Вы находитесь на странице: 1из 14

Bengkak pada Tungkai Kaki Akibat Gigitan Nyamuk

Samantha
102011399/F3
Mahasiswa FK UKRIDA Semester 3
FK UKRIDA 2012
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
violinchoco@gmail.com

Pendahuluan
Indonesia adalah negara tropis dimana banyak spesies-spesies binatang yang beragam
hidup di dalamnya. Indonesia memiliki banyak spesies serangga. Serangga ini bisa menjadi
vektor dari beberapa penyakit salah satunya adalah penyakit kaki gajah atau disebut juga
dengan filariasis. Filariasis ini mempunyai vektor yaitu nyamuk. Perkembangan nyamuk ini
sangat pesat di negara tropis seperti Indonesia, maka Indonesia juga merupakan negara
endemis untuk penyakit ini. Di Jakarta sendiri penyakit ini masih ditemui terutama di daerah
pinggiran.
Penyakit filariasis ini membuat bengkak pada bagian tungkai atau tangan. Seseorang
bisa terkena filariasis karena tergigit nyamuk yang membawa larva cacing dalam stadium
infektif. Ketika cacing ini berkembang dalam tubuh manusia maka ia akan mengganggu
sistem limfatik sehingga aliran dari limfatik ini disumbat dan dapang mengakibatkan udem
atau bengkak. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penyakit filariasis
tersebut.

Pembahasan
Anamnesis
Skenario seorang laki-laki berusia 40th dengan keluhan bengkak pada tungkai kirinya
sejak 1 bulan yang lalu. Bengkak awalnya muncul mulai dari telapak kaki kemudian
membesar sampai ke tungkai dan lama-lama terasa nyeri sampai sulit berjalan. Pasien

mengeluh demam naik turun setiap 3 hari tapi tidak terlalu tinggi. Pada saat BAK kencingnya
berwarna putih susu. Pasien tinggal di daerah kumuh sehingga sering terkena gigitan nyamuk
Keluhan utama bengkak pada tungkai kaki terasa nyeri sehingga sulit berjalan
Keluhan penyerta demam yang naik turun setiap 3 hari, kencing seperti putih susu
Sanitasi pasien buruk, tinggal di daerah kumuh dan padat
Pemeriksaan fisik dan penunjang
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien tampak sakit sedang. Kasadaran compos
mentis artina pasien masih sadar sepenuhnya sehingga ia bisa memberikan keterangan sendiri
atas penyakitnya. TD = 110/70mmhg. HR = 90x/menit, RR = 20x/ menit. Tungkai kaki kiri
edema non pitting, nyeri pada saat ditekan.
Pemeriksaan penunjang belum dilakukan, tetapi untuk memastikan penyakit pasien ini kita
dapat melakukan pemeriksaan penunjang. Ada 2 cara yang dapat kita lakukan. Pertama yaitu
menggunakan sediaan darah tebal yang diambil saat malam hari lalu kita liat dibawah
mikroskop jika ada mikrofilaria pada sediaan tersebut maka pasien positif filariasis.
Pengambilan sediaan darah tebal ini sebaiknya dilakukan diantara jam 8 malam sampai jam 2
pagi, hal ini dikarenakan periodisitas mikrofilaria tertinggi pada jam-jam tersebut sehingga
akan lebih mudah melakukan pemeriksaan. Kedua kita lakukan biopsi pada kelenjar atau
jaringan limfe, pada kasus ini kita dapat mengambil di tungkai kirinya, jika terdapat potongan
cacing dewasa maka pasien positif filariasis.1
Etiologi filariasis disebabkan oleh infestasi satu atau lebih cacing jenis filaria, yaitu
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori.1
Epidimiologi ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, India, Cina Selatan, Jepang,
kepulauan pasifik, australia, afrika, amerika selatan, dan Indonesia ditemukan di daerahdaerah endemik. Di indonesia filarialis telah tersebar luas hampir di semua propinsi,
berdasarkan laporan dari daerah dan hasil survey pada tahun 2000 tercatat sebanyak 6500
kasus kronis di 1553 desa pada 231 kabupaten atau 26 propinsi. Pada tahun 2005 kasus kronis
dilaporkan sebanyak 10.237 orang yang tersebar di 373 kabupaten/kota di 33 propinsi.2,3

Penyebab filariasis di Indonesia ada 3 spesies untuk itu kita akan membahasnya satu per satu.

