Вы находитесь на странице: 1из 28

LAPORAN KASUS

WANITA 22 TAHUN DENGAN


TUBERKULOSIS PARU BTA NEGATIF
Oleh :
Dr. Josepb Simarmata
Pembimbing :
dr. Rostine Nuryakin

Program Internsip Dokter Indonesia


RS Tingkat III Kartika Husada
KESDAM XII/TPR

PENDAHULUAN

EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia
telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis.
Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien
TB baru dan 3 juta kematian akibat TB
diseluruh dunia
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia
yang paling produktif secara ekonomis (15-50
tahun).
Indonesia merupakan negara dengan pasien TB
terbanyak ke-3 di dunia jumlah pasien TB di
Indonesia sekitar 10% dari total jumlah pasien
TB didunia

GEJALA KLINIS TB PARU


Gejala utama pasien TB paru : batuk berdahak
selama 2-3 minggu atau lebih.
Gejala tambahan : yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan
fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini
masih tinggi, maka setiap orang dengan gejala
tersebut diatas, dianggap sebagai seorang
tersangka (suspek) pasien TB , perlu dilakukan
pemeriksaan dahak secara mikroskopis

DIAGNOSIS TB PARU
Diagnosis TB Paru pada orang dewasa
ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB
(BTA). Pada program TB nasional, penemuan
BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis
merupakan diagnosis utama.
Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya
berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto
toraks tidak selalu memberikan gambaran yang
khas pada TB paru, sehingga sering terjadi
overdiagnosis.

KLASIFIKASI TB PARU BERDASARKAN


PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

Tuberkulosis paru BTA positif.

Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS


hasilnya BTA positif.
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto
toraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis.
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan
biakan kuman TB positif.
1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah
3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan
sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.

KLASIFIKASI TB PARU BERDASARKAN


PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

Tuberkulosis paru BTA negatif


Kasus

yang tidak memenuhi definisi pada TB paru


BTA positif. ,Kriteria diagnostik TB paru BTA
negatif harus meliputi:

Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negative


Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran
tuberkulosis.
Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT.
Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi
pengobatan.

PENGOBATAN TB

PENGOBATAN TB

LAPORAN KASUS

1. ANAMNESIS (6/11/12)

Wanita 22 tahun datang dengan keluhan batuk


sejak 12 hari yang lalu.
Produksi dahak dirasa cukup banyak.
Dahak pada mulanya berwarna putih, namun 6
hari yang lalu berubah warna menjadi
kecoklatan dan berbau menyengat
Batuk dirasakan terus menerus, tidak membaik
dengan berobat di puskesmas.
OS baru pertama kali mengalami batuk seperti
ini
Tidak ada riwayat kontak dengan
kerabat/teman yang sedang batuk-batuk

1. ANAMNESIS (6/11/12)

Batuk disertai demam


Demam dirasakan terus menerus selama 12
hari, namun terutama meninggkat di malam
hari, disertai menggigil di malam hari dan
keringat dingin Demam dapat turun dengan
minum PCT
OS mengaku penurunan BB yang dialami tidak
begitu signifikan
OS punya riwayat Asma sejak kecil, relatif
jarang kambuh sejak usia 11 tahun, kambuh 1
x dalam 1 tahun.

2. PEMERIKSAAN FISIK (6/11/12)

Tanda-tanda vital
TD
RR

Nadi

Suhu

:
:

110/70 mmHg
20 x/menit
: 84 x/menit
: 38,0o C

Pemeriksaan Per Sistem:


KU :

Tampak sakit ringan, GCS 15


Mata : Konjungtiva anemis (+),sklera ikterik (-)
THT
: faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran KGB kepala-leher (-)

2. PEMERIKSAAN FISIK (6/11/12)

Pemeriksaan Per Sistem


Pemeriksaan

Paru:

Inspeksi
: kondisi paru stais dan dinamis simetris
Palpasi
: Stem fremitus simetris kiri dan kanan
Perkusi
: Sonor di selurujh lapang paru
Auskultasi
: Rhonki kasar (amforik?) di daerah basal
paru kiri,hingga ke daerah mediastinum paru kiri

Pemeriksaan

Jantung : DBN
Pemeriksaan Abdomen : DBN
Ekstremitas : Palmar tampak pucat
Kulit
: tidak tampak ikterik

3. PEMEIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin (30/10/12) :


Hb

: 9,6
gr%
Ht
: 28,3
%
Leukosit
: 15.800
/mm3
Trombosit : 376.000 /mm3
MCV
: 72
pg
MCH
: 24,6
%
MCHC
: 33,9
%
Lymf 16,6%
2,6
Mon
6,7%
1,0
Gran 76,7%
10,1

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Chest X-Ray (1/11/12)

Pemeriksaan Sputum
(2/11/12)

