Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
III-1
BAB III
TINJAUAN PERENCANAAN
3.
3.1. Umum
Perencanaan diartikan sebagai suatu tahapan awal dari suatu
pekerjaan. Hasil perencanaan merupakan produk yang didukung oleh
peraturan atau ketentuan yang sah, yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis maupun secara hukum. Perencanaan perkerasan jalan
untuk Jalan pada proyek ini menggunakan metode Bina Marga yang
berdasar
pada
Manual
Desain
Perkerasan
Jalan
No.
III-2
III-3
dibutuhkan untuk desain perkerasan kaku diatas tanah lunak atau daerah
lainnya dengan potensi pergerakan tidak seragam. Untuk daerah
tersebut, perkerasan lentur akan lebih murah akibat adanya biaya
penanganan dengan pondasi jalan yang tebal dan biaya penulangan.
Perkerasan kaku umumnya lebih murah daripada perkerasan
lentur pada volume lalu lintas lebih dari 30 juta ESA. Beberapa
keuntungan dari perkerasan kaku adalah :
1. Struktur perkerasan lebih tipis kecuali untuk area tanah lunak
yang
membutuhkan struktur pondasi jalan lebih besar daripada
perkerasan kaku
2. Pekerjaan konstruksi dan pengendalian mutu yang lebih mudah
untuk daerah perkotaan yang tertutup termasuk jalan dengan
lalu lintas rendah.
3. Biaya pemeliharaan lebih rendah jika dilaksanakan dengan
baik : keuntungan signifikan untuk area perkotaan dengan
Lintas Harian Rata-rata ahunan (LHRT) tinggi.
4. Pembuatan campuran yang lebih mudah (contoh, tidak perlu
pencucian pasir).
Kerugiannya antara lain :
1. Biaya lebih tinggi untuk jalan dengan lalu lintas rendah
2. Rentan terhadap retak jika dilaksanakan diatas tanah asli yang
lunak
3. Umumnya memiliki kenyamanan berkendara yang lebih
rendah.
Oleh karena itu, perkerasan kaku seharusnya digunakan untuk
jalan dengan beban lalu lintas tinggi.
Standar dan peraturan-peraturan :
a. Manual Desain Perkerasan Jalan No. 02/M/BM/2013
b. Spesifikasi teknis jalan jembatan Bina Marga revisi 2 tahun
2012.
Laporan Kerja Praktek
Pekerjaan Rekonstruksi/Peningkatan Jalan Raya RancaekekCileunyi-Nagreg
III-4
III-5
Jenis Kendaraan
Sistem klasifikasi kendaraan dinyatakan di dalam Tabel 3.1.Dalam
pertumbuhan
historis
atau
formulasi
korelasi
dengan
faktor
pertumbuhan lain yang valid, bila tidak ada maka pada Tabel 3.1
digunakan sebagai nilai minimum.
Tabel 3.1 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum untuk Desain
Dimana
R = faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
i = tingkat pertumbuhan tah
UR = umur rencana (tahun)
3.2.2.4.
III-6
kapasitas ruas jalan yang ada atau pembangunan ruas jalan baru dalam
jaringan tersebut, dan pengaruhnya terhadap volume lalu lintas dan
beban terhadap ruas jalan yang didesain.
3.2.2.5.
ditetapkan dalam Tabel 3.2.Beban desain pada setiap lajur tidak boleh
melampaui
kapasitas
rencana.Kapasitas
lajur
lajur
pada
setiap
mengacu
tahun
kepada
selama
umur
Permen
PU
3.2.2.6.
III-7
III-8
III-9
III-10
Tabel 3.5 Klasifikasi Kendaraan dan Nilai VDF Standar
3.2.3.
III-10
Umur Rencana
Umur rencana perkerasan baru seperti yang ditulis di dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Umur Perencanaan Perkerasan Jalan Baru
3.2.4.
umur rencana
Tabel 3.7 Distribusi Beban Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga
untuk Jalan Lalu Lintas Berat
III-11
3.2.5.
III-12
diasumsikan oleh
desainer).
b.
