Вы находитесь на странице: 1из 8

MEKANISME KONTROL RESPIRASI

Sistem pernafasan manusia merupakan suatu susunan yang sangat


kompleks. Mulai dari alat tubuh yang dipergunakan dalam bernapas
maupun dari segi bagaimana ia dapat bekerja secara optimal. Allah swt
telah menciptakan susunan ini dengan begitu sempurna, tiada cacat
sedikitpun. Setiap sel dan jaringan yang menyusunnya memiliki fungsi
dan peranannya tersendiri. Strukturnya yang begitu rumit menjadikan
sistem ini begitu istimewa untuk menopang kehidupan kita para
manusia.
Pola napas pada saat tubuh menjalani exercise tidak bisa
dipertahankan secara otonom karena tubuh kala itu butuh pasokan
oksigen lebih banyak dari biasanya, sehingga harus dibantu dengan
faktor lain. Secara umum, sistem kontrol respirasi diambil alih oleh
kerja sistem saraf pusat di bagian bilateral medula oblongata dan pons
pada batang otak. Daerah ini dibagi menjadi 3 kelompok neuron utama
:
1. Kelompok pernapasan dorsal, terletak di bagian dorsal
(belakang) medula yang terutama menyebabkan inspirasi.
2. Kelompok pernapasan ventral, terletak di ventrolateral
(depan samping) medula, yang terutama menyebabkan inspirasi
dan ekspirasi yang lebih dalam.
3. Pusat pneumotaksik, terletak di sebelah dorsal bagian
superior pons, tepatnya di sebelah dorsal nuklous parabrakialis
pada pons bagian atas, yang terutama mengatur kecepatan dan
kedalaman napas.
Respirasi adalah pertukaran gas antara mahluk hidup dengan
lingkungan sekitarnya. Pada serangga oxigen dibawa langsung ke selsel melalui suatu sistem percabangan trachea yang cukup efisien.pada
katak respirasi terjadi 50% melalui kulit, dan sisanya melalui sistem
sirkulasi pulmonal. Pertukaran gas pada manusia melalui sistem
sirkulasi pulmonal yang kompleks, dimana oksigen didistribusikan dan
CO2 dikeluarkan dari seluruh sel-sel tubuh.
Respirasi
Respirasi pada manusia dibagi menjadi respirasi eksternal dan respirasi
internal. Respirasi eksternal adalah pertukaran gas antara darah dan
udara di lingkungan sekitar, terbagi dalam empat proses :
1. Ventilasi : Pergerakan massa udara dari luar ke dalam alveoli dan
distribusinya di dalam alveoli.

2. Mixing : Distribusi intrapulmonal molekul gas (alveolar)


3. Diffusi : Proses masuknya gas melewati membran alveoli-kapiler.
4. Perfusi alveolar-sirkulasi kapiler : pengambilan gas oleh aliran darah
pulmonal
Respirasi internal adalah pertukaran gas antara darah dan jaringan,
terdiri dari empat proses :
1. Sirkulasi arteri dalam menghantarkan darah yang mengandung
oksigen.
2. Distribusi kapiler
3. Difusi : Proses masuknya gas ke dalam ruang interstitial dan
melewati melewati membran
4. Metabolisme seluler melibatkan enzim respirasi.
Pada dasarnya, ventilasi bervariasi berdasarkan metabolisme individu
dan reaksi kimia di darah. Ventilasi yang efisien tergantung pada :
1. Struktur normal
2. Koordinasi kerja otot
3. Perbedaan tekanan gas
4. Integrasi neuromuskuler

Kemoreseptor
Input afferen yang paling penting terhadap neuron-neuron di pusat
respirasi datang dari kemoreseptor sentral dan perifer. Kemoreseptor
sentral terletak pada permukaan ventral medulla, di suatu area yang
terpisah dari neuron-neuron pusat respirasi. Kemoreseptorkemoreseptor ini responsif terhadap konsentrasi ion hidrogen cairan
serebrospinal dan menyediakan aktivitas afferen yang paling penting
selama kontrol normal pernafasan. Hipoksia akan menekan
kemoreseptor sentral. Kemoreseptor perifer terletak ada badan karotis
dan aorta dan sangat responsif terhadap hipoksia, asidosis, hiperkarbia
dan obat-obat tertentu dalam darah yang mencapai mereka.
Kemoreseptor perifer tidak sepenting kemoreseptor sentral selama
kontrol normal respirasi, tapi mereka memberikan inpur afferen yang
penting terhadap pusat respirasi pada kondisi lingkungan atau stadium

penyakit tertentu. Prnyakit vaskuler atherosklerotik atau diseksi


operasi dapat menekan reseptor-reseptor ini dengan efek minimal
pada respirasi yang tenang.
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan
zat kimia yaitu indra pembau (idung) dan indra pengecap (lidah).

