Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang mengangkat topik tentang peran humas

adalah sebagai berikut:


1.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Octaviani Fauziah Renzy


(2011), dalam judul skripsinya tentang Peranan Bagian Humas dan Protokol
Melalui Sms Center Dalam Menyampaikan Kegiatan Kepada

Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, menjelaskan


bahwa Humas dan Protokol bertindak sebagai komunikator atau mediator
melalui SMS Center dalam menyampaikan informasi kegiatan kepada Dewan
untuk mempermudah dan mempercepat informasi atau menyampaikan pesan
informasi kegiatan kepada Dewan sebelum surat undangan secara resmi
sampai kepada Dewan sehingga Dewan dapat hadir dalam setiap kegiatan
meskipun kegiatan bersifat mendadak.
2.

Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amriza Khoirul Fachri


(2011), dalam judul skripsinya tentang Peran Humas dalam Memulihkan
Image Pemerintah Daerah: Studi Kasus Strategi Humas dan Protokol
Pemerintah Kabupaten Sragen dalam Menangani Krisis Dugaan Ijasah Palsu
Bupati Sragen, menjelaskan bahwa Humas dan Protokol Setda Kabupaten
Sragen berdasarkan tupoksi yang dijalankan belum bisa dikatakan
mengangkat kembali image positif di kalangan publik internal atau eksternal.
Karena tidak terdapat parameter yang jelas terhadap

keberhasilan atas

menajemen krisisnya itu.


2.2

Humas

2.2.1 Pengertian Humas


Humas atau biasanya disebut PR (public relations) tidak hanya ada
diperusahaan saja namun didalam lembaga pemerintahan humas sangat diperlukan
1

karena pemerintahan memiliki kepentingan dan tujuan yang kompleks dari


sekedar menjaga citra baik pemerintah dimata publik.
Humas tidak hanya menyampaikan informasi dari suatu lembaga kepada
publiknya tetapi humas juga menyampaikan gagasan dari publiknya kepada
lembaga itu, sehingga bisa terwujudnya hubungan yang baik antara lembaga dan
publiknya.
Mooree (2004:6), Humas adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi
sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan- kebijaksanaan dan prosedurprosedur seorang individu ataupun sebuah organisasi berdasarkan kepentingan
publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan
penerimaan publik.
Menurut Suhandang ( 2004: 45), Humas adalah suatu kegiatan komunikasi
dari penafsiran , serta komuniksi- komunikasi dan gagasan- gagasan dari suatu
lembaga kepada publiknya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa humas merupakan
jembatan penghubung antara publik dengan organisasi yang diwakilinya dan
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan organisasi maupun
publiknya.
2.2.2 Tugas Humas
Humas beperan aktif dalam menjaga nama baik suatu instansi baik swasta
maupun pemerintah dihadapan publiknya. Adapun tugas dari seorang humas
dalam lembaga pemerintahan menurut Anne Ahira (2004: 55), ada 4 pokok tugas
dari humas pemerintahan yaitu:
1.

Mengamankan kebijakan pemerintah, yaitu ketika pemerintah mengeluarkan


kebijakannya humas selanjutnya mensosialisasikan kepada pihak yang terkait.

2.

Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai


kebijakan yang dibuat kepada masyarakat.

3.

Menjadi komunikator dan mediator yang proaktif dalam menjebatani instansi


serta menampung aspirasi dan memperhatikan apa yang diinginkan oleh
masyarakat.

4.

Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi
stabilitas dan keamanan politik. Hal ini dilakukan agar program yang telah
dicanangkan oleh pemerintah dapat terwujud.

