Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Apakah definisi sindrom cussing ?
Untuk mengetahui etiologi sindrom cusing ?
Untuk mengetahui manifestasi klinis sindrom cussing ?
Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik sindrom cusing ?
Untuk mengetahui komplikasi sindrom cusing ?
Untuk mengetahui penatalaksanaan sindrom cusing ?
cusing ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Cushinge syndrom adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh
hiperadrenokortisisme akibat neoplasma korteks adrenal atau adenohipofisis,
atau asupan glukokortikoid yang berlebihan. Bila terdapat sekresi sekunder
hormon adrenokortikoid yang berlebihan akibat adenoma hipofisis dikenal
sebagai Cushing Disease (Dorland, 2008).
Cushing Syndrome atau sindrom cushing adalah gangguan hormonal
yang disebabkan oleh paparan berkepanjangan akibat hormone kotisol yang
tinggi. Gangguan ini juga sering disebut dengan hypercortisolism. Sindrom
cushing relatif langka dan paling sering mempengaruhi orang dewasa berusia
20 tahun sampai 50 tahun. Orang yang gemuk dan menderita penyakit
diabetes tipe 2 dengan hipertensi dan memiliki control buruk akan kadar gula
darah, memiliki peningkatan risiko yang lebih besar pada gangguan tersebut
(Sylvia, 2010).
Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek
metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang
menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena
pemeberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid. (Sylvia A.
Price; Patofisiolgi, Hal. 1088)
2.2 Etiologi
Sindrom cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron
yang berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia
korteks anal ginjal berupa adenoma maupun carsinoma yang tidak tergantung
ACTH juga mengakibatkan sindrom cushing. Demikian juga hiperaktivitas
hipofisis, atau tumor lain yang mengeluarkan ACTH. Syindrom cuhsing yang
disebabkan tumor hipofisis disebut penyakit cusing. (buku ajar ilmu bedah, R.
Syamsuhidayat, hal 945).
Sindrom cusing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka
panjang dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang
berlebihan pada gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan) pada
sindrom cusing spontan, hiperfungsi korteks adrenal terjadi akibat ransangan
belebihan oleh ACTH atau sebab patologi adrenal yang mengakibatkan
produksi kortisol abnormal. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1091)
Meningginya kadar ACTH ( tidak selalu karena adenoma sel basofil
hipofisis). Meningginya kadar ATCH karena adanya tumor di luar hipofisis,
misalnya tumor paru, pankreas yang mengeluarkan ACTH like substance.
Neoplasma adrenal yaitu adenoma dan karsinoma.
Iatrogenik adalah Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam
dosis farmakologik. Dijumpai pada penderita artitis rheumatoid, asma,
limpoma dan gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid sintetik
sebagai agen antiinflamasi
akan
terjadi
sehingga
menimbulkan
pelisutan
otot
dan
dapat muncul. Retensi natrium dan air terjadi akibat peningkatan aktivitas
mineralokortikoid, yang menyebabkan hipertensi dan CHF.
Pasien akan menunjukkan gambaran wajah seperti bulan atau moon
face dan kulit tampak lebih berminyak serta tumbuh jerawat sehingga
kerentanan infeksi semakin meningkat. Hiperglikemia atau diabetes yang
nyata dapat terjadi. Pasien dapat pula melaporkan kenaikan berat badan,
kesembuhan, luka ringan, yang lambat dan gejala memar.
Pada pasien wanita berbagai usia, virilisasi dapat terjadi sebagai akibat
dari produksi androgen yang berlebihan. Virilisasi ditandai oleh timbulnya
ciri-ciri maskulin dan hilangnya ciri-ciri peminim. Pada keadaan ini terjadi
pertumbuhan bulu-bulu wajah yang berlebihan (hirsutisme), atrofi payudara,
haid yang berhenti, klitoris yang membesar dan suara yang lebih dalam.
Libido akan menghilang pada pasien laki-laki dan wanita.
Perubahan terjadi aktivitas mental dan emosional kadang-kadang
dijumpai pisikosis. Biasanya terjadi distres serta depresi yang akan meningkat
bersamaan dengan semakin patahnya perubahan fisik yang menyertai sindrom
ini. Jika sindrom ini merupakan akibat dari tumor hipofisis gangguan
penglihatan, dapat terjadi akibat penekanan kiasma optikum oleh tumor yang
tumbuh.
yang
sebelumnya
tinggi.terapi
penggantian
temporer
dengan
2.7 WOC
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, pasien. Mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat
badan.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada memar pada kulit.
d. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam
jangka waktu yang lama.
e. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom.