Mekanikal Reseptor pada Respirasi terdiri dari


1. Saluran nafas bagian atas
Pada bagian ini udara yang masuk ke tubuh dihangatkan, disarung dan
dilembabkan
2. Saluran nafas bagian bawah
Bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari saluran bagian atas
ke alveoli
3. Alveoli
terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2
4. Sirkulasi paru
Pembuluh darah arteri menuju paru, sedangkan pembuluh darah vena
meninggalkan paru.
5. Paru
terdiri dari : Saluran nafas bagian bawah , Alveolic, Sirkulasi paru
6. Rongga Pleura
Terbentuk dari dua selaput serosa, yang meluputi dinding dalam
rongga dada yang disebut pleura parietalis, dan yang meliputi paru
atau pleura veseralis
7. Rongga dan dinding dada
Merupakan pompa muskuloskeletal yang mengatur pertukaran gas
dalam proses respirasi

Mekanisme Pertahanan dan Filtasi Udara


Normalnya, saluran pernafasan steril dari daerah sublaring sampai
parenkim paru. Paru-paru dilindungi dari infeksi bakteri melalui
mekanisme pertahanan anatomis dan mekanis, dan faktor imun lokal

dan sistemik. Mekanisme pertahanan awal berupa filtrasi bulu hidung,


refleks batuk dan mukosilier aparatus. Mekanisme pertahanan lanjut
berupa sekresi Ig A lokal dan respon inflamasi yang diperantarai
leukosit, komplemen, sitokin, imunoglobulin, makrofag alveolar, dan
imunitas yang diperantarai sel.
Beberapa infeksi alat respirasi berasal dari partikel debu yang
membawa agen infeksi dimana keluar/masuk paru-paru. Di bawah
kondisi normal suatu mekanisme pertahanan biokimiawi, fisiologis dan
immunologis secara kompleks melindungi alat pernafasan dari partikel
masuk, yang mungkin bersifat melukai atau infeksius. Mekanisme
pertahanan utama alat respirasi meliputi filtrasi aerodynamika oleh
rongga hidung, bersin, refleks laryngealis, refleks batuk, mekanisme
transport mucociliary makrofag alveolar dan sistem antibodi sistemik
maupun lokal.
Mekanisme pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru terbagi
atas :
1) Filtrasi udara pernafasan
Hembusan udara yang melalui rongga hidung mempunyai berbagai
ukuran. Partikel berdiameter 5 7 akan bertahan di orofaring,
diameter 0,5 5 akan masuk sampai ke paru-paru dan diameter 0,5
dapat masuk sampai ke alveoli tetapi dapat keluar bersama sekresi
2) Pembersihan melalui mukosilia
3) Sekresi oleh humoral lokal
4) Fagositosis

Mekanisme mucociliary
sebagai suatu mekanisme pertahanan lokal pada hidung dan sinus
paranasal yang bergantung pada clearance mukosiliar

Reflek Batuk
Batuk adalah suatu mekanisme perlindungan berupa reflek fisiologis
yang bertujuan untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran
pernapasan dari 'benda asing' yang merangsang terjadinya reflek
tersebut.
Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh :

1
Rangsangan mekanis, misalnya asap rokok, debu, tumor
.
2
Adanya perubahan suhu mendadak
.
3
Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bau-bauan
.
4
Adanya peradangan / infeksi
.
5
Reaksi alergi
.

Selain oleh kelima penyebab di atas, batuk pun merupakan gejala yang
lazim terjadi pada penderita penyakit typus, penderita dekompensasi
jantung dan pada penderita penyakit cacing gelang.