Menurut Rosady Ruslan (2003:52):


Agar tujuan perusahaan/instansi dapat dilaksanakan dengan baik serta
setiap pekerjaan tersebut dapat terorganisasi sesuai yang diharapkan, Humas
mempunyai tugas yang sangat penting agar terciptanya citra yang positif
dari publik melalui kebijakan-kebijakan yang akan dan telah dilakukan oleh
perusahaan/instansi, karna humas bagian kecil yang mempunyai artu dan
manfaat yang sangat besar. Namun untuk mencapai tujun yang diharapkan,
diperlukan kerjasama dari komponen- komponen yang berpengaruh
terhadap kegiatan humas itu sendiri, yaitu lingkungan eksternal dan internal
humas itu sendiri.
Lebih lanjut Rosady Ruslan (2003:53), mengemukakan tugas utama Bagian
Humas adalah sebagai berikut:
1.

Menyampaikan informasi atau pesan dari perusahaan/instansi pemerintahan


kepublik.

2.

Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama

3.

Membina

hubungan

yang

harmonis

didalam

maupun

diluar

perusahaan/instansi
4.

Megidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan


tanggapan masyarakat terhadap perusahaan/instansi atau sebaliknya

5.

Melayani keinginan publiknya dan memberikan masukan kepada pimpinan


demi tujuan dan manfaat bersama.

6.

Menciptakan komunikasi yang timbal balik dan mengatur arus informasi,


publikasi serta pesan dari perusahaan/instansi kepubliknya, begitu juga
sebaliknya demi terciptanya citra positif antar kedua belah pihak.
Sedangkan menurut Rumanti (2004:38), tugas dari seorang humas adalah

sebagai berikut:
1.

Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum


suatu masyarakat.

2.

Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi


secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik supaya publik
mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan.

3.

Memperbaiki citra organisasi.

4.

Tanggung jawab sosial (Social Responsibility), Humas merupakan instrument


yang

bertanggung

jawab

terhadap

semua

kelompok

yang

berhak

mendapatkan tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik Internal


dan Eksternal.
2.2.3 Kemampuan yang Harus Dimiliki Humas Pemerintahan
Untuk menjalankan tugas humas pemerintah menurut Anne Ahira (2004:
57), hendaklah seorang humas pemerintahan harus memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1.

Mengamati dan menganalisis setiap persoalan yang menjadi kepentingan


instansi dan stake holders-nya.

2.

Harus mampu melakukan komunikasi dua arah yang mendukung kedua belah
pihak.

3.

Mempengaruhi dan menciptakan opini publik yang menguntungkan bagi


instansinya

4.

Mampu menjalin hubungan yang baik dan kerja sama yang didasari dengan
rasa saling percaya dengan semua pihak yang terkait.
Dengan tugas tersebut, seorang humas pemerintahan yang baik harus

melakukan kegiatan-kegiatan humas layaknya humas perusahaan, seperti


membuat bentuk-bentuk publikasi, seperti kliping, press release, menerbitkan
majalah internal, membuat newsletter, brosur, poster, menyelenggarakan
konferensi pers, serta melakukan evaluasi pada program-program atau kegiatan
kehumasan untuk merencanakan program selanjutnya.

2.2.4 Kegiatan Humas Pemerintahan


Dalam rangka menunjang pelaksanaan dari tugas humas, menurut Anne
Ahira (2004: 58), berikut ini ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan
secara rutin oleh Bagian Humas yaitu:
1.

Kemampuan untuk membangun dan membina rasa saling pengertian antara


kebijakan dari pihak pimpinan instansi atau lembaga dengan publik internal
dan eksternal.

2.

Sebagai pusat pelayanan dan pemberian informasi baik berasal dari instansi
maupun dari pihak publiknya.

3.

Melakukan dokumentasi dari setiap kegiatan publikasi baik itu dalam bentuk
media cetak maupun elektronik.

4.

Mengumpulkan data dan informasi yang berasal dari berbagai sumber,


khususnya yang berkaitan dengan instansi ataupun lembaga yang nantinya
berguna untuk pengembangan program kerja kedepannya.

5.

Kemampuan menciptakan produk-produk publikasi humas seperti news


release, press release, brochure, dan lain sebagainya.

