Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
tentang
cara
melepas
dan
memasang
kembali
alat
lepasan
serta
menginstruksikan tentang penggunaan alat lepasan. Maka dokter gigi menjadwalkan untuk
kontrol 2 minggu lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keadaan gigi-geligi yang menyimpang dari oklusi normal disebut maloklusi.
Maloklusi gigi antara lain gigi yang berjejal, gingsul, gigi tonggos, gigi cakil, gigitan
silang, dan diastema. Prevalensi maloklusi di Indonesia yaitu sekitar 80% dari
keseluruhan jumlah penduduk (Harun, 2009). Menurut Dewi (2008) maloklusi
memiliki hubungan yang erat dengan penurunan gangguan kualitas hidup diantaranya
adalah gangguan psikososial, estetis, dan penampilan seseorang. Hal tersebut
menimbulkan kesadaran sehingga kebutuhan akan perawatan ortodontik meningkat.
Perawatan ortodontik dilakukan untuk koreksi maloklusi, mengatur susunan
gigi-geligi, dan penampilan wajah yang harmonis. Terdapat dua macam alat ortodontik
yaitu alat ortodontik cekat dan alat ortodontik lepasan. Alat ortodontik lepasan adalah
alat yang dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien dan mempunyai kemampuan
perawatan yang sederhana dibanding dengan alat cekat. Alat tersebut dapat
mempengaruhi otot-otot myofungsional (Isaacson, 2006).
Beberapa operator beranggapan perawatan ortodontik dengan alat ortodontik
lepasan tidak membutuhkan ketrampilan khusus dibandingkan alat ortodontik cekat,
tetapi pada kenyataannya diperlukan ketrampilan untuk mendesain alat dan mengontrol
pemakaian alat pada pasien supaya didapatkan hasil yang maksimal (Issacson, 2007).
Dokter gigi umum harus memiliki kemampuan dalam menangani kasus maloklusi
sederhana dengan alat ortodontik lepasan sesuai dengan standar kompetensi. Maka dari
itu, pada makalah ini akan dibahas tentang komponen dari ortodonti lepasan serta
fungsi-fungsinya.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa indikasi dan kontraindikasi penggunaan alat ortodonti lepasan?
2. Apa saja komponen pada alat ortodonti lepasan dan fungsinya?
3. Bagaimana desain alat ortodonti lepasan ?
4. Bagaimana cara insersi alat ortodonti lepasan ?
5. Bagaimana cara aktivasi alat ortodonti lepasan ?
6. Apa saja yang dilakukan oleh dokter gigi pada saat kontrol alat ortodonti
lepasan?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang
indikasi dan kontraindikasi penggunaan alat ortodonti lepasan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peranti ortodonti lepasan adalah peranti ortodonti yang dapat dipasang dan dilepas
oleh pasien. Hal ini tidak berarti bahwa peranti lepasan dimaksudkan untuk dipakai paruh
waktu, kecuali beberapa macam peranti fungsional dan peranti retensi. Ada juga yang
menyebut peranti ini sebagai peranti lepasan aktif untuk membedakan dengan peranti
fungsional. Peranti lepasan dapat memberikan hasil maksimal apabila dipakai terus menerus.
Keberhasilan perawatan dengan peranti lepasan tidak hanya tergantung pada kemauan pasien
untuk memakai peranti, tetapi juga pada kemampuan operator untuk mendesain dan membuat
peranti yang dapat ditoleransi pasien. ( Rahardjo, 2009 )
Karena alasan-alasan diatas, yang penting untuk diperhatikan adalah peranti lepasan
tidak hanya mudah dipasang dan dilepas tetapi juga terletak stabil di dalam mulut dan
nyaman dipakai. Peranti lepasan terdiri atas komponen aktif, retenti, penjangkaran dan
lempeng akrilik. Desainnya sederhana, tidak tebal, tidak kompleks atau rumit sehingga
mengganggu fungsi berbicara dan makan. Bila keadaanseperti di atas terpenuhi maka dapat
diharapkan pasien mau memakai secara terus-menerus. Meskipun sebagian besar peranti
lepasan dipakai untuk rahang atas akan tetapi dapat juga digunakan di rahang bawah.
