Вы находитесь на странице: 1из 12

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015

PENDAHULUAN FARMAKOEKONOMI
(Dr. Rani Sauriasari)
Latar Belakang
Biaya pelayanan kesehatan, khususnya biaya obat sangat
tinggi. Populasi pasien usia lanjut meningkat Sumber
daya yang dapat digunakan terbatas Perlu dicari cara
agar pelayanan kesehatan efisien dan ekonomis
Diperlukan bekal pengetahuan tentang prinsip-prinsip
farmakoekonomi dan keterampilan yang memadai dalam
melakukan evaluasi hasil studi farmakoekonomi.
Perkembangan farmakoepidemiologi tidak hanya
penggunaan dan efek obat dalam hal khasiat (efficacy)
dan keamanan (safety) saja tetapi juga menganalisis
dari segi ekonominya (economy).
Farmakoekonomi : Mengukur dan menganalisa biaya
terapi obat pada sistem pelayanan kesehatan dan
masyarakat.
Penelitian Farmakoekonomi mencakup studi yang
didisain
untuk
mengidentifikasi,
mengukur
dan
membandingkan biaya (yg dikonsumsi) dan akibat (klinik,
ekonomi, fisik) dari produk farmasi atau pelayanan.
Tujuan Penelitian Farmakoekonomi
memberikan informasi yang dapat membantu para pembuat
kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternatifalternatif
pengobatan yang tersedia agar alternatif pengobatan yang
tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan
ekonomis.
Masalah yang dapat dibantu oleh /Aplikasi
Farmakoekonomi:
Skala mikro
o Individual doctors
Monitoring, identifying issues that need improvement,
reduction errors, quality improvement, feedback to
prescribers, best practices.
o Individual patients
Screening for patient, problems/identifying patients
receiving suboptimal care.
Skala meso
o Hospitals, nursing home, primary care groups,
industry
Monitoring, identifying issues that need improvement,
reduction errors, quality improvement, feedback to
prescribers, evaluating intervention prescribers,
evaluating intervention
misalnya dalam menentukan:
obat yang akan dimasukkan ke dalam formularium
sistem pendistribusian obat yg terbaik di RS
membandingkan manfaat pelayanan farmasi klinik
obat yg tepat untuk dikembangkan oleh industri
Skala makro
o National level, policymaker health insurance, health
inspectorate
Monitoring, identifying issues that need improvement,
transparency, accountability, regulation, evaluating
intervention intervention
misalnya dalam menentukan:
obat yang akan disubsidi
program pelayanan kesehatan dan kebijakan strategis
lainnya

Farmakoekonomi penting bagi:


Para pembuat kebijakan di bidang kesehatan
Penentuan program pelayanan kesehatan
Penentuan obat yang disubsidi
Tenaga kesehatan: Dokter, Apoteker Pengambilan
keputusan klinik Obat yang Rasional
Pasien
Industri farmasi
Perusahaan asuransi
Seiring berkembangnya Farmasi Klinik Hasil studi
farmakoekonomi bisa dimanfaatkan untuk menjustifikasi:
apakah suatu bentuk pelayanan farmasi klinik dapat
disetujui untuk dilaksanakan di suatu dapat disetujui
untuk dilaksanakan di suatu unit pelayanan?
apakah suatu pelayanan farmasi klinik yang sudah
berjalan dapat terus dilanjutkan?
Aplikasi hasil studi farmakoepidemiologi Lisa
Sanchez, seorang pakar farmakoekonomi dari Amerika
Serikat mengemukakan suatu istilah yang disebut applied
pharmacoeconomics dan mendefinisikannya sebagai:
Putting pharmacoeconomic principles, methods and
theories into practice, to quantify the "value" of pharmacy
products and pharmaceutical care services utilized in "realworld environment.
Farmakoekonomi menilai biaya manfaat baik dari
produk
obat
maupun
pelayanan
kefarmasian
(pharmaceutical care).
Farmakoekonomi adalah alat penting utk menilai luaran
atau dampak terapi obat dan intervensi pelayanan
kesehatan.
Metodologi Penelitian Farmakoekonomi

COST (Pertemuan ke-2 Dr. Rani Sauriasari)


Terminologi cost dalam farmakoekonomi: Pengeluaran
yang terjadi untuk mendapatkan produk atau
pelayanan kesehatan sebagai outputnya.
Jenis-jenis cost:
Fixed cost
Variable cost
Direct medical cost
Direct non medical cost

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015

1.

Indirect cost
Intangible cost
Average cost
Marginal cost
Opportunity cost
Fixed Cost
Biaya yang tidak dipengaruhi oleh perubahan kuantitas
atau volume luaran (output) dalam waktu yang singkat
(biasanya dalam 1 tahun)
Contoh: biaya listrik pada klinik rawat jalan, gaji pokok
The cost of maintaining the physical structure of an
outpatient clinic is fixed, regardless of the number of
patients seen there.

Karakteristik Fixed Cost


Jumlah totalnya relatif tetap konstan, tidak dipengaruhi
oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai
dengan tingkatan & waktu tertentu
Menurunnya biaya tetap perunit (fixed cost per unit)
dibandingkan pada kenaikan hasil produksi
Pendekatannya kepada suatu bagian seringkali
bergantung pada pilihan dari manajemen atau cara
penjatahan biaya
Pengawasan atas kejadiannya (tanggung jawab
pengendalian) utamanya bergantung pada manajemen
pelaksana dan bukan pada pengawas operasional.
Contoh Fixed Cost di RS
Biaya tetap (fixed cost) dihitung dari nilai barang
investasi. Barang investasi yang dimaksudkan adalah
barang yang digunakan rumah sakit lebih dari satu
tahun.
Nilai barang investasi ini diperoleh langsung dengan
menggunakan rumus AIC atau Annualized Investment
Cost, yaitu rumus untuk nilai barang yang
disetahunkan dengan laju inflasi rata-rata sebesar 10
%.
Komponen biaya investasi yang terbesar adalah gedung,
kemudian alat medis, dilanjutkan dengan alat non
medis dan yang terkecil adalah komponen kendaraan
(ambulance, dsb).
Jumlah total dari AIC gedung, kendaraan, alat medis,
dan alat non medis menghasilkan data biaya tetap
(fixed cost).
2. Variable Cost
Biaya yang dipengaruhi oleh perubahan luaran
(output). Contoh: Biaya obat,alat suntik, komisi
penjualan
Contoh biaya variabel antara lain adalah : Biaya bonus
gaji karyawan, Biaya pembelian pengadaan obat, Biaya
pembelian infus di rumah sakit.

