Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DIMENSIA
A. PENDAHULUAN
I. Definisi
Dimensia adalah suatu kondisi konfulsi kronik dan kehilangan kemampuan
kognitif secara global dan progresif yang dihubungkan dengan masalah fisik.
Gangguan kognitif ditandai oleh hilangnya fungsi intelektual yang berat. Dari
pengkajian ditemukan disorientasi, daya ingat terganggu, gangguan penilaian,
afek yang labil. Dimulai dengan disorientasi waktu, kemudian tempat dan
orang. Keadaan ini membuat klien sangat stres. Daya ingat hilang terutama
pengalaman yang baru, pengalaman yang lalu mungkin ingat dengan jelas.
Disorientasi biasanya diakhiri oleh agitasi dan takut terutama pada malam hari.
Perubahan tidak mudah diterima, keadaan rutin perlu dipertahankan.
Dimensia dapat disebabkan oleh trauma (operasi atau tidak sengaja), infeksi
kronis (sifilis), gangguan peredaran darah (anteriosklerosis).
II. Penyebab Dimensia
Penyebab Dimensia
1. Penyakit Alzheimer.
2. Penyakit Serebrovaskular.
3. Badan Leuwy.
4. Psikosis Korsokoff.
5. Sklerosis multipel.
6. Limfoms.
7. Virus HS.
8. Penyakit Pick.
9. Korea Huntington.
10. AIDS.
11. Penyakit Jakob.
Awitan Dimensia
uang
dan
kegiatan
kehidupan
sehari-harinya)
serta
harus
Penderita sering kali kehilangan dompet dan kunci, lupa bahwa sedang
meninggalkan bahan masakan di kompor yang menyala dan merasa asing
terhadap tetangganya. Pada dismensia tahap lanjut, gangguan memori
menjadi sedemikian berat sehingga penderita lupa akan pekerjaan, sekolah,
tanggal lahir, anggota keluarga dan bahkan terhadap namanya sendiri.
2. Afasia
Dapat dalam bentuk menyebut nama orang atau benda. Penderita afasia
berbicara secara samar-samar atau terkesan hampa, dengan ungkapan katakata yang panjang dan menggunakan istilah-istilah yang tak menentu
misalnya anu, itu, apa itu. Bahan lisan dan tertulis dapat pula
terganggu. Pada tahap lanjut, penderita dapat menjadi bisu atau mengalami
gangguan pola bicara yang dicirikan oleh ekolalia (menirukan apa yang dia
dengar) atau palilalia yang berarti mengulang suara atau kata terus menerus.
3. Apraksia
Ialah ketidakmampuan untuk melakukan gerakan meskipun kemampuan
morotik, fungsi sensorik dan pengertian yang diperlukan tetap baik.
Penderita dapat mengalami kesulitan dalam menggunakan benda tertentu
(menyisir
rambut)
atau
melakukan
gerakan
yang
telah
dikenali
berusia 60 tahun, maka resiko bagi anggota keluarga yang lain menjadi
cukup besar. Sebaliknya resiko anggota keluarga lain akan menurun, apabila
si gila tadi menderita Alzeimer setelah umurnya menginjak di atas 60 tahun.
Dimana keadaan ini dapat menimbulkan dimensia pada sipenderita (Arcoli
Margatan, 1996 : 56).
VI. Macam-macam Dimensia
Dimensia pada usia lanjut lebih sering dikenal dengan istilah pikun. Dimensia
dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Dimensia senilis
Biasanya dialami mereka yang berumur lebih dari 60 tahun. Gangguan yang
terjadi terutama pada kepribadian, daya ingat dan emosi. Biasanya faktor
sosial ekonomi dapat mempercepat terjadinya dimensia senilis. Sering pula
terdapat tanda kemunduran mental umum speerti kebingungan, depresi serta
agitasi.
Dari segi psikis, timbul gangguan ingatan jangka panjang pendek serta
berkurangnya daya pemikiran abstrak. Biasanya orang-orang seperti ini
egosentrik dan egoistis, lekas tersinggung dan marah. Kadang-kadang
timbul aktifitas seksual yang berlebihan atau tidak pantas, tanda bahwa
kontrol berkurang atau kompensasi psikologik.
2. Dimensia pra senilis
Dimensia pra senilis biasanya terjadi sebelum usia 50 tahun akibat atrofi
jaringan otak baik sebagian ataupun penyuluhan.
