Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Kelelahan otot merupakan ketidakmampuan otot untuk berkontraksi dan
memetabolisme bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pengeluaran kerja yang sama, walaupun impuls saraf berjalan secara normal dan
potensial aksi normal menyebar ke serabut otot. Pada keadaan ini,
kontraksi otot yang terjadi semakin lama semakin lemah, karena dalam serabut
otot kekurangan energi.
Tenaga mekanik yang timbul dalam kontraksi otot adalah hasil
dari proses kimiawi cadangan tenaga dan otot. Sumber tenaga yang paling
penting bagi kerja otot adalah glukosa. Proses kimiawi ini akan mengubah
ATP dan asam laktat. Penumpukan asam laktat dalam otot akan
mengiritasi saraf yang melayani otot ter s ebu t, s ehi ngg a aka n terj adi
ras a n yer i pada otot. Bil a man a kea daan ini berlanjut akan membatasi
kerja otot. Proses kimiawi dengan mengubah ATP dan asam laktat ini merupakan
metabolisme anaerobik, karena proses metabolisme ini tidak melibatkan adanya
oksigen.
Untuk mengubah asam laktat menjadi glukosa kembali selama kontraksi
otot diperlukan penyediaan oksigen yang dapat disediakan melalui aliran darah.
Proses pengubahan kembali ini diperlukan oksigen, sehingga tergolong dalam
metabolisme aerobik. Gangguan dalam sirkulasi darah dapat berakibat
terganggunya metabolisme glukosa dalam otot sehingga terjadi penurunan
kontraksi otot. Pemijatan atau message pada otot yang mengalami
kelelahan akan memperbaiki sirkulasi darah sehingga proses pemulihan dari
kelelahan otot berjalan lebih cepat.
BAB II
PROSEDUR PERCOBAAN
2.1. Persiapan Alat dan Bahan
1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Ergometer
Kimograf
Sphygmomanometer
Metronom
Stopwatch
Lap putih
Midline (meteran)
sejak detik ke-0 (amati perubahan rasa, nyeri, suhu, warna, dan ekskresi
keringat)
12. Ulangi bercobaan pada orang coba dengan jenis kelamin berbeda.
2.5. Pengaruh Kelelahan Pada Kecepatan dan Ketrampilan Halus
1. Siapakan 2 orang coba yang berbeda jenis kelamin
2. Relawan diminta untuk mengangkat barbel selama 5 menit dengan
kecepatan 30x/menit hingga letih
3. Relawan diinstruksikan untuk menguntai 25 manik-manik dengan
kecepatan setinggi mungkin
4. Hitung waktu yang diperlukan untuk menguntai manik-manik tersebut
5. Perhatikan perubahan apa yang terjadi pada tangan mereka, dan catatlah.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
3.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
Tinggi
Waktu
Orang
Coba
Tangan
sampai
Kontraks
terjadi
i Otot
kelelahan
Tinggi
amplitudo
amplitudo
akhir
awal
sampai
kelelahan
Kanan
1010
200
3,4cm
1,9cm
Kiri
928
175
3,6cm
1,7cm
Kanan
228
45
3cm
0,8cm
Kiri
249
144
2,8cm
1,5cm
Waktu
Orang
Coba
Tangan
sampai
Kontraksi
terjadi
Otot
kelelahan
Tinggi
amplitudo
amplitud
akhir
o awal
sampai
kelelahan
Kanan
910
184
3,7cm
1,4cm
Kiri
918
156
3,7cm
2cm
Kanan
114
25
3,5cm
1,5cm
Kiri
234
34
4cm
1,8cm
Waktu
Orang
Tangan
Coba
sampai
Kontraksi
terjadi
Otot
Tinggi
amplitudo
amplitudo
akhir
awal
sampai
kelelahan
kelelahan
Kanan
1302
267
3,3cm
1,6cm
Kiri
1016
127
3,3cm
1,6cm
Kanan
359
59
3,7cm
2,2cm
Kiri
141
23
3cm
1,4cm
112
125
capek
3.6
Jumlah
seri manik
yang
untaiannya
sama
153
29
kelelahanWaktu
-
manikUntaian
76
14
kelelahanWaktu
928
manikUntaian
77
15
Capek
139
27
66
13
850
73
14
Capek
Perubahan
yang
terjadi
manikSeri
Setelah istirahat 5
menit
manikSeri
Orang coba
yaitu :
Satu bagian kecil dari asam laktat diubah kembali menjadi asam piruvat
beban ergograf. Pada saat orang coba melakukan tarikan pada pelatuk penarik
beban erograf menggunakan jari tangan setiap 3 detik menurut irama metronom,
otot-otot di jari tangan mulai berkontraksi. Berikut merupakan proses kontraksi
otot ( mekanisme kontraksi otot ) :
Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke
ujungnya pada serabut otot.
