Вы находитесь на странице: 1из 3

Mengapa Prolanis Terhenti?

Selamat pagi Dokter dan teman-teman, saya Meylani dari tim Puskesmas Bakunase.
Setelah melakukan pengamatan dan literature review selama seminggu, saya berfoku
s untuk mendalami tentang pelaksanaan Program manajemen Penyakit Kronis (Prolani
s), terutama DM, di Puskesmas Bakunase. Seperti yang kita ketahui, DM merupakan
penyakit kronis yang manajemennya membutuhkan kerjasama yang baik antara pasien
beserta keluarga, provider/tenaga kesehatan, dan lingkungan/komunitas. Tanpa ada
nya kerjasama yang baik antara pihak-pihak tersebut, manajemen penyakit DM tidak
akan berjalan baik.
Salah satu komponen penting dalam manajemen DM adalah peran serta tenaga kesehat
an dalam memberikan layanan, contohnya melalui penyediaan program pengelolaan pe
nyakit kronis (Prolanis).
Prolanis ini merupakan salah satu program BPJS. Dulunya program ini terlaksana d
engan baik di Puskesmas Bakunase, namun kini terhenti karena adanya beberapa ken
dala. Kendala-kendala tersebut haruslah diminimalkan demi menjamin efektivitas d
an efisiensi program.
Berikut referensi yang saya gunakan dalam menilai pelaksanaan Prolanis di Bakuna
se :
Cooper, H. C., Booth, K., & Gill, G. (2003). Patients' perspectives on diabetes
health care education. Health education research, 18(2), 191-206.
Ostermann, H., Hoess, V., & Mueller, M. (2012). Efficiency of the Austrian disea
se management program for diabetes mellitus type 2: a historic cohort study base
d on health insurance provider's routine data. BMC public health, 12(1), 490.
Abdo, N. M., & Mohamed, M. E. (2010). Effectiveness of health education program
for type 2 diabetes mellitus patients attending Zagazig University Diabetes Clin
ic, Egypt. J Egypt Public Health Assoc, 85(3-4), 113-130.
Abdulhadi, N, Shafaee, MA, Freudenthal, S, Ostenson, CG, Wahlstrom, R. (2007). P
atient-provider Interaction from the Perspective of type 2 Diabetes Patient in M
uscat, Oman:a qualitative study, 7(162), 1-11.
BPJS Kesehatan: Panduan Praktis Prolanis
Park, K. M., Kim, C. N., Park, M. H., Kim, H. R., & Sin, A. M. (2010). Effects o
f Home Visiting Care Program for Patients with Diabetes Mellitus Provided by Pub
lic Health Center.Journal of Korean Public Health Nursing, 24(1), 71-81.
Petek, D, Pavlic, DR, Kersnik, J, Svab, I (2009). Patiebts Adherence to Treatmen
t of Diabetes Mellitus, (48), 11-18.
Torres, HC, Rozemberg, B, Amaral, MA, Bodstein, RCA (2010). Perceptions of Prima
ry Healthcare Professional Toward Their Role in Type 2 Diabetes Patient Educatio
n in Brazil, 10(583), 1-6.
Villagra, V. G., & Ahmed, T. (2004). Effectiveness of a disease management progr
am for patients with diabetes. Health Affairs, 23(4), 255-266.
8 comments:
Mubasysyir HasanbasriNovember 23, 2015 at 5:31 PM
sound good.. saya usul judul:
Mengapa penduduk berpenyakit kronik tetap self medication? Jawabannya: asura
nsi tidak menyediakan cukup..(he he dan lain-lain)
Ke mana penderita diabetes memperoleh obat mereka? Mengapa penderita diabete

s menggunakan obat tradisional? (mengejek jika obat modern tidak mudah diperoleh
, sebagai contoh)
Ok go go go ....