Hospes dan habitatnya hospes definitnya manusia. Tempat cacing dewasa tinggal di
kelenjar limfe.

Wuchereria bancrofti
Cacing dewasa hidup dalam pembuluh dan kelenjar limfe. Cacing betina ukurannya
65-100mm x 0,25mm. Sedangkan cacing jantan mempunyai ukuran 40mm x 0.1 mm. Cacing
betina mengeluarkan mikrofilaria. Mikrofilaria ini mempunyai ukuran 250-300 mikron x 7-8
mikron. Mikrofilaria bersarung dan pada umumnya ditemukan dalam darah tepi dan pada
waktu malam hari karena periodisitasnya nokturna.2,4
Prevalensi mikrofilaria meningkat bersamaan dengan umur pada anak-anak dan
meningkat antara umur 20-30 tahun, pada saat usia pertumbuhan, serta lebih tinggi laki-laki
dibanding wanita.5
Parasit ini ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk. Pada daerah perkotaan ditularkan
oleh nyamuk Culex quinquefasciatus sedangkan pada daerh pedesaan parasit ini dibawa oleh
nyamuk Anopheles atau aedes.1 Di Indonesia ada 23 spesies nyamuk yang diketahui
bertindak sebagai vektor dari genus: mansonia, culex, anopheles, aedes dan armigeres.
W. bancrofti perkotaan vektornya culex quinquefasciatus
W. bancrofti pedesaan: anopheles, aedes dan armigeres
B. malayi : mansonia spp, an.barbirostris.
B. timori : an. barbirostris.
Faktor yang mempengaruhi seseorang terkena filariasis :

Lingkungan fisik :Iklim, Geografis, Air dan lainnnya,


Lingkungan biologik: lingkungan Hayati yang mempengaruhi penularan; hutan,

reservoir, vector
lingkungan social ekonomi budaya : Pengetahuan, sikap dan perilaku, adat Istiadat,

Kebiasaan dsb,
Ekonomi: Cara Bertani, Mencari Rotan, Getah Dsb

Pertumbuhan cacing ini di dalam tubuh nyamuk diperkirakan sekitar 14 hari


sedangkan pada tubuh manusia sekitar 7 bulan. Nyamuk mengisap darah pada malam hari
dari manusia yang mengandung mikrofilaria. Dalam lambung nyamuk, mikrofilaria akan
berubah menjadi larva stadium 1 yg berbentuk gemuk dan pendek. Lalu pindah ke bagian
torax dan melakukan pergantian kulit sebanyak 2x sehingga membentuk larva stadium 2 yang
berbentuk gemuk dan panjang, kemudian masuk ke dalam kelenjar ludah membentuk larva
stadium 3 yang panjang dan halus. Larva stadium 3 ini berdiam dalam probosis nyamuk
menunggu nyamuk menggigit sehingga ia bisa keluar. Larva ini merupaka stadium infektif
jadi bisa dibilang ini adalah larva yang paling aktif.1,2
Bila nyamuk menggigit manusia maka larva stadium 3 akan keluar bersamaan dengan
air liur yang dikeluarkan nyamuk. Larva stadium 3 akan berada di sekitar luka tusuk yang
dibuat oleh nyamuk, lalu secara perlahan ia akan berjalan menuju luka tusuk tersebut dan
masuk ke dalam tubuh manusia. Larva ini akan masuk ke dalam pembuluh darah dan
bergerak menuju kelenjar dan saluran limfe. Di dalam sana larva ini akan mengalami
pergantian kulit membentuk larva stadium 4 lalu berkembang lagi menjadi larva stadium 5.
Larva stadium 5 ini kita sebut sebagai cacing dewasa. Cacing dewasa ini yang menginfeksi
kelenjar dan saluran limfe sehingga menimbulkan masalah. 1,4
Brugia malayi dan Brugia timori
B. malayi hanya didapat di asia dari India sampai jepang. Di Indonesia ditemukan di
daerah-daerah endemik dengan frekuensi yang berbeda-beda. Cacing ini memiliki hospes
manusia, kera, lutang, kucing, anjing. B.timori hanya terdapat di indonesia bagian timur yaitu
nusa tenggara timur dan juga timor timur. B.timori memiliki hospes manusia. B.malayi
memiliki ukuran 55mm x 0,16mm pada betina, sedangkan pada jantan 22-23mm x 0.09mm.
B.timori memiliki ukuran 21-39mm x 0,1mm untuk betina sedangkan pada jantan 13-23mm x
0,08mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria bersarung dengan ukuran 200-260 mikron
x 8 mikron pada B.malayi dan 280-310 mikron x 7 mikron pada B.timori.2,4
B. malayi mempunyai periodisitas nokturna atau sub periodisitas nocturna. B.timori
mempunyai periodisitas nokturna. B.malayi yang berperiodisitas nokturna ditularkan oleh An.
Barbirostris sedangkan yang sub-periodisitas nokturna ditularkan oleh nyamuk mansonia. B.
timori ditularkan oleh nyamuk An. Barbirostris. Siklus hidupnya sama dengan W. Bancrofti.
Daur hidup kedua parasit ini cukup panjang tetapi lebih pendek dari W.bancrofti. masa
tumbuhnya di dalam tubuh nyamuk kurang lebih 10 hari sedangkan pada tubuh manusia
sekitar 3 bulan. 2,4