( Rahardjo, 2009 )
Peranti lepasan digunakan untuk perawatan maloklusi yang ringan. Sebagian besar
maloklusi yang memerlukan perawatan ortodonti termasuk dalam kelompok maloklusi ini.
Apabila ingin mendapatkan hasil perawatan yang sebaik-baiknya, beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah : pemilihan kasus, perencanaan perawatan, desain piranti dan
penatalaksanaan perawatan. ( Rahardjo, 2009 )
Keuntungan peranti lepasan
Beberapa keuntungan peranti lepasan adalah sebagai berikut :
-
Maloklusi yang memerlukan pergerakan gigi condong (tipping), bila dirawat dengan
displaccement mandibula. Hal ini tidak mungkin dilakukan dengan piranti cekat
Pengontrolan peranti lebih mudah dibandingkan dengan peranti cekat karena hanya
Dapat dilepas oleh pasien untuk dibersihkan sehingga pemeliharaan kebersihan mulut
tidak sukar
Apabila ada kerusakan atau menyebabkan rasa sakit, pasien dapat melepas peranti
untuk sementara dan segera mengunjungi dokter gigi yang merawat.
distoklinasi
Koreksi satu atau dua gigi insisivi atas yang rotasi dapat dilakukan dengan peranti ini,
distal
Perawatan yang sering berhasil adalah kasus berdesakan dengan pencabutan premolar.
Apabila gigi selain premolar yang harus dicabut, misalnya karena rusak sekali atau
letak ektopik, penutupan diastema dengan mendapatkan kontak yang baik dengan gigi
terdesak
Pasien yang tidak kooperatid sering kalu tidak memakai perantinya. Hal ini akan
memperlambat perawatan dan pergerakan gigi yang tidak terkontrol dapat terjadi.
( Rahardjo, 2009 )
Indikasi pemakaian peranti ortodonti lepasan antara lain yaitu pasien kooperatif
dengan kebersihan mulut dan geligi dalam kondisi baik, maloklusi dengan pola skelet
kelas I dengan disertai letak kelainan gigi berupa jarak gigit besar, gigitan terbalik karena
kesalahan inklinasi, malposisi gigi tetapi akar gigi terletak pada tempat yang benar,
kelainan jurusan bukolingual. Pencabutan yang terencana hendaknya memberi
kesempatan gigii untuk bergerak tipping dalam koreksi maloklusi dan hendaknya hanya
5
menyisakan sedikit diastema atau bahkan tidak menyisakan diastema sama sekali, oleh
karena peranti ortodonti lepasan tidak efisien untuk menutup diastema sisa pencabutan.
(Rahardjo, 2009 )
Kontra indikasi pemakaian peranti ortodonti lepasan antara lain yaitu, adanya
diskrepansi skeletal yang jelas, misalnya pada maloklusi kelas II yang parah, bila
dibutuhkan penjangkaran antar maksila, bila diperlukan pergerakan gigi secara bodily,
bila terdapat problema ruangan yang parah. ( Rahardjo, 2009 )
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Indikasi dan Kontraindikasi Alat Ortodonti Lepasan
Menurut Proffit , penggunaan alat lepasan ditujukan untuk kasus yang bisa
diatasi dengan mengekspansi lengkung gigi, yaitu dengan cara menggerakkan gigi
gigi sehingga menempati lengkung yang lebih lebar atau mereposisi gigi secara
individual untuk masuk ke dalam lengkung.
hanya sebatas yang bisa dikoreksi dengan mengubah inklinasi gigi insisif
Perawatan bisa dilakukan hanya pada salah satu rahang, misalnya rahang atas
menggunakan alat lepasan sementara rahang bawah hanya dicabut atau tidak
dirawat
Malposisi individual gigi dimana posisi apikalnya bisa diperbaiki dengan tipping
Perawatan dengan pencabutan yang membutuhkan hanya gerakan tipping untuk
Maloklusi skeletal yang nyata, misalnya kelas I protrusif bimaksiler, kelas II dan
gigi
Masalah kekurangan atau kelebihan ruangan yang besar.