3. Direct Medical Cost


Biaya yang dikeluarkan terkait langsung dengan
pelayanan medis. Contoh:
biaya
yang
digunakan
untuk
mencegah/
mendeteksi/mengobati/monitoring penyakit
biaya kunjungan pasien
pembelian obat-obat yang diresepkan
jasa terapi, monitoring dan perawatan,
pengobatan efek samping.
4. Direct Non Medical Cost
Biaya yang dikeluarkan pasien tidak terkait langsung
dengan pelayanan medis. Contoh:
biaya transportasi ke RS
makan dan minum selama menunggu antrian
dan jasa pelayanan lain yang diberikan pihak RS.
Note: membedakan DMC dan DNMC prinsipya adalah
kalau DMC berkaitan secara langsung dengan pengobatan.
Contoh: Tuan A membutuhkan helikopter untuk sampai di
rumah sakit. Helikopter tersebut akan menjadi DMC jika
didalamnya terdapat alat pelayanan kesehatan. Dan
akan menjadi DNMC jika hanya berperan sebagai
transportasi saja.
5. Indirect Cost
Biaya dari berkurangnya produktivitas pasien atau
biaya yang hilang akibat waktu produktif yang hilang.
Contoh:
Pasien kehilangan pendapatan karena sakit yang
berkepanjangan
Morbiditas : diakibatkan karena kesakitan
(morbidity) kehilangan pendapatan/ pekerjaan /
waktu kerja (hilangnya waktu produktivitas)
Mortalitas : biaya merepresentasikan hilangnya
waktu hidup (umur pasien) sebagai akibat dari
kematian dini pengukurannya dibandingkan
dengan waktu kemungkinan hidup.
6. Intangible Cost
Biaya yang dikeluarkan yang sifatnya psikologis, sulit
diukur dalam mata uang.
Contoh: Rasa nyeri, cacat, kehilangan kebebasan, waktu
kerja hilang, pendapatan hilang, waktu luang hilang.
Nilai yang diberikan bersifat subjektif persepsi
pasien.
7. Average Cost
Biaya per unit output
Disebut juga sebagai UNIT COST
Merupakan pembagian dari biaya total dengan
volume/kuantitas output

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


Contoh 1

Contoh II
Penentuan Unit Cost Rawat Inap Kelas III Bangsal Psikiatri
Rumah Sakit X
Total biaya operasional Unit Rawat Inap Kelas III Bangsal
Psikiatri Rumah Sakit X.

Kapasitas produksi mesin tablet: 100 tab dengan biaya


10 juta. Permintaan (demand): 101 tab dengan biaya 10
juta 200 rb. Berapa marginal cost?
biaya produksi 101 buah termometer Rp 5.100.000
biaya produksi 100 buah termometer Rp 5.000.000
biaya marginal Rp. 100.000
9. Opportunity Cost
Besaran yang seharusnya didapatkan pada saat nilai
tertinggi dari suatu alternatif.
Merupakan nilai yang hilang/tidak diperoleh (hilangnya
benefit) ketika alternatif lain dilaksanakan. Contoh:
Ruang operasi bisa digunakan untuk knee replacement
surgery atau coronary artery bypass graft (CABG)
surgery, tapi tidak bisa dilaksanakan serentak keduanya.

Unit Cost Rawat Inap Kelas III Bangsal Psikiatri


Rumah Sakit X
Tabel Jumlah hari perawatan kelas III bangsal psikiatri
Rumah Sakit X tahun 2005 sbb:

Namun, future benefits dari memperoleh gelar akan


melampaui cost tersebut.

Jumlah hari perawatan periode 1 Januari 2005 31


Desember 2005 = 95.713 hari
Jumlah hari perawatan dinyatakan sebagai volume jasa
pelayanan yang dihasilkan pada unit pelayanan ini.
Sehingga penetapan Unit Cost rawat inap kelas III bangsal
psikiatri Rumah Sakit X dihitung dengan membagi total
biaya dengan jumlah hari perawatan selama periode
tersebut.

Estimasi Indirect dan Intangible Cost melalui 3


metode pendekatan
1. HUMAN CAPITAL
Pendekatan dengan HC berdasarkan besarnya
pendapatan seseorang
HC pada morbiditas meliputi
o Hilangnya waktu kerja dan hilangnya
produktifitas
o Biaya
tambahan
untuk
membayar
housekeeper/caregiver
HC pada mortalitas meliputi
Penghitungan
hilangnya
pendapatan
seseorang
memperhatikan usia saat meninggal dan usia harapan
hidup.

Tarif rawat inap dapat ditambahkan dengan menambah


unit cost pelayanan dengan nilai-nilai lain, seperti biaya
pemasaran dan laba yang diinginkan rumah sakit. Dengan
demikian, unit cost pelayanan sebesar Rp 23.532 dapat
menjadi dasar yang relevan dalam menentukan besarnya
tarif rawat inap di bangsal tersebut.

Perhitungan morbiditas dengan sistem HC:


Contoh 1
Mr. S Pendapatan per bulan Rp 8.000.000 (Rp
266.000/hari)
Mrs.S Pendapatan per bulan Rp 6.000.000 (Rp
200.000/hari)
Mr.S Sakit dan tidak masuk kerja 4 hari
Mrs.S Merawat, tidak masuk kerja juga 4 hari
INDIRECT COST
(266.000 + 200.000) * 4 hari = Rp. 1.864.000

8. Marginal Cost
Perubahan total biaya hasil dari bertambah atau
berkurangnya unit dari keluaran (output)
Contoh:

Contoh 2
Mr. S Pendapatan per bulan Rp 8.000.000 (Rp
266.000/hari) masih single dan tinggal sendiri.
Mr.S Sakit dan tidak masuk kerja 4 hari

