Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, hewan, dan tumbuhan mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pada
individu merupakan warisan gen dari orang tuanya. Sifat-sifat beda yang terdapat
pada makhluk hidup dikendalikan oleh materi genetis.Pewarisan adalah sifat dari
induk kepada keturunannya.Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan
terulang dari generasi ke generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen akan
mempermudah mengenal cara pewarisan gen terhadap tiap individu (Susanto,
2011:10).
Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar individu mempunyai
perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti aturan tertentu. Aturan
dalam pewarisan sifat ini disebut pola hereditas. Hukum pewarisan sifat
dikemukakan Gregor Johann Mendel, dengan menggunakan percobaan kacang
ercis (Pisum sativum)(Susanto, 2011:11).
Makhluk hidup dari zaman dahulu hingga sekarang mengalami perubahan
baik secara fisiologi maupun morfologi. Perubahan makhluk hidup secara lambat
dalam waktu yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies
baru yang lebih lengkap struktur tubuhnya disebut evolusi. Menurut teori evolusi,
makhluk hidup yang sekarang berbeda dengan makhluk hidup jaman dahulu.
Nenek moyang makhluk hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya berbeda
mengalami perubahan baik struktur maupun genetis dalam waktu yang sangat
lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan
akhirnyamenghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang. Jadi,
tumbuhan dan hewan yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup yang
pertamakali berada di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau
(Villee, 1999 : 419).
Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat terwariskan
suatu organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam kaitan dengan
pewarisan sifat sendiri, perubahan sifat sifat yang mendasari evaluasi bergantung
pada gen yang diwariskan (Brotowidjoyo, 1989 : 315).
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu:
1) Menjelaskan pewarisan sifat menurut Hukum Mendel.
2) Menjelaskan penyimpangan terhadap Hukum Mendel.
3) Menjelaskan teori dan petunjuk adanya evolusi.
4) Menjelaskan mekanisme evolusi.
D. Manfaat
1) Memahamipewarisan sifat menurut Hukum Mendel.
2) Mengetahui penyimpangan terhadap Hukum Mendel.
3) Mengetahui teori dan petunjuk adanya evolusi.
4) Memahami mekanisme evolusi.
BAB II
KAJIAN TEORI
yangdihasilkan
dari
perkawinan
antarindividu
mempunyai
Berkat
karya
inilah,
Mendel
diakui
sebagai
Bapak
Genetika(Susanto, 2011:13).
Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan karena tanaman ini
memiliki beberapa pasang sifat yang sangat mencolok. Perbedaan antara yang
ungu dan yang putih. Selain itu,kacang ercis merupakan tanaman yang dapat
menyerbuk sendiri.Dengan bantuan manusia, dapat juga menyerbuk silang. Hal
ini disebabakan oleh adanya bunga sempurna. Bunga sempurna yaitu bunga yang
memiliki alat kelamin jantan dan betina. Pertimbangan lainnya adalah bahwa
kacang ercis memiliki daur hidup yang relatif pendek, serta mudah untuk
ditumbuhkan dan dipelihara. Secara kebetulan, kacang ercis yang digunakan
B
b
B
BB
(Bulat)
Bb
(Bulat)
b
Bb
(Bulat)
bb
(keriput)
Tetua(P)
(Merah) (Putih)
Gamet
: Ab >< aB
F1
: AaBb
Sumber: http://bakayuhbaimbay.blogspot.com
Dari hasil penyilangan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Fenotip warna bunga ungu memiliki pigmen antosianin dalam lingkungan
basa dengan genotip A-B-.
2) Fenotip warna bunga merah memiliki pigmen antosianin dalam lingkungan
asam dengan genotip A-bb.
3) Fenotip warna bunga putih tidak memiliki pigmen antosianin dengan genotip
aabb.
b. Polimeri
Polimeri terjadi karena dua gen memproduksi bahan yangsama dan
menghasilkan fenotip yang sama. Contohnya adalahsifat warna merah pada
gandum. Warna merah tersebutdikendalikan oleh pasangan alel dominan resesif
yang terdapatpada dua gen yang berbeda lokus. Warna merah akan munculapabila
terdapat alel dominan disalah satu atau kedua lokus.Misalnya, pasangan alel
penghasil warna merah pada gambaradalah M1dan m1, sedangkan pada lokus lain
juga terdapat pasangan alel M2dan m2. Jika gandum berkulit merah(homozigot
dominan) disilangkan dengan gandum berkulitputih (homozigot resesif), maka
akan menghasilkan fenotipgandum berkulit merah semua. Bila F 1disilangkan
: M1M1M2M2>< m1m1m2m2
(merah) (putih)
Gamet
: M1M2, m1m2
F1
: M1m1M2m2
Gamet
olehsepasang
alel
dengan
hubungan
dominan
resesif.
komplementer
mengamati
pertama
kali
persilangan
diamati
oleh
bunga
Bateson
athyrus
10
Pada bunga athyrus odoratus, terdapat dua gen yang saling berinteraksi
dalam memunculkan pigmen pada bunga.