control system pernapasan


Paru-paru bekerja secara otonom, maksudnya tidak ada yang
mempengaruhi aktifitasnya, atau bekerja dengan kehendak sendiri/
otomatis. Kemampuan otonom yang dimiliki paru adalah sekitar 14-16
kali pernapasan permenit. 1 kali pernapasan = 1 x inspirasi + 1 x
ekspirasi.
Pola napas pada saat tubuh menjalani exercise tidak bisa
dipertahankan secara otonom karena tubuh kala itu butuh pasokan
oksigen lebih banyak dari biasanya, sehingga harus dibantu dengan
faktor lain.
Secara umum, sistem kontrol respirasi diambil alih oleh kerja sistem
saraf pusat di bagian bilateral medula oblongata dan pons pada batang
otak. Daerah ini dibagi menjadi 3 kelompok neuron utama :
1. Kelompok pernapasan dorsal, terletak di bagian dorsal
(belakang) medula yang terutama menyebabkan inspirasi.
2. Kelompok pernapasan ventral, terletak di ventrolateral
(depan samping) medula, yang terutama menyebabkan inspirasi
dan ekspirasi yang lebih dalam.
3. Pusat pneumotaksik, terletak di sebelah dorsal bagian
superior pons, tepatnya di sebelah dorsal nuklous parabrakialis

pada pons bagian atas, yang terutama mengatur kecepatan dan


kedalaman napas.
Adalagi yang namanya saraf-saraf sensoris yang mendeteksi paru.
Perlu diingat bahwa saraf-saraf sensoris ini berujung sebagai reseptor,
seperti kemoreseptor perifer, baroreseptor dan reseptor2 lainnya di
dalam paru. Nanti kumpulan reseptor-reseptor ini akan bergabung
menjadi nucleus traktus solitarius yakni ujung akhir dari saraf sensoris
pernapasan yang terdapat pada nervus vagus dan nervus
glosofaringeus. Pada akhirnya kedua nervus ini akan berhubungan
dengan kelompok pernapasan bagian dorsal. Melalui ini, mekanisme
penghantaran informasi dari paru ke pusat respirasi bagian dorsal bisa
berlangsung.
Pernapasan Normal
Pada pernapasan biasa, pusat saraf dorsal akan melepaskan sinyal
inspirasi ritimis (yang teratur). Kalau di guyton disebutkan bahwa
pelepasan sinyal2 inspirasi ritmis ini belum diketahui penyebabnya.
Sinyal inspirasi yang dilepaskannya ini berupa sinyal yang landai (ramp
signal), gunanya supaya inspirasi kita itu terjadi secara perlahan dan
dapat meningkatkan volume paru dengan mantap, sehingga kita tidak
bernapas terengah-engah. Perlu diingat lagi bahwa sinyal-sinyal ini
akan dihantarkan ke paru dan otot2 diafragma melalui saraf2 motorik
pernapasan.
Setelah pusat dorsal melepaskan sinyal inspirasi yang landai tersebut,
pusat pneumotaksik akan mentransmisikan sinyal ke area inspirasi.
Efek utama di sini adalah mengatur titik penghentian inspirasi landai,
dengan demikian mengatur lamanya proses inspirasi. Kalau sinyal
pneumotaksik ini kuat, inspirasi dapat berlangsung hanya dalam 0,5
detik, akibatnya volume inspirasi juga sedikit; kalau sinyal
pneumotaksik ini lemah, inspirasi dapat berlangsung terus selama 5
detik bahkan bisa lebih, akibatnya volume inspirasi menjadi banyak
sekali.
Nah, kalau sinyal inspirasi landai itu telah berhenti, maka paru secara
otomatis akan mengalami fase ekspirasi. Paru-paru kita mempunyai
suatu sifat istimewa yakni elastis dan punya daya lenting. Jadi ekspirasi
ini terjadi sebagai imbas dari inspirasi, dimana disini udara yang keluar
tentunya telah bertukar dengan CO2. Tegasnya, ekspirasi tenang yang
normal, murni disebabkan akibat sifat elastis daya lenting paru dan
rangka toraks. (guyton hal.540)
Pernapasan yg Lebih Dalam
Nah, kalau kita bernapas lebih dalam, disini baru terjadi peranan dari
kelompok saraf pernapasan bagian ventral. Sedangkan pada
pernapasan tenang yang normal, kelompok saraf ventral ini inaktif. Bila
rangsangan pernapasan guna meningkatkan ventilasi paru menjadi