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


Karena hidup sendiri, Mr. S memperkerjakan care giver
selama 4 hari tersebut dgn biaya 250.000/hari
INDIRECT COST
(266.000 + 250.000) * 4 hari = Rp. 2.064.000
Perhitungan Mortalitas dengan sistem HC
Mr.B pendapatan perbulan Rp.6.000.000
Keadaan tubuh sehat dengan nilai harapan hidup 70
tahun. (PENSIUN usia 60 tahun, dengan uang pensiun Rp
4.500.000/bln)
Mr.B kecelakaan meninggal (mortality/ kematian
dini) dunia pada usia 49 tahun
INDIRECT COST
=(60th-49th)*Rp 6.000.000+(70th-60th)*Rp 4.500.000
=(132 bulan*Rp 6.000.000) + (120 bulan *Rp 4.500.000)
= 792.000.000 + 540.000.000
= Rp 1.332.000.000
2. WILLINGNESS-TO-PAY
Mengukur berapa jumlah biaya yang rela dikeluarkan
individu untuk mengurangi kemungkinan penyakit atau
mortality.
Perhitungan WTP
Contoh 1
Mrs. A sakit gagal ginjal sampai harus dilakukan HD
setiap 2 minggu sekali seumur hidupnya atau dilakukan
transplantasi ginjal.
Mrs.A ditanya dia bersedia membayar Rp.10.000.000
per bulan sampai akhir hayatnya dan Rp. 100.000.000
untuk transplantasi ginjal
INDIRECT COST
Rp 10.000.000 per bulan atau Rp 100.000.000 (untuk
transplantasi ginjal jika ada yg sesuai)
Contoh 2
Mr.D Penderita kanker paru stadium 4.
Ditanya Mr.D bersedia memberikan seluruh harta
kekayaannya agar dia dapat selamat atau tetap hidup
INDIRECT COST
seluruh harta kekayaannya
3. FRICTION COST
Metode biaya gesekan hanya mengukur kerugian
produksi selama waktu yang dibutuhkan untuk
menggantikan pekerja yang sakit.
HC >< FC HC mengasumsikan bahwa kapasitas yang
hilang karena sakit tidak dapat diganti dan karena itu
mengukur nilai produksi masa depan hilang. FC
mengasumsikan bahwa kapasitas individu yg sakit dapat
cukup cepat digantikan dengan merekrut dan melatih org
lain (saat ini menganggur).
Oleh karena itu FC berkonsentrasi pada mengukur
kerugian produksi sementara saja, biaya perekrutan dan
pelatihan.
----------------------------Sekian--------------------------

COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)


CBA : tipe analisis yang mengukur biaya (cost) dari suatu
penyakit dan manfaat (benefit) suatu intervensi
(pengobatan) dengan beberapa ukuran moneter dan
pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan.
Ukuran yang Diukur
CBA membandingkan keuntungan dari program yang
dapat diukur dengan biaya dari pelaksanaan program tsb.
Biaya dan keuntungan : dalam nilai mata uang (rupiah).
Contoh pernyataan CBA: Program ini menghemat Rp
10.000,00 setiap Rp 30.000,00 yang terpakai untuk
pelaksanaannya
Untuk membuktikan nilai suatu program dalam
konteks keuangan (finansial)
Penjabaran CBA
1. Teknik yg digunakan utk menilai suatu program yg ada.
2. Cara/metode : Membandingkan manfaat (benefit) dengan
biaya (cost) yg dibutuhkan dari setiap program.
3. Hanya menekankan pada faktor ekonomi saja.
4. Sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan, baik
dalam perencanaan maupun evaluasi.
5. Pilih program yg paling menguntungkan Ratio B/C > 1
Cost (Biaya)
Seluruh biaya (total cost) yg dibutuhkan utk pelaksanaan
program, termasuk seluruh hilangnya kesempatan yg
tidak jadi diperoleh akibat adanya program:
1. Pada petugas ; 2. Pada sasaran. ; 3. Pada pihak ketiga.
Biaya dalam suatu program :
o Biaya langsung medis : Biaya yang langsung
berhubungan dengan pengobatan
o Biaya tak langsung medis : Biaya yang tak langsung
berhubungan dengan pengobatan, misal transportasi
Benefit (Manfaat)
Seluruh manfaat (pendapatan langsung dan tak
langsung) yg didapat akibat berhasilnya suatu program
ditambah seluruh biaya yg dapat dihemat akibat
terlaksananya program: Pada petugas (bukan gaji); pada
sasaran; dan pada pihak ketiga
Manfaat yang akan terjadi dibagi menjadi tiga yaitu:
o Manfaat Langsung : peningkatan output secara
kualitatif dan kuantitatif akibat penggunaan alat-alat
yang lebih canggih, keterampilan yang lebih baik, dsb.
o Manfaat Tidak Langsung : manfaat yang muncul di
luar proyek, namun sebagai dampak adanya proyek.
Manfaat ini dapat berupa meningkatnya pendapatan
masyarakat disekitar lokasi proyek. (sulit diukur)
o Manfaat Terkait : keuntungan yang sulit dinyatakan
dengan sejumlah uang, namun benar dapat dirasakan,
ex: keamanan dan kenyamanan. Penghitungan hanya
didapat dari manfaat langsung dan sifatnya terbatas,
karena tingkat kesulitan menilainya secara ekonomi.
Metode CBA
Langkah-langkah yang harus diambil adalah :

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


1. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang
akan dilaksanakan
2. Menghitung manfaat dan biaya dalam nilai uang
3. Menghitung masing-masing manfaat dan biaya dalam
nilai uang sekarang.
Metode-metode untuk menganalisis manfaat dan biaya
suatu proyek yaitu Metode Payback Period (PP), Metode
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
dan Perbandingan Manfaat Biaya / Benefit-Cost Ratio
(BCR)
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Obat yang sesuai indikasi dan dosis, tidak menjamin
bahwa obat aman dan tidak memiliki profil toksisitas.
Penggunaan obat yang optimal bergantung pada
kesetimbangan antara risiko dan manfaat
Bila terjadi ADR : dapat menimbulkan risiko sering
tidak dipertimbangkan, padahal hal tersebut dapat
berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan
Keuntungan CBA
Memungkinkan adanya perbandingan antara
program/intervensi dengan outcome yang sangat
berbeda (misal. program klinik antikoagulan atau
program klinik antidiabetes) memungkinkan
perbandingan dengan nilai moneter antar
program/intervensi yang sama sekali tidak berkaitan.
Satu-satunya teknik yang dapat digunakan untuk
membandingkan internal satu program/intervensi.
Bila surplus manfaatnya bernilai positif, maka
program/intervensi tersebut harus dipilih.
Kelebihan CBA
1. Dapat dibandingkan : Karena unit yang diukur dinilai
dalam bentuk nilai uang,
2. Dapat dikuantifikasi secara seksama : Mampu
mengkuantifikasi input (biaya) dan output (benefit)
sesaksama mungkin, dibanding keputusan kualitatif.
3. Dapat mengukur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan
dapat meningkatkan efisiensi, pilihan tersebut diambil) .
Misal: program kb biaya satu kelahiran private
saving ( tabungan personal) .
4. Dapat menggambarkan keputusan program lebih
rasional : proses pengambilan keputusan dengan
informasi mengenai konsekuensi dari pilihan yang ada.
5. Pengambilan keputusan dapat memprioritaskan
pilihannya : keputusan diambil berdasarkan prioritas
biaya dan manfaat, serta faktor-faktor ekonomi lainnya.
Kelemahan CBA
Kemungkinan inakurasi pada identifikasi dan
kuantifikasi costs dan benefits
Subjektif
Analisis ini bisa membelok ke arah budgeting project
Perhitungan masa sekarang bisa tidak relevan lagi
dengan masa depan
Langkah-Langkah dalam CBA
1. Measuring program cost (Mengukur harga program)
a. Identifikasi Kategori Biaya
o Tangible Cost ataukah Intangible Cost