Palpasi
Perkusi
: Pekak
Abdoment :
I : Simetris tidak ada benjolan
P : Tidak terdapat nyeri tekan
P : Suara redup
A : Tidak terdapat bising usus
d. Sistem Eliminasi
Tidak ada gangguan eliminasi
e. Sistem Persyarafan
Composmentis (456)
f. Sistem Integument / ekstrimitas
Kulit:Adanya perubahan-perubahan warna kulit,berminyak,jerawat
g. Sistem Muskulus keletal
Tulang : Terjadi osteoporosis
Otot
: Terjadi kelemahan
10
b. Data objektif
1. Adanya moon face,buffale hump,truncal obesity,lengan dan kaki kurus,
hyperpigmentasi, striade, ecchymosis, luka yang belum sembuh
2. Neurological:ketepatan emosi dengan situasi,konsentrasi,ingatan
3. Cardivasculer : blood pressure ,weight, pulse, adanya edema, distensi
jugular vein.
4. Nutritition:intake makanan dan cairan
5. Musculoskeletal :muscle mass,strenght,kemampuan berdiri dari posisi
duduk
3.4 Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kerusankan integritas kulit b/d Edema, gangguan kesembuhan dan kulit
tipis
2. Nyeri b/d Nyeri pada tulang
3.5 Intervensi
No
Diagosa
Tujuan dan KH
Intervensi
Aktivitas
11
Resiko kerusakan
integritas kulit b/d
Edema, gangguan
kesembuhan dan
kulit tipis
(NOC)
Tujan : setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
interitas kulit
klien normal
kembali
Kriteria Hasil:
- Tidak ada luka
atau lesi pada
kulit.
- Perfusi jaringan
baik.
Menunjukkan
pemahaman
dalam proses
perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya cedera
berulang
Tujuan : setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
diharapkan klien
tidak measakan
nyeri lagi
Kriteria hasil :
- Skala nyeri 0-3.
- Wajah klien tidak
(NIC)
Pressure
management
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lakukan penilaian
nyeri
nyeri secara
komprehensif
dimulai dari lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, intensitas
2.
meringis.
- Klien tidak
dan penyebab.
Pertimbangkan
pengaruh budaya
terhadap respons
memegang daerah
nyeri.
Anjurkan pasien
untuk menggunakan
pakaian yang
longgar.
Jaga kebersihan
kulit agar tetap
bersih dan kering.
Mobilisasi pasien
(uabah posisi pasien)
setiap 2 jam sekali.
Monitor kulit akan
adanya kemerahan.
Monitor aktivitas
dan mobilisasi
pasien.
Monitor status
nutrisi pasien.
Memandikan pasien
3.
nyeri.
Mengurangi atau
mengapuskan faktorfaktor yang
memperketat atau
12
meningkatkan nyeri
(seperti:ketakutan,
fatique, sifat
membosankan,
ketiadaan
4.
pengetahuan).
Menyediakan
analgesik yang
dibutuhkan dalam
5.
mengatasi nyeri.
Cek order medis
mengenai obat, dosis
dan
frekuensianalgesik
Monitor
tanda-tanda
vital
6.
yang diberikan.
Cek riwayat alergi
7.
obat.
Pilih analgesik yang
tepat atau kombinasi
analgesik ketika
lebih dari satu obat
8.
yang diresepkan.
Tentuka pilihan
analgesik (narkotik,
non narkotik,
NSAID) berdasarkan
jenis dan beratnya
9.
penyakit.
Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
obat analgetik
13
narkotik dengan
dosis pertama, atau
catat jika ada tanda
yang tidak biasa
muncul.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sindrom cushing merupakan suatu keadaan yang diakibatkan
oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid
dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara
spontan atau karena pemeberian dosis farmakologik senyawa-senyawa
glukokortikoid.
4.2 Saran
Mengingat sindrom cushing masih belum terlalu
dikenal oleh masyarkat awam maka pengenalan dini
penyakit ini perlu dilakukan salah satunya melalui
pendidikan kesehatan. Selain itu peningkatan mutu
pelayanan kesehatan baik melalui tenaga kesehatan,
prasarana dan sarana kesehatan dapat mendukung
penanganan penyakit ini dengan maksimal
14
DAFTAR PUSTAKA
15