah

4. Pengeluaran

suction.

2. Tidak
menunjukkan
cemas.

sputum melalui
jalan nafas.
5. Tidak ada suara
Pola nafas tidak

nafas tambahan.
Setelah dilakukan

1) Pertahankan

1. untuk

efektif b.d

tindakan

kepatenan jalan

membersihkan

hipoventilasi.

keperawatan

nafas dengan

selama proses

melakukan

jalan nafas
2. guna

keperawatan

pengisapan lendir.

diharapkan pola

2) Pantau status

nafas menjadi

pernafasan dan

efektif.
Kriteria hasil :

oksigenasi sesuai

1. Pasien
menunjukkan pola
nafas yang efektif.
2. Ekspansi dada
simetris.
3. Tidak ada bunyi
nafas tambahan.
4. Kecepatan dan

dengan kebutuhan.
3) Auskultasi jalan
nafas untuk
mengetahui adanya

meningkatkan
kadar oksigen
yang bersirkulasi
dan memperbaiki
status kesehatan
3. membantu
mengevaluasi
keefektifan upaya

penurunan

batuk klien
4. perubahan AGD

ventilasi.

dapat mencetuskan

4) Kolaborasi

disritmia jantung.
5. terapi oksigen

dengan dokter
untuk pemeriksaan

dapat membantu

irama respirasi

AGD dan

mencegah gelisah

dalam batas

pemakaian alat

bila klien menjadi

normal.

bantu nafas

dispneu, dan ini

5) Berikan

juga membantu

oksigenasi sesuai

mencegahedema

kebutuhan.

paru.

Kerusakan

Tujuan : Setelah

1) Kaji bunyi paru,

1. . membantu

pertukaran gas b.d

dilakukan tindakan

frekuensi nafas,

mengevaluasi

ketidakseimbangan

keperawatan

kedalaman nafas

keefektifan upaya

perfusi ventilasi.

selama proses

dan produksi

keperawatan

sputum.

batuk klien
2. . membantu

diharapkan

2) Auskultasi bunyi

pertukaran gas

nafas, catat area

teratasi.

penurunan aliran

Kriteria hasil :

udara dan / bunyi

1. Tidak sesak

tambahan.
3) Pantau hasil

nafas
2. Fungsi paru

mengevaluasi
keefektifan upaya
batuk klien
3. perubahan AGD
dapat mencetuskan
disritmia jantung.

Analisa Gas Darah

Risiko cedera b.d

dalam batas normal


Tujuan : Setelah
1. Cuci tangan

anomali kongenital

dilakukan tindakan

setiap sebelum dan

tidak terdeteksi atau

keperawatan

sesudah merawat

tidak teratasi

selama proses

bayi.

pemajanan pada

keperawatan

2. Pakai sarung

agen-agen infeksius.

diharapkan risiko

tangan steril.

cidera dapat

3. Lakukan

kebih buruk.
4. untuk

dicegah.
Kriteria hasil :

pengkajian fisik

meningkatkan

secara rutin

pengetahuan

terhadap bayi baru

keluarga dalam

lahir, perhatikan

deteksi awal suatu

pembuluh darah

penyakit.

1. Bebas dari
cidera/ komplikasi.
2.
Mendeskripsikan
aktivitas yang tepat
dari level

tali pusat dan


adanya anomali.

1. untuk mencegah
infeksi nosokomial
2. untuk mencegah
infeksi nosokomial
3. untuk mencegah
keadaan yang

perkembangan

4. Ajarkan keluarga

anak.

tentang tanda dan

3.

gejala infeksi dan

Mendeskripsikan

melaporkannya

teknik pertolongan

pada pemberi

pertama

pelayanan
kesehatan.
5. Berikan agen
imunisasi sesuai
indikasi
(imunoglobulin
hepatitis B dari

Risiko

Tujuan : Setelah

vaksin hepatitis
1. Hindarkan

1. untuk menjaga

ketidakseimbangan

dilakukan tindakan

pasien dari

suhu tubuh agar

suhu tubuh b.d

keperawatan

kedinginan dan

kurangnya suplai

selama proses

tempatkan pada

stabil.
2. untuk

O2 dalam darah.

keperawatan

lingkungan yang

diharapkan suhu

hangat(inkubator)

tubuh normal.
Kriteria Hasil :

2. Monitor gejala

1. Temperatur
badan dalam batas
normal.
2. Tidak terjadi
distress pernafasan.
3. Tidak gelisah.
4. Perubahan
warna kulit.
5. Bilirubin dalam

yang berhubungan
dengan hipotermi,
misal fatigue,
apatis, perubahan
warna kulit dll.
3. Monitor TTV.

mendeteksi lebih
awal perubahan
yang terjadi guna
mencegah
komplikasi
3. peningkatan
suhu dapat
menunjukkan
adanya tanda-

4. Monitor adanya

tanda infeksi
4. penurunan

bradikardi.

frekuensi nadi

5. Monitor status

menunjukkan

pernafasan.

terjadinya asidosis

batas normal.

resporatori karena
kelebihan retensi

Proses keluarga

Tujuan : Setelah

1. Tentukan tipe

CO2.
1. untuk

terhenti b.d

dilakukan tindakan

proses keluarga.

mengetahui

pergantian dalam

keperawatan

2. Identifikasi efek

tindakan yang

status kesehatan

selama proses

pertukaran peran

tepat untuk

anggota keluarga.

keperawatan

dalam proses

diharapkan koping

keluarga.

diberikan
2. untuk

keluarga adekuat.

