Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Terdahulu
Adapun kajian terdahulu yang dapat dijadikan referensi penelitian
dilakukan di daerah luar Bengkalis. Serta jenis produk yang diteliti yaitu produk
A sedangkan penelitian terdahulu meneliti produk B.
2.2
Perilaku Konsumen
Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam
masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah.
Dalam landasan teori yang ada hubungannya dengan materi-materi yang
digunakan dalam pecahan masalah yaitu teori-teori tentang perilaku konsumen.
2.2.1
menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan
memuaskan kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku ditunjukkan, yakni
bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti
uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan/ menukarkan dengan barang atau jasa
yang diinginkannya.
Menurut Ginting (2011 : 33), konsumen banyak mengambil keputusan
pembelian setiap hari. Perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen
secara rinci untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan apa, dimana,
bagaimana, berapa banyak, kapan dan mengapa mereka membeli. Pemasar dapat
mempelajari pembelian konsumen untuk menjawab pertanyaan apa, dimana dan
berapa baya mereka membeli, tetapi mempelajari tentang mengapa perilaku
pembelian konsumen tidak terlalu mudah, sebab jawabannya sering terkunci jauh
dalam kepala konsumen. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan
strategi pemasaran yang tepat, harus memahami apa yang mereka pikirkan
(kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku),
dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi
oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan oleh konsumen.
The American Marketing Association menyatakan bahwa perilaku
konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan
lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup
mereka. Dari definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting perilaku konsumen,
yaitu :
1.
2.
3.
konusmen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada
pengembangan strategi pemasran. Dalam hal studi perilaku konsumen, salah satu
implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas
untuk jangka waktu tertentu, produk dan individu atau grup tertentu. Dalam hal
pengembangan strategi pemasran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan
bahwa seseorang tidak boleh, berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama
dapat memberikan hasil yang sama disepanjang waktu, pasar dan industri.
Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran. Itu merupakan hal terakhir
yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu pertukaran di antara
individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan
definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran. Kenyataan,
peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui
formulasi dan penerapan strategi pemasaran.
Menurut Bagozzi (1975 : 38) dalam bukunya Setiadi (2008 : 5),
menyebutkan beberapa asumsi yang mendasari terjadinya pertukaran yaitu setiap
orang adalah berperilaku rasional, mereka berusaha untuk memaksimalkan
kepuasan mereka dalam pertukaran, mereka mempunyai informasi yang lengkap
atas berbagai alternatif yang tersedia bagi mereka dalam pertukaran dan
pertukaran itu secara relatif bebas dari pengaruh luar.
Menurut Kotler (2000 : 12) dalam bukunya Setiadi (2008 : 5), mengajukan
lima kondisi yang harus terpenuhi agar pertukaran dapat terjadi yaitu terdapat
sedikitnya dua pihak, masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin
berharga bagi pihak lain, masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan
melakukan penyerahan, masing-masing pihak bebas menerima atau menolak
tawaran pertukaran dan masing-masing pihak yakin bahwa berunding dengan
pihak lain adalah layak dan bermanfaat.
Studi tentang perilaku konsumen akan menjadi dasar yang amat penting
dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar
untuk merancang bauran pemasaran, menetapkan segmentasi, merumuskan
posisioning dan pembedaan produk, memformulasikan analisis lingkungan
bisnisnya serta mengembangkan riset pemasarannya.
2.
3.
2.2.2
Faktor Budaya
Menurut Machfoedz (2007 : 57), faktor budaya berpengaruh paling besar
Kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu yang paling mendasar pada keinginan
Kelas Sosial
Tingkat sosial ditandai oleh beberapa ciri. Pertama orang dalam setiap
tingkat sosial cenderung berperilaku hampir serupa daripada mereka yang dari
tingkat sosial yanng berbeda. Kedua, orang dipandang sebagai warga masyarakat
papan atas dan anggota masyarakat kelas bawah dari posisinya dalam tingkat
sosial. Tingkat sosial ditunjukkan oleh sejumlah variabel, seperti pekerjaan,
pendapatan, kekayaan, maupun pendidikan. Ketiga, tingkat sosial dapat berubah
dari tingkat atas ke bawah atau juga sebaliknya.
2.