Gen C : Membentuk pigmen warna.
Gen c : Tidak membentuk pigmen warna.
Gen P : Membentuk enzim pengaktif pigmen.
Gen p : Tidak membentuk enzim pengaktif pigmen.
Berdasarkan gen tersebut, warna pada bunga hanya akan timbuljika kedua
gen, penghasil pigmen (C) dan penghasil enzim pengaktifpigmen (P), muncul.
Jika salah satu atau kedua gen tidak muncul, bungatidak berwarna (putih).
(Brotowidjoyo, 1989 : 320).Perhatikan persilangan berikut.
Tabel 2.5 Persilangan CP, Cp, cP,cp ><CP, Cp, cP,cp.
11
12
sebelum
didapat
kesimpulan
bahwa
peristiwa
13
14
satu
kromosom
dari
kromosom
tetuanya.
Aneuploidi
Hunt
Morgan
merupakan
orang
pertama
yang
15
Gambar 2.5 Persilangan jantan mata putih dan betina mata merah dengan gen
yang terpaut seks.
Sumber: Firmansyah, 2009:103.
6. Gen Letal
Gen letal adalah gen yang dalam keadaan homozigot, menyebabkan
kematian pada individu tersebut. Gen letal dapat menyebabkan kematianpada saat
individu masih embrio atau setelah lahir. Ada pula gen yangmenyebabkan
kematian saat individu menjelang dewasa. Gen ini disebut juga gen subletal.
Berdasarkan sifat dan pengaruhnya, gen letal dapatdibedakan atas gen letal
dominandan gen letal resesif (Brotowidjoyo, 1989 : 330).
Pada letal dominan, individu akan matiapabila memiliki gen homozigot
dominan.Contoh gen letal terdapat pada gen yangmenyebabkan tikus berambut
kuning homozigotdominan (KK) mati sebelum lahir. Kematiansebelum lahir akan
mengubah perbandinganjumlah fenotip keturunan.
b. Gen Letal Dominan
16
17
Lembah Paris. Georges Leopold Cuvier mencatat bahwa setiap stratum ditandai
dengan suatu kelompok spesies fosil yang unik, dan semakin dalam (semakin tua)
stratum maka semakin berbeda flora (kehidupan tumbuhan) dan fauna (kehidupan
binatang) dari kehidupan modern. Bahkan Cuvier mengenali bahwa kepunahan
merupakan peristiwa yang umum terjadi dalam sejarah kehidupan. Dari stratum
18
ke stratum, spesies baru muncul dan spesies lain menghilang (Radiopoetro, 1990 :
369).
b. Sir Charles Lylell (1797-1875)
Lyell dilahirkan di Skotlandia.Sir Charles Lylellbelajar hukum di Oxford,
kemudian menjadi pengacara di London. Akan tetapi,Sir Charles Lylell tertarik
sekali akan ilmu geologi, sehingga dengan segera Sir Charles Lylell menjadi
penulis dari perkumpulan geologi. Pada tahun 1831 Sir Charles Lylell menjadi
mahaguru dalam ilmu geologi. Sir Charles Lylell diangkat menjadi seorang
bangsawan dan setelah meninggal dimakamkan dengan penghormatan besar di
Westminister Abbey di London sebagai seorang sarjana besar. Sir Charles Lylell
mengemukakan teori
proses
Sebagai
akibat
pengaruh
kebiasaan
tersebut,
Lamarck
19
ilmuwan
dan
anggota
masyarakat
untuk
menyadari
tentang dampak jumlah penduduk yang tidak terkendali bagi kehidupan manusia
sendiri (Villee, 1999 : 423).
e. Alfred Russel Wallace (1854-1862)
Alfred Russel Wallace O.M., F.R.Slahir 8 Januari 1823meninggal 7
November 1913 pada umur 90 tahun dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah,
pengembara, ahli antropologi dan ahli biologi dari Britania Raya. Wallace
melakukan pendataan flora dan fauna yang ada di Indonesia, yaitu pulau Sulawesi,
Nusa Tenggara, dan Maluku. Berdasarkan data tersebut, Wallace menciptakan
sebuah garis imajiner yang disebut garis Wallace. Garis tersebut sebagai batas
penyebaran jenis fauna yang dominan (Radiopoetro, 1990 : 375).
20
Gambar 2.9 Pembagian daerah persebaran fauna di Indonesia dalam tiga wilayah
Sumber: Rachmawati, 2009 : 129.
f. Charles Darwin (1809-1882)
Teori yang paling popular diperkatakan berhubung kejadian manusia
adalah teori evolusi Charles Darwin. Teori ini diasaskan oleh seorang pakar
biologi dari England yang bernama Charles Robert Darwin (1809-1882 Masehi).
