Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam urat, pasti tidak asing lagi dengan penyakit ini. Selama ini penyakit
asam urat lebih dikenal sebagai penyakit yang sering menyerang kebanyakan orang
yang sudah lanjut usia atau 40 tahun ke atas yang sering terlihat menderita penyakit
ini. Namun dengan gaya hidup serba instant dan modern seperti sekarang gejala asam
urat seringkali ditemukan pada orang yang lebih muda.
Asam urat merupakan hasil samping dari pecahan sel yang terdapat didalam
darah, karena tubuh secara berkesinambungan memecah dan membentuk sel yang
baru. Kadar asam urat meningkat ketika ginjal tidak mampu mengeluarkanya melalui
feces (Efendi, Makhfudli, 2009).
Umumnya yang terserang asam urat adalah pria yang telah lanjut usia,
sedangkan pada wanita didapati hingga memasuki menopause. Perjalanan penyakit
biasanya mulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah
memeriksakan kadar asam uratnya yang nilai kadar asam urat darahnya lebih dari 7
mg/dl, dan makin lama makin tinggi (Tamher, Noorkasiani, 2009).
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.
Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu atau obat tradisional. Penyakit
rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi itu berarti asam urat.
Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Secara alamiah, purin
terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni
makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging,
jeroan, ikan sarden).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari asam urat?
2. Apa saja jenis dari asam urat?
3. Apa faktor penyebab asam urat?
4. Bagaimana pathofisiologi dari asam urat?
5. Bagaimana menifestasi klinis dari asa urat?
6. Apa pemeriksaan penunjang untuk asam urat?
1

7. Bagaimana penatalaksanaan medis untuk sam urat?


8. Apa komplikasi dari asam urat?
9. Bagaimana hubungan antara asam urat dengan lansia
10. Bagimana asuhan keperawatan asam urat pada lansia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari asam urat
2. Untuk mengetahui jenis dari asam urat
3. Untuk mengetahui faktor penyebab asam urat
4. Untuk mengetahui pathofisiologi dari asam urat
5. Untuk mengetahui menifestasi klinis dari asa urat
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk asam urat
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis untuk sam urat
8. Untuk mengetahui komplikasi dari asam urat
9. Untuk mengetahui hubungan antara asam urat dengan lansia
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan asam urat pada lansia
D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menambah wawasan kepada kami penulis dan khususnya bagi pembaca
makalah ini agar mendapat pemahaman mengenai asam urat dan dampak asam
urat terhadap tubuh.
2. Untuk menambah wawasan tentang bagaimana asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien dengan asam urat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis).
Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk
dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout,
terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam persendian (Wijayakusuma,
2006).
2

Selain itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein
(terutama dari daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan
buncis) atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui
ginjal, feses, atau keringan (Sustrani, 2004).
Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap
bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam
tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup
tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan
buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel
tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu (Hidayat, 2007).
Kadar normal asam urat darah dalam rata-rata adalah antara 3 7 mg/dl, dengan
perbedaan untuk pria 2,1 8,5 mg/dl dan wanita 2,0 6,6 mg/dl. Untuk mereka yang
berusia lanjut kadar tersebut lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar
tersebut mencapai lebih dari 12 mg/dl ( Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007, 2007 ).
B. Jenis Asam Urat
Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan factor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam
urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari
tubuh.
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin
tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat
(asam inti dari sel) dan termasuk asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi
asam urat juga akan meningkat apabila adanya penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisetemia), mengonsumsi alkohol, dan penyebab lainnya adalah faktor
obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigiserin yang tinggi.
Berbeda dengan artritis lain, pada asam urat bagian tubuh yang terkena
terutama adalah ibu jari kaki, siku, lutut, pergelangan kaki atau tangan, dan bahu.
Gangguan tersebut ditandai dengan serangan berulang dari peradangan sendi yang
3

akut, kadang-kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang


dinamakan tophi (tophus), kerusakan (deformitas) sendi secara kronis, dan cedera
pada ginjal (Sustrani, Alam, Hadibroto, 2007 ).
C. Penyebab
Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
a. Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar.
Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi
dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
b. Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme
yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau
manula beresiko besar terkena asam urat karena proses penguraian dan
metabolism sudah menurun. Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh penyakit
darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat obatan, alkohol,
obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat.

D. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan sistem eksresi asam urat yang tidak adekuat akan
menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(hiperuricemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan responinflamasi.
Hiperuricemia merupakan hasil :
- Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purin abnormal
- Menurunnya eksresi asam urat
- Kombinasi keduanya
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam
urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam garam urat yang
berakumulasi atau menumuk di jaringan konectif diseluruh tubuh, penumpukan ini

disebut tofi. Adanya Kristal memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan
lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
- Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya
yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah.
Mekanisme serangan gout akan berlangsung melalui beberapa fase secara
berurutan, sebagai berikut : Presipitasi Kristal monosodium urat. Dapat terjadi
dalam jaringan bila konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini
terjadi di rawan, sonovium, janringan para artikuler misalnya bursa, tendon dan
selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh
berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil
-

untuk berespon terhadap pembentukan kristal.