III-13
III-14
Tabel 3.8 Bagan alir desain pemilihan metode desain pondasi jalan
Laporan Kerja Praktek
Pekerjaan Rekonstruksi/Peningkatan Jalan Raya RancaekekCileunyi-Nagreg
III-15
(tidak dapat digunakan untuk tanah alluvial jenuh atau tanah gambut
Catatan : dalam kasus 2,3,4 atau 6 nilai yang digunakan untuk desain perlu di sesuaikan dengan faktor
penyesuaian m.
III-16
3.2.6.
III-17
Desain Perkerasan
AC-BC Leveling
Tebal Variasi
Perkerasan Eksisting
3.2.6.1.
Struktur Perkerasan
Solusi pekerasan yang banyak dipilih yang didasarkan pada
III-18
Tabel 3.11 Desain Perkerasan Lentur opsi biaya minimum termasuk CTB)
III-19
III-20
III-21
Tabel 3.13 Perkerasan Kaku Untuk Jalan dengan Beban Laalu Lintas Berat
Catatan:
Desain table 3.11 digunakan untuk semua tanah dasar dengan CBR > 3%.
Stabilisasi satu lapis lebih 200 mm sampai 300 mm diperbolehkan jika disediakan peralatan
stabilisasi yang memadai dan untuk pemadatan digunakan pad-foot roller berat statis minimum 18
ton.
Bila catatan 2 diterapkan, lapisan distabilisasi pada desain table 3.11 boleh dipasang dalam satu
lintasan dengan persyaratan lapisan distabilisasi dalam desain 2 sampai maksimum 300 mm.
Gradasi Lapis Pondasi Agregat Kelas A harus dengan ukuran nominal maksimum 30 mm jika
dihamparkan dengan lapisan kurang dari 150 mm.
Solusi yang tidak menyelesaikan kendala menurut desain tabel 3.11 dapat ditentukan
menggunakan grafik yang diberikan untuk desain jalan tanpa penutup aspal (terlampir).
3.2.6.2.
III-22
Subbase Course
Subbase course pada perkerasan kaku semen bukan merupakan
Beton Semen
Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur
Dimensi Pelat
Lebar Pelat
Lebar pelat biasanya ditentukan berdasarkan metoda pelaksanaan
Panjang Pelat
Pada PBS bersambung tanpa tulangan dengan segmen pelat
III-23
Sambungan
Sambungan Pelaksanaan
Sambungan pelaksanaan ditempatkan pada perbatasan antara akhir
III-24
3250
30
0
30
0
30
0
3250
5000
5000
III-25
3.2.6.5.2.
dari dua cara ini, yaitu menggergaji atau membentuk pada saat beton
masih plastis dengan kedalaman sepertiga dari tebal pelat.
Pemasangan
sambungan
memanjang
ditujukan
untuk
me
III-26
Tebal Pelat
Perkerasan
Mm
150
175
200
225
250
275
300
Dowel
Diameter
Mm
19
25
25
32
32
32
32
Panjang
Mm
450
450
450
450
450
450
450
Jarak
Mm
300
300
300
300
300
300
300
325
350
38
38
III-27
450
450
300
300
sambungan
akan
menimbulkan
ketidakseragaman
mampu
menyesuaikan
terhadap
perubahan
lebar
III-28
III-29
Tabel 3.19 Perkerasan Kaku Untuk Jalan dnegan Beban Laalu Lintas Berat
III-30
III-31
III-32
III-33
III-34
3.3.2.
III-35
a. Dowel
Dowel
merupakan
sarana
yang
digunakan
sebagai
III-36
DAFTAR ISI
BAB III....................................................................................................................1
TINJAUAN PERENCANAAN.............................................................................1
3................................................................................................................................1
3.1.
Umum.............................................................................................1
3.2.
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
Umur Rencana.......................................................................10
3.2.4.
3.2.5.
3.2.6.
Desain Perkerasan.................................................................17
3.3.
3.3.1.
3.3.2.
Tabel 3.12
Tabel 3.13
Tabel 3.14
Tabel 3.15
Tabel 3.16
Tabel 3.17
Tabel 3.18
Tabel 3.19
Tabel 3.20
Tabel 3.21
Tabel 3.22
Tabel 3.23
III-37