Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
Anissa Karomatul Baroroh
105070201131017
A. DEFINISI
Menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang
terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat
standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.
IUGR (intrauterine growth restriction) adalah gangguan pertumbuhan
pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi semua parameter (lingkar
kepala, berat badan, panjang badan), yang beratnya dibawah 10 persentil
untuk
usia
gestasionalnya.
Bayi-bayi
antara
persentil
10
dan
90
panjang dan lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress
subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari
sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala
normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi
tampak waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah
kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan
lebih panjang.
Pada bayi PJT perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat
dan lingkaran kepala akan tetapi organ-organ di dalam badanpun mengalami
perubahan, misalnya Drillen (1975) menemukan berat otak, jantung, paru
dan ginjal bertambah sedangkan berat hati, limpa, kelenjar adrenal dan
thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang sama.
Perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.
1.
dan
perkembangan.
Kekurangan
nutrisi
pada awal
D. KLASIFIKASI
Antara PJT dan SGA banyak terjadi salah pengertian karena definisi
keduanya
hampir
mirip.
Tetapi
pada
gangguan
Asimetris
Simetris
Semua bagian tubuh kecil
Ponderal index normal
Perbandingan kepala, perut
panjang tangan normal
Etiologi: faktor genetik dan infeksi
Jumlah sel-lebih kecil
tanpa
buruk
prognosisnya
Tabel 1. Perbandingan IUGR Simetris dan Asimetris
komplikasi
baik
Infeksi
3. Janin
a. Janin kembar
b. Penyakit
infeksi
(Infeksi
bakteri,
virus,
protozoa
dapat
PJT
PJT
Sesuai usia
Asimetris
Simetris
gestasi
Anomalies
Morbiditas tidak serius
Induksi persalinan (<36
14%
86%
12%
4%
95%
8%
3%
95%
5%
wk)
Tekanan
7%
2%
1%
6%
18%
9%
4%
9%
4%
3%
7%
3%
syndrome
Perdarahan
2%
<1%
<1%
saat
2%
36.6 mgg
1%
37.8 mgg
1%
37.1 mgg
<32
3.5 mgg
14%
2.9 mgg
6%
3.3 mgg
11%
darah
tinggi
intraventrikular
(grade III atau IV)
Kematian Neonatal
Usia
gestasi
persalinan
Kelahiran preterm
mgg
Tabel 2. Kejadian dan Hasil Perinatal
G. MANIFESTASI KLINIS
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak kurus, pucat,
dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dan layu dibanding
pada bayi normal yang tampak tebal dan kuat. PJT muncul sebagai akibat
dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini terjadi saat janin
tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup untuk perkembangan
dan pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena infeksi. Meski pada
sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan bisa diakibatkan karena
faktor genetik (kedua orangtua kecil), kebanyakan kasus PJT atau Kecil
Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan karena faktor-faktor lain. Beberapa
diantaranya sbb:
PJT dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. PJT yang muncul
sangat dini sering berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit
ibu. Sementara, PJT yang muncul terlambat (>32 minggu) biasanya
berhubungan dengan problem lain. Pada kasus PJT, pertumbuhan seluruh
tubuh dan organ janin menjadi terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta tidak
cukup, janin akan menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini dapat
berakibat denyut jantung janin menjadi abnormal, dan janin berisiko tinggi
mengalami
kematian.
Bayi-bayi
yang
dilahirkan
dengan
PJT akan
I.
PATOFISIOLOGI
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas
dipengaruhi oleh makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa
kondisi kekurangan nutrisi sebelum implantasi bisa menghambat
pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal
kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang
simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada
kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
J. DIAGNOSIS
1. Faktor Ibu
Ibu
hamil
dengan
penyakit
hipertensi,
penyakit
ginjal,
mencurigai
bahwa
janin
tersebut
mengalami
hambatan
pertumbuhan.
Cara ini tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel,
hidramnion, janin letak lintang.