Salah satu bentuk dimensia pra senilis biasanya timbul karena secara
perlahan-lahan dan ditandai dengan gejala-gejala :
1) Kesibukan tanpa tujuan.
2) Emosi yang labil.
3) Gangguan orientasi yang dialami didahului amnesia.
4) Terbata-bata dalam berbicara (diulangi suku kata pertama tiap kata).
5) Penurunan kepribadian lebih cepat dari dimensia senilis.
VII.
Penatalaksanaan
Dilakukan penelitian bahwa dimensia khususnya pada perempuan dapat diobati
atau dicegah dengan terapi sulih hormon, akan tetapi pemberian hormon dengan
cara ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Pengobatan yang bisa dijalani adalah pengobtan medik dan psiko terapi seperti
suportif terapi untuk keluarga yang mencoba memuaskan kebutuhan kasih
sayang, rasa diperhitungkan dan rasa malu dibenarkan.
1. Terapi obat
Antipsikotika seperti haloperidol 0,5-5 mg sehari merupakan psikotropika
primer untuk pengendalian perilaku pada klien dimensia, perlu diingat
bahwa Lansia mengekspresikan obat lebih lambat dibanding dengan orang
muda karena fungsi hati dan ginjal yang menurun.
dengan
antipsikotika
berkekuatan
rendah
seperti
ibunya telah meninggal beberapa tahun yang lalu atau (hal ini menunjukkan
bahwa praktek keperawatan yang dilakukan buruk) menderita delusi.
Pendekatan yang dapat dilakukan perawatan yaitu dengan menanyakan
mengenai ibunya, apakah dia sangat dekat dengan klien atau kapan klien
terakhir melihatnya (Rogers Wotson, 2003 : 64).
3. Terapi kenangan
Terapi ini berguna untuk menstimulasikan individu supaya memikirkan
tentang masa lalu sehingga mereka dapat menyatakan lebih banyak tentang
kehidupan mereka kepada staf perawatan atau ahli terapi. Selain itu, terapi
ini sering hanya berbentuk obrolan mengenai bagaimana kehidupan klien
dimasa
lalu.
Semua
klien
Lansia dengan
dimensia
harus
terus
Perubahan biologis
Fisik
Penurunan
masukan nutrisi
Penurunan
aktivitas
Perubahan
Kejiwaan
Fungsi intelektual
menurun
Penurunan fungsi
sendi, pendengaran,
penglihatan
Dimensia
Perasaan
sedih
Merasa kurang
Mudah marah/
tersinggung
Perubahan
Sosial
Sumber keuangan
Menurun
Depresi
Diperhatikan
Takut (anisietas)
Perubahan
Psikososial
Perawatan diri
Teranggu
Gangguan
Personal
hygiene
Membahayakan
Diri sendiri
Gangguan
Istirahat tidur
Menanrik dari
Sosial
Gangguan
Proses pikir
B. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Orientasi klien tentang waktu, tempat, orang.
2. Interaksi sosial.
3. Persepsi lansia tentang kondisi yang dialami.
4. Kerja sama dalam pengobatan.
5. Komunikasi lansia dengan orang lain.
6. Pemakaian koping dalam mengatasi masalah.
II. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Diagnosa Keperawatan : Perawatan
gangguan
diri
terganggu
kognitif
yang
sehubungan
menyebabkan
dengan
tidak
memperhatikan diri.
Tujuan jangka panjang : Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari seoptimal
mungkin.
Tujuan jangka pendek :
1. Melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
2. Melaksanakan perawatan diri yang rutin.
3. Membuat keputusan yang sesuai.
4. Mengikuti petunjuk secara bdertahap.
5. Menampilkan diri yang sesuai.
Intervensi :
1. Monitor kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
10
klien
tidask
mau
makan
dan
ada
tanda
dehidrasi
11
proses
pikir
sehubungan
dengan
disorientasi.
Tujuan jangka panjang : Klien dapat mengenal/berorientasi pada realitas.
Tujuan jangka pendek :
1. Menggunakan objek di lingkungan untuk pertahankan realitas
2. Mengekspresikan keluapan
3. Mendiskusikan topik yang diingat
4. Mengidentifikasi tempat, waktu, orang
Intervensi :
1. Tulis semua aktivitas sehari-hari
2. Bantu pernyataan realitas dengan :
a. TV, radio
b. Kalender yang besar, lebaran perhari
c. Jam
d. Beri nama semua barang di bangsal
e. Nama petugas
3. Orientasi pada fakta : siapa, di mana, apa yang terjadi
4. Diskusi tentang topik yang dipilih klien
5. Izinkan barang milik klien dibawa dan dipakai
III.Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari klien dengan gangguan yang kognitif harus realistis
tetapi tidak pesimis. Misalnya, klien tidak akan pernah ingat tanggal yang tepat
tapi dapat menunjukkan/menemukan tempat tidurnya sendiri.