Faktor Sosial
Menurut Machfoedz (2007 : 57), perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh
faktor sosial, seperti kelompok referensi, keluarga serta peranan dan status sosial.
a.
Kelompok Referensi
Banyak kelompok yang ikut mempengaruhi perilaku manusia. Kelompok
Keluarga
Anggota keluarga adalah kelompok referensi primer yang paling
mahal, maka suami dan istri bersama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan.
Seorang penjual harus menetapkan anggota mana yang lebih berpengaruh dalam
memilih produk.
c.
selanjutnya
yang
dapat
menjadi
faktor
sosial
yang
dapat
Faktor Pribadi
Menurut Machfoedz (2007 : 57), keputusan konsumen untuk membeli
suatu produk, disamping dipengaruhi oleh bebrapa faktor diatas, juga dipengaruhi
oleh ciri dan sifat pribadi, seperti pekerjaan, gaya hidup dan kondisi ekonomi.
a.
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang berpengaruh pada kebutuhannya terhadap barang dan
jasa. Pekerja kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian kerja, sedangkan
karyawan berdasi cenderung lebih banyak belanja pakaian setelan dan dasi.
Perusahaan berupaya untuk mengidentifikasikan kelompok pekerja yang berselera
tinggi terhadap produk dan jasa yang mereka tawarkan.
b.
Gaya Hidup
Pola kehidupan yang diungkapkan dengan aktivitas, minat dan opini
merupakan gaya hidup seseorang. Gaya hidup berpengaruh lebih kuat terhadap
kebutuhan dan sikap dalam membeli suatu produk daripada tingkat sosial dan
keperibadian. Oleh karena itu gaya hidup merupakan penentu utama dalam
prosese konsumsi. Gaya hidup sering kali dimanfaatkan oleh produsen berkenaan
dengan bidang kehidupan konsumen tertentu, seperti rekreasi ditempat terbuka.
Pendekatan yang lebih luas ditujukan pada pola gaya hidup kelompok masyarakat
tertentu.
c.
Kondisi Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang
Faktor Psikologi
Menurut Machfoedz (2007 : 57), ketika seseorang membeli suatu produk,
Motivasi
Seseorang membeli suatu produk karena untuk memenuhi kebutuhan.
Persepsi
Persepsi adalah proses pemilihan, penyusunan dan penafsiran informasi
Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari
Isu Konsumen
Konsumen mana yang paling tepat untuk
produk kita ?
Segmentasi
Produk
Promosi
Harga
Distribusi
Dari
penjelasan
tabel
diatas,
juga
memberikan
beberapa
saran
dalam pembelian dan menyadari adanya perbedaan yang jelas diantara merekmerek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk
yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan diri
pembelinya, seperti mobil, televisi, pakaian, jam tangan, komputer pribadi dan
lainnya. Biasanya konsumen tidak tahu banyak tentang kategori produk dan harus
belajar untuk mengetahuinya.
2.
sering dilakukan, beresiko, dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan
merek tidak terlihat. Contohnya karpet, keramik, pipa PVC dan lain-lain. Pembeli
biasanya mempunyai respon terhadap harga atau kenyamanan.
3.
ada perbedaan nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah.
Konsumen membeli produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi
11
karena mereka sudah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak
mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka
tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk-produk
seperti gula, garam, air mineral dalam kemasan, deterjen dan lain-lain.
4.
penekanan pada interaksi antara pemasar dan konsumen. Komponen sentral dari
model perilaku konsumen adalah pengambilan keputusan konsumen, yaitu
pemahaman dan evaluasi informasi merek, bagaimana pertimbangan alternatif
merek disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan keputusan merek. Orangorang yang berperan dalam pengambilan keputusan dalam pembelian yaitu
sebagai berikut:
1.
Initiator
Yang pertama kalinya menyadari adanya kebutuhan juga dapat disebut
Influencer
Pemberi pengaruh, dimana yang pendapatnya bisa mempengaruhi
Gate Keeper
Adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan untuk mencegah penjual
12
4.
Decider
Adalah seseorang yang mempunyai tugas sebagai pengambil keputusan,
Buyer
Adalah orang yang melakukan pembelian aktual atau orang yang menjadi
agen pembelian.
6.
User
Pemakai atau bisa juga disebut juga sebagai konsumen aktual.