BTA : (-) , (-), (-)

Diplo

: (+)

Strepto

: (+)

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kimia darah (5/11/12; setelah pemberian OAT)


Bilirubin

Total
: 1,2
Bilirubin Direk
: 0,32
SGOT
: 67
SGPT
: 92

Kimi Darah (7/11/12, setelah pemberian


Curcuma)
Bilirubin

total
: 0,8
Bilirubuin direk
: 0,12
SGOT
: 73
SGPT
: 66
Anti HIV
: non reaktif

4. DIAGNOSIS
1.

Productive Cough

1.1
Tuberculosis Paru
1.2 Pneumonia
1.3 Bronkiektasis
2.

Febris

2.1
Tuberculosis Paru
2.2 Pneumonia
3.

4.

Anemia hipokrom mikrositer


3.1 Anemia on Chronic Disease (1.1)
Ellevated Liver Enzyme + Ellevated bilirubin
4.1 Drug Induced Liver Injury (OAT)

5. TERAPI
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm makro
Ceftriakson (2/11 hingga 8/11 2012) 2 x 1000 mg IV
Ranitidin2 x 50 mg IV
Ambroxol
3x1C
Inpepsa 3 x 1 C
Rimstar 4 FDC (mulai 2/11/12) 1 x 3 tab

Rifampisin

150 mg
Isoniazod 75 mg
Pirazinamid 400 mg
Etambutol 275 mg

Curcuma (setelah 5/11/12) 3 x 1 tab

Tanggal 8/11/12 pasien pulanga, lanjut pengobatan TB

PEMBAHASAN

TEORI VS TEMUAN PADA PASIEN


TEORI

TEMUAN

Epidemiologis:
Epidemiologis:
Sering pada usia produkrif (15- Pasien berusia 22 tahun
50 tahun)
Anamnesa:
Batuk produktif lebih dari 3
minggu; penurunan berat badan
mencolok; keringat dingin dan
demam dimalam hari; riwayat
kontak dengan pasien TB

Anamnesa:
Batuk
produktif
12
hari,
penurunan berat badan tidak
kentara, keringat dingin dan
demam (+); riwayat kontak (-)

Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Fisik:
Pembesaran KGB kepala-leher ; Pembesaran
KGB
(-);
Konjungtiva anemis; palmar Konjungtiva Anemis (+); palmar

TEORI VS TEMUAN PADA PASIEN


TEORI

TEMUAN

Laboratorium darah rutin:


Hb ; Ht ; LED ; bila telah
berlangsung lama, Hb disertai
MCV dan MCH

Laboratorium darah rutin:


Hb ; Ht ; MCV ; MCH

Pemeriksaan Sputum:
Menggunakan teknik ZhielNielssen, SPS terdapat Basil
tahan asam, minimal pada satu
dari tiga sediaan.

Pemeriksaan Sputum:
BTA (-), (-), (-)

Pemeriksaan Kimia Darah:


Pemeriksaan Kimia Darah:
Peningkatan bilirubin dan enzim Bilirubin dan enzim hati
hati dapat terjadi setelah
meningkat setelah pemberian

TEORI VS TEMUAN PADA PASIEN


TEORI

TEMUAN

Chest X-Ray:
Chest X-Ray:
Cavitas di apeks paru, infiltrat di Cavitas di apeks (-), infiltrat (-),
daerah apeks atau lapang paru
lainnya

TEORI VS TEMUAN PADA PASIEN


TEORI

TEMUAN

Terapi:
Pada pasien suspek TB paru
dengan hasil BTA (-) (-) (-);
seharusnya diberi antibiotik
spektrum luas terlebih dahulu
Pasien tergolong Tuberculosis
Paru BTA (-); pengobatan
menggunakan OAT Kategori 1,
2RHZE/4H3R3.
Bila terjadi ikterus maka
pengobatan OAT dihentikan
sementara

Terapi:
Pasien diberi Ceftriakson
bersamaan dengan pemberian
OAT

Prognosis:
Baik, bila menjalani pengobatan

Prognosis:
Baik, bila menjalani pengobatan

Pasien diberikan OAT Kategori 1


yang sesuai dengan panduan
terapi
Pemberian curcuma untuk
menanganipeningkatan
bilirubun dan SGOT/SGPT

KESIMPULAN

Telah dilaporkan pasien wanita usia 22 tahun dengan diagnosis


Tuberculosis Paru BTA (-).

Diagnosis ini didasarkan pada temuan klinis, laboratorium


pemeriksaan radiologi.

Terapi OAT yang diberikan sesuai dengan panduan TB


Nasional

Prognosis pasien baik bila mematuhi pengobatan selama 6


bulan

TERIMA KASIH

Atas Perhatian Teman Sejawat Sekalian

Вам также может понравиться