Evaluasi ditujukan pada :
1. Orientasi klien pada waktu, tempat, orang
2. Interaksi sosial
3. Perawatan mandiri
4. Status nutrisi
5. Fungsi kognitif
12
13
: Ny. S
L / P
Pendidikan terakhir
: SD (Tidak Tamat)
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
Alamat
: Sidoarjo
:-
Alamat
B.
RIWAYAT KELUARGA
a. Genogram
Px
Keterangan :
= Laki-laki
14
= Perempuan
Px
= Pasien
C. DESKRIPSI KEKHUSUSAN
1. Kebiasaan ritual
Sering mengaji sendiri di kamar.
2. Yang lainnya
--3. Status kesehatan yang umum selama setahun yang lalu :
Pernah mengalami penyakit diare, dermatitis (gatal-gatal).
4. Status kesehatan yang umum selama lima tahun yang lalu :
Pernah mempunyai riwayat psikosa/dimensia.
5. Keluhan utama
a. Provokatif paliatif (penyebab)
--b. Quality / Quantity (kualitas)
---.
c. Regio (tempat)
--d. Severity scale (skala)
--e. Timming (waktu)
---.
f. Alergi (catatan agen reaksi spesifik).
1) Obat-obatan
:-
2) Makanan
:-
Rhematoid
Lain-lain : sebutkan
15
Asma
Dimensia
16
4. Tanda-tanda vital
a. TD
: 110 mmHg.
b. N : 100 x/menit
c. S : 37,20C
d. RR
: 20 x/menit
5. Sistem pernafasan
a.
Keluhan
b.
Irama nafas
Teratur
Tidak teratur
c.
Suara nafas
Vesikuler
Bronko vesikuler
Ronki
Wheezing
d.
Sesak
Terpasang O2
Ya
Batuk
Tidak
Lain-lain :
6. Sistem kardiovaskuler
Keluhan nyeri dada
b.
Suara jantung
Normal
Tidak normal
c.
CRT
< 3 detik
> 3 detik
d.
Bunyi jantung
S 1/ S2 tunggal
Mumur/gallop
e.
JVP
Meningkat
Menurun
Ya
a.
Normal
Tidak
Lain-lain :
7. Sistem persyarafan
a.
Keluhan pusing
Ya
b.
Pupil
Isokor
Ani sokor
c.
Reflek pupil
Ada
Tidak
d.
Kaku kuduk
Ya
Tidak
e.
Kelumpuhan
Ya
Tidak
f.
Ya
Tidak
17
Tidak
Lain-lain :
8. Sistem perkemihan
a.
Keluhan
Kencing menetes
Inkontinensia
Retensi
Groos hematuri
Poliuria
Oliguria
Anuria
Disuria
b.
c.
Intake cairan
Warna kuning
Bau khas
Parental : - cc/hari
Lain-lain :
9. Sistem pencernaan
a.
Mukosa mulut
b.
Abdomen
c.
BAB : 2 x hari
Nyeri tekan
Konsistensi keras
d.
Kering
Lembab
Luka operasi
Lunak
Cair
Diet padat
Lunak
Cair
Frekuensi 3x/hari
Jumlah 200 cc
jenis
Lain-lain :
a.
Pergerakan sendi
Bebas
b.
Kelainan ekstremitas
Ya
Tidak
c.
Ya
Tidak
d.
Fraktur
Ya
Tidak
e.
Traksi/spalk/gips
Ya
Tidak
f.
Kompartemen syndrome
Ya
Tidak
g.
Kulit ikterik
Ya
Tidak
18
Terbatas
Jejas
Kolostomi
Lendir/darah
h.
Akral
Hangat
i.
Turgor
Baik
j.
Luka
Bersih
Panas
Dingin
Kurang
Jelek
Kotor
Jenis : -
Lain-lain :
11. Sistem endokrin
a.
Ya
Tidak
b.
Ya
Tidak
Lain-lain :
F. STATUS KOMUNITIF / AFEKTIF / SOSIAL
1. Short Portebh Mental Status Questionare (SPMQ)
9 (Kerusakan intelektual berat).