2.3

Produktivitas

2.3.1 Pengertian Produktivitas


Produktivitas kerja sebenarnya mencakup tentang suatu sikap mental yang
selalu mempunyai pandangan kehidupan mengenai pelaksanaan produksi didalam
suatu perusahaan dimana dalam memproduksi untuk hari ini diharapkan lebih baik
dari hari kemarin begitu juga sistem kerjanya. Seseorang selalu mencari
perbaikan-perbaikan dengan berfikir dinamis, kreatif serta terbuka.
Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian, yaitu secara teknis
dan finansial. Secara teknis produktivitas adalah pengefiesienan produksi
terutama dalam

pemakaian

ilmu dan

teknologi.

Sedangkan

pengertian

produktivitas secara finansial adalah pengukuran produktivitas atas output dan


input yang telah dikuantifikasi.

Menurut Cascio (dalam Almigo, 2004 : 53), definisi produktivitas kerja


adalah sebagai pengukuran output berupa barang atau jasa dalam hubungannya
dengan input yang berupa karyawan, modal, materi atau bahan baku dan peralatan.
Kemudian Hasibuan dalam (Prasetyo, 2006), mendefinisikan produktivitas
adalah sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input).
produktivitas naik hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu,
bahan, tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi, dan adanya peningkatan
keterampilan tenaga kerja Produktivitas kerja menunjukkan bahwa individu
merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian unjuk kerja
maksimal) dengan efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencakup
kuantitas, kualitas dalam waktu tertentu. Sedangkan menurut Muchdarsyah (2003:
16) mengelompokkan pengertian produktivitas dalam tiga kelompok yaitu :
1.

Rumusan tradisional bagi keseluruhan Produktivitas tidak lain adalah ratio


dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi
yang dipergunakan (input).

2.

Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu


mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada
kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

3.

Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi tiga faktor esensial


yakni, investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset,
manajemen, dan tenaga kerja.
Dari pengertian yang telah dikemukan, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil kerja atau kinerja
seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output sebagai keluarannya
yang merupakan indikator dari pada kinerja karyawan dalam menentukan
bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu
organisasi baik itu dalam perusahan maupun lembaga pemerintahan.
2.3.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Salah satu cara untuk mendorong peningkatan produktivitas kerja seseorang


adalah melalui peningkatan keterampilan melalui pelatihan dan sebagainya. Hal
ini bertujuan agar setelah pelatihan seseorang mampu mengembangkan tugas dan
pekerjaannya sebaik mungkin sehingga dapat mendorong kemajuan dibidang
pekerjaannya (Sinungan : 2009).
Menurut Hasibuan (2001), mengatakan bahwa yang mempengaruhi
produktivitas kerja seseorang baik itu

diperusahaan ataupun lembaga

pemerintahan adalah pendidikan, pelatihan dan juga motivasi kerja.


Selanjutnya

Hariandja

(2004),

mengatakan

bahwa

faktor

yang

mempengaruhi produktivitas adalah kemampuan, lingkungan kerja yang


menyenangkan, sikap, motivasi, upah, tingkat pendidikan, perjanjian kerja dan
juga penerapan teknologi.
Sedangkan menurut Rivianto (2009), Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja maupun faktorfaktor lain seperti:
1.

Pendidikan dan keterampilan, karena pada dasarnya pendidikan dan latihan


bisa meningkatkan keterampila kerja.

2.

Keterampilan fisik dipengaruhi oleh gizi dan kesehatan dimana faktor gizi
dan kesehatan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.

3.

Penggunaan alat- alat produksi

4.

Teknologi dan lingkungan kerja, dan

5.

Kesempatan yang diberikan.


Menurut Sinungan (2009), faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan adalah sebagai berikut:


1.

Manusia
a. Kualitas
b. Tingkat kelahiran
c. Latar belakang budaya dan pendidikan
d. Kemampuan dan sikap
e. Minat

f. Struktur pekerjaan
2.

Modal
a. Modal tetap (mesin, gudang dan alat)
b. Bahan baku
c. Metode atau proses
d. Tata ruang tugas

3.

Produksi
a. Kualitas
b. Kuantitas

4.