Kasus-kasus
yang
diindikasikan
untuk
alat
lepasan
juga
harus
mempertimbangkan faktor usia. Alat lepasan lebih sesuai untuk pasien usia 6 hingga 16
tahun, dimana waktu perawatan lebih banyak memanfaatkan periode akhir gigi campuran
dan awal periode gigi tetap.
3.2 Komponen dan Fungsi Alat Ortodonti Lepasan
A. Plat Dasar /Baseplate merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan,
umumnya berupa plat akrilik, berfungsi untuk:
Mendukung komponen-komponen yang lain , seperti tempat penanaman basis
spring, klammer, busur labial dan lain-lain.
Meneruskan kekuatan yang dihasilkan oleh bagian aktif ke gigi penjangkar.
Mencegah pergeseran gigi-gigi yang tidak akan digerakkan.
Melindungi spring-spring di daerah palatal.
Menahan dan meneruskan kekuatan gigitan
B. Komponen Retentif
7
Bagian retensi dari Alat Lepasan umumnya berupa cangkolan/klamer/clasp dan kait /
hook, berfungsi untuk :
menggerakkan gigi.
Klamer dapat diberi tambahan hook untuk tempat cantolan elastik.
Klamer dipasang pada gigi dapat memberikan tahanan yang cukup terhadap
kekuatan yang dikenakan terhadap gigi yang digerakkan. Dapat menahan gaya
vertikal yang dapat mengangkat plat lepas dari rahang dan menggangu stabilitas alat .
Pemilihan jenis , jumlah dan letak penempatan klamer pada gigi anchorage
tergantung kepada: jumlah spring yang dipasang, letak spring, serta bentuk dan
jumlah gigi penjangkarnya.
Macam-macam klamer dan modifikasinya yang di pakai sebagai komponen retentif
pada alat ortodontik lepasan adalah :
1. Klamer C / Simple/Buccal Clasp.
2. Klamer Adams / Adams Clacp.
3. Klamer kepala panah / Arrow Head Clasp
4. Klamer Southend
1. Klamer C (Simple/Bukal Clasp)
Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan dan kiri tetapi bisa juga
pada gigi yang lain. Pembuatannya mudah, tidak memerlukan tang khusus, tidak
memerlukan banyak. materi kawat, tidak melukai mukosa , retensinya cukup,
tetapi tidak efektif jika dikenakan pada gigi desidui atau gigi permanen yang baru
erupsi. Ukuran diameter kawat yang dipakai : untuk gigi molar 0,8 0,9 mm,
sedangkan untuk gigi premolar dan gigi anterior 0,7 mm.
2. Klamer Adams (Adams Clasp)
Klamer Adams merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum digunakan.
Biasanya dikenakan pada gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi premolar atau gigi
anterior. Diameter kawat yang digunakan : 0,7 mm untuk gigi molar dan premolar
serta 0,6 mm untuk gigi anterior.
Keuntungan pemakaian klamer Adams :
-
Kerugian-kerugiannya :
-
Klamer Southend
Klamer southend berguna sebagai alternatif retensi di anterior. Cangkolan ini meliputi
dua insisiv sentral yang berdambingan, mengikuti tepi gigi dan sebuah lup U kecil
dibuat pada undercut interdental. Cangkolan ini tidak menonjol, retensinya baik dan
dapat dipasang pada insisiv yang protrusi. Mudah disesuaikan dengan cara menekan lup
U ke arah lempeng akrilik dengan menggunakan tang. Diameter kawat yang dipakai :
0,7mm
C. Komponen Aktif
Pegas-pegas unituk menarik gigi keatah mesial / distal
9
a.
-
terbesar gigi
Keuntungan : Memberikan tekanan yang ringan
Kerugian : Kadang dapat menyebabkan gigi terdorong ke labial atau rotasi
Pegas c dapat dikombinasi dengan coil atau lus dengan/tanpa hook
Syarat coil : besar coil 2-3 mm, coil terletak berlawanan dengan arah pergerakan gigi
labial
diameter kawat 0,6 mm
10
c.
-
Pegas Mershon
Gunanya untuk mendorong lebih dari 2 gigi bersama-sama
Diameter kawat 0,6-0,7 mm
Terletak tegak lurus sumbu panjang gigi
11
B.