Respon leukosit polimorfonukuler (PMN). Pembentukan kristal menghasilkan
faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan
terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.

E. Manifestasi Klinis
Serangan asam urat umumnya terasa secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai
dengan gejala sebelumnya, dan dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada
sendi ibu jari kaki (big toe joint). Bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan
dan kaki, siku dan jari tangan. Karena itu dikenal empat tahap gout (Sustrani, Alam,
Hadibroto, 2007) :
1. Asymptomatic (tanpa gejala)
Pada tahap ini kelebihan asam urat tidak membutuhkan pengobatan, tapi
penderitanya harus sadar diri untuk menurunkan kelebihan tersebut dengan
melakukan perubahan pola makan atau gaya hidup.
2. Akut
Pada tahap ini gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau
beberapa persendian. Sakit yang dirasakan penderita seringnya dimulai di malam
hari, dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti ditusuki jarum. Persendian
yang terserang tampak meradang, merah, terasa panas dan lunak. Rasa sakit pada
persendian tersebut mungkin berkurang dalam beberapa hari, tapi bisa muncul
kembali pada interval yang tidak tentu. Serangan susulan biasanya berlangsung

lebih lama. Pada beberapa penderita berlanjut menjadi artritis gout yang kronis,
sedang di lain pihak banyak pula yang tak akan mengalaminya lagi.
3. Interkritikal
Tahap di mana penderita asam urat mengalami serangan berulang yang tidak
menentu.
4. Kronis
Tahap di mana massa kristal asam urat (tophi) menumpuk di berbagai wilayah
jaringan lunak tubuh penderitanya.
Gejala lain yang mungkin terjadi adalah; demam, dengan suhu tubuh 38,3
derajat celsius atau lebih, tidak menurun selama tiga hari, walaupun telah dilakukan
perawatan, ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah, atau gusi berdarah,
bengkak pada kaki atau peningkatan berat badan yang tiba-tiba, diare atau muntah.
Serangan artritis akut biasanya akan berhenti secara menyeluruh setelah asam urat
hilang dari sendi.

F. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam
darah (> 6mg/dl). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg/dl dan pada
wanita 7 mg/dl. Pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih tepat lagi bila dilakukan
dengan cara enzimatik. Kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan dengan LED
meninggi sedikit. Kadar asam urat dalam urin juga sering tinggi (500 mg/dl/24 jam).
Disamping ini pemeriksaan tersebut, pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk
menegakkan diagnosis. Cairan tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan
kental sekali sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan
gambaran kristal asam urat (berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik. Pemeriksaan
diagnostic dapat berupa :
o

Asam urat meningkat

Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)

Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat

Pemeriksaan urin

Rontgen

G. Penatalaksanaan
Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan darurat sewaktu terjadi
serangan, pengobatan dokter, dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa.
Bila terjadi serangan gout secara tiba-tiba maka tindakan darurat yang bisa
dilakukan adalah (Sustrani, Alam, Hadibroto ,2007 ) ;
1. Istirahatkan sendi agar lekas sembuh, beri kompres dingin beberapa jam sekali
selama 15 sampai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri .
2. Minum obat penahan sakit (analgesik biasa), untuk menghilangkan rasa nyeri.
3. Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8 sampai 10 gelas sehari) untuk
membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin.
4. Bila terjadi komplikasi kelumpuhan pada penderita berusia sangat lanjut, perlu
dilakukan perawatan khusus untuk melatih agar dapat bergerak mandiri.
Pencegahan ;
Belum ditemukan cara yang efektif, tapi usaha pencegahan asam urat pada
umumnya adalah menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan
misalnya; latihan fisik berlebihan stres, dan makanan yang mengandung purin
berlebihan seperti daging, jerohan (ginjal, hati), bahkan ikan asin. Meskipun serangan
berulang dapat dicegah dengan pemberian obat, tetapi mengurangi konsumsi makanan
berlemak dan alkohol dapat memperkecil kemungkinan terjadi serangan gout.
Mengenali jenis makanan yang kadar purinnya amat tinggi, sedang dan rendah.
Dengan demikian dapat mengontrol asupan semaksimal mungkin. Adapun jenis
bahan makanan yang dapat dikenali adalah (Yenrina, 2008 ) ;
a. Kadar tinggi (150-180 mg/100 g) : Jerohan (hati, ginjal, jantung, limpa, paru,
otak) dan sari pati daging.
b. Kadar sedang (50-150 mg/ 100 g) : Daging sapi, udang, kepiting, cumi, kerang,
kacang-kacangan, asparagus dan jamur.
c. Kadar rendah (dibawah 50 mg/100 g ) : Gula telur dan susu
Mengimbangi konsumsi makanan tersebut dengan minum air yang banyak
untuk membantu memperlancar pembuangan asam urat oleh tubuh, selain itu bila
tergolong gemuk sebaiknya mengurangi berat badan dengan melakukan olah raga
yang juga bermanfaat untuk mencegah kerusakan sendi.
H. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penyakit asam urat adalah persendian menjadi
rusak sehingga pincang, peradangan tulang, kerusakan ligament dan tendon (otot),
batu ginjal (kencing batu), dan gagal ginjal.