Lingkungan Organisasi
a. Organisasi dan perencanaan
b. Sistem dan manajemen
c. Kondisi kerja
d. Disiplin kerja
e. Iklim kerja
f. Kebijakan personalia

2.4

Citra Positif
Keinginan sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan untuk mempunyai

citra yang baik pada publik berawal dari kesadaran akan pentingnya citra yang
baik dimata publik.
Bill Canton dalam (S.Soemirat & Adrianto. E 2007:111), memberikan
definisi atau pengertian citra sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik
terhadap perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek,
orang atau organisasi.
Sedangkan Buchari Alma (2008:55), memberikan definisi atau pengertian
tentang citra sebagai impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada public
mengenai perusahaan, mengenai suatu obyek, orang atau mengenai lembaga.
Sementara menurut Frank Jefkins (2003:114), memberikan definisi atau
pengertian citra sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang

muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Beberapa jenis citra
menurut Frank Jefkins yaitu:
1.

Mirror Image (Citra Bayangan)


Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi
biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang
organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut
oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini
seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak
memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh
kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihakpihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang
menyukai kita.

2.

Current Image (Citra yang Berlaku)


Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihakpihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh
banyak-sedikitnya

informasi

yang

dimiliki

oleh

mereka

yang

mempercayainya.
3.

Multiple Image (Citra Majemuk)


Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap
organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi
kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan
atau asas organisasi kita.

4.

Corporate Image (Citra Perusahaan)


Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi
secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.

5.

Wish Image (Citra Yang Diharapkan)


Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau
suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan
untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi
yang memadai mengenainya.

Dari istilah-istilah di atas dapat disimpulkan bahwa Citra adalah kesan,


gambaran, dan pandangan publik terhadap apa yang dilihatnya mengenai berbagai
suatu kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa dari perusahaan maupun instansi
pemerintahan.
2.5

Publik Humas
Publik selalu disebut dengan penerima, sasaran, pembaca, pendengar,

penonton dan komunikan. Publik merupakan salah satu aktor kemajuan


komunikasi karena masyarakat yang tidak dapat diabaikan karena hasil dari
kemajuan komunikasi di tangan publik.
Dalam definisi sederhana, publik bisa diartikan sebagai banyak orang atau
juga umum. Seperti makna dari ruang publik, konsumsi publik, dan lain
sebagainya. Menurut Ruslan, R (2002: 279), Publik adalah sekelompok orang atau
satu orang yang jelas, yang menjalin atau harus menjalin hubungan istimewa
dengan perusahaan. Dalam definisi sederhana, publik juga bisa diartikan sebagai
banyak orang atau juga umum. Publik terbagi dua yaitu publik internal dan
eksternal.
Soemirat dan Elvirano (2004:15), mengklasifikasikan publik dalam Public
Relations

menjadi

beberapa

kategori.

Mereka

adalah

sebagai

berikut:

1. Internal dan eksternal publik


Publik internal adalah publik yang berada di dalam organisasi/perusahaan
sebagai pengawas, karyawan eksekutif, manajer, pemegang saham dan direksi
perusahaan. Publik eksternal secara organik tidak berkaitan langsung dengan
perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidik/guru, pelanggan, komunitas dan
pemasok.
2. Publik primer, sekunder, dan marjinal.
Masyarakat primer dapat sangat membantu atau menghambat upaya sebuah
perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang penting dan marjinal
publik adalah publik yang tidak begitu penting. Contoh, anggota Federal
Reserve Board of Governor (Federal reserve dewan gubernur) yang juga