Perilaku konsumen (customer behaviour) memberikan wawasan dan
produk dan beberapa sudut. Pemandangan tersebut suatu produk dan seorang
konsumen tergantung pada keadaan konsumen. Inilah yang disebut dengan tahaptahap proses membeli. Menurut Abdullah dan Tantri (2013 : 129), adapun tahaptahapnya adalah sebagi berikut:
Mengenali
Kebutuhan
Pencariaan
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Prilaku
Pasca
Pembelian
Berikut ini secara rinci tahap-tahap dari Gambar 2.2 diatas dapat diuraikan
sebagai berikut:
13
1.
Pengenalan Kebutuhan
Proses membeli diawali saaat pembeli menyadariadanya masalah
Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk
mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu
keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja disebut perhatian
yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahanbahan bacaan, menelepon teman-temannya dan melakukan kegiatan-kegiatan
mencari untuk mempelajari yang lain. Pada umumnya, jumlah aktivasi pencarian
konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsume berpindah dari situasi
pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif. Salah
satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang
dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber
terhadap keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu dari sumber pribadi, sumber
komersil, sumber umum dan sumber pengalaman. Secara umum konsumen
menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari sumber-sumber komersial,
yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh para pemasar. Pada sisi lain, informasi
yang paling efektif justru berasal drai sumber-sumber pribadi. Setiap sumber
informasi melaksanakan suatu fungsi yang agak berbeda dalam mempengaruhi
keputusan membeli. Informasi komersial umumnya melaksanakan fungsi
legitimasi dan evaluasi. Oleh karena itu, perusahaan harus menyusun strategi
agar mereknya masuk ke perangkat pengenalan, perangkat pertimbangan dan
perangkat pilihan dari calon pembeli. Bila tidak, ia akan kehilangan peluang untuk
14
Evaluasi Alternatif
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-
Keputusan Membeli
Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk
membuat keputusan terakhir ? ternyata tidak ada proses evaluasi yang sederhana
dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan bahkan oleh satu
konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses evaluasi keputusan,
kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu
mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk
terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen
mungkin menegmbangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap
merek berada pada ciri masing-masing. Kepercayaan merek menimbulkan citra
merek.
5.
15
akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga
periode sesudah pembelian. Kepuasan pascapembelian yaitu kepuasan pembeli
setelah ia membeli suatu produk tersebut. Ada beberapa tingkat kepuasan, yaitu
sangat puas, puas, sedikit puas, kecewa dan sangat kecewa. Kepuasan pembeli
merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan
kemampuan dari produk tersebut. Ada juga tindakan-tindakan pascapembelian,
diantaranya yaitu bagaimana tindak lanjut yang dilakukan oleh konsumen atas
tingkat kepuasan, jika puas apakah ia akan selalu mempergunakan atau membeli
produk tersebut, begitu juga sebaliknya jika tidak puas apakah akan meninggalkan.
Selanjutnya penggunaan dan pembuangan pascapembelian, para pemasar juga
harus selalu memonitor bagaimana pembeli mempergunakan dan memanfaatkan
suatu produk. Fokus utama adalah menciptaan citra (loyalitas) pada pembeli. Pada
akhirnya, para pemasar harus mempelajari pemakaian dan pembuangan produk
untuk mendaakan isyarat-isyarat dari masalah-masalah dan peluang-peluang yang
mungkin ada.
Dengan pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah
sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan
mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian
informasi, mengevaluasi alternatif, memutuskan untuk membeli dan perilaku
sesudah membeli, para pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting
bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Juga dengan mengerti berbagai
partisipan dalam proses pembelian dan pengaruh-pengaruh utama dalam perilaku
membeli mereka, para pemasar dapat merancang program pemasaran yang lebih
efektif bagi pemasaran mereka. Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai
pilihan produk dan merk yang banyak dan beragam.
Konsumen bebas memilih produk dan merek yang akan dibelinya.
Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Konsumen akan menggunakan
berbagai kriteria dalam membeli produk dan merek tertentu. Diantaranya adalah
mereka akan membeli produk yang sesuai kebutuhannya, seleranya dan daya
belinya. Untuk dapat mengenal, menciptakan dan mempertahankan pelanggan,
16
maka studi tentang perilaku konsumen sebagai perwujudan dari aktivitas jiwa
manusia sangatlah penting.
17