Beliau menegaskan semua makhluk hidup sama, ada manusia ataupun hewan
yang berasal dari keturunan yang sama (common ancestor). Keturunan yang awal
kemudianberubah dari satu tahap ke tahap yang lain demi menyesuaikan diri
dengan keadaan dan persekitaran yang sentiasa berubah. Hasil dari perubahan itu
yang memakan masa jutaan tahun, akhirnya lahirlah makhluk yang kompleks
yang bernama manusia. Darwin mengutarakan pendapatnya di dalam bukunya
yang bertajuk The Origin of Species by Means of Natural Selection pada tahun
1859. Banyak makhluk yang berbentuk separuh binatang separuh manusia,
separuh binatang laut dan separuh binatang darat, serta separuh burung dan
separuh hewan biasa, karena teori evolusi menuntut kewujudan makhluk ini
sebagai bukti kebenarannya. Namun, hingga hari ini makhluk seperti itu tidak
ditemui, sehingga Darwin sendiri meragui teorinya. Di dalam bukunya yang
21
bertajuk The Origin of Species beliau berkata: "Jika makhluk berubah dari satu
spesies ke spesies yang lain"(Radiopoetro, 1990 : 380).
g. Augus Weismann (1834-1914)
Wiesmann mendukung teori evolusi Darwin. Menurut Weismann, evolusi
terjadi karena adanya seleksi alam terhadap factor genetika suatu organisme.
Variasi yang diwariskan induk kepada keturunannya diatur oleh faktor genetika,
bukan faktor lingkungan. Weismann melakukan percobaan untuk membuktikan
teorinya. Dalam percobaanya Weismann memotong ekor tikus hingga tikus
generasi kedua puluh. Hasilnya, semua tikus generasi kedua puluh satu tetap
mempunyai ekor seperti generasi sebelumnya (Radiopoetro, 1990 : 383).
2. Petunjuk Adanya Evolusi
a. Variasi Makhluk Hidup
Variasi adalah perbedaan yang ditemukan pada individu satu spesies.
Adanya variasi makhluk hidup terbukti tidak ada dua individu di dunia yang
mempunyai sifat/ciri yang sama, hal ini menunjukkan adanya variasi. Bila varian
tersebut hidup pada lingkungan
keturunan yang berbeda. Oleh karena itu, adanya variasi merupakan petunjuk
adanya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya spesies baru(Brotowidjoyo,
1989 : 420).
b. Fosil
Fosil berasal dari bahasa latin Fossilisyang artinya menggali. Fosil dapat
diartikan sisa makhluk hidup yang hidup di masa lampau dan membatu.
Berdasarkan penemuan fosil dapat diketahui adanya makhluk hidup di masa
lampau. Akan tetapi, jenis makhluk hidup di masa lampau berbeda dengan
makhluk hidup saat ini. Fosil yang ditemukan dalam lapisan bumi dari lapisan
yang tua sampai yang muda menunjukkan adanya perubahan secara berangsur.
Dengan membandingkan fosil yang ditemukan di berbagai lapisan bumi dapat
diketahui adanya proses evolusi(Brotowidjoyo, 1989 : 314).
22
23
24
2)
25
3)
4)
f.
organ vestigial. Organ vestigial merupakan organ yang tersisa akibat adanya
penyusutan (mereduksi) sehingga sudah tidak berfungsi sebagaimana organ yang
belum mengalami reduksi(Brotowidjoyo, 1989 : 334).
Contoh:
1)
2)
Pada burung kiwi dan pinguin anggota gerak depan (sayap) mengalami
penyusutan sehingga tidak dapat berfungsi untuk terbang.
3)
Pada hewan yang hidup di laut yang dalam matanya mengalami reduksi
sehingga tidak dapat melihat, sedangkan mata pada ikan yang hidup di tempat
yang terang berkembang dengan baik.
4)
D. Mekanisme Evolusi
1. Seleksi alam
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk
hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan
punah yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya.
Sesama
makhluk
hidup
akan
saling
bersaing
untuk
mempertahankan hidupnya.
Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengatBiston betularia.