Di dalam tubuh nyamuk kedua parasit inu juga mengalami pergantian kulit 2 kali
berkembang dari larva stadium 1 sampai larva stadium 3. Di dalam tubuh manusia
perkembangan kedua parasit ini juga disebut sebagai perkembangan W.bancrofti.4
Patologi
Tidak semua pengandung W.bancrofti menjadi sakit. Mikrofilaria umumnya tidak
menimbulkan kelainan, yang menyebabkan gejala adalah bentuk cacing dewasa, yaitu
limfadenitis dan limfangitis retrograd pada stadium akut disusul dengan obstrudi menahun
10-15 tahun kemudian. Gejala peradangan terutama terjadi pada kedua daerah ingual, alat
kelamin, payudara, tungkai, dan lengan. Pada laki-laki yang paling sering dijumpai adalah
funiculitis, epididimitis dan orkitis.2
Cacing dewasa hidup di pembuluh getah bening aferen atau sinus kelenjar getah
bening dan menyebabkan pelebaran pembuluh getah bening dan penebalan dinding
pembuluh. Infiltrasi sel plasma, eosinofil, dan makrofag di dalam dan sekitar pembuluh getah
bening yang mengalami inflamasi bersama dengan ploliferasi sel endotel dan jaringan
penunjang, menyebabkan berliku-likunya sistem limfatik dan kerusakan atau inkompetensi
katup pembuluh getah bening.5
Limfedema dan perubahan kronik akibat statis bersama dengan edema keras terjadi
pada kulit yang mendasarinya. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat filariasis ini
disebabkan oleh efek langsung dari cacing ini dan oleh respon imun pejamu terhadap parasit.
Respon imun ini dipercaya menyebabkan proses granulomatosa dan proliferasi yang
menyebabkan obstruksi total pembuluh getah bening. Diduga bahwa pembuluh-pembuluh
tersebut tetap paten selama cacing tetap hidup dan bahwa kematian cacing tersebut
menyebabkan reaksi granulomatosa dan fibrosis. Dengan demikian terjadilah obstruksi
limfatik dan penurunan fungsi limfatik.5
Adakalanya tidak menimbulkan gejala sama sekali terutama bagi penduduk yang
sejak kecil sudah berdiam di daerah endemik. Gejala peradangan tersebut sering timbul
setelah bekerja berat dan dapat berlangsung antara beberapa hari hingga beberapa minggu (23 minggu). Gejala dari limfadenitis adalah nyeri lokal, keras didaerah kelenjar limfe yang
terkena dan biasanya disertai demam, sakit kepala dan badan, muntah-muntah, lesu, dan tidak
nafsu makan. Stadium akut ini lambat laun akan beralih ke stadium menahun dengan gejalagejala hidrokel, kiluria, limfedema, dan elephantiasis.5
Karena filariasis bancrofti dapat berlangsung selama beberapa tahun, maka ia dapat
mempunyai perputaran klinis yang berbeda-beda. Reaksi pada manusia terhadapa infeksi