I. Hubungan Kadar Asam Urat dengan Lansia


Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang dapat
berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam
penyakit seperti peningkatan kadar asam urat yang dapat menimbulkan terjadinya
penyakit seperti batu ginjal, gout, dan rematik (Ferry Efendi, Makhfudli, 2009).
Penyakit asam urat atau biasa dikenal dengan gout merupakan penyakit yang
menyerang para lanjut usia (lansia) terutama kaum pria. Penyakit ini sering
menyebabkan gangguan pada satu sendi misalnya paling sering pada salah satu
pangkal ibu jari kaki, walaupun dapat menyerang lebih dari satu sendi. Penyakit ini
sering menyerang para lansia dan jarang didapati pada orang yang berusia dibawah 60
tahun dengan usia rata-rata paling banyak didapati pada usia 65-75 tahun, dan
semakin sering didapati dengan bertambahnya usia (Nyoman Kertia, 2009).
Pada usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan secara nyata
yang menyebabkan kelemahan peda fisik, kelemahan pada organ. Sehingga
menunjukkan olahraga penting bagi lansia untuk menghambat kehilangan fungsional,
Olahraga baik bagi kesehatan lanjut usia, tidak bergerak sama sekali mempercepat
penurunan fisik. Pada lanjut usia, olahraga penting untuk menghambat terjadinya
berbagai

penyakit

yang

disebabkan

Makhfudi,2009).

bertambahnya

usia

(Ferry

effendi,

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala :
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi :
kekakuan pada pagi hari.
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot,
Kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot
2. KARDIOVASKULER
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
3. INTEGRITAS EGO
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan Keputusasaan dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan
orang lain
4. MAKANAN ATAU CAIRAN
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat : mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa
5. HIGIENE
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan
pada orang lain.
6. NEUROSENSORI
Gejala: Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
7. NYERI / KENYAMANAN
Gejala: Fase akut dari nyeri terasa nyeri kronis dan kekakuan
a. Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada
sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien
menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang
diperoleh
b. Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan,
demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
8. KEAMANAN

Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, kekeringan


pada mata dan membran mukosa
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut/kronis behubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada
membran sinovial, tulang rawan/ kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan
otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan pada sendi
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan terbentuknya
tofus

C. Intervensi
No
1

Diagnosa

Tujuan & kriteria

keperawatan

hasil

Nyeri

Setelah dilakukan

akut/kronis

tindakan

behubungan

Selama 3x24 jam

dengan

nyeri

peradangan

berkurang/hilang

sendi,

KH:

penimbunan

Pasien tampak

rileks
Pasien

kristal

pada

membran

kep.

penurunan

rawan/

nyeri
Nyeri

jaringan
sekunder

1.

Untuk mengetahui

lokasi,

respon

subjektif

intensitas, dan tipe

pasien

dalam

nyeri.

melaporkan

Bantu

nerinya

pasien

dalam

2.

Untuk mengetahui
faktor pencetus nyeri

faktor pencetus
3.
3.

Jelaskan

dan

dengan
pereda

nyeri

tindakan
nyeri

non

4.

Akan melancarkan
peredaran
sehingga

tehadap gout

4.

Ajarkan
relaksasi

kebutuhan

oksigen terpenuhi dan

terkait

mengurangi nyeri

otot

rangka

dpt

yg

darah

teknik

ketegangan
mengurangi
10

dalam

mengurangi nyeri

farmakologi

menjadi 0-1

Untuk mengetahui
keefektifan

bantu pasien terkait

berkurang
Skala

dan

mengidentifikasi

tulang

integritas

Kaji
observasi

2.

melaporkan

kerusakan

1.

Rasional

dan skala nyeri

sinovial,

intervensi

5.

Menurunkan kadar
asam urat serum dan

intensitas nyeri

mengurangi

nyeri

pasien.
5.

Kolaborasi
dengan tim medis
untuk

pemberian

obat analgetik dan


allopurinol.
2

Hambatan

Setelah dilakukan

mobilitas

tindakan

fisik

keperawatan

berhubungan

selama 3x24 jam

dengan

psien

penurunan

melaksanakan

rentang

aktivitas

gerak,

sesuai

kelemahan

kemampuannya.

otot,

1.