-
Pegas Coffin
- Ada 2 jenis yaitu untuk rahang atas dan rahang bawah
- Coffin RA (sering digunakan) Diameter 1,1- 1,2 mm
- Dibentuk dengan loop yang cukup besar pada bagian tengah palatal
- Berjarak 1 mm dari mukosa palatal
- Ujung anterior terletak pertengahan gigi dan ujung distal di pertengahan gigi
2. Pegas W
o Indikasi mengatasi RR yangkontraksi (periode mixed dentition )
o Diameter 1,1 - 1,2 mm
Karet Elastik
12
Elastik jarang digunakan bersamaan dengan pemakaian peranti lepasan. Kadangkadang elastik digunakan untuk retraksi insisiv atas maupun bawah. Sebuah elastik lateks
atau power chain ditarik anatar dua kait di distal kaninus (Rahardjo, 2009).
D. Komponen Penjangkaran
1. Penjangkaran intra oral
Penjangkaran intra oral ada dua macam, yaitu penjangkaran intramaksiler dan
intermaksiler. Penjangkaran intramaksiler diperoleh dari lengkung rahang
yang sama. Penjangkaran jenis ini adalah yang sering dipilih dalam pemakaian
alat lepasan aktif. Penjangkaran intermaksiler menggunakan lengkung rahang
lawan untuk memperoleh penjangkaran. Penjangkaran jenis ini biasa
digunakan pada perawatan menggunakan alat fungsional dan alat cekat, tetapi
sulit untuk diterapkan pada pemakaian alat lepasan untuk pergerakkan aktif
gigi karena cenderung akan melepaskan alat. Penjangkaran intramaksiler dapat
diperoleh dari gigi-gigi yang dijadikan sandaran cangkolan atau gigi-gigi yang
tertahan pada tempatnya oleh busur labial, pelat landasan yang beradaptasi
baik dengan palatum dan dengan permukaan gigi yang tidak digerakkan, serta
interdigitasi antara gigi-gigi rahang atas dengan rahang bawah. Penjangkaran
intermaksiler
dapat
diperoleh
pada
penggunaan
alat
lepasan
yang
Pasien diinstruksikan agar memakai alat dengan syarat keadaan mulut yang bersih.
Saat pemakaian alat ortodonti harus dalam keadaan bersih dan tidak ada debris.
Untuk pemakaian pertama kalinya, mungkin pasien dapat berkaca untuk melihat saat
pemasangan alat.
Pasangkan alat ortodonti dari bagian depan terlebih dahulu, setelah bagian depan
sudah terpasang dengan baik, tekankan base plate sesuai dengan tempatnya.
Ingatkan pasien untuk tidak makan makanan dengan konsistensi yang keras atau
terlalu kenyal Karena hal tersebut akat merusak alat ortodonsi lepasan.
Penyikatan gigi dapat dibantu menggunakan interdental brush atau dental floss untuk
membersihkan daerah daerah sempit pada alat ortodontik.
Setelah diinsersikan, dokter gigi juga perlu memeriksa kembali apakah komponenkomponen pada alat ortodonti lepasan yang digunakan sudah benar posisinya
14
Menerangkan bahwa, alat ortodonsi lepasan ini mengganggu makan dan bicara
15
BAB IV
KESIMPULAN
Peranti ortodonti lepasan adalah peranti ortodonti yang dapat dipasang dan
dilepas oleh pasien. Peranti ortodonti lepasan digunakan sebagai perawatan utama
kasus geligi pergantian dan awal pergantian gigi permanen pada pasien usia 6-16
tahun.
Komponen
16
DAFTAR PUSTAKA
Proffit W, Fielsd H W Jr, Sarver Drg. M. 2007. Contemporary orthodontics. 4th ed. St.
Louis: Mosby Inc.
Muir J D, Reed R T. 1979. Tooth movement with removable appliances. England:
Pitman Publishing.
Rahardjo, Pambudi. 2009. Peranti Ortodonti Lepasan. Surabaya : Airlangga
University Press
Yuwono, Lilian. 1991. Desain, Konstruksi dan Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepasan.
Jakarta : Widya Medika.
17