Di setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmiter,
yaitu
menimbulkan rasa nyeri pada otot dan membatasi kerja otot. Kelelahan ini
ditandai dengan garis yang terbentuk pada pencatat ergograf yang memendek
lebih dari setengah kali tinggi awal. Setelah percobaan pada tangan kanan ini
selesai, orang coba diistirahat selama 5 menit untuk meneruskan pada percobaan
yang selanjutnya. Hal ini dimaksudkan untuk memulihakan kelelahan yang
ditimbulkan oleh percobaan pertama pada tangan kanan.
4.2 Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan Pada Kelelahan
Percobaan ini dilakukan dengan jari telunjuk menarik pelatuk ergograf dan
spygmomanometer dipasang pada lengan atas kanan, hingga timbullah kelelahan.
Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa pemijatan yang dilakukan, dapat
memulihkan kelelahan. Hal ini karena pemijatan dapat memperlebar pembuluh
darah sehingga aliran darah yang semula terganggu karena kontraksi otot dapat
lancar kembali.
4.3 Pengaruh Suhu Dingin dan Panas pada Kelelahan
Setelah percobaan suhu panas yang dilakukan lewat alat yang dapat
memancarkan sinar infra red pada tangan yang telah melakukan kontraksi,
seharusnya, kontraksi otot melalui penarikan pelatuk pada erograf dapat
meningkat di karenakan penggunaan infra red akan meningkatkan suhu panas
yang dapat memperbesar pembuluh darah dan memperbaiki sirkulasi darah.
Namun dalam percobaan ini, kontraksi otot lebih rendah atau menurun. Hal ini
disebabkan karena pemanjangna sinar infra red pada lengan kurang maksimal
sehingga kurang mengatasi kelehan yang terjadi.
Pada percobaan suhu dingin, menunjukan penurunan kontraksi otot. Hal
ini dikarenakan suhu dingin menyebabkan vasokonstriksi atau penyempitan
pembuluh darah yang menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi dalam otot tidak
lancer.
4.4 Pengaruh Kerja dan Kekuatan Pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan
Setelah kelelahan, kecepatan orang coba mengalami penurunan
sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan penguntaian
11
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan serangkain percobaan kelelahan otot, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Faktor-faktor penyebab kelelahan antar lain :
Asam laktat yang menumpuk
Peredaran darah yang kurang lancer sehingga menyebabkan pasokan
dingin
Posisi tubuh yang menyangkut jumlah otot yang terlibat dalam posisi
tersebut
2. Kelelahan otot berdampak pada penurunan kerja dan keletihan kerja.
3. Kelelahan otot dapat dipulihkan dengan istirahat yang cukup, pemijatan, serta
penyinaran infra red yang dapat menimbulkan panas sehingga peredaran darah
menjadi lancar.
4. Keletihan kerja pada dokter gigi dapat dikurangi dengan menyediakan kalori
yang cukup, menggunakan metode yang baik saat bekerja, mempertahankan
kemampuan tubuh, memperhatikan waktu kerja, dan berusaha mengurangi
ketegangan.
13