2. Mini Mental State Exam (MMSE)
Adanya kerusakan kognitif.
3. Inventaris depresi beck
Ringan.
4. APGAR Keluarga
Sedang.
G. DATA PENUNJANG
H. PROSES KEPERAWATAN
1. Dx. Kep 1
Tujuan
19
2. Dx. Kep 2
Tujuan
Kriteria
Therapy keperawatan :
Diagnosa I : 1. Memotong kuku dan mengajarkan cara memotong kuku.
2. Memandikan klien dan mengajarkan cara perawatan diri
dengan mandi, cuci, baju piring dan membersihkan kamar.
Diagnosa II : 1. Memperkenalkan diri secara berulang.
2. Mengidentifikasikan tempat, waktu dan orang.
3. Mendiskusikan topik yang diingat.
Health education
: - Memberikan penyuluhan tentang dimensia (definisi,
penyebab, faktor-faktor yang mempengaruhi dan
penatalaksanaan).
Kolaborasi
:-
Observasi monitoring : -
20
INTERVENSI
Observasi hygiene klien.
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
No.
Hari/Tgl
1
1
2
Kamis
Jam
Diagnosa keperawatan
(WIB)
3
4
07.00 Perawatan diri terganggu
22-02-07
Perkembangan keperawatan
5
S : Klien mengatakan belum
mandi.
O : Klien tampak kotor.
diri.
berantakan.
Baju klien agak kotor.
A : Masalah belum teratasi.
P : Rencana tindakan
Jumat
23-02-07
08.00
dilanjutkan.
S : Klien mengatakan lupa.
berhubungan dengan
disorientasi.
ulang kata.
Klien tidak ingat jika diberi
pertanyaan.
21
No.
Hari/Tgl
Jam
(WIB)
3
Diagnosa keperawatan
4
Perkembangan keperawatan
5
Klien tidak mau berinteraksi
dengan klien lain.
A : Masalah belum teratasi.
P : Rencana tindakan
Sabtu
07.00
24-02-07
dilanjutkan.
S : Klien mengatakan mau
mandi.
O : Klien tampak masih kotor.
diri.
berantakan.
Baju klien agak kotor.
A : Masalah belum teratasi.
P : Rencana tindakan
Senin
08.00
26-02-07
dilanjutkan.
S : Klien mengatakan lupa.
berhubungan dengan
disorientasi.
ulang kata.
Klien tidak ingat jika diberi
pertanyaan.
Klien menjawab pertanyaan
dengan jawaban yang tidak
sesuai.
Klien tidak mau berinteraksi
dengan klien lain.
A : Masalah belum teratasi.
P : Rencana tindakan
5.
Selasa
27-02-07
08.00
dilanjutkan.
S : Klien mau mandi.
diri.
A : Masalah teratasi.
22
Jam
No.
Hari/Tgl
(WIB)
3
6.
Rabu
08.00
28-02-07
Diagnosa keperawatan
Perkembangan keperawatan
4
Gangguan proses pikir
5
P : Rencana tindakan dihentikan.
S : Klien mengatakan lupa.
berhubungan dengan
disorientasi.
ulang kata.
Klien menjawab pertanyaan
dengan jawaban yang tidak
sesuai.
Klien sudah mau berinteraksi
dengan klien lain.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Rencana tindakan
7.
Kamis
01-03-07
08.00
dilanjutkan.
S : Klien mengatakan Jeng.
berhubungan dengan
disorientasi.
ulang kata.
Jawaban klien kadang sesuai
kadang tidak sesuai.
Klien sudah mau berinteraksi
dengan klien lain.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Rencana tindakan
dilanjutkan.
23
EVALUASI HASIL
No.
1.
2.
Hari
Diagnosa
Evaluasi Hasil
Tanggal
Selasa
27-02-07
berhubungan dengan
Kamis
01-03-07
agak kotor.
memperhatikan diri.
A : Masalah teratasi.
berhubungan dengan
disorientasi.
kata.
Jawaban klien kadang sesuai
kadang tidak sesuai.
Klien sudah mau berinteraksi
dengan klien lain.
A : Masalah teratasi sebagian.
24
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, (2001), Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC
Keliat, Anna Budi, Skep. MSC, (1995), Gangguan Kognitif. Jakarta : EGC
Nugroho Wahjudim, SKM, (2000), Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC