Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAGIAN/SMF PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, tugas presentasi kasus telah dapat diselesaikan.
Selanjutnya shalawat dan salam penulis hanturkan kepangkuan alam Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan kea
lam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun judul tugas ini adalah Tuberkulosis Paru on Therapy dengan
Anemia. Tugas ini diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Pulmonologi Fakultas
Kedokteran Unsyiah/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing
yaitu
dr.Nurrahmah Yusuf, M.Ked (Paru), Sp.P yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas ini.
Dengan kerendahan hati, kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kami tetap terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun
dari dosen dan teman-teman agar tercapai hasil yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .
i
KATA PENGANTAR . . ii
DAFTAR ISI iii
BAB I
PENDAHULUAN .
3
3
3
4
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
Pemeriksaan Fisik .. 4
Pemeriksaan Penunjang . 8
Diagnosa Banding .. 9
Diagnosa 9
Tatalaksana 9
Planning . 10
Prognosis ... 10
11
11
11
11
12
14
15
16
17
21
DAFTAR PUSTAKA ..
22
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis complex, ditandai dengan batuk produktif lebih dari 2
minggu disertai gejala pernapasan (sesak napas, nyeri dada, hemoptisis) dan
gejala tambahan (tidak nafsu makan, penurunan berat badan, keringat malam dan
mudah lelah). (1)
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
didunia.
Pada
tahun
1992,
World
Health
Organization
(WHO)
telah
Laki-laki dewasa
Perempuan dewasa
Perempuan hamil
Anak 6-14 tahun
Anak 6 bulan- 6 tahun
Hb <13gr/dl
Hb <12 gr/dl
Hb <11 gr/dl
Hb <12 gr/dl
Hb < 11 gr/dl
BAB II
LAPORAN KASUS
: Nn. S
Umur
No. CM
Jenis Kelamin
: 20 tahun
: 1-07-27-20
: Perempuan
Alamat
Suku
Agama
Status
Pekerjaan
Tanggal Masuk
Tanggal Pemeriksaan
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
: Sesak napas
Keluhan Tambahan
Pasien datang ke IGD rumah sakit umum zainal Abidin dengan keluhan
sesak napas yang dialami sejak 2 bulan belakangan ini. Sesak tidak dipengaruhi
oleh cuaca dan bersifat hilang timbul. Keluhan pasien disertai demam naik turun
pada malam hari. Keluhan ini telah dialami pasien sejak 3 bulan. Keluhan lain
berupa batuk berdahak, riwayat bedarah (-), warna dahak hijau. Pasien juga
mengalami penurunan berat badan yang signifikan, berat badan sebelumnya 40 kg
menjadi 35 kg. pasien juga terlihat pucat pada wajah.
Riwayat Sosial
Pasien seorang ibu rumah tangga, pasien tinggal bersama keluarga dengan
posisi rumah yang tersusun rapat, pasien malas makan
: Sakit sedang
: Kompos mentis
: 130/90 mmHg
: 110 kali/menit, regular,kuat angkat, isi penuh
: 28 kali/menit, regular
: 36,7 C
Kulit
Kepala
Wajah
: pucat, simetris
Mata :
Telinga
Hidung
: kesan normotia
: sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-), napas cuping hidung (-)
Mulut:mukosa kering (-), sianosis (+), tremor (-), hiperemis (-),
tonsil hiperemis (-/-), T1 T1.
Leher:
kuduk (-).
Thoraks Anterior
Pemeriksaa
n Fisik Paru
Inspeksi
Thorax Dekstra
Thorax Sinistra
Statis:Normochest
Dinamis : Simetris, pernapasan thoracoabdominal, retraksi
interkostal (-/-), jejas (-), barrel chest (-)
Palpasi
Atas Fremitus taktil menurun,nyeri
tekan (-)
Tengah Fremitus taktil menurun, nyeri
tekan (-)
Bawah Fremitus taktil menurun, nyeri
tekan (-)
Perkusi
Atas sonor
sonor
Tengan Sonor
sonor
Bawah Redup
Auskultasi
Atas Vesikuler (+), rhonki (+),
Tengah
Bawah
Redup
Vesikuler (+), rhonki (-),
wheezing (-)
wheezing (-)
Vesikuler(+), rhonki(+),
wheezing (-)
wheezing (-)
wheezing (-)
wheezing (-)
Thoraks Posterior
Pemeriksaan
Fisik Paru
Inspeksi
Thorax Dekstra
Statis
Thorax Sinistra
:Normochest
Perkusi
Atas Sonor
Sonor
Tengan Sonor
Sonor
Bawah Redup
Redup
Auskultasi
Atas
Tengan
wheezing (-)
wheezing (-)
wheezing (-)
wheezing (-)
Jantung
Auskultasi
wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Ekstremitas superior : sianosis (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral dingin
(-/-), CRT <2
Ekstremitas inferior : sianosis (-/-), edema (-/-), pucat (-/-), akral dingin
(-/-), CRT <2
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
8,0*
29*
3,8*
6,1
577*
Eosinofil
Basofil
N. Batang
N. Segmen
Limfosit
Monosit
9*
1
0*
64
17*
10*
0-6 %
0-2%
2-6%
50-70%
20-40%
2-8%
Elektrolit
Natrium (Na)
143
135-145
Kalium (K)
3,8
3,5-4,5
Klorida (Cl)
99
90-110
108
<200
13
13-43
0,37*
0,51-0,95
Kimia Klinik
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu
GINJAL-HIPERTENSI
Ureum
Kreatinin
1) TB Paru
2) Pneumonia
3) Efusi Pleura
+ Anemia
2.7 Diagnosa
TB Paru + Anemia
2.8 Tatalaksana
2.9 Planning
Cek sputum BTA
Kultur MO
2.10
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium
tuberculosis
complex.