CBA umumnya fokus ke Tangible Direct Cost yang


nyata. Kadang biaya tidak langsung disertakan.
b. Kumpulkan Data Biaya
Mengidentifikasi dokumen anggaran internal yang
sesuai untuk program. Misal: laporan tahunan keuangan,
anggaran proyek, anggaran penyandang dana, dll.
Proses ini dapat dilakukan dengan cara:
Identifikasi & pencatatan item biaya dari program.
Identifikasi item biaya program lain yang
berhubungan dengan program terkait.
Identifikasi apakah ada biaya yang di
tanggung/subsidi oleh pihak lain.
c. Mark Up Semua Biaya
Menjumlahkan semua biaya yang terkait (direct
cost dan indirect cost)
Menghitung unit cost (Biaya rata-rata/ average
cost) dengan cara membagi jumlah total biaya
dengan jumlah klien/orang
2. Measuring program benefit (Mengukur manfaat)
a. Identifikasi manfaar yang bernilai bagi masyarakat
b. Identifikasi Manfaat yang bernilai bagi Praktisi
Kesehatan, Pasien dan Pihak ketiga (Asuransi)
c. Memahami pengembangan dengan logika yang jelas
d. Memilih manfaat yang dapat di ukur dalam nilai
mata uang
e. Memilih manfaat yang tidak digunakan dalam
perhitungan rasio cost-benefit namun akan
digunakan untuk memperkuat CBA
f. Inventarisasi data evaluasi yang telah diperoleh
g. Mengukur manfaat
h. Menyesuaikan inflasi
i. Memperhitungkan manfaat yang akan datang
j. Identifikasi faktor lain yg dpt mpengaruhi outcome
3. Putting cost and benefit together (Hub. cost & benefit)
1. Menghitung Rasio Manfaat terhadap Biaya :
Dihitung dengan membagi total manfaat dengan
total biaya (dalam rupiah). Misal rasio 6,3 : 1 maka
manfaatnya 6,3 kali > biaya program tersebut.
2. Mengemas hasil dari perhitungan sebelumnya dan
bila perlu dibandingkan dengan program lain
Ringkasan Cara Perhitungan Cost and Benefit
1. Identifikasi program, intervensi yang akan dievaluasi
Apa saja sumber daya yang dibutuhkan dalam program
ini ? Apakah semua pasien atau selektif ?
2. Identifikasi dan menilai semua sumber konsumsi atau
biaya program atau intervensi Contoh: program
pengawasan penggunaan antibiotik golongan
sefalosporin ; Kultur bakteri,Gaji dan upah
pegawai,Ruangan, Komputer, dll.
3. Identifikasi dan menilai semua manfaat (benefit)
4. Menghitung total biaya dan semua manfaat dari tiap
program/intervensi
Perhitungan yang Mungkin
1. Net Value (Nilai Bersih)
a. Net Present Value (NPV)

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


B = manfaat pada periode waktu t
C = biaya pada periode waktu t
r = laju diskon
t = tahun
syarat : NPV > 0
b. Net Benefit (NB)
NB = B (biaya) C (manfaat)
Syarat : NB > 0
- Jika rentang waktunya singkat, cukup menggunakan NB
- Jika dilakukan dalam jangka waktu lama, gunakan NPV
karena ada faktor r dan t
2. The Benefit-Cost Ratio (BCR)
BCR =
B/C>1, manfaat > biaya yang dikeluarkan
B/C=1, manfaat sama dengan biaya
B/C<1, manfaat < biaya yang dikeluarkan
3. Internal Rate of Return
Syarat : IRR > tingkat suku bunga pasar
Contoh :

Program B lebih menarik untuk dijadikan program pilihan


4. The Payback Period
Penilaian proyek investasi : lamanya investasi tersebut
dapat tertutup dengan aliran kas masuk (satuan waktu)

CONTOH KASUS
A Cost-Benefit Analysis of Electronic Medical Records
in Primary Care
Desain analisis :
Riwayat medik elektronik dapat kualitas pelayanan
terhadap pasien dan kesalahan medikasi
Tujuan: mengestimasi keuntungan atau biaya finansial
bersih dari implementasi sistem elektronik riwayat medis
pada pelayanan kesehatan.
Pembanding : riwayat medis berbasis kertas
Biaya : System costs (software dan hardware;
pelatihan; implementasi ; biaya pemeliharaan dan
pendukung lainnya) ; Induced costs biaya yang
terlibat dalam masa transisi dari sistem lama
(menggunakan kertas) menjadi sistem elektronik
(penurunan produktivitas provider sementara).
Keuntungan : averted costs (biaya yang dapat dihemat)
dan increased revenue (peningkatan pendapatan)
presentase penghematan biaya setelah dilakukannya
implementasi sistem baru. Kategori: Payer-independent
benefits; Benefits under capitated reimbursement;
Benefits under fee-for-service reimbursement
Kesimpulan : Penggunaan sistem rekam medik
elektronik memberikan manfaat terhadap peningkatan
kualitas pelayanan terhadap pasien dan memberikan
manfaat dari segi biaya. Keuntungan biaya terbesar
diperoleh dari pengurangan pengeluaran obat dan
peningkatan pemanfaatan tes radiologi.