lebih besar dari normal, sinyal respirasi yang berasal dari mekanisme
getaran dasar di area pernapasan dorsal akan tercurah ke neuron
pernapasan ventral. Akibatnya, area pernapasan ventral turut
membantu merangsang pernapasan ekstra. Rangsangan area ventral
ini berupa rangsangan listrik yang menyebabkan inspirasi dan juga
ekspirasi. Tetapi yang paling penting disini adalah sinyal untuk
ekspirasi, karena sinyal2 ini langsung dihantarkan dengan kuat ke otototot abdomen selama ekspirasi yang sangat sulit. Intinya, pernapasan
ventral ini gunanya sebagai pendorong bila dibutuhkan ventilasi paru
yang lebih besar, khususnya selama latihan fisik berat.
Pembatasan sinyal inspirasi oleh refleks Hering-Breuer
Selain sinyal pusat pneumotaksik, masih ada sinyal-sinyal saraf
sensoris yang berasal dari paru untuk membantu mengatur
pernapasan. Yang paling penting adalah yang terletak di bagian otot
dinding bronkus dan bronkiolus seluruh paru, yaitu reseptor regang,
yang menjalarkan sinyal melalui nervus vagus ke kelompok neuron
pernapasan dorsal apabila paru-paru menjadi sangat teregang akibat
inspirasi terlalu lama. Sinyal ini akan menghentikan inspirasi landai
yang dilepaskan oleh pusat pernapasan dorsal tadi. (kurang lebih
mekanisme penghentiannya mirip dengan penghentian oleh sinyal
pusat penumotaksik). Ini disebut refleks inflasi Hering-Breuer. Refleks
ini juga ikut meningkatkan kecepatan pernapasan, sama halnya dg
sinyal pneumotaksik. [an baca di gayton, refleks ini kemungkinan tidak
diaktifkan sampai volume tidal meningkat dari 3 kali normal, jadi
refleks ini terutama muncul sebagai mekanisme protektif untuk
mencegah inflasi (peregangan) paru yang berlebihan daripada yang
dibutuhkan biasanya.]
Pengaturan kimiawi CO2 dan H+ di area kemosensitif

Di dekat medula oblongata, tepatnya 0,2 mm di bilateral


(samping) area pernapasan ventral, ada suatu area neuron yang
sangat sensitif dengan perubahan konsentrasi CO2 ataupun ion
H+ dalam darah. Area ini disebut area kemosensitif. Area ini
bakal merangsang bagian lain dalam pusat pernapasan.

Apabila suatu saat konsentrasi CO2 dan H+ yang dihasilkan


jaringan otak meningkat, ia akan berdifusi ke dalam sawar darah
otak. Perlu diingat, bahwa sawar darah di otak ini punya dinding
yang khusus, dimana ia hanya mengizinkan zat-zat tertentu
untuk lewat. (semacam benteng pertahanan, yang lebih dikenal
dengan Blood Brain Barrier/ BBB). Nah, CO2 ini sangat
permeable terhadap BBB tsb, namun tidak permeable sama
sekali terhadap ion H+, sehingga yang mudah berdifusi ke sawar
darah otak adalah CO2.

Sawar darah otak ini juga dilengkapi dengan neuron-neuron


kemosensitif yang bakal mendeteksi perubahan konsentrasi CO2
dalam sawar darah. CO2 di dalam sawar darah otak ini bakal
bereaksi dengan air membentuk ion H+ dan asam HCO3-. Nah,
H+ yang dihasilkan melalui reaksi inilah yang sebenarnya lebih
merangsang area kemosensitif melalui neuron2 kemosensitif
tadi. Apabila area kemosenstif ini terangsang, maka pusat
pernapasan lainnya ikut terangsang dan pola napas pun
mengalami perubahan.

Kemoreseptor Perifer

Di luar otak, ternyata juga terdapat sistem kemoreseptor


tersendiri yang juga turut andil dalam pengaturan pernapasan.
Kemoreseptor di luar otak ini disebut kemoreseptor perifer.
Fungsinya yang terpenting adalah untuk mendeteksi perubahan
oksigen dalam darah walaupun respetor ini juga sedikit
berpengaruh terhadap perubahan konsentrasi CO2 dan H+ di
dalam darah.

Sebagian besar kemoreseptor ini terletak di badan karotis


(karotic body) dan di badan aorta (aortic body). Karotic body
terletak di bilateral pada percabangan arteri karotis komunis.
Serabut saraf aferennya berjalan melalui nervus Hering ke
nervus glosofaringeus dan kemudian ke area pernapasan dorsal
di medula oblongata. Sedangkan aortic body terletak di
sepanjang arkus aorta; dimana serabut saraf aferennya berjalan
melalui nervus vagus, juga ke area pernapasan dorsal di medula
oblongata.

Reseptor ini akan mendeteksi perubahan kadar O2, CO2 dan ion
H+. Misalkan apabila kadar O2 dalam arteri menurun,
kemoreseptor perifer ini menjadi sangat terangsang. Singkatnya,
ia bakal mengirimkan impuls ke pusat pernapasan untuk
meningkatkan frekuensi napas.

Вам также может понравиться