10

mengatur masalah perbankan, bank publik primer menunggu rotasi biasa, di


mana para anggota legislatif dan masyarakat menjadi publik sekunder.
3. Publik dan publik di masa depan tradisional.
Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa/pelajar, peneliti,
konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah (tengah) adalah masa
depan masyarakat.
4. Pemrakarsa, lawan, dan tidak mengikat.
Di antaranya ada kelompok yang menentang perusahaan publik (Lawan), yang
memihak (pendukung) dan tidak ada masalah (uncommitted). Perusahaan perlu
mengetahui masyarakat yang berbeda adalah untuk dapat dengan jelas melihat
masalah.
5. Silent majority dan minoritas vokal.
Melihat dari aktivitas publik dalam pengaduan atau mendukung perusahaan
bisa berbeda antara vokal (aktif) atau diam (pasif). Contoh, penulis publik di
surat kabar adalah minoritas vokal karena dia aktif mengekspresikan
pendapatnya tetapi hanya sedikit. Sementara mayoritas pembaca yang pasif
karena mereka tidak menyatakan pendapat mereka sampai suara mereka atau
pendapat mereka tidak terlihat.
2.5.1 Publik Internal
Publik Internal adalah sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di
suatu perusahaan (karyawan) yang jelas baik secara fungsional, organisasi
maupun teknis dan jenis pekerjaan atau tugas yang dihadapinya.
Ditinjau dari hak pribadinya, para karyawan suatu perusahaan adalah pihak
eksternal perusahaan. Saat ini karyawan cenderung untuk memiliki penolong,
bukan hanya serikat pekerja, tetapi badan-badan eksternal baru seperti pengadilan,
public inters group, dan lain sebagainya yang bersifat aktif dari luar perusahaan
berusaha memaksa perubahan dalam perusahaan.
Jefkins, F (2003: 151), menjelaskan pengertian tentang

publik internal

adalah kelompok-kelompok sosial dimana para anggotanya memiliki perhatian

11

dan minat yang sama terhadap suatu masalah tertentu. Walaupun para anggotanya
memiliki latar belakang yang berbeda.
Kelompok-kelompok ini dapat memaksa perusahaan-perusahaan untuk
menaruh perhatian yang lebih besar pada masalah legislatif, pengembangan
kebijaksanaan tentang posisi tertentu perusahaan dalam masalah sosial dan untuk
mengadakan kerjasama dengan kelompok-kelompok non bisnis lainnya.
2.5.2

Publik Eksternal

Publik Eksternal adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang


ada hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya misalnya hubungan
dengan pelanggan (customer relations), khalayak sekitar (community relations),
pemerintah (government relations), dan juga pers (Press relations). Hubungan
baik dengan mereka sama pentingnya dengan publik internal, turut menentukan
sukses tidaknya tujuan yang dicapai oleh suatu organisasi. Komunukasi yang di
selenggarakan oleh external public relation harus timbal balik juga. Sebab public
mempunyai hak untuk mengetahui keadan sebenarnya tentang sesuatu yang
menyangkut kepentingannya. Publik terkadang sangat kritis atau hypercritical.
Oleh karena itu sikap yang correct dan ramah merupakan salah satu syarat dalam
berkomunikasi (Effendy, 2002 : 150).
2.5.2.1 Customer Relations
Pelanggan

adalah

sumber

utama

untuk

meraih

keuntungan

yang berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Bahkan ada


yangmengatakan

maju

mundurnya

suatu

perusahaan

ditentukan

oleh

pelanggan.Sehingga bagi perusahaan merupakan hal yang mutlak untuk menjalin


hubunganyang baik dengan para pelanggannya. Customer Relation perlu
memperhatikan perubahan minat konsumen terhadap produk dan jasa perusahaan
karena semua pembinaan dan hubungan baik dengan para pelanggan yang
dilakukan oleh Customer Relations sangat bergantung dari keinginan dan
kebutuhan pelanggan itu sendiri. Dengan kata lain, pemenuhan kebutuhan dan