filaria berbeda-beda, tidak mungkin stadium ini dibatasi dengan pasti, sehingga sering kali
kita membaginya atas dasar akibat infeksi filaria yaitu : 1). Bentuk tanpa gejala; 2). Filariasis
dengan peradangan; 3). Filariasis dengan penyumbatan.5
Pada penderita mikrofilaremia tanpa gejala klinis, pemeriksaan dengan limfosintigrafi
menunjukkan adanya kerusakan saluran limfe. Cacing dewasa hidup dapat menyumbat
saluran limfe dan terjadi dilatasi pada saluran limfe, disebut lymphangiektasia. Jika jumlah
cacing dewasa banyak dan lymphangiektasia terjadi secara intensif menyebabkan disfungsi
sistem limfatik. Cacing dewasa yang mati menyebabkan reaksi inflamasi. Setelah infiltrasi
limfositik yang intensif, lumen tertutup dan cacing mengalami kalsifikasi. Sumbatan sirkulasi
limfatik terus berlanjut pada individu yang terinfeksi berat sampai semua saluran limfatik
tertutup menyebabkan limfedema di daerah yang terkena. Selain itu juga terjadi hipertrofi
otot polos di sekitar daerah terkena.4
Umumnya penduduk yang tinggal di daerah endemis tidak menunjukkan reaksi
perdagangan yang berat, walaupun mereka mengandung banyak mikrofilaria. Pada
pemeriksaan dengan radionukleotida menunjukkan adanya gangguan drainase limfatik.4
Filariasis dengan peradangan. Manifestasi terakhir yang biasanya terlihat di awal
infeksi pada mereka dengan infeksi primer adalah limfangitis. Limfangitis terjadi di sekitar
larva dan cacing dewasa muda yang sedang berkembang, mengakibatkan inflamasi eosinofil
akut. Infeksi ini berdasarkan fenomen alergik terhadap metabolisme cacing dewasa yang
hidup atau mati, atau sekunder, infeksi oleh streptococcus dan jamur. Demam, menggigil,
sakit kepala, muntah, dan kelemahan menyertai serangan tadi, dapat berlangsung beberapa
hari sampai beberapa minggu, dan yang terutama terkena adalah saluran limfe ketiak,
tungkai, epitrochlear dan alat genital. Pada orang laki-laki umumnya terdapat funikulitis
disertai dengan penebalan dan rasa nyeri, epididimitis, orkitis dan pembengkakan skrotum.5
Demam pada filaria terjadi karena adanya inflamasi yang berawal dari kelenjar getah
bening (biasanya KGB inguinal) dengan perluasan retrograd ke bawah aliran getah bening
dan disertai edema dingin. Di sini, inflamasi tampaknya diperantarai oleh imun dan kadang
(10-20% kasus) beberapa episode inflamasi diawali dengan infeksi kulit. Salah satu gejala
lain yang kadang timbul pada filariasis adalah hematuria. Sekitar 40% pasien dengan
mikrofilaremia terdapat hematuria dan proteinuria yang menunjukkan adanya kerusakan
ginjal dalam derajat rendah.5
Filariasis dengan penyumbatan merupakan stadium menahun. Stadium ini terjadi
jaringan granulasi yang poliferatif serta terbentuk varises saluran limfe yang luas. Kadar
protein yang tinggi dalam jaringan limfe merangsang pembentukan jaringan ikat dan kolagen.

Penyumbatan duktus torasikus atau saluran limfe perut bagian tengan turut mempengaruhi
skrotum dan penis pada laki-laki dan bagian luar alat kelamin wanita (jadi elephantiasis
menahun). Infeksi pada kelenjar inguinal dapat mempengaruhi tungkai dan bagian luar alat
kelamin.5
Limfedema tungkai pada filariasis bisa dibagi dalam 4 tingkat. Tingkat 1 edema
pitting yang dapat kembali normal bila tungkai diangkat. Tingkat 2 pitting/non pitting edema
yang tidak dapat kembali jika tungkai diangkat. Tingkat 3 edema non pitting tidak dapat
kembali normal bila tungkai diangkat, kulit menjadi tebal. Tingkat 4 edema non pitting
dengan jaringan fibrosis dan verukosa pada kulit.5
Bila saluran limfe kandung kencing dan ginjal pecah akan timbul kiluria, sedangkan
episode berulang adenolimfangitis pada saluran testis yang mengakibatkan pecahnya tunika
vaginalis akan terjadi hidrokel/kolakel, dan bila yang pecah saluran limfe peritonium terjadi
asites kilus.5
Beberapa penyakit yang mempunyai gejala sama dengan filariasis :

Penyakit beri-beri adalah penyakit yang mengenai saraf yang disebabkan oleh
kekurangan makanan pada bagian yang disebut sebagai ancurian atau thiamin(kekurangan
vitamin B1). Zat tersebut ditemukan opleh Dr. Eykman. Vitamin B1 banyak terdapat pada
kulit ari beras, ragi, susu, buah dan sayuran segar. Karena kurangan vitamin inilah maka
pertukaran hidrat arang jadi terganggu. Inilah yang menyebabkan sesorang itu akan
terkena penyakit beri-beri.
Gejala-gejala yang sering timbul pada Penderita penyakit beri-beri :

Nafsu makan sangat berkurang.