COST EFFECTIVENESS ANALYSIS (CEA)


CEA adalah uatu metode analisis yang digunakan untuk
membandingkan dua program (intervensi) atau lebih
dengan menghitung rasio perbedaan biaya dan efektivitas
(outcome) kesehatan antara dua program tersebut.
Nilai yang dibandigkan:
- Biaya (satuan mata uang)
- Outcome (unit natural)
Unit natural/indikator kesehatan baik klinis maupun non
klinis yang dapat diukur contohnya:
o Kadar glukosa darah
o Tekanan darah
o Kolesterol
o Pertambahan usia hidup
Prinsip CEA
menghemat biaya
memberikan manfaat yang maksimal
membandingkan 2 hasil (outcomes) dari 2 program
intervensi
Karakteristik CEA
Mempunyai suatu tujuan yang sama
Setiap alternatif harus dapat dibandingkan
Biaya dan efek/hasil setiap alternatif harus dapat diukur
Langkah-langkah CEA
Mendefinisikan masalah dan tujuan yang akan dicapai
Mengidentifikasi alternatif untuk mencapai tujuan yang
sama
Mengidentifikasikan dan menghitung biaya dari setiap
alternatif
Megidentifikasikan dan menghitung efektifitas dari
setiap alternatif
Menghitung cost effectiveness ratio setiap alternatif
Melakukan analisis sensitivitas

- Bila biaya bersih obat A < obat B dan manfaat obat A >
obat B (X3) obat A lebih cost effective dari obat B
- X2 obat B lebih cost effective dari obat A
- X1 sulit dinalai, obat A lebih besar manfaatnya tetai
lebih mahal dibanding obat B
- X4 sulit dinalai, obat A lebih kecil manfaatnya tetai
lebih murah dibanding obat B
Perhitungan
Cost Effectiveness Ratio
Rasio dari total biaya dibagi dengan manfaat yang
dihasilkan

Untuk membandingkan beberapa program, dihitung ACER


tiap program kemudian dibandingkan ACE(A) , ACE(B) ,

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


ACE(C), dipilih yang ACE paling kecil karena ACE kecil
lebih efektif
Incremental Cost Effectiveness Ratio
Untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan
untuk memperoleh tambahan 1 unit manfaat

Biaya A (Yang dianalisis) dan Biaya B (Pembanding)


Kelebihan CEA
1. Mudah dipahami
2. Perhitungan unsur biaya lebih sederhana, dan cukup
peka sebagai salah satu alat pengambil keputusan
3. Memiliki tahap perhitungan yang lebih sederhana
lebih dapat menghemat waktu dan tidak memerlukan
banyak sumber daya untuk melakukan analisis
4. Dapat membantu dalam memilih antara pendekatan
medis dan non-medis untuk melindungi kesehatan
5. Membantu menentuka program yang akan dipilih dalam
pengobatan ke pasien
6. Membantu penentuan prioritas dari sumber daya
Kekurangan CEA
1. Tidak dapat digunakan untuk menganalisis 1 program
saja, perlu ada program lain sebagai perbandingan
2. Tidak memiliki kemampuan untuk membandingkan
suatu program dengan jenis outcome atau efektivitas
yang berbeda
3. Hanya digunakan untuk analisis suatu situasi yang
luarannya bisa diukur
4. Mengutamakan hanya unsur masukan yang dibutuhkan
oleh program serta unsur keluaran (outcome) yang
dihasilkan oleh program. Unsur lainnya, seperti
proses ataupun faktor lain agak diabaikan.
5. Tidak dapat membandingkan alternatif secara tepat
Manfaat/Kegunaan CEA
Membantu mengidentifikasi peluang yang mungkin
diabaikan dgn menyoroti intervensi yang relatif murah,
tapi punya potensi untuk beban penyakit secara
substansia. Contoh : dalam 1 tahun, > 1 juta anak
meninggal karena dehidrasi akibat diare. Oral
rehydration therapy (ORT) tidak kejadian diare,
namun angka kematian akibat dehidrasi US$ 24
Membantu
mengidentifikasi
cara
lain
untuk
mengarahkan sumber daya agar mencapai outcome yang
lebih baik
Membantu dalam pengambilan keputusan untuk terapi
yang akan dijalankan
Contoh
Biaya Program ()
Efektivitas (peningkatan masa hidup)
ICER >2 seleksi program
Prog Cost ()
ram

Effect
(LYG)

Incremental
cost (C)

Incremental
effect (E)

ICER
(C/E)

P1

125,000

1,300

125,000

1,300

96.15

P2

100,000

1,500

-25,000

200

-125

P3

160,000

2,000

60,000

500

120

P4

140,000

2,200

-20,000

200

-100

P5

170,000

2,600

30,000

400

75

Melakukan seleksi program menggunakan ICER


Urutkan program berdasar nilai efektivitas yang dimiliki
dari kecil ke besar
Dari 5 jenis program dibandingkan dari bawah/ yang
mempunyai nilai efektivitas tinggi yaitu ICER P5 vs P4,
P4 vs P3, P3 vs P2, P2 vs P1, dan P1 sendiri tidak
dibandingkan
Lalu dieksklusikan program yang bernilai positif bila
dibawahnya negatif. Yaitu P1 dan P3.
Nilai ICER negatif P2 berarti bila menggunakan P2
dibanding P1 menghasilkan peningkatan kualitas hidup
dan pengurangan di biaya
Nilai ICER untuk P3 120, berarti dibutuhkan 120 untuk
setiap peningkatan kualitas hidup dibanding P2.
Prog Cost () Effect
ram
(LYG)

Incremental
cost (C)

Incremental
effect (E)

ICER
(C/E)

P1

125,000 1,300

125,000

1,300

96.15

P2

100,000 1,500

-25,000

200

-125

P3

160,000 2,000

60,000

500

120

P4

140,000 2,200

-20,000

200

-100

P5

170,000 2,600

30,000

400

75

Tersisa P2, P4, dan P5. Hitung ulang ICER Lalu


dieksklusi nilai yang lebih besar dari bawahnya.
Prog Cost () Effect
ram
(LYG)

Incremental
cost (C)

Incremental
effect (E)

ICER
(C/E)

P2

100,000 1,500

100,000

1,500

66.67

P4

140,000 2,200

40,000

700

57.14

P5

170,000 2,600

30,000

400

75.00

P4 lebih mendominasi dibanding P2 karena lebih efektif


dan memiliki biaya yang lebih rendah (57.14 vs
66.67)
Lalu tersisa P4 dan P5, hitung ulang ICER dan diseleksi
berdasar budget
Prog Cost () Effect
ram
(LYG)

Incremental
cost (C)

Incremental
effect (E)

ICER
(C/E)

P4

140,000

2,200

140,000

2,200

63.64

P5

170,000

2,600

30,000

400

75.00

Program P4 dan P5 bisa sama sama efektif


Untuk memilih diantara keduanya maka dilihat dari
anggaran yang dimiliki
Bila anggaran dimiliki 140,000 pilih intervensi P4
Bila anggaran dimiliki 170,000 pilih intervensi P5
Bila anggaran yang dimiliki 150,000, diantara P4 dan
P5, dengan interval 30,000 dan nilai tambah dari P4
adalah 10,000 maka mungkin untuk penerapan p5 pada
1/3 dari jumlah pasien
Hasil akhir apakah P4 atau P5 tergantung kebijakan
penyeleksi.