3. USG Fetomaternal
Pada
USG
yang
diukur
adalah
diameter
biparietal
atau
mengenali
retardasi
pertumbuhan
janin.
Manning
dkk
berdasarkan hasil
PJT. Derajat
Skor abnormal
(skor=0)
Tidak terdapat gerakan
detik
2 atau ebih sedikit
Tonus
geraka
Ekstensi perlahan
2 akselerasi pada 10
Gerakan nafas
ditentukan
cairan amnion
ukuran 2x2 cm
* semua parameter dinilai dalam 30 menit
berukuran 2x2 cm
2
2
2
<3
2
10
0
<2
<2
3
<2
< 10
K. DIAGNOSIS BANDING
Janin kecil pada ibu yang ukuran tubuhnya kecil pula. Wanita yang
tubuhnya kecil secara khas akan memiliki bayi yang berukuran kecil pula. Jika
wanita itu memulai kehamilannya dengan berat badan kurang dari 100 pound
(<50 kg). Resiko melahirkan bayi yang kecil menurut usia gestasionalnya akan
meningkat paling tidak dengan sebanyak dua kali lipat (Eastman dan
Jackson,1986; Simpson dkk.,1975). Pada wanita yang kecil dengan ukuran
panggul yang kecil, kelahiran bayi yang kecil dengan berat lahir yang secara
genetik dibawah berat lahir rata-rata untuk masyarakat umum, tidak selalu
merupakan kejadian yang tidak dikehendaki.
KOMPLIKASI PJT
PJT yang tidak segera diberi tindakan penanganan dokter dapat
menyebabkan bahaya bagi janin hingga menyebabkan kematian. Kondisi ini
disebabkan karena terjadinya kondisi asupan nutrisi dan oksigenasi yang tidak
lancar pada janin. Jika ternyata hambatan tersebut masih bisa di tangani
kehamilan bisa dilanjutkan dengan pantauan dokter, sebaliknya jika sudah tidak
bisa ditangani maka dokter akan mengambil tindakan dengan memaksa bayi
untuk dilahirkan melalui operasi meski belum pada waktunya.
Komplikasi pada PJT dapat terjadi pada janin dan ibu :
1. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
a. Langsung:
Asfiksia
Hipoglikemi
Aspirasi mekonium
DIC
Hipotermi
Polisitemia
Hiperviskositas sindrom
Gangguan gastrointestinal
b. Tidak langsung
Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai dari
lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai
sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan
intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah PJT yang disebabkan
oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.
2. Ibu
Preeklampsi
Penyakit jantung
Malnutrisi
L. PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasienpasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil.
Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan janin
yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan metode adekuat
mengenali
pasien-pasien
dengan
resiko
tinggi
untuk
harus dilakukan
perhari,
Ibu
dianjurkan
untuk
berhenti
merokok
dan
Terminasi
Istirahat
Mungkin merupakan satu-satunya terapi yang paling sering direkomendasikan.
Secara teori istirahat akan menurunkan aliran darah ke perifer dan
meningkatkan aliran darah ke sirkulasi uteroplasenta, yang diduga dapat
memperbaiki pertumbuhan janin. Pada penelitian yang dilakukan oleh Laurin
Dkk, menunjukkan bahwa rawat inap di rumah sakit tidak bermanfaat, tidak
terdapat perbedaan berat badan lahir antara pasien yang dirawat inap dengan
rawat jalan.
merupakan
inhibitor
enzim
fosfodiesterase,
dapat
berolahraga
teratur;
serta
istirahat
dan
tidur
yang
cukup.
Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga baik
dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta pencegahan dan
tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi harus
baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk
setiap ibu hamil sebagai berikut :
1. Usahakan hidup sehat
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah
seperti biasa ditambah ekstra 300 kalori/hari.
2. Hindari stress selama kehamilan
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
3. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama kehamilan
Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep
dokter kandungan.
4. Olah raga teratur
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu
memberi keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba
DAFTAR PUSTAKA