Tungkai lekas capai bila berdiri atau berjalan yang agak lama.

Kaki dan tangan terasa kesemutan dan lemas.

Urat-urat pada betis terasa sakit dan sulit kalau hendak berjalan.

Tumit terasa pegal.


Kaki kelihatan bengkak, dan kalu ditekan dengan ujung jempol terjadilah lekukan yang sulit
pulih.6

Kaki Bengkak (Ankle Edema)

Kaki bengkak (ankle edema) adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang
disebabkan oleh penumpukan cairan pada kaki tersebut. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan ankle edema ini. Faktor yang berperan adalah kadar protein (albumin) dalam
darah yang rendah, fungsi pompa jantung menurun, sumbatan pembuluh darah atau

pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis, posisi tungkai terlalu lama tergantung
(gravitasi). Ankle edema ini terjadi pada kedua tungkai tetapi dapat juga terjadi pada satu
tungkai saja. Ankle edema hanya satu tungkai saja disebabkan karena aliran pembuluh darah
atau pembulih limfe tersumbat, sumbatan ini dapat terjadi karena darah yang kental lalu
membeku didalam pembuluh darah atau massa tumor yang menekan pembuluh darah atau
pembuluh limfe.
Pemeriksaan yang dilakukan sangat mudah yakni dengan menekan pada daerah mata
kaki akan timbul cekungan yang cukup lama untuk kembali pada keadaan normal.
Pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyebab dari ankle edema adalah menentukan
kadar protein darah dan di air seni (urin), pemeriksaan jantung (Rontgen dada, EKG), fungsi
liver dan ginjal.7
Pembengkakan pada kaki baik disertai rasa nyeri maupun tanpa rasa nyeri merupakan
sinyal lampu kuning bahwa ada sesuatu yang tidak normal pada tubuh kita.Kondisi ini bisa
menyiratkan kelainan yang ringan sampai kepada kelainan sangat serius yang melibatkan
organ-organ vital kita. Karenanya apabila kita mengalami pembengkakan di sekitar
pergelangan kaki (ankle) dalam waktu yang cukup lama, sangatlah bijak bilamana kita tidak
menyepelekan atau mengobati sendiri (self medication) dengan mengurut dan sebagainya.
Secara prinsip pembengkakan terjadi karena adanya water retension (penimbunan air)
di dalam tubuh dan dengan adanya pengaruh gravitasi maka wilayah betis dan kaki kitalah
yang paling sering mengalami pembengkakan (edema) ini. Air yang merupakan komponen
terbesar dalam darah secara fisiologis memang akan keluar dari pembuluh darah kapiler
menuju ke sel-sel di sekitarnya untuk memberikan nutrisi kepada sel-sel itu. Setelah itu air
tersebut akan diserap kembali masuk ke pembuluh darah dan mekanisme keluar masuk ini
diatur dengan seimbang oleh hormon dan zat yang menyerupai hormon yang dinamakan
prostaglandin. Persoalan timbul apabila air yang keluar dari pembuluh darah lebih banyak
daripada air yang diserap masuk kembali ke pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
adanya perubahan tekanan atau kebocoranpada pembuluh kapiler, sehingga air akan
membanjiri sel-sel di luar pembuluh kapiler itu.
Penyebab pembengkakan (swelling) yang bersifat ringan antara lain karena posisi
berdiri atau berjalan yang lama, posisi duduk yang lama (misalnya dalam perjalanan pesawat
atau mobil jarak jauh), kehamilan, kelebihan berat badan (overweight) dan pada trauma