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


Jurnal 1
Cost Effective Analysis of Antifungal Prophylaxis in
Patients Undergoing Hematopoietic Stem Cell
Transplantation (HSCT)
Metode:
Dikumpulkan data dari 882 pasien yaitu :
425 menerima micafungin (50mg QD atau 1 mg/kg
untuk BB pasien < 50kg, 475 fluconazole 400 mg QD
atau 8 mg/kg untuk BB pasien < 50 kg
Pasien yang dicurigai terjadi perkembangan infeksi
jamur diberikan terapi empiris, yaitu 64/425 (15,1%)
pasien yang menerima micafungin dan 98/457 (21,4%)
pasien yang menerima fluconazole yang diberikan terapi
empiris
Jika terjadi infeksi jamur secara sitemik maka diberikan
terapi tambahan yaitu antifungi sitemik. Terdapat 7/425
(1,6%) pasien yang diberi micafungin dan 11/457
(2.4%) yang diberi fluconazole turut diberikan terapi
tambahan.
cost effectiveness dinilai dari hasil klinis pasien. Pasien
yang tidak menerima terapi empiris atau yang tidak
mengalami perkembangan infeksi jamur yaitu 84,9%
pada pasien yang menerima micafungindan 78,6% yang
menerima
fluconazole
dikategorikan
kedalam
Keberhasilan
terapi
Profilaksis
(successful
prophylaxis)
Pasien yang menerima terapi empiris tetapi tidak terjadi
perkembangan infeksi dikategorikan kedalam
keberhasilan terapi empiris (successful empiric
therapy)
Pasien yang mengalami kegagalan pada terapi empiris
dan terdokumentasi mengalami perkembangan infeksi di
golongan kedalam kategori infeksi fungi berdasarkan
tipe fungi (fungal infection, candidiasis / aspergillosis )
dengan kategori biaya yang berbeda pula
Biaya yang diukur:
Average cost (biaya rata-rata):
Pada pasien dewasa, biaya-biaya rata-rata obat
profilaksis sehari-hari adalah: $112 menggunakan
mikafungin dan $48 menggunakan flukonazol.
Direct Cost
Biaya pengobatan yang dikeluarkan pasien yang
langsung berperan dalam kesembuhan pasien.
Biaya individual pasien dari obat profilaksis antijamur.
Variable cost
Biaya RS sebanding dengan banyaknya jumlah pasien.

Kesimpulan
Terapi profilaksis dengan micafungin dapat mengurangi
biaya rumah sakit, dan biaya total pasien, dibandingkan
dengan terapi profilaksis dengan flukonazol
Jurnal 2 (lebih ke CUA outcome QALY)
CEA of EGFR mutation testing and gefitinib as firstline therapy for non-small cell lung cancer
Membandingkan cost-effectiveness dari 2 perlakuan:
EGFR-testing strategy : Melakukan tes EGFR sebelum
terapi. Bila + : diberi gefitinib. - : karboplastin-paclitaxel
No EGFR-testing strategy : Tidak dilakukan tes genetik.
Semua pasien diberi karboplastin-paclitaxel
Biaya yang dikeluarkan dan outcome dari pasien tanpa
mutasi EGFR dianggap sama yang dinilai hanya
biaya tes genetik
Pengukuran: ICER
Outcome: Quality-Adjusted Life Years (QALYs)
Keinginan membayar: 5-6 juta per 1 QALY
Perlakuan

ICER dari Strategi I dibandingkan dengan Strategi 2 adalah


sebesar 3,38 juta (US$ 32.500) per QALY yang diperoleh.
Ini lebih rendah dari ambang 5,0-6,0 juta (US$ 48.10057.700)
Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi
pengujian EGFR dan gefitinib sebagai terapi lini pertama
untuk pasien NSCLC efektif di Jepang.

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


COST MINIMIZATION ANALYSIS (CMA)
Metode analisis untuk menentukan biaya terendah dengan
asumsi besarnya luaran/manfaat (outcome) dari program
atau intervensi kesehatan yang diperoleh sama (ekivalen).
Hal yang harus diperhatikan:
Outcome utama (efikasi) harus ekuivalen
Perbedaan pada outcome sekunder (keamanan,
kenyamanan, dll) tidak signifikan
Karakteristik
Alat bantu mengambil keputusan atau memilih program
Merupakan metode paling sederhana
Unit pengukuran biaya adalah mata uang
Perbandingan dilakukan pada satu sisi yakni valuasi/
biaya dalam rupiah
Digunakan untuk membandingkan dua atau lebih
intervensi kesehatan yang telah dibuktikan memiliki
efek yang sama, serupa atau setara
Unit yang diukur
Costs (dalam satuan mata uang)
Outcomes
Natural unit/ unit outcome terapi yang diasumsikan
ekivalen
Contoh natural unit yakni tekanan darah (mmHg), kadar
kolesterol total (mg/dl), kadar glukosa darah (mg/dl)
2 terapi ekivalen teruji klinis dalam hal efficacy dan
safety outcome primer dan sekunder yang terukur
harus ekuivalen
Outcome primer
Parameter utama untuk menjawab full hipotesis
Outcome sekuder
Parameter lain yang berkaitan dengan penelitian
Aplikasi umum metode CMA
Pada umumnya, metode farmakoekonomi CMA di
aplikasikan saat :
Membandingkan 2 obat dengan ZA dan dosis sama
(brand vs generik atau generik produsen A vs Generik
produsen B) yang telah dinyatakan bioekuivalen oleh
BPOM ex : Membandingkan 2 antibiotik generik (Zat
aktif sama) yang digunakan untuk mengobati tipe infeksi
yang sama, dengan efektifitas sama/ bioekuivalen,
namun dengan harga jauh berbeda
Membandingkan suatu intervensi (1 jenis
obat/intervensi) namun dilterapkan di seting tempat yang
berbeda. ex : Membandingkan biaya pengobatan
antibiotik IV yang dilakukan di RS Vs. Yang dilakukan
di rumah lewat layanan home care (obat dan dosis sama)
Kurang Cocok untuk membandingkan 2 obat yang
berbeda (ZA beda atau obat untuk penyakit yang sama
namun berbeda golongan). Ex : Membandingkan obat
antihipertensi golongan ACE inhibitor dan B Bloker.