Pada
manusia
kebanyakan
yang
Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Aceh tahun 2012, jumlah kasus
TB paru BTA positif berjumlah 4.028 kasus yang mana mengalami penurunan
angka dari tahun sebelumnya. (6) Persentase tertinggi penduduk yang menderita
TB kasus baru terdapat di Kabupaten Aceh Barat yaitu 269/100.000 penduduk.
Angka kematian penduduk akibat TB di provinsi Aceh mencapai 1,6 kematian per
100.000 penduduk. Sementara itu, angka kesuksesan kesembuhan penderita TB di
Provinsi Aceh telah mencapai angka 94,25%. (7)
3.3 Etiologi dan Faktor Risiko
Mycobacterium tuberculosis
merupakan
bakteri
berbentuk
batang
pleomorfik gram positif, berukuran 0,4 3 , mempunyai sifat tahan asam, dapat
hidup
selama
berminggu-minggu
dalam
keadaan
kering,
serta
lambat
bermultiplikasi (setiap 15 sampai 20 jam). Bakteri ini merupakan salah satu jenis
bakteri yang bersifat intracellular pathogen pada hewan dan manusia. (2)
HIV/AIDS
3.4 Patogenesis
Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di wilayah
perkotaan mempermudah proses penularan dan berperan sekali dalam peningkatan
jumlah kasus TB. Penularan TB biasanya melalui udara, yaitu dengan inhalasi
droplet nukleus yang mengandung basil TB. Hanya droplet nukleus ukuran 1-5
mikron yang dapat melewati atau menembus sistem mukosilier saluran napas
sehingga dapat mencapai dan bersarang di bronkiolus maupun alveolus. (6)
3.5.2
2.
1. Gejala respiratori:
Batuk 2 minggu
Batuk darah
Sesak napas
Nyeri dada
Gejala sistemik
Demam
Malaise
Keringat malam
Anoreksia
terhadap
pasien
(autoanamnesis)
maupun
keluarganya
(heteroanamnesis)
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial,
amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru,
diafragma dan mediastinum.
c. Pemeriksaan Bakteriologi
Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman TB yang sangat penting
untuk menegakkan diagnosa. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat
berasal dari dahak, cairan pleura,
setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas
S (sewaktu) : dahak dikumpulkan pada hari kedua, saat menyerahkan
dahak pagi (8)
3.8 Tatalaksana
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. (1)
Jenis OAT
Sifat
Isoniazid (H)
Bakterisid
Bakterisid
(4-6)
10
(8-12)
10
Pyrazinamid (Z)
Bakterisid
(8-12)
25
(8-12)
35
Streptomisin (S)
Bakterisid
(20-30)
15
(30-40)
15
bakteriostatik
(12-18)
15
(12-18)
30
(15-20)
Tabel 1. Dosis OAT
(20-35)
Rifampisin (R)
Ethambutol (E)
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT- Kombinasi Dosis
Tuberkulosis di Indonesia:
- Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3
- Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
- Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
Kategori Anak: 2HRZ/4HR
RHZE (150/75/400/275)
2 tablet 4KDT
3 tablet 4 KDT
4 tablet 4 KDT
5 tablet 4 KDT
Tabel 4. Dosis untuk OAT sisipan
Penatalaksanaan
Hentikan OAT
tanpa gatal
Tuli
Streptomisin
Streptomisin
dengan etambutol
Hentikan streptomisin, ganti
dengan etambutol
Hentikan OAT
Gangguan penglihatan
Purpura, syok
Nyeri sendi
Kesemutan dan rasa terbakar
Etambutol
Rifampisin
Pirazinamid
Isoniazid
ikterus menghilang
Hentikan etambutol
Hentikan rifampisin
Beri aspirin
Beri vitamin B (piridoksin)
Rifampisin
100mg perhari
Tidak perlu diberi apa-apa,
Gangguan keseimbangan
Ikterus tanpa penyebab lain
sampai
kematian
karena
syok
hipovolemik
atau
karena
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan
Dokter
Paru
Indonesia.
Pedoman
Diagnosis
&
[cited
2015
Desember
11].
Available
from:
http://www.cdc.gov/tb/topic/basics/default.htm
6. Departemen Kesehatan Provinsi Aceh. Profil Kesehatan Provinsi Aceh
Tahun 2012: Prevalensi Tuberkulosis. Banda Aceh: Departemen Kesehatan
Provinsi Aceh. 2012. p. 12-14
7. Mulyadi, Suangkupon R, Dermawan I. Profil Penderita Tuberkulosis paru
di Pesisir Pantai Aceh Barat Daya (Kajian di Puskesmas Balngpidie).
Indonesia: Jurnal Respirologi Indonesia 2011; 31 (2): p. 105-8
8. Djojodibroto RD. Respirologi (Respiratory Medicine): Tuberkulosis Paru.
Jakarta: EGC. 2013. p. 151-168
9. Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia.
Pedoman
Nasional