3. Bantu anggota

Kriteria Hasil :

keluarga untuk

1. Percaya dapat

menggunakan

mengatasi masalah. mekanisme support

mempersiapkan
psikologi keluarga
3. untuk
memanfaatkan
dukungan yang

2. Kestabilan

yang ada.

prioritas.

4. Bantu anggota

ada dari keluarga.


4. untuk mengatasi

3. Mempunyai

keluarga untuk

situasi yang tidak

rencana darurat.

merencanakan

terduga.

4. Mengatur ulang

strategi normal

cara perawatan.

dalam segala
situasi.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Hassan, R dkk. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid 3. Jakarta : Informedika
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid II. Jakarta : Media
Aesculapius.
Manuaba, I. B. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta : EGC
Mochtar. R. 1989. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Saifudin. A. B. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Santosa, B. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
Prima Medika.
Straight. B. R. 2004. Keperawatan Ibu Baru Lahir. Edisi 3. Jakarta : EGC
Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Criteria
Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC

Вам также может понравиться

  • Panduan Pendidikan Pasien dan Keluarga
    Panduan Pendidikan Pasien dan Keluarga
    Документ17 страниц
    Panduan Pendidikan Pasien dan Keluarga
    zahwa dhiyana
    100% (5)
  • 15 - Instrumen MFK
    15 - Instrumen MFK
    Документ20 страниц
    15 - Instrumen MFK
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Askep Tonsilitis
    Askep Tonsilitis
    Документ8 страниц
    Askep Tonsilitis
    Buan Duran
    Оценок пока нет
  • Nyeri
    Nyeri
    Документ3 страницы
    Nyeri
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Ekg
    Ekg
    Документ4 страницы
    Ekg
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Mobilisasi
    Mobilisasi
    Документ5 страниц
    Mobilisasi
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Pathways Metabolisme Bilirubin
    Pathways Metabolisme Bilirubin
    Документ1 страница
    Pathways Metabolisme Bilirubin
    Anonymous xzANr3qM
    Оценок пока нет
  • Kebijakan QPS
    Kebijakan QPS
    Документ1 страница
    Kebijakan QPS
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Askep Sinusitis
    Askep Sinusitis
    Документ13 страниц
    Askep Sinusitis
    Salwa Aurelia Firdaus
    Оценок пока нет
  • Kebijakan QPS
    Kebijakan QPS
    Документ1 страница
    Kebijakan QPS
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Makalah Hiperbilirubin
    Makalah Hiperbilirubin
    Документ23 страницы
    Makalah Hiperbilirubin
    Anonymous VEhlUARgG
    67% (3)
  • Materi Teori
    Materi Teori
    Документ8 страниц
    Materi Teori
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Tahlil
    Tahlil
    Документ1 страница
    Tahlil
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Patient Safety
    Patient Safety
    Документ16 страниц
    Patient Safety
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • ASKEP Eritroderma
    ASKEP Eritroderma
    Документ12 страниц
    ASKEP Eritroderma
    Angel
    Оценок пока нет
  • Dapus
    Dapus
    Документ1 страница
    Dapus
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Kusta
    Asuhan Keperawatan Kusta
    Документ9 страниц
    Asuhan Keperawatan Kusta
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • 13 - Instrumen PPI
    13 - Instrumen PPI
    Документ18 страниц
    13 - Instrumen PPI
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Kebijakan Tentang PMKP
    Kebijakan Tentang PMKP
    Документ2 страницы
    Kebijakan Tentang PMKP
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • HIE Laporan Pendahuluan
    HIE Laporan Pendahuluan
    Документ18 страниц
    HIE Laporan Pendahuluan
    Anonymous VEhlUARgG
    0% (1)
  • ASKEP Anak DGN DM
    ASKEP Anak DGN DM
    Документ8 страниц
    ASKEP Anak DGN DM
    Arien Ardianti Sukmawinata
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Anemia
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Anemia
    Документ7 страниц
    Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Anemia
    Abu Sufyan Abdurrahman
    0% (1)
  • 12 - Instrumen KPS
    12 - Instrumen KPS
    Документ24 страницы
    12 - Instrumen KPS
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • 14 - Instrumen TKP
    14 - Instrumen TKP
    Документ26 страниц
    14 - Instrumen TKP
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Gagal Jantung Decomp
    Gagal Jantung Decomp
    Документ19 страниц
    Gagal Jantung Decomp
    Anonymous f9wThMUjAE
    Оценок пока нет
  • LP Thorax
    LP Thorax
    Документ6 страниц
    LP Thorax
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • KOMUNIKASI RS
    KOMUNIKASI RS
    Документ23 страницы
    KOMUNIKASI RS
    Yudha Pradikta
    Оценок пока нет
  • Cara Seting IDM
    Cara Seting IDM
    Документ3 страницы
    Cara Seting IDM
    Anonymous VEhlUARgG
    Оценок пока нет
  • Telusur PPK
    Telusur PPK
    Документ6 страниц
    Telusur PPK
    Ligar Mandiri
    100% (1)