Reply
Mubasysyir HasanbasriNovember 23, 2015 at 5:33 PM
Judul yang kedua ingin juga bercerita pola pengobatan non modern dalam diabe
tes. Jika memang ada, hal itu menarik diungkapkan dan juga potensi bahayanya (ji
ka ada). Jangan-jangan juga ada obat diabetes illegal atau obat palsu...
Reply
Meylani HafizhahNovember 24, 2015 at 12:35 AM
Kemarin ada 1 pasien yg merasa stress karena setelah minum obat dm gula dara
hnya fluktuatif, sehingga beliau memutuskan untuk meminum obat herbal dari daundaunan. Saya juga bertemu dengan seorang pasien yang diabetesnya tidak terkontro
l. Beliau mengadu kurangnya edukasi tentang DM dari tenaga kesehatan. Saya ingin
mengaitkan keterbatasan edukasi tersebut dengan peran program prolanis. Pelaksa
naan prolanis di puskesmas bakunase terhenti sejak sebulan yg lalu, terutama dik
arenakan masalah pendanaan BPJS. Fokus pembahasannya adalah pada realisasi progr
am (dari segi provider).
Jadi apabila saya mengambil usulan judul dari Dokter yg pertama 'Mengapa pas
ien DM memilih self medication?' apakah sesuai dokter? Terima kasih....
Reply
Mubasysyir HasanbasriNovember 24, 2015 at 7:18 AM
Ceritakan ke saya mengapa terjadi masalah pendanaan BPJS sehingga prolanis d
ihentikan. Apa yang diketahui oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmat tentang
hal itu.
Mbak Meylani bisa menulis baik di sisi klien maupun provider. Silakan hal it
u tergantung ketersediaan bahan cerita untuk keduanya. Jadi kita sebenarnya bisa
bercerita sesuai dengan adanya isi cerita itu.
Lupakan judul saya. Itu hanya usulan jangan-jangan anda mempunyai jawaban un
tuk pertanyaan itu. Jika ya, teruskan. Jika tidak, buat judul yang sesuai dengan
isi atau jawaban yang anda miliki.
Reply
Meylani HafizhahNovember 24, 2015 at 12:25 PM
Sebenarnya saya masih belum mendapat banyak penjelasan Dok, karena masih ada
1/2 narasumber terkait yg belum saya wawancarai, kemarin beliau tidak ada di te
mpat. Hingga saat ini informasi yg saya dapatkan sebatas prolanis terhenti sejak
sekitar sebulan yg lalu (terakhir dilaksanakan pertengahan oktober) karena angg
aran bpjs tidak turun. Berdasarkan pemahaman narasumber, prolanis merupakan prog
ram untuk lansia, bukan hanya untuk penyakit kronis, namun di program tersebut p
asien penyakit kronis juga otomatis terjaring karena ada pemeriksaan gula darah.
Agenda prolanis terdiri atas: senam pagi, pemeriksaan, pengobatan, penyuluhan,
dan makan bersama. Dulu bpjs menjatah anggaran untuk prolanis sekitar 1,5 juta,
namun lama kelamaan dipotong hingga tersisa 500 ribu, dan sejak Maret lalu seper
tinya dananya tidak turun. Padahal dana tersebut sangat diperlukan untuk penyedi
aan transport petugas, konsumsi peserta, dipstick/alat pemeriksaan lainnya.
Untuk bagian prolanis lain seperti home visit dan sms gateway sepertinya tid
ak dilakukan. Sebenarnya dulunya sekitar tahun 2012 sempat diadakan program prok
esmas, dimana petugas kesehatan (perawat) melakukan visit ke rumah2 warga untuk
melakukan pemeriksaan dan monitoring. Tetapi pogram tersebut juga terhenti karen
a masalah dana.

Narasumber berharap agar masalah pendanaan ini ditangani sehingga program da


pat berjalan kembali, karena program-program tersebut sangat membantu masyarakat
.
Reply
Meylani HafizhahNovember 24, 2015 at 12:33 PM
Menjawab pertanyaan dokter mengenai mengapa pasien tetap self medication kem
ungkinan disebabkan oleh kurangnya edukasi sehingga pasien tidak tau tentang sel
uk beluk penyakit dan obat yg diberikan.
Pasien DM ada yg mengambil obat di puskesmas dan rumah sakit. Puskesmas hany
a menyediakan obat DM (metformin, glimepiride) untuk 3 hari, dengan tujuan agar
pasien sering datang untuk kontrol. Selanjutnya untuk pasien ASKES bisa mengambi
l obat di kimia farma untuk 1 bulan, sedangkan pasien non-ASKES harus rutin meng
ambil obat di puskesmas per 5 hari. Apabila persediaan obat di puskesmas habis,
pasien harus membeli sendiri di apotek.
Karena urusan kepraktisan, beberapa pasien memilih mengambil obat di rumah s
akit untuk 1 bulan sehingga mereka datang ke puskesmas hanya untuk meminta rujuk
an.
Reply
Meylani HafizhahNovember 24, 2015 at 12:33 PM
This comment has been removed by the author.
Reply
Meylani HafizhahNovember 24, 2015 at 5:43 PM
Selamat siang Pak Mub, saya baru saja mewawancarai seorang narasumber yg ber
kaitan langsung dengan prolanis. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya prolanis tid
ak terhenti. Kendala utama dalam program ini adalah konsistensi partisipasi masy
arakat (masyarakat tidak secara rutin mengikuti prolanis). Kendala lain adalah m
asalah pendanaan, dimana ternyata BPJS memang sengaja memotong anggaran yg diber
ikan bila puskesmas dirasa telah mampu menjalankan program secara mandiri, namun
definisi 'mandiri' ini masih kabur, tidak tau dinilai dari apa. Saat ini karena
pendanaan bpjs berkurang, konsumsi untuk peserta ditiadakan, padahal para peser
ta lansia mengikuti senam dan sebelum kegiatan diminta puasa terlebih dahulu unt
uk px gula darah. Kendala lainnya adalah penjadwalan petugas.

Вам также может понравиться