Kelebihan CMA
Mudah dan sederhana dilakukan
hanya langsung menghitung biaya suatu intervensi
karena diasumsikan outcome sudah ekuivalen
Kekurangan
Jenis intervensi yang dapat diukur dengan metode ini
sangat terbatas
hanya intervensi yang ekuivalen. Tidak dapat
dilakukan apabila intervensi yang dibandingkan
memiliki outcome yang berbeda/ tidak ekuivalen
Biaya yang dihitung
Dihitung biaya akuisisi dari setiap obat yang
dbandingkan hitung biaya total dalam rangkaian
pengobatan dosis per hari, jumlah hari perawatan
Biaya akuisisi : biaya atas pembelian obat, alat
kesehatan dan/atau intervensi kesehatan, baik bagi
individu pasien maupun institusi.
Hitung biaya untuk jasa apoteker, perawat dan
dokter yang berhubungan dengan penggunaan setiap
obat yang dibandingkan.
Hitung biaya peralatan yang digunakan untuk
menunjang penggunaan setiap obat.
Hitung biaya pemeriksaan laboratorium yang
berhubungan dengan penggunaan setiap obat
Hitung biaya dari faktor-faktor lain yang jumlahnya
signifikan
HITUNG BIAYA TOTAL YANG DIGUNAKAN
OLEH SETIAP OBAT DAN BANDINGKAN
DIPEROLEH OBAT DENGAN BIAYA PALING
MINIMAL
Cara pengambilan kesimpulan
Menentukan kesetaraan (equivalence) dari intervensi
yang akan dikaji.
Hasil pengobatan dari intervensi (diasumsikan) sama
Bandingkan biaya yang dibutuhkan
Ambil biaya yang paling kecil per periode terapi
CONTOH KASUS

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


COST UTILITY ANALYSIS (CUA)
Metode analisis yg digunakan untuk menentukan biaya
dalam hal utilitas, terutama kuantitas dan kualitas hidup.
Tidak seperti CBA, CUA dapat digunakan untuk
membandingkan dua obat atau prosedur berbeda yang
manfaatnya mungkin berbeda CUA dihitung dengan
satuan QALY (Quality Adjusted Life Years)
QALY ukuran generik beban penyakit, termasuk
kualitas dan kuantitas hidup pasien yang tersisa. Hal ini
digunakan dalam menilai nilai uang dari intervensi
medis yang dilaksanakan.
QALY diperoleh dari hasil perkalian antara waktu
(tahun) kehidupan dengan utility value dari kesehatan
pasien.
ICER Incremental cost-effectiveness ratio merupakan
perbandingan biaya yang dikeluarkan per satu QALY
yang dihasilkan dari intervensi medis.

Contoh :
o Intervensi A memungkinkan pasien untuk hidup
selama tiga tahun lebih lama daripada jika tidak ada
intervensi medis dengan kualitas hidup sebesar 0,6
dengan biaya 12 juta rupiah. Sedangkan intervensi B
memberikan dua tahun tambahan hidup dengan
kualitas hidup pasien sebesar 0,75 dengan biaya 11
juta rupiah.
o Keuntungan
= QALY A QALY B
= (3 x 0,6) (2 x 0,75)
= 1,8 1,5
= 0,3
o ICER A = Biaya A / QALY A
= Rp 12.000.000 / 1,8
= Rp 6.666.666 / QALY
o ICER B = Biaya B / QALY B
= Rp 11.000.000 / 1,5
= Rp 7.333.333/QALY
ICER sering digunakan untuk menentukan prioritas
relatif ketika menentukan pengobatan untuk pasien
Kelebihan CUA :
o CUA menggabungkan output kualitas kesehatan yg
dicapai.
o Dibandingkan dengan CEA, CUA memungkinkan
perbandingan lintas program kesehatan dan
kebijakan yang berbeda dengan menggunakan
satuan umum ukuran.
o CUA memberikan analisis yang lebih lengkap dari
keseluruhan manfaat dibandingkan dengan CBA
yang lebih sederhana.
Kekurangan CUA :
o Manfaat dan biaya sosial seringkali tidak
diperhitungkan.
o Beberapa ekonom percaya bahwa mengukur QALY
lebih sulit daripada mengukur nilai moneter hidup
melalui peningkatan kesehatan.
o Kecenderungan penilaian yang terjadi bersifat
subjektif

Luaran CUA : kualitas hidup, yang harus dihitung dari


segala aspek (misalkan : keadaan fisiologi tubuh pasien,
faktor sosioekonomi, rasa nyaman, dsb)
Metode penilaian CUA :
1. Rating Scale
o Penjelasan mengenai deskripsi suatu keadaan
penyakit yang ditunjukkan dalam skala (ditandai
dengan angka atau visual analog scale)
o Skala : 0 (kematian) 100 (tidak ada keluhan)
o Biasanya untuk menilai keluhan, pasien akan
diberikan pain scale seperti gambar berikut :

2. Magnitude Estimation
o metode psikotrometrik yang umum dilakukan
o Subjek diminta untuk membandingkan 2 kondisi
(yang lebih buruk dan yang lebih baik). Misalnya,
suatu kondisi kesehatan A apakah 2 kali atau 3
kali lebih buruk dari kondisi kesehatan B. jika
kondisi B setengah kali buruknya kondisi A,
berarti kondisi A dua kali lebih buruk dari kondisi
B.
3. Standard Gamble
o Bisa dipakai untuk mengukur preferensi kondisi
kronis. Sangat bergantung pada apakah kondisi
kronis itu mengarah pada kematian atau lebih
buruk dari kematian.

o Pada gambar tsb, ada 2 pilihan yg diberikan pada


responden:
a. Pengobatan dengan 2 outcome:
sehat berpeluang hidup t tahun (peluang p)
meninggal dunia dlm waktu tak lama
(peluang 1- p)
b. Keadaan kronis i untuk hidup t tahun
o Peluang P bervariasi sampai responden tidak
berminat terhadap 2 alternatif yang ada. Pada titik
ini, nilai preferensi yang disyaratkan untuk
keadaan i pada waktu t adalah = P