2.

fisik

gerakan, dan

kemampuan

adanya

dalam

peningaan

Anjurkan pasien
gerak

3.

aktif

Gerakan

aktif
masaa,

tonus dan kekuatan

ektremitas yang tdk

otot,

serta

sakit

memperbaiki

fugi

jantung

dan

Bantu

pasien

kontraktur

pada sendi

sendi
Kekuatan otot

dan perawatan diri

bertambah
Pasien dapat

melakukan

memberi

pada

melakukan

2.

latihan

kekakuan

pasien

aktivitas

tidak

mengalami

Mengethui tingkat

ada dan observasi

melakuka

dengan

Pasien

1.

kerusakan

mampu

nyeri KH:

pada

Kaji mobilitas yg

pernafasan

latihan
3.

Untuk
mempertahankan

4.

Kolaborasi

sendi

dengn ahli fisioterapi

melakukan

untuk latihan fisik

aktivitas tanpa

pasien

sesuai

kemampuanya.
4.

bantuan

Kemampuan
mobilisasi
ekstremitas

dapat

ditingkatkandengan
latihan fisik dari tim
fisioterapi
3

Gangguan
citra

Setelah dilakukan
1.

diri tindakan
11

Kaji

perubahan

1.

Menentukan

berhubungan

keperawatan

dengan

selama 3x24 jam

perubahan

diharapkan

bentuk

kaki diri

citra
pasien

dan

meningkat

terbentuknya

KH:

tofus

persepsi

bantuan

individual

berhubunganya dg

dlm

menyusun

derajat

rencana

perawatan

ketidkmampuan

atau

pemilihan

intervensi
2.

Pasien mampu

Ingatkan
kembali

realita

2.

Membantu pasien

menyatakan

bahwa masih dapat

bahwa

penerimaan

menggunakan

menerima

diri

yg sakit dan belajar

bagian dari seluruh

mengontrol sisi yg

tubuh

terhadap

situasi
Pasien
penerimaan

3.
3.

penampilan
Mengenali
perubahan
aktual

sisi

perawat
kedua

sehat

menunjukkan

dan

Bantu

dan

Membantu
meningkatkan

anjurkan perawatan

perasaan

yg

diri&mengontrolnya

baik

dan

harga

memperbaiki

pada

4.

kebiasaan

fungsi tubuh.

Pasien

dpt

beradaptasi terhadap
4.

Dukung

perubahan&memaha

perilaku/usaha

mi

peningkatan minat

dimasa mendatang

partisipasi

peran

individu

dlm

aktivitas rehabilitasi

5.

Dapat
memfasilitasi

5.

Kolaborasi

perubahan peran yg

ahli

penting

neuropsikologi&ko

perkembangan

seling

perasaan

indikasi

12

dg

bila

ada

utk

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Asam urat merupakan suatu gangguan metabolik karena kandungan
asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh. Terdapat dua factor
penyebab terjadinya asam urat ; pertama faktor dari luar, asam urat dapat
meningkat dengan cepat disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan
dengan kadar purin tinggi. Kedua factor dari dalam, terjadinya proses
penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia,
penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat
obatan, alkohol, obesitas, dan diabetes mellitus. Gejala yang muncul terasa
secara tiba-tiba (acute attack) tanpa disertai dengan gejala sebelumnya, dan
dimulai pada malam hari, dengan lokasi utama pada sendi ibu jari kaki (big toe
joint). Bisa juga mengenai tumit, lutut, pergelangan tangan dan kaki, siku dan
jari tangan. Kadar asam urat dalam tubuh dioengaruhi oleh usia yang semakin
bertambah terutama pada lansia.
Diagnose yang ditemukan : Nyeri akut/kronis behubungan dengan
peradangan sendi, penimbunan kristal pada membran sinovial, tulang rawan/
kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout; Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, nyeri pada
gerakan, dan kekakuan pada sendi; Gangguan citra diri berhubungan dengan
perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.
B. Saran
Setelah kita mengatahui tentang penyebab maupun perjalanan penyakit
dari asam urat sebaiknya kita berusaha mencegah terjadinya asam urat terlebih
13

dahulu. Bagi yang sudah menderita asam urat sebaiknya segera dilakukan
penanganan agar tidak terjadi komplikasi dan juga mengurangi makanan yang
mengandung purin.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Machfud. 2010. Rahasia Pijat Reflrksi, Jakarta: Grafika Mulia


Brunner & suddath. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran.
EGC. Jakarta. 2001
Mansjoer , Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media Aeusculapius.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed.
4, EGC, Jakarta.
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.
Suparyanto. Metabolisme Purin dan Pirimidin. http://dr-suparyanto-m.kes.blogspot.com
(Online) 01 Juli 2012.

14

Вам также может понравиться