pergelangan kaki (terkilir). Pembengkakan ini akan menghilang apabila penyebabnya sudah
tidak ada lagi. Namun pembengkakan ini bisa permanen sifatnya dan biangnya adalah
kerusakan organ-organ vital kita. Yang paling menakutkan adalah pembengkakan yang
disebabkan oleh karena gagal jantung, gagal ginjal dan gagal hati.
Pada gagal jantung kekuatan jantung memompa darah jauh menurun sehingga
terjadiwater retension yang mencolok. Pada gagal ginjal terjadi penurunan drastis
kemampuan ginjal menyaring darah dan mengubahnya menjadi air seni (urine) sehingga
efeknya juga menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh khususnya di daerah kaki dan
betis. Beberapa jenis obat-obatan yang diminum dalam waktu lama diketahui dapat
menyebabkan kerusakan pada ginjal dan berujung pada gagal ginjal. Obat tersebut antara
lain analgesik (penghilang rasa nyeri) seperti aspirin,paracetamol dan NSAIDS. Obat lain
yang dapat menyebabkan nephropathy(kerusakan ginjal) adalah allopurinol. Obat yang
sering dipakai untuk mengatasi pembengkakan kaki karena gout ( orang awam mengatakan
sakit asam urat) juga terbukti menyebabkan terbentuknya batu ginjal dan berlanjut kepada
kerusakan ginjal.8
Hal

ini

(memblokir)xanthine

disebabkan

karena allopurinol bekerja

oxydase salah

satu

unsur

yang

dengan

menghambat

mempunyai

fungsi

mengubah hypoxanthinemenjadi xanthine dan selanjutnya menjadi asam urat. Xanthine ini
tidak larut dalam air sehingga penumpukan dalam bentuk kristal akan mengakibatkan batu
ginjal (kidney stones). Jadi mungkin kita perlu berhati-hati agar tidak mengalami nasib buruk
mengobati pembengkakan kaki karena gout malahan mengalami pembengkakan kaki karena
gagal ginjal.
Pembengkakan kaki ini juga dapat pula diakibatkan penyumbatan pada kelenjar limfa
pada tungkai bawah, penyumbatan pembuluh vena karena bekuan darah (clot) yang
disebut deep vein thrombosis yaitu kerusakan klep (valve) pada pembuluh darah balik
tungkai bawah sehingga darah yang seharusnya dipompa kembali ke jantung meluncur
turun kembali ke arah bawah. Pada kelainan deep vein thrombosis (DVT)kita tidak
dibenarkan untuk melakukan pengurutan (massage) karena dikawatirkan bekuan darah ini
akan terlepas mengalir ke arah jantung,paru atau otak dengan akibat yang fatal.8
Sindrom nefrotik

Pada kasus dewasa sindroma nefrotik yang jelas terlihat edema pada kaki dan
genitalia. Hal ini disebabkan karena terjadi proteinuria akibat peningkatan permeabilitas
membran glomelurus. Sebagian besar protein dalam urin adalah albumin sehingga jika laju
sintesis hepar dilampaui, meski telah berusaha ditingkatkan terjadi hipoalbuminemia. Hal ini
menyebabkan retensi air dan garam. Gejala utama adalah :1
1. ditemukan edema generalisata, edema jelas pada kaki namun dapat ditemukan juga di
2.
3.
4.
5.

bagian lain sperti muka, asites dan efusi pleura.


Proteinuria >3,5g/hari pada dewasa
Hipoalbuminemia <30g/l
Hiperlipidemia
Hiperkoagulabilitas, yang akan meningkatkan risiko trombosis vena dan arteri

Limfadenopati
Merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya gangguan pada kelenjar limfe.
Gangguan yang terjadi adalah pembengkakan/pembesaran pada saluran maupun kelenjar
limfe. Limfadenopati bisa disebabkan oleh Infeksi akut atau kronis ;Tumor : primer (Hodgkin
dannon hodgkin), sekunder(metastasedariorgan/jaringanlain) ; Autoimmun: SLE
Immunocompromised: AIDS. Jika terjadi pembesaran atau bengkak pada saluran atau
kelenjar limfe di daerah inguinal maka bs terjadi edema pada tungkai kaki. Penyakit ini perlu
pemeriksaan lebih lanjut karena berhubungan dengan penyakit autoimun.9
Kesimpulan diagnosa
Pada pasien dapat kita lihat lingkungannya mempunyai vektor yaitu nyamuk. Nyamuk
pembawa penyakit malaria, DBD, dan filariasis. Lalu pasien ini mengalami edema pada
tungkai kiri. Kita bandingkan dengan semua penyakit yang memiliki bengkak pada tungkai.
Pada beri-beri edema yang timbul adalah pitting sedangkan pada pasien non pitting. Bisa juga
karena gaya gravitasi maka terjadi ankle edema yang bisa mengindikasikan gangguan pada
jantung tetapi edema yang timbul hanya sebagian dan akan terlihat juga gangguan pada
TD,RR, dan HR sedangkan pada pasien masih normal. Kita melihat pada sindrom nefrotik
dan limfadenopati perlu pemeriksaan lebih lanjut dalam laboratrium tetapi secara umum
edema yang ditimbulkan tidak hanya pada tungkai saja tetapi bisa di muka ataupun
menimbulkan asites.