12

kepuasan akan hal-hal yang mereka kehendakilah yang merupakan tujuan utama
kegiatan Customer Relations.
Jefkins, F (2003: 54) mendefinisikan Customer Relations adalah kegiatankegiatan humas yang khususdiarahkan kepada para konsumen atau khalayak.
Medianya adalah jurnal eksternal, kunjungan kerja, penyampaian kuisoner,
penyediaan jasa pelayanan purna jual, dan sebagainya.
Pada hakekatnya, pelayanan adalah kegiatan yang utama dalam
hubungannya dengan pelanggan, terutama untuk perusahaan yang bergerak
di bidang penjualan baik produk maupun jasa. Pelayanan yang diberikan adalah
ditujukan untuk memelihara hubungan baik dengan para pelanggan, seorang
petugas Customer Relations harus mampu mempertahankan pelanggan dalam
jangka waktu tertentu dalam konsumsinya terhadap apa yang ditawarkan
perusahaan petugas tersebut bekerja. Bentuk-bentuk kegiatan Customer Relations
sendiri konkretnya adalah seperti periklanan, publisitas, dan sales promotion yang
bisa berorientasi promosi suatu barang, memperluas langganan, memperoleh suatu
data secara langsung bagi kegiatan dari survey pemasaran dan mengukur minat
dan atensi seorang anggota publik terhadap efek dari periklanan yang disiarkan
(Ruslan, R. 2002: 35 ).
2.5.2.2 Community Relations
Menurut Mooree (2005: 65), komunitas adalah sekelompok orang yang
hidup ditempat yang sama, berpemerintahan yang sama, dan mempunyai
kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun temurun.
Menurut Sienberg yang dikutip oleh Effendy (2002 : 115), bahwa
lembaga tidak dapat berfungsi dengan berhasil tanpa dukungan komunitas, dan
dukungan komunitas mencakup kebutuhan bagi kegiatan konstruktif demi
kepentingan umum yang meliputi hubungan masyarakat yang berhasil. Tidak ada
lembaga yang bisa berfungsi efektif dan tetap jauh dari kehidupan komunitas
tempat ia beroperasi. Partisipasi tidak dapat dihindarkan, jika tidak dengan cara
terpolakan, maka dengan desakan keadaan.

13

2.5.2.3 Government Relations


Government relations berperan penting dalam menjalin hubungan dengan
pemerintah. Government relations adalah seni berhubungan dengan berbagai
lembaga penentu kebijakan (eksekutif, legislatif) yang mempengaruhi perusahaan
pada level lokal, nasional maupun internasional. Mooree (2004 : 56), memberikan
asumsi tentang government relations sebagai berikut:
1.

Pemerintah dengan undang-undangnya, bisa melakukan banyak pembatasan


bagi perusahaan, misal dengan kebijakan upah minimum, isu monopoli,
pengekangan perdagangan, persaingan harga yang tidak sehat, transportasi,
promosi dan aspek bisnis lainnya.

2.

Hampir di setiap jalan bisnis dipengaruhi pemerintah yang menetapkan dan


memaksakan peraturan bisnis dan menentukan iklim dimana bisnis harus
berfungsi. Hubungan dengan pemerintah (government relations) ditujukan
untuk dapat memperlancar jalannya operasional perusahaan.
Mooree (2004), juga mengungkapkan bahwa pemerintah merupakan pihak

yang berkuasa dapat memperlancar tetapi juga menghambat proses bisnis


perusahaan oleh karena itu dalam hubungannya dengan pemerintah perlu
membangun hubungan yang baik. Karena hubungan dengan pemerintah
(government relations) memiliki tiga fungsi penting yang meliputi:
1.

Fungsi Prediksi (Predictable)


Hubungan ini dapat digunakan untuk memprediksi tentang kebijakan
pemerintah hubungannya dengan perusahaan.

2.

Penghitungan (Accountable)
Kondisi perusahaan harus dipertanggungjawabkan. Kebijakan perusahaan
mengenai pajak, insentif, perburuhan dan lain sebagainya sangat menentukan
perusahaan.

3.

Legislatif

14

Terkait

dengan

peraturan

perundang-undangan.

Pendekatan

terhadap

eksekutif dan legislatif sangat penting agar kebijakan pemerintah dan


perundang-undangan dapat menjamin masa depan perusahaan.
Menurut Mooree government relations memiliki tugas:
1.

