Вы находитесь на странице: 1из 6

INSTEK KISTA OVARIUM

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Keperawatan Perioperatif 3
Yang dibimbing oleh Bapak Yosef, SST

Oleh:
Kelompok 2
Cristoforus Frumensius Pay 1501410002
Dewi Andryani

1501410017

Intan Rizki Andini

1501410024

Taufiqurrahman

1501410037

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN MALANG
November 2015

KONSEP MEDIS
KISTA OVARIUM
A. Pengertian
1. Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana
saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan
ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
2. Kista merupakan tumor yang umumnya terdapat hanya pada suatu ovarium. Tumor
ovarium neoplastik jinak dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu (Arif Masjoer,
Kusouji Triayanti) :
a. Kistoma ovari simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus. Biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, keru dan berwarna kuning.
b. Kistadenoma ovari musinesum
Asal tumor belum diketahui secara pasti. Menurut Meyer, ia mungkin
berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen
mengalahkan elemen-elemen lain.
c. Kista endometroid
Kista ini biasanya inulateral dengan permukaan yang licin; pada dinding
terdalam terdapat suatu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan endomentrium.
3. Jenis-jenis kista ovarium (Derek ilewellyn-jones)
a. Kista fungsional
Kista yang terbetuk dan jaringan yang berubah pada saat fungsi normal
haid. Kista normal ini akan menajadi menghilang dengan sendirinya dalam kurun
2-3 siklus haid.
b. Kista korpus leteum
Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain
dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormone
ekstrogen dan progesterone dalan jumlah besar

sebagai persiapan untuk

pembuahan
c. Neoplasma ovarium
Sebanyak 40 persen kista dan tumor ovarium jinak adalah kistadenoma
dan kistadenoma serosa. Keduanya berasal dari eptilium coelemik multipotensial.
Epithelium ini membentuk duktus dan dapat menyerupai epithelium tuba, uterus
atau serviks.
B. Etiologi

Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor
ovarium antara lain :
- Wanita yang menderita kanker payudara
- Riwayat kanker kolon
- Diet tinggi lemak
- Merokok
- Minum alkohol
C. Manifestasi klinik
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar dan
menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala
saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang
panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut yang
muncul bila anda mempunyai kista ovarium:
Perut terasa penuh, berat, kembung
Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
Haid tak teratur
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul bawah
dan paha.
Nyeri senggama
Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera :
Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
Nyeri bersamaan dan demam
Rasa ingin muntah
D. Standar Operating Prosedur Handling Instrumen Untuk Operasi Kistektomy
Pengertian
Tindakan instrumentasi mengangkat kista melalui irisan pada dinding abdomen
Indikasi
klien dengan kista ovari
klien dengan kista uterus
Persiapan Alat
Basic instrument
Instrument Tambahan
1. Deaver retactor

2. Arteri klem vanpean 20 cm 4 buah


3. Ring klem
Prosedur
1. Sign In (dihadiri seluruh tim operasi sebelum induksi)
Identifikasi identitas, area operasi, tindakan operasi dan lembar persetujuan
Identifikasi area operasi (lateralisasi)
Identifikasi mesin anastesi, pulse oksimeter dan obat-obatan anastesi
Identifikasi riwayat alergi pasien
Identifikasi resiko aspirasi dan kehilangan darah
2.

Perawat sirkuler mengatur posisi klien supine

3.

Anastesi melakukan pembiusan, pasang arde pada kaki pasien

4.

Perawat sirkular mencuci area operasi dengan sabun dan langsung


dikeringkan

5.

Perawat instrument melakukan surgical srubing, gowning, gloving dan


membantu operator serta asisten untuk gowning dan gloving

6.

Operator melakukan desinfeksi area operasi, berikan desinfeksi klem


dan kom berisi 3 deppers dan povidone iodine

7.

Operator dan asisten melakukan draping, berikan duk besar untuk


bawah dan atas, duk sedang untuk samping kanan dan kiri berikan duk klem untuk
fiksasi keempat sisinya, berikan duk kecil untuk bagian bawah, terakhir berikan duk
tapal kuda

8.

Dekatkan meja mayo, meja instrumen dan troli waskom ke meja


operasi, pasang suction, hand couter fiksasi dengan kassa + duk klem

9.

Perawat siap membacakan time out

10.

Operator mulai melakukan insici posisi insici median, berkan Hv mess


no 3 dengan mess no 20 untuk insici kulit sampai lemak, berikan kassa kering dan
arteri klem vanpean kepada asisten untuk melakukan perawatan perdarahan dengan
cauter (coagulan)

11.

Berikan Hv no: 3 dan mess: 20 ke operator dan 2 kocher untuk asisten


untuk insisi ke vasia, dan perlebar incisi dengan menggunakan gunting mayo.

12.

Setelah vasia terbuka berikan langenbeck kepada asisten untuk


memperluas lapangan operasi

13.

Berikan pinset anatomis ke operator untuk membuka otot secara


tumpul

14.

Berikan pinset anatomis dan gunting metzenboum untuk membuka


peritoneum

15.

Berikan 4 peritoneum klem untuk memegang atas, bawah, kanan, kiri


peritoneum

16.

Berikan deaver retractor untuk membuka rongga perut

17.

Berikan kassa besar untuk melindungi usus

18.

Berikan deaver retractor untuk memperlebar rongga perut

19.

Berikan arteri klem vanpean 20 cm 3 buah untuk menjepit kista, 2


menjepit ke arah pembuluh darah

20.

Berikan gunting metzenboum untuk memotong kista kanan atau kiri

21.

Berikan hecting set dengan benang cromic no: 2 untuk menjahit daerah
tuba

22.

Berikan hecting set dengan benang cromic no: 2 untuk menjahit bagian
ke arah pembuluh darah, 2 kali

23.

(evaluasi perdarahan), jika perdarahan, siapkan hecting set dengan


benang cromic no:2

24.

(instrument mengingatkan untuk mengambil kasa besar)

25.

Berikan cairan NaCl 0,9 % (bila perlu) untuk mencuci intra abdoment

26.

(Berikan hecting set dengan benang plain no: 1 untuk menjahit


peritoneum

27.

Berikan hecting set dengan benang plain no: 00 untuk menjahit otot

28.

Sign Out (dilakukan sebelum menutup fasia)


Perawat sirkuler mengkonfirmasi jenis tindakan dan bahan spesimen

(bila ada) kepada operator


Perawat instrumen mengkonfirmasi penggunaan jumlah kassa, alat dan

jarum
29.

Berikan hecting set dengan benang cromic no: 2 atau vicril no: 0 untuk
menjahit vasia

30.

Berikan hecting set dengan benang plain n0: 000 atau no: 00 untuk
menjahit lemak

31.

Berikan hecting set dengan benang zeide no: 000 atau no: 00 atau
prolin no: 000 untuk menjahit kulit

32.

Setelah proses penjahitan selesai berikan kassa basah untuk


membersihkan area operasai kemudian dikeringkan dengan kassa kering, tutup dengan
sufratule, kasa kering kemudian hepafik

33.

Alat-alat dibersihkan, pasien dirapikan

34.

Perawat intrumen menginventarisasi alat-alat dan bahan habis pakai,


kemudian mencuci alat-alat dan menata instrumen pada intrumen set, serta merapikan
kembali ruangan

Sumber rujukan
1. Turkanto, 2005, (INSTEK) Instrumentasi Teknik, PT Media Mitra Persada,
Solo
2. Puruhito dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi, Airlangga University Press,
Surabaya

Вам также может понравиться