Diagnosa yang paling mendekati ialah filariasis karena dikatakan ada vektor, lalu
terjadi edema pada tungkai, terjadi kiluria yaitu BAK warnanya seperti putih susu. Pasien
dikatatakan mengalami demam hal ini disebabkan karena adanya pembengkakan pada
kelenjar limfenya. Pasien belum dapat dipastikan terinfeksi oleh jenis cacingnya karena untuk
mengetahuinya perlu pemeriksaan lebih lanjut. Jadi pasien tersebut positif menderita
filariasis.

Pengobatan.1,3
1. Pengobatan Masal
dilakukan di daerah endemis (mf rate > 1%) dengan menggunakan obat Diethyl
Carbamazine Citrate (DEC) dikombilansikan dengan Albendazole sekali setahun selama
5 tahun berturut-turut. Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam atau pusing
dapat diberikan Pracetamol.
Pengobatan massal diikuti oleh seluruh penduduk yang berusia 2 tahun ke atas, yang
ditunda selain usia 2 tahun, wanita hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita
penyakit berat.
2. Pengobatan Selektif
Dilakukan kepada orang yang mengidap mikrofilaria serta anggota keluarga yang tinggal
serumah dan berdekatan dengan penderita di daerah dengan hasil survey mikrofilaria <
1% (non endemis)
3. Pengobatan Individual (penderita kronis)
Semua kasus klinis diberikan obat DEC 100 mg, 3x sehari selama 10 hari sebagai

pengobatan individual serta dilakukan perawatan terhadap bagian organ tubuh yang
bengkak.
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
1. Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
2. Memberantas nyamuk serta sumber perindukan
3. Meminum obat anti penyakit gajah secara masal
Prognosis
Pada stadium mikrofilaria serta pembengkakan kelenjar maupun saluran limfe (kasuskasus dini dan sedang) dapat disembuhkan dengan pengobatan DEC, hal ini berati
prognosisnya baik. Tetapi pada kasus-kasus menahun yang berlanjut seperti elefantiasis akan
lebih sulit pengobatannya, yang berarti prognosisnya buruk.1,5

Daftar Pustaka
1. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R,dkk. Kapita selekta kedokteran. Jakarta : media
aesculapsius ; 2009.
2. Safar R. Parasitologi kedokteran : protozoologi, helmintologi, entomologi. Bandung :
Yrama media ; 2009.
3. Depkes. Mengenal penyakit kaki gajah. Pppl depkes ; direktorat pengendalian
penyakit bersumber binatang;2009.
4. Sutanto I, Ismid S, Sjahrifuddin PK,dkk. Parasitologi kedokteran. Jakarta :
departemen parasitologi FKUI ; 2008.
5. Pohan HT. Ilmu penyakit dalam : filariasis. Jakarta : interna publishing ; 2010.
6. Fkuisu. Penyakit beri-beri. Medan : fkuisu ; 2011. Diunduh dari
http://www.fkuisu.ac.id/1356/penyakit-beri-beri/, 15 november 2012.
7. Nito I. Ankle edema. Penyakit internist. Diunduh dari
http://imrannito.com/2008/11/kaki-bengkak-ankle-edema.html, 15 november 2012.
8. Aini ZM, Jamaluddin, Dama D. Tutor bengkak : mekanisme dasar penyakit. Kendari :
FK Haluoleo; 2011.
9. Iryani D. Fungsi sistem limfe, edema, dan limfadenopati. Padang : FK univ.andalas ;

2011.