Ngengat Biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya
lebih banyak daripada ngengat Biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya
revolusi industri, jumlah ngengat Biston betularia putih lebih sedikit daripada
ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat Biston
betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat
26
sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap
industri, sehingga populasi ngengat Biston betularia hitam menurun karena tidak
dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di
Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat
Biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya(Villee, 1999 : 436)
2. Mutasi Gen
Mutasi gen adalah perubahan kimia gen (DNA) yang dapatmenyebabkan
terjadinya perubahan sifat suatu organisme yang bersifat menurun. Mutasi dapat
terjadi dengan adanya pengaruh luar dan tanpa pengaruh faktor luar. Mutasi yang
terjadi tanpa pengaruh faktor luar mempunyai dua sifat, yaitu sangat jarang
terjadi, dan umumnya tidak menguntungkan. Umumnya, mutasi jarang terjadi dan
tidak menguntung-kan. Mutasi merupakan mekanisme evolusi yang penting dan
dapat membentuk spesies baru. Untuk mengetahui hal ini, perlu jangka laju
mutasi, yaitu angka yang menunjukkan jumlah gen yang mutasi dari seluruh
gamet yang dihasilkan oleh suatu individu dari suatu spesies. Angka laju mutasi
suatu spesies umumnya sangat rendah karena faktor-faktor yang menyebabkan
mutasi tidak dapat diramalkan secara pasti. Angka laju mutasi berkisar antara satu
gen di antara dua ribu sampai jutaan gamet, atau rata-rata1 : 100.000, artinya
dalam setiap 100.000 gamet terdapat satu gen yang mampu bermutasi. Jadi, angka
laju mutasi sangat kecil, tetapi merupakan mekanisme yang penting, karena:
a. Setiap gamet mengandung beribu gen.
b. Setiap individu menghasilkan ribuan sampai jutaan gamet dalam satu generasi.
c. Jumlah generasi suatu spesies selama spesies itu ada banyak.
Angka laju mutasi yang menguntungkan lebih kecil daripada angka laju
mutasi yang merugikan, yaitu perbandingan antara 1 dan 1.000, artinya dari 1.000
mutasi yang terjadi, satu di antaranya mutasi yang menguntungkan. Walaupun
mutasi yang menguntungkan ini kecil, karena jumlah generasi selama spesies itu
ada sangat besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan besar (Brotowidjoyo,
1989 : 345).
3. Hukum Hardy-Weinberg
27
0,16 =0,4
Oleh karena frekuensi untuk alel harus 1, maka p+q=1 sehingga frekuensi
28
dominan homozigot(RR)=
dominan homozigot(Rr)=
dominan homozigot(RR)=
Jadi,
perbandingan
0,36
x 100=36
100
0,48
x 100=48
100
0,16
x 100=16
100
anatara
genotipe
dominan
homozigot(RR),
29
4. Spesiasi
Spesiasi adalah proses terbentuknya spesies baru. Menurutpengertiannya,
spesies adalah populasi makhluk hidup yang mampumelakukan reproduksi
sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil. Namun, tidak dapat
melakukan reproduksi dengan kelompoklainnya. Berdasarkan hal tersebut, terlihat
bahwa reproduksi antara satuspesies dengan spesies lain adalah hal yang tidak
mungkin, karena terjadiisolasi reproduksi antarspesies (Villee, 1999 : 438).
a. Isolasi geografi
Apabila beberapa varietas baru hasil dari suaturekombinasi faktor genetik dan
spesies
tertentu
menghunitempat
yang
berlainan,
maka
mereka
akan
30
31
tersebut ditemukan varietas yang mempunyai penampakan sangatberbeda, seolaholah spesies lain. Ada burung dara yangkepalanya bermahkota, ada yang tidak.
Ada burung dara yangmemiliki ekor mirip kipas dengan jumlah bulu ekor
mencapai40, sedangkan umumnya jumlah bulu ekor burung dara adalah12.
Adanya domestikasi menyebabkan terjadinya variasi yangmengarah terbentuknya
spesies baru, misalnya pada anjing(Villee, 1999 : 441).
32
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari materi yang telah ada dalam makalah, maka dapat disimpulkan.
1. Ada dua hukum Mendel yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
Hukum Mendel I adalah waktu berlangsungnya pembentukan gamet, tiap
pasang gen akan disegregasi ke dalam masing gamet yang terbentuk. Hukum
Mendel II atau hukum berpasangan bebas yaitu kesempatan setiap gen yang
dapat berpasangan dengan gen lain.
2. Pada penyimpangan Hukum Mendel tampak bahwa nisbah fenotip yang
diperoleh mengalami modifikasi dari nisbah yang seharusnya akibat
terjadinya aksi gen tertentu.
3. Evolusi adalah suatu perubahan dari satu keadaan ke keadaan berikutnya
secara bertahap dan teratur. Evolusi tidak dapat dikaji secara eksperimental
sehingga hanya bisa didukung melalui bukti langsung fosil, adanya variasai
makhluk hidup, perbandingan fisiologi atau biokimia, homologi organ tubuh
dan perbandingan embrio.
4. Mekanisme evolusi dapat terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi
alam. Variasi dalam satu keturunan terjadi karena mutasi gen, seleksi alam,
dan spesiasi.
B. Saran
Setiap mahasiswa, khususnya jurusan Biologi hendaknya aktif mencari
informasi mengenai pewarisan sifat dan evolusi. Karena dengan mengetahui
33