Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISORDER
Kelompok 11
Anggota Kelompok 11
Nova Lucyana
: 1311211002
Riyani Putri Pertiwi : 1311211065
Susi Warni
: 1311211096
Zulfa Yandra
: 1311211015
RESPIRATORY DISORDER
Sistem pernapasan manusia yang
terdiri atas beberapa organ dapat
mengalami gangguan. Gangguan ini
biasanya
dapat
berupa
kelainan,
penyakit, atau karena ulah dan perilaku
manusia itu sendiri (seperti merokok).
Penyakit
atau
gangguan
yang
menyerang sistem pernapasan ini dapat
menyebabkan
terganggunya
proses
pernapasan atau bahkan merusak saluran
pernafasan.
Asma
Asma dikenal dengan bengek yang
disebabkan oleh bronkospasme. Asma
merupakan
penyempitan
saluran
pernapasan utama pada paru-paru yang
menimbulkan serangan sesak napas dan
mengi yang berulang. Gejala penyakit ini
ditandai dengan susah untuk bernapas atau
sesak napas.
Bronkitis Kronis
Penyebab dari penyakit ini adalah Peradangan
kronis pada saluran udara paru-paru biasanya
disebabkan oleh rokok
Faringitis
Faringitis merupakan peradangan pada faring
sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan
makanan atau kerongkongan terasa kering.
Emfisima
Emfisema adalah jenis penyakit paru
obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan
pada kantung udara (alveoli) di paru-paru.Pada
emfisema, gelembung udara (alveolus) menjadi
teregang berlebihan.
Tuberculosis (TBC)
Pembahasan Jurnal
Jurnal I
"Analisis Faktor Risiko Kadar Debu
Organik Di Udara Terhadap Gangguan
Fungsi Paru Pada Pekerja Industri
Penggilingan Padi Di Demak
Tujuan penelitian :
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik
yang bersifat eksplanatori, dengan mengambil
data dari responden secara survei dan
menggunakan
pendekatan
secara
cross
sectional. Populasi dari penelitian ini adalah
Pekerja Industri Penggilingan Padi di Kabupaten
Demak, penarikan sampel dilakukan dengan
cara simple Random Sampling.
Hasil Penelitian
NO
FAKTOR RISIKO
df
p value
Odd Ratio
(OR)
95.0% C.I.
Lower
Upper
Kadar Debu
Masa Kerja
3,018
0.039
2.451
1.168
35.946
0.024
6.154
1.171
224.818
Kebiasaan 2.038
0.156
0.674
0.460
128.105
Penyakit 3.535
0.021
4.310
1.703
69.121
0.005
0.001
4.130
Merokok
Riwayat
Paru
Constant
-7,455
Berdasarkan
kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
Jurnal II
Pajanan Debu Batubara Dan Gangguan Pernafasan
Pada Pekerja Lapangan Tambang Batubara
Tujuan penelitian :
Rancangan penelitian ini bersifat dekriptif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian adalah pekerja lapangan tambang batubara. Besar
sampel penelitian ini adalah 28 orang dengan kriteria inklusi untuk pekerja
dengan jenis kelamin laki-laki, tempat tinggal kurang dari 2 km dari
perusahaan, bekerja pada shift siang, tidak merokok dan bersedia menjadi
responden penelitian ini.
Penelitian ini memerlukan waktu selama dua bulan yaitu
pada bulan Maret April 2007. Sedangkan tempat penelitian
dilakukan di PT. Kalimantan Prima Persada Sungai Puting
Rantau, Kalimantan Selatan. Variabel dalam penelitian ini
adalah kadar debu respirabel dan gangguan pernafasan pada
pekerja lapangan PT. Kalimantan Prima Persada Sungai Puting.
Hasil Penelitian
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Debu Respirabel di PT. Kalimantan
Prima Persada Sungai Puting, 2007
No
Waktu
Hasil
Pengukuran
Rerata (mg/m
NAB (mg/m3)
Keterangan
3)
(Jam)
08.00 10.00
2,08
2,19
10.00 12.00
2,50
13.00 15.00
2,92
15.00 17.00
1,25
>NAB
Gangguan Pernafasan
Jumlah
Persentase (%)
Batuk kering
14
23,73
Batuk berdahak
15
25,42
Sesak nafas
13,56
11,86
Alergi debu
5,08
10,17
10,18
Jumlah
59
100,00
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil pengukuran kadar debu respirabel
di PT. Kalimantan Prima Persada Sungai Puting sebesar 2,19 mg/m
, dimana kadar tersebut melebihi Nilai Ambang Batas. Gangguan
pernafasan yang dialami pekerja lapangan PT. Kalimantan Prima
Persada antara lain batuk kering, batuk berdahak, sesak nafas, asma
akibat kerja, alergi debu, keluhan pada dada. Gangguan pernafasan
banyak dialami oleh responden dengan karakteristik berdasarkan
kelompok umur yaitu umur 15-30 tahun (60,71%), pendidikan
yaitu SLTA/sederajat (42,86%), dan masa kerja yaitu responden
dengan masa kerja < 2 tahun (39,28%).