Menggali data dari pemerintah

2.

Monitoring & interpretasi langkah-langkah pemerintah

3.

Menyampaikan feed back dari perusahaan atas berbagai kebijakan pemerintah

4.

Membangun posisi

5.

Mendukung pemasaran
Government relations memiliki posisi yang penting bagi organisasi/

perusahaan, arti penting government relation adalah menciptakan keselarasan


antara berbagai kebijakan pemerintah dengan perusahaan (investasi, kerja sama
dagang, pajak dan lain-lain), memberikan jaminan perlindungan disaat krisis dan
mempercepat proses birokrasi atas berbagai kepentingan perusahaan.
2.5.2.4 Press Relations
Jefkins, F (2003: 56), mendefinisikan press relations adalah upaya untuk
mempublikasikan suatu pesan atau informasi yang maksimum untuk menciptakan
pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak yang dilakukan oleh organisasi atau
perusahaan. Menurut Ruslan (2002: 124), Press Relations merupakan suatu
kegiatan khusus dari pihak public relations untuk melakukan komunikasi
penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai aktivitas bersifat
kelembagaan, perusahaan/institusi, produk dan hingga kegiatan bersifat individual
lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerjasama dengan pihak pers atau
media massa sehingga akan tercipta suatu opini publik yang positif dan sekaligus
memperoleh citra yang baik dari publik sebagai khalayak sasarannya.
Dari kedua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan pokok press
relations sebenarnya menciptakan pengetahuan dan pemahaman, bukan hanya

15

menyebarkan informasi atau pesan demi citra yang indah saja di hadapan
khalayak.
Untuk melaksanakan kegiatan hubungan pers yang baik Jefkins, F
(2003:100) berpendapat bahwa Public Relations suatu perusahaan wajib
mengetahui hal-hal tentang pers yaitu:
1.

Kebijaksanaan keredaksian,

2.

Frekuensi penerbitan ,

3.

Tenggat terbit,

4.

Proses produksi,

5.

Daerah sirkulasi

6.

Khalayak pembaca dan

Metode distribusi, Pemahaman tentang media juga dapat dilihat dari jenis media
(audio visual, cetak, audio), lingkup peredarannya (media internasional, nasional,
regional).

16

Вам также может понравиться

  • Bab 6
    Bab 6
    Документ2 страницы
    Bab 6
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 5
    Bab 5
    Документ30 страниц
    Bab 5
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 5
    Bab 5
    Документ57 страниц
    Bab 5
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ10 страниц
    Bab 2
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ14 страниц
    Bab 2
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 6
    Bab 6
    Документ15 страниц
    Bab 6
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ4 страницы
    Bab 1
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 4
    Bab 4
    Документ8 страниц
    Bab 4
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 3
    Bab 3
    Документ9 страниц
    Bab 3
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Документ2 страницы
    Abs Trak
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 4
    Bab 4
    Документ36 страниц
    Bab 4
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 5
    Bab 5
    Документ14 страниц
    Bab 5
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ9 страниц
    Bab 1
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ14 страниц
    Bab 2
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 3
    Bab 3
    Документ4 страницы
    Bab 3
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ4 страницы
    Bab 1
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 4
    Bab 4
    Документ6 страниц
    Bab 4
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Документ3 страницы
    Abs Trak
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 6
    Bab 6
    Документ10 страниц
    Bab 6
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ17 страниц
    Bab 2
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 5
    Bab 5
    Документ29 страниц
    Bab 5
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 5
    Bab 5
    Документ3 страницы
    Bab 5
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 4
    Bab 4
    Документ14 страниц
    Bab 4
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ8 страниц
    Bab 1
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ21 страница
    Bab 2
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 3
    Bab 3
    Документ7 страниц
    Bab 3
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Документ2 страницы
    Abs Trak
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 4
    Bab 4
    Документ19 страниц
    Bab 4
    wahyu
    Оценок пока нет
  • Bab 3
    Bab 3
    Документ3 страницы
    Bab 3
    wahyu
    Оценок пока нет