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


4. Time Tradeoff
o didasarkan pd keputusan (dalam unit waktu),
berapa banyak waktu yg ingin ditukar oleh pasien
untuk meningkatkan kondisi kesehatannya.
o Rumus :
1,0 (waktu yg ingin ditukar / sisa waktu hidup)
Contoh: seorang pasien ingin menukar 2 tahun dr
10 tahun sisa hidupnya untuk pengobatan DM
nilai kegunaan = 1,0 (2/10) = 0,8
o Semakin tinggi tingkat keparahan penyakit,
semakin rendah utility value Contoh : Angina yg
berasosiasi dg penyakit arteri koroner (PJK) pd
tingkat ringan (mild) mempunyai nilai utilitas
0,88, sdgkn angina pd kondisi kronis (severe)
mempunyai nilai utilitas 0,53
5. HUI
o Suatu sistem untuk mengukur status kesehatan
sesorang pd satu waktu tertentu dlm kemampuan
melakukan fungsi. Terdapat 2 sistem, yaitu HUI 2
dan HUI 3
o HUI 3 digunakan sebagai analisis primer lebih
detail dibandingkan HUI 2
o Tetapi ada beberapa yang tidak terdapat pada HUI
3, ada di HUI 2 self care, emotion with a focus
on worry/anxiety, and fertility
6. Health related quality of life
o Mengukur: fungsi sosial, psikologikal, fisik.
o Dasarnya 5 tingkat multidimensi klasifikasi
profil kesehatan dan nilai indeks kesehatan satu
dimensi.
o 3 dimensi utama: ketidakmampuan,
ketidaknyamanan fisik, stress emosi
7. QWB
o QWB merupakan skala yang memberikan ukuran
kesehatan umum yang mampu mengukur
konsekuensi fungsional dari penyakit serta
pengobatannya.
o Penggunaan :
Metode digunakan dalam uji dan studi klinis
untuk mengevaluasi intervensi terapeutik pada
berbagai kondisi medis dan bedah.
a. QWB dapat digunakan untuk mengevaluasi
kepentingan relatif dari kedua terapi dan efek
samping pengobatan sehingga penilaian
bersih dari nilai pengobatan dapat dihitung
dengan mengurangkan konsekuensi efek
samping dari keuntungan melalui perkiraan
QALYs
o Skala: Simptom, mobilitas, aktifitas fisik, dan
aktifitas social dan perawatan diri
8. EuroQol 5-D (5 dimensi)
o EQ - 5D adalah ukuran standar dari status
kesehatan yang dikembangkan oleh EuroQol Grup
untuk menyediakan ukuran kesehatan secara
sederhana untuk analisa klinis dan ekonomi.

o Terdiri dari 2 bagian perhitungan: skala visual


analog dan kuesioner
o Terdiri dari 5 dimensi: mobilitas, self car,
aktivitas umum, nyeri/ketidaknyamanan,
kecemasan/depresi.
NOTE : contoh skala penilaian liat di ppt aja yaa biar jelas
:D
DISKUSI
Q : HR QOL dan QOL sama atau tidak?
A : Merupakan nama instrument/tools dr institusi yg
berbeda (contoh lain: EuroQol, HUI)
Q : Apakah kuisioner ada yg dikhususkan atau berlaku
umum?
A : Berlaku umum
Q : ICER apakah sama dengan CER?
A : ICER berbeda dengan CER
o CER perbandingan antara 2 program, dipilih yg
paling kecil CER-nya (kondisi dimana ada program
yg dominan atau biaya terendah dan efektivitas
tertinggi)
o ICER dimana tidak ada yg dominan, yaitu dilihat
dari pertambahan biaya yg paling sedikit untuk
menghasilkan efektivitas yg tinggi
o ICER dan CER pd CUA = cost/QALYs
o ICER dan CER pd CEA = cost/efektivitas

---------------------- SEMANGAT --------------------------

Rangkuman Farsos KnB - Bu Rani :) 2015


SOAL DIKTAT FARMASI SOSIAL BU RANI
Average cost
full
Average cost
Cost...
Cost IV
Cost..
Total cost

1.

Yang termasuk dalam farmakoekonomi skala


mikro adalah
a. Pemilihan bahan untuk dimasukkan kedalam
formularium
b. Membandingkan pendistribusian obat yang
terbaik di RS
c. Membandingkan manfaat pelayanan di farmasi
klinik
d. Mengidentifikasikan masalah pasien
e. Obat yang akan di subsidi
2. Persamaan CBA dengan CEA adalah

3. Seseorang sakit hingga tidak masuk kerja dan


gajinya harus dipotong merupakan
a. Direct cost
b. Variable cost
c. Indirect cost
d. Marginal cost
4. Kehilangan peluang karena memilih alternative lain
merupakan
a. Opportunity cost
b. Marginal cost
c. Indirect cost
d. Intangible cost
5. Perbedaan CEA dengaan CBA

6. Membandingkan 2 dosis regimen yang sama pada


obat yang sama disebut
a. Effectiveness analysis
b. Cost effective analysis
c. CBA
d. CMA
e. CUA
Pilih 1,2 3,4
1. CBA adalah
(1) Metode yang membandingka cost ya keluar
dengan luaran
(2) Biaya dan manfaat dinilai alam unit moneter
(3)
(4) Hanya CBA yang bisa intervensi tunggal
2. Intangible benefit
Note: soal tipe ini ada 4 membahas CBA, CMA
CEA dan intangible, pahami saat belajar karena
pilihan jawaban harus dianalisis
Soal diktat adanya essay tapi bisa jadi diubah
pilihan ganda menjadi beberapa soal, jadi dikerjain
aja
1. X merupakan obat dengan dosis terbagi 2. Akan
diganti dengan X dosis tungga plus obat y yang
akan mengurangi efek sampingnya

X dosis tunggal
$2980

X dosis ganda
$2940

N/A
$
$
$
$3192

$40
$
$
$
$3140

a. Tentukan metode cost analysis apa yang cocok


(a) CBA
(b) CMA
(c) CEA
(d) CUA
b. Dari data diatas manakah yang merupakan
effective cost, mengapa?
2.
Obat

Total
Delta C
%
AE
biaya
(AC)
A
500
20
500
20
B
1000
25
500
5
c
2000
30
1000
5
a. Berapakah niai ACER dari masing2 obat?
b. Berapakah nilai ICER nya
c. Manakah yg lebh effective cost
3. Suatu RS menyediakan PIO dimana satu apoteker
melayani 4 pasien per jam. Gaji apoteker Rp
100.000 per jamnya. Jika ada 6 pasien, maka
dibutuhkan 2 apoteker
a. Berapakah dana tambahan yang harus
ditambahkan PSA

Вам также может понравиться