Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
AKUT
Oleh :
N. Yogi Ayodhya P. (10700193)
Pembimbing :
dr. Novemi Elynawati, Sp.THT
PENDAHULUAN
Terdiri dari:
Membran timpani
Kavum timpani
Prosesus mastoideus
Tuba eustachius
Tulang Pendengaran
Malleus
Tulang pendengaran paling besar. Manubrium terdapat di
dalam membran timpani, bertindak sebagai tempat
perlekatan serabut-serabut tunika propria
Inkus
Terdiri dari badan inkus, prosesus brevis dan prosesus
longus
Stapes
Tulang pendengaran teringan. Terdiri dari kepala, leher,
krura anterior dan posterior serta foot plate
Membran timpani
Memisahkan liang telinga luar
dari kavum timpani.
berbentuk bundar dan cekung
Bayangan penonjolan bagian
bawah maleus pada membran
timpani disebut umbo.
Terdapat refleks cahaya (cone
of light) yg merupakan pantulan
cahaya dari luar
Dibagi dalam 2 bagian:
1. Pars flasida
2. Pars tensa/membran propria
Kavum timpani
Bentuknya bikonkaf
Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, sedangkan
diameter transversal 2-6 mm.
Mempunyai 6 dinding yaitu bagian atap, lantai, dinding
lateral, dinding medial, dinding anterior, dinding posterior.
Tuba Eustachius
Saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring.
Fungsi tuba Eustachius :
1. Menjaga keseimbangan tekanan udara didalam telinga dan
menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia luar
2. Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilakan sel-sel yang melapisi
telinga tengah kebagian belakang hidung
3. Sebagai sawar untuk kuman yang mungkin akan masuk kedalam
telinga tengah
OTITIS MEDIA
SUPURATIF
AKUT
DEFINISI OMSA
Definisi
Merupakan Infeksi akut yang mengenai
mukoperiosteum kavum timpani dengan disertai
pembentukan sekret purulen
EPIDEMIOLOGI
Di Amerika serikat angka kejadian tertinggi dari OMSA
terjadi pada usia 6-24 bulan.
Frekuensi OMSA terjadi pada masa anak-anak,remaja
dan dewasa, biasanya lebih banyak mengenai anak lakilaki
ETIOLOGI
Kuman penyebab utama pada OMSA yang paling
sering adalah bakteri pyogenik, seperti
Streptokokus pneumoniae,
Haemofillus influenza
I
II
III
IV
STADIUM
(Stadium kataralis)
STADIUM
II
STADIUM
(Stadium perforasi)
III
STADIUM
(Stadium resolusi)
IV
Faktor Resiko
Umur (PENTING)
jenis kelamin,
ras, faktor genetik,
status sosioekonomi serta lingkungan,
asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula,
lingkungan merokok,
abnormalitas kraniofasialis kongenital,
status imunologi, infeksi bakteri atau virus di saluran
pernapasan atas,
disfungsi tuba Eustachius, imatur tuba Eustachius
GEJALA
Stad
ium
Klinis
Otoskop
(Membran timpani )
Awalnya ISPA,
Gejala di telinga : terasa penuh,
grebeg-grebeg, gang.pendengaran
Retraksi,
Hiperemi
Air fluid level (kadang)
II
III
IV
Kembali normal
Lubang perforasi (+)
Sekret (-) / telinga kering
DIAGNOSA
Cukup dilakukan dengan diagnosa secara
klinis, meliputi anamnesa dan pemeriksaan
telinga ( otoskop )
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa ( Antibiotik )
Memperbaiki fungsi drainase dan ventilasi tuba
Eustaschius ( Dekongestan : oral / topikal)
Evakuasi mukopus ( bila diperlukan, pada stadium II)
dilakukan Miringotomi (parasentesis) pada kuadran postero
inferior membranan timpani dengan menggunakan bius lokal
( lar. Xylocain 8% )
PEMBERIAN ANTIBIOTIK
Lini 1
Amoxicilline
: 3x500mg/hari ( dewasa )
50mg/KgBB/hr ( Anak )
Erytromicine
: Idem
Cotrimoxazole : ( kombinasi TM 80mg dan SMZ 40mg)
Dewasa 2x2 tabl
Anak ( TM 40mg dan SMZ 200mg)
suspensi 2x cth 1
Lini 2
Bila ditemukan kuman sudah resisten ( infeksi
berulang ) kombinasi :
Amoxiciline dan As. Clavulanic acid
Dewasa
: 3x625mg/hari
Bayi / Anak : disesuaikan dengan berat badan dan usia
Cephalosporin II/III oral ( cefuroxime, cefixime, cefadroxil, dll )
diberikan selama 7-10 hari. Pemberian yang tidak adekuat dapat
menyebabkan kekambuhan
Penderita yang alergi penicilline dapat diberikan makrolid
( Azytromicine, Roxithromicine )
Miringotomi / Timpanosintesis
Ketika terapi antibiotika gagal dan pasien tetap berada dalam
sakit yang akut pada OMSA, tindakan miringotomi ini dapat
dilakukan.
Prosedur ini merupakan prosedur terapi yaitu dengan
menghilangkan tekanan udara di telinga tengah, dan juga
prosedur yang bertujuan untuk diagnostik karena cairan yang
didapat dari tindakan miringotomi dapat dikirim untuk kultur dan
sensitivitas.
Miringotomi dapat dilanjutkan dengan pemasangan pipa ventilasi
ke telinga tengah.
Miringotomi / Timpanosintesis
KOMPLIKASI
Mastoiditis Koalesen Akut
Komplikasi ke intrakranial
Parese saraf Fasial Perifer
PROGNOSA
Prognosa umumnya baik jika pasien berobat
teratur, dan belum timbul komplikasi dan gangguan
pendengaran masih ringan.
TERIMAKASIH