Вам также может понравиться

  • 7 Standard & 7 Langkah KP PDF
    7 Standard & 7 Langkah KP PDF
    Документ11 страниц
    7 Standard & 7 Langkah KP PDF
    Mavika Tarika Nusrat
    Оценок пока нет
  • Bahan Bipolar
    Bahan Bipolar
    Документ26 страниц
    Bahan Bipolar
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Manajemen Strategi Keperawatan
    Manajemen Strategi Keperawatan
    Документ16 страниц
    Manajemen Strategi Keperawatan
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Tugas RS MARS
    Tugas RS MARS
    Документ28 страниц
    Tugas RS MARS
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • SL FF - PPT Che Wan
    SL FF - PPT Che Wan
    Документ19 страниц
    SL FF - PPT Che Wan
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Bab I Iva
    Bab I Iva
    Документ31 страница
    Bab I Iva
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • 7 Standard & 7 Langkah KP PDF
    7 Standard & 7 Langkah KP PDF
    Документ11 страниц
    7 Standard & 7 Langkah KP PDF
    Mavika Tarika Nusrat
    Оценок пока нет
  • Kpi DR Mus
    Kpi DR Mus
    Документ6 страниц
    Kpi DR Mus
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Menejemen Strategi Pak Rektor
    Menejemen Strategi Pak Rektor
    Документ3 страницы
    Menejemen Strategi Pak Rektor
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Ukdi Optima
    Ukdi Optima
    Документ38 страниц
    Ukdi Optima
    Fy Ferdiansyah
    100% (4)
  • FF Samantha PKM Rengasdengklok
    FF Samantha PKM Rengasdengklok
    Документ13 страниц
    FF Samantha PKM Rengasdengklok
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Laporan Kunjungan Rumah
    Laporan Kunjungan Rumah
    Документ13 страниц
    Laporan Kunjungan Rumah
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Kasus Jatuhnya Pasien dari Tempat Tidur
    Kasus Jatuhnya Pasien dari Tempat Tidur
    Документ3 страницы
    Kasus Jatuhnya Pasien dari Tempat Tidur
    rachmi dewi
    Оценок пока нет
  • STASE KLINIK UKRIDA
    STASE KLINIK UKRIDA
    Документ8 страниц
    STASE KLINIK UKRIDA
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Febri Ekawati (11.2012.293)
    Febri Ekawati (11.2012.293)
    Документ15 страниц
    Febri Ekawati (11.2012.293)
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • 04 Bab I-VI Gabung
    04 Bab I-VI Gabung
    Документ52 страницы
    04 Bab I-VI Gabung
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • 02 Pengesahan + Abstrak
    02 Pengesahan + Abstrak
    Документ4 страницы
    02 Pengesahan + Abstrak
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Bahan Bipolar
    Bahan Bipolar
    Документ26 страниц
    Bahan Bipolar
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Abortus
    Abortus
    Документ9 страниц
    Abortus
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • List Materi PIT2
    List Materi PIT2
    Документ3 страницы
    List Materi PIT2
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Artikel Evprog
    Artikel Evprog
    Документ10 страниц
    Artikel Evprog
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Homevisit BPH
    Homevisit BPH
    Документ20 страниц
    Homevisit BPH
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Buku Saku Posyandu
    Buku Saku Posyandu
    Документ33 страницы
    Buku Saku Posyandu
    Norbert Amatalo
    100% (2)
  • Penanggulangan Bencana Alam 2011-1
    Penanggulangan Bencana Alam 2011-1
    Документ105 страниц
    Penanggulangan Bencana Alam 2011-1
    Sianipar Mangara Wahyu Charros
    Оценок пока нет
  • Visum Et Repertum Tugas
    Visum Et Repertum Tugas
    Документ5 страниц
    Visum Et Repertum Tugas
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Case Report Abortus
    Case Report Abortus
    Документ27 страниц
    Case Report Abortus
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Scabies
    Scabies
    Документ11 страниц
    Scabies
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Pembunuhan Anak Sendiri
    Pembunuhan Anak Sendiri
    Документ38 страниц
    Pembunuhan Anak Sendiri
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет
  • Kuliah GAKY
    Kuliah GAKY
    Документ38 страниц
    Kuliah GAKY
    lukas_doni
    Оценок пока нет
  • Kisi-Kisi Ujian Forensik Blok 30
    Kisi-Kisi Ujian Forensik Blok 30
    Документ3 страницы
    Kisi-Kisi Ujian Forensik Blok 30
    Clara Vincentia